13. Nasihat Mama

Keesokan harinya, Arfian mengirimkan pesan teks pada Keisha. Arfian meminta Keisha untuk menemuinya setelah makan siang di kantor Arfian. Arfian tidak ingin menciptakan suasana yang nyaman untuk bertemu dengan Keisha. Itulah mengapa Arfian menyuruh Keisha untuk menemuinya di ruangan kantor Arfian dimana Arfian bisa menunjukkan superioritasnya. Arfian harus bertindak tegas pada Keisha.

Hati Keisha sedang berbunga-bunga. Pagi ini, Arfian memintanya untuk bertemu di kantor Arfian setelah jam makan siang. Beruntung hari ini tidak ada jadwal kuliah. Setelah mandi pagi, Keisha langsung menuju dapur untuk sarapan. Pagi ini, Keisha bersemangat mengawali harinya yang terasa lebih indah. Keisha merengek pada mamanya untuk membuat kue-kue favorit Arfian.

"Mah, tolong bikinin Pai Apel sama Pastel sayur dong... Hari ini, Kei mau ketemu sama Kak Fian untuk pertama kalinya dalam waktu enam bulan ini. Kak Fian telefon Kei dua hari yang lalu sih, tapi belum pernah ketemu langsung sejak enam bulan lalu. Kei mau bawain makanan kesukaan Kak Fian. Mau yah Mah tolongin Kei bikinin Pai Apel sama Pastel sayurnya." Rajuk Keisha pada mamanya.

"Dasar anak Mamah yang satu ini. Perhatiannya sama Fian itu udah kaya ke pacar sendiri. Kakak kamu yang lagi di Jepang malah kamu acuhkan. Kasihan kakak kamu itu gak pernah terima telepon dari kamu. Dia cemburu adiknya lebih perhatian sama Arfian." Ujar Arini sambil memasak untuk sarapan.

"Lah, kita kan telepon Abang juga hampir tiap hari, lagian waktu di kita sama di Jepang kan beda. Pas Abang telepon kan Kei udah ngantuk. Emang dasar aja Abang tuh hobinya cemburu." Keisha berbicara sambil memonyongkan mulutnya.

"Kei, Mamah dengar kabar kalau Fian udah punya pacar. Jangan sampai perhatian kamu sama Fian berakibat buruk sama hubungan Fian dengan kekasihnya." Ucap Mama Keisha dengan lembut.

"Ah, Mamah sih gak tahu siapa perempuan yang Mamah bilang pacarnya Kak Fian. Dia itu bukan perempuan yang baik Mah. Dia selingkuh di belakang Kak Fian. Kei tahu kalau perempuan itu pacaran sama laki-laki lain Mah. Sampai tinggal bareng di apartemen." Ujar Keisha geram.

"Hus, kamu jangan bicara sembarangan Kei, jangan sampai tuduhan kamu itu jadi fitnah. Kasihan Fian kalau pacarnya itu kamu fitnah." Arini mengingatkan.

"Kei gak fitnah, Mah. Kejadian perselingkuhan perempuan itu bukan hanya sekadar tuduhan tanpa bukti. Kei punya bukti-bukti berupa foto Mah. Kakaknya Lena yang bantu Kei buat menyelidiki perempuan itu selama satu minggu. Lebih malah, karena sampai sekarang, orang suruhan kakaknya si Lena masih terus melakukan kerjaannya.

"Kamu tuh jangan egois Kei, jangan kaya anak kecil lagi. Sekarang kan kamu sudah kuliah. Pemikiran kamu pun harus disesuaikan. Jangan terus berpikir kalau kamu selalu bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan Kei. Di dunia ini, Tuhan tidak akan selalu memberikan apa yang kamu inginkan. Tuhan akan memberikan sesuatu yang kamu butuhkan. Tuhan lebih tahu tentang apa yang kamu butuhkan. Jadi kamu tuh jangan terlalu ngoyo sama keinginan kamu." Mama Keisha memberikan nasehat yang bijak.

Keisha hanya mangut-mangut saja. Entahlah, apakah dia paham atau tidak dalam mencerna yang dikatakan mamanya.

"Iya, Mamahku sayang. Kei paham kok. Emang Mamah tau apa yang Kei inginkan." Tanya Kei usil.

"Mamah ini mama kamu, yang melahirkan kamu, yang membesarkan kamu. Mamah tahu luar dalamnya kamu, jelek dan baiknya kamu. Kamu itu anak yang baik tapi kamu itu terlalu ngotot dengan keinginan kamu. Mamah tau kalau kamu itu suka sama Fian. Bukan hanya suka sebagai adik kepada kakak laki-lakinya, tapi sukanya perempuan kepada laki-laki. Tapi, Mamah bilang sekali lagi. Fian itu sudah punya kekasih, dia mencintai kekasihnya. Kamu tidak bisa hadir diantara mereka. Kamu harus menyadari bahwa mungkin rasa cinta kamu sama Fian itu bukan lagi cinta yang murni tapi sudah berubah menjadi obsesi. Obsesi ingin memiliki Fian, karena kamu merasa bahwa Fian itu milik kamu sejak kamu masih kanak-kanak."

Mama Keisha mengelus kepala anaknya dengan lembut. Keisha pun tidak tahan untuk mempertahankan tanggul air matanya. Keisha terisak-isak dipelukan mamanya. Walaupun terlihat tomboy dan beringas, jika sudah berhadapan dengan mamanya atau mendapatkan nasihat dari mamahnya, Keisha pasti mengeluarkan air matanya. Keisha akan mudah terenyuh jika mendapatkan nasihat dan perkataan yang lembut, tapi sebaliknya dia akan menantang dengan berani jika dibentak atau dimarahi.

"Keisha gak tau lagi apa rasa cinta Kei sama Kak Fian itu sudah berubah jadi obsesi atau masih cinta murni. Kei gak ngerti lagi Mah. Kei cuma gak rela kalau perempuan itu menyakiti Kak Fian. Kei tahu kalau perempuan itu gak bener Mah. Kei lihat foto dia sama laki-laki lain." Isak Kei.

Sebenarnya mama Keisha sudah mengetahui apa yang terjadi antara Keisha, Arfian dan Early. Arfian menelepon mama Keisha sebelumnya dan menceritakan kejadian sebenarnya, persis sama seperti yang diceritakan Early kepada Arfian. Papa dan Mama Keisha dari dulu memang mengharapkan Arfian menjadi menantu mereka. Mereka melihat Arfian sangat menyayangi Keisha. Malah mama Keisha ingat sekali permintaan Arfian ketika berusia sembilan tahun. Tepat di hari ulang tahun Keisha yang kedua.

"Tante Arin, nanti kalau Keisha sudah besar, izinkan Fian untuk menikah dengan Keisha ya." Pinta Arfian saat itu.

"Aduh Fian, Kei kan masih kecil, tuh lilin ulang tahunnya juga baru ada dua. Nanti kalau Fian sudah besar, mungkin Fian bakalan suka sama perempuan lain. Kasihan nanti Kei ditinggalin Fian."

"Enggak kok Tante. Fian gak akan suka sama anak cewek yang lain. Fian janji, kalau sudah besar nanti Fian bakal jadi suaminya Keisha. Boleh yah Tante?" janji Arfian kecil.

"Iya deh, kalau Fian janji seperti itu. Tante izinin Fian jadi suaminya Kei." Saat itu mama Keisha menganggap angin lalu janji seorang Arfian yang masih bocah. Arini berpikir kalau itu hanyalah janji manis dari seorang bocah yang mungkin akan lupa ketika dia beranjak dewasa. Tak disangka persangkaan Arini sangat tepat. Arfian ternyata lupa dengan janjinya saat berusia sembilan tahun.

Mama Keisha memeluk erat putri kesayangannya. Dia bisa merasakan kesedihan yang dialami oleh Keisha dan hanya bisa mendo'akan yang terbaik untuk putri cantiknya.

"Kei harus janji sama Mamah. Kei gak boleh jadi orang yang jahat demi mencapai apa yang Kei inginkan. Janji?...."

Masih terisak di pelukan mamanya Kei mengucapkan janji untuk tidak menjadi orang yang jahat. "Iya Mah, Kei janji tidak akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan yang Kei inginkan. Hanya izinkan Kei untuk bertindak terakhir kalinya untuk menyelamatkan Kak Fian.

Mama Keisha hanya tersenyum mendengar janji dari putri cantiknya itu.

"Ya sudah lepas ah pelukan kamu. Baju Mamah jadi basah sama air mata kamu. Air mata buaya. Hahaha." Canda Arini.

Kei pun semakin mengeratkan pelukannya. "Kei sayaaaaaaaang banget sama Mamah. Lebih baik Kei kehilangan seribu Arfian daripada dibenci dan dimarahi sama Mamah."

"Mamah mau buat Pai Apel sama Pastel buat Fian. Kamu mau bantuin Mamah gak nih?..."

"Oke, Boss!....."

***************************

Siang hari setelah waktu Dzuhur, Kei sudah siap untuk berangkat menuju kantor Arfian. Kei sudah berdandan cantik sekali dengan sedikit memulas wajahnya dengan make-up natural dan memakai baju baru yang sangat pas menempel ditubuhnya yang mungil. Baru pertama kalinya Keisha memakai dress yang bergaya girly. Keisha mengikat ekor kuda rambutnya lalu diselipkan jepit rambut warna pink pemberian dari Arfian di ulang tahunnya ke tujuh belas. Keisha juga memakai flat shoes yang warnanya senada dengan dress nya. Keisha meminjam flat shoes milik tantenya yang memang bergaya modis. Ini pertama kalinya juga Keisha memakai sepatu model seperti itu, biasanya Keisha memakai sepatu sporty.

Ditangannya sudah ada keranjang berisi makanan kesukaan Arfian buatan Mamanya. Kei pergi ke kantor Arfian diantar oleh supir Papanya. Dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya, Kei naik ke mobil sambil bersenandung riang.

"Si eneng bahagia banget nih. Mau ketemu sama pacarnya yang Neng." Tanya Mang Ujang

"Iiiih Mang Ujang kepo. Cepet Mang jalan, takutnya macet nanti telat deh datang ke kantor Kak Fian."

"Oh, Neng Keisha mau ketemuan sama Den Fian yah?... emang Neng Keisha itu udah jadi pacarnya Den Fian yah?....."

"Mang Ujang, jangan kepo deh. Ayo cepet jalan." sahut Keisha

Di sepanjang perjalanan, Keisha tak berhenti bersenandung riang. Hanya senyum yang tersungging dibibirnya. Keisha benar-benar merasa bahagia. Mang Ujang hanya tersenyum senang melihat putri majikannya yang dia sayangi itu terlihat sangat bahagia. Memang semua pekerja Papanya menyayangi Keisha. Tidak sulit untuk menyayangi Keisha. Sejak kanak-kanak Keisha tidak pernah memandang rendah para pekerja Papanya. Malah Keisha sering bercengkrama dengan supir Papa dan Mamanya dan juga para bibik yang membantu di rumah.

Setelah sampai di tempat parkir. Keisha pun melangkahkan kakinya menuju kantor Arfian dengan hati yang riang gembira. Seperti biasa Keisha langsung naik ke ruangan tempat Arfian bekerja.

Tok tok tok.....

Keisha mengetuk pintu ruangan Arfian.

"Masuk!...."

*************************

1379/5000

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!