Pertemuan antara Fiorentina dan Nayla yang begitu mengharu biru itu terasa sangat singkat padahal mereka sebenarnya sudah menghabiskan waktu seharian untuk bercerita-cerita.
"Nay aku pulang dahulu ya, jangan lupa lusa ajak Ando kerumah kita makan malam bersama" Fiorentina mengundang.
"Baiklah nanti aku akan memberitahukan kepada Ando nanti.
Salam buat kak Agung sama putri kecilku ya" kata Nayla.
Mereka pun berpelukan lagi dan setelah itu Fiorentina pun kembali pulang karena hari sudah sangat sore.
Sampai rumah Fiorentina mendapati sang suami dan putrinya sudah ada dirumah.
"Mas tumben kamu sudah pulang" tanya Fiorentina menghampiri suami dan anaknya yang sedang bersantai di ruang keluarga.
"Iya di kantor tadi tidak terlalu banyak pekerjaan, jadi lebih baik aku pulang saja" jawab Agung santai.
"Ma, pa ada yang ingin Keisya tanyakan kepada mama dan papa" kata Keisya saat mamanya sudah duduk manis disebelah papa nya itu.
"Tumben nak, emangnya ada apa" tanya Fiorentina yang mulai sedikit resah itu.
Dia takut Keisya menanyakan masa lalu nya itu.
"Tetapi mama sama papa berjanji dulu akan menceritakan semuanya kepada Keisya" kata Keisya tegas.
"Baiklah nak" kata papa nya itu.
"Memang sebaiknya kamu harus mengetahuinya sekarang nak" batin Agung.
"Pa, ma maafkan key yang tanpa seijin mama dan papa mencaritahu tentang obat yang selalu key konsumsi ini" kata Keisya sambil menunjukkan obat itu kepada mama dan papa nya.
"Ada apa sebenarnya dimasa lalu key pa, ma" tanya Keisya lagi.
Fiorentina yang mendengar itu sudah gak sanggup membendung air matanya.
Sedangkan Agung mengusap lembut lengan sang istri untuk memberikan kekuatan agar sang istri mau bercerita.
"Ini memang sudah saatnya ma, bercerita lah. Ceritakan semua kepada putri kita" pinta Agung lembut.
Akhirnya mau tidak mau Fiorentina mulai menceritakan awal kejadian itu hingga Keisya sampai menderita trauma yang sangat berat.
Keisya yang mulai sedikit mengingat kejadian itu mulai pusing dan tiba-tiba dia terkulai lemas dan pingsan.
"Key bangun sayang, key ayo bangun" teriak Fiorentina yang melihat putrinya pingsan itu segera menghampirinya dan mengguncangkan tubuh Keisya agar mau bangun.
Sedangkan Agung yang melihat itu segera menelepon dokter keluarga mereka.
Fiorentina yang mulai panik itu segera berlari mengambil minyak kayu putih untuk menyadarkan putrinya itu dari pingsan nya.
Dibalurkan nya minyak kayu putih itu keseluruh tubuh Keisya termasuk kedua telapak kaki dan tangannya.
"Key, please bangun nak. Jangan buat mama takut key" tangis Fiorentina.
"Ma sabar ma, Keisya akan baik-baik saja. Percayalah ma" Agung mencoba menenangkan sang istri.
"Ini semua gara-gara papa. Kalau papa gak menyuruh mama mengatakannya pada Keisya mungkin semua ini tidak akan terjadi" sarkas Fiorentina yang masih dengan menangis menyalahkan suaminya itu.
"Ingat ma, lebih baik Keisya mengetahui sekarang dari pada nanti dia mengetahui kenyataan pahit ini dari orang lain pasti dia akan membenci kita ma" Agung masih berusaha meredam emosi sang istri.
Sepuluh menit kemudian dokter keluarga datang.
"Nyonya, tuan ada dokter Burhan didepan" kata asisten rumah tangga nya itu.
"Suruh langsung kemari saja bi" perintah Agung.
Bibi kembali kedepan dan mempersilahkan dokter Burhan masuk dan menuju ketempat Keisya pingsan tadi.
"Dok cepat perisa putriku ini" pinta Agung.
Dokter Burhan pun mulai memeriksa Keisya dengan sangat teliti.
"Kenapa bisa sampai begini" tanya dokter Burhan yang melihat ada tekanan batin yang sedang dihadapi oleh Keisya.
Akhirnya Fiorentina mulai bercerita dari awal ketika dia datang sampai akhirnya dia menceritakan kejadian 15 tahun silam yang akhirnya membuat Keisya pingsan.
"Berikan obat ini setelah dia siuman" kata dokter Burhan.
Setelah memberikan obat untuk Keisya dokter Burhan pamit undur diri.
Fiorentina yang masih mendampingi Keisya tampak begitu khawatir karena sudah 1jam lebih Keisya belum sadar-sadar juga dari pingsannya.
"Key bangun nak, maafin mama nak. Ayolah key kamu harus bangun sayang" Fiorentina masih meratap menangisi putrinya yang masih pingsan.
Agung hanya bisa menenangkan sang istri dengan mengusap punggungnya untuk memberikan ketenangan padanya walau tidak sedikit membantu juga.
"Sudahlah ma, dia pasti sebentar lagi sadar. Kita tunggu dan berdoa agar dia bisa menerima semua itu dengan ikhlas" kata Agung.
Tak beberapa lama Keisya mengigau " kakek.... kakek Andreas jangan pergi, jangan tinggalkan Arum sama Ando kek" Keisya yang meracau dalam tidurnya itu dan tak beberapa lama Keisya pun terbangun dari pingsan nya.
"Nak kamu sudah sadar nak" tanya Fiorentina yang begitu senang karena Keisya sudah sadar.
Dengan segera dia memberikan obat dan air putih kepadanya.
"Ma Arum sudah sadar ma, kakek Andreas meninggalkan Arum dan Ando ma" kata Keisya yang menangis tersedu-sedu.
"Kamu sudah ingat semua nak" tanya mama nya itu.
"Iya ma, Arum ingat semua ma" kata Arum yang langsung masuk dalam pelukan sang mama.
"Sudah nak, kamu yang ikhlas ya. Kakek Andreas sudah tenang disana. Kamu harus bahagia dan melanjutkan hidup dengan baik dan buat bangga kakek ya" nasehat mama nya.
"Iya nak, kalau kamu bersedih terus kasian kakek Andreas disana, dia akan bersedih juga sayang" kata papanya menimpali ucapan sang istri.
"Iya ma, pa" kata Keisya dan mulai tersenyum lebar.
"Nak tapi ingat jangan sampai kamu menyebutkan nama kecil kamu ya, karena mama dan papa takut orang jahat itu akan datang menyakiti kamu" pesan sang Mama.
"Baik ma, Arum akan ingat pesan mama" jawab Keisya.
"Ya sudah sekarang kamu istirahat ya" kata papanya yang sudah dari tadi telah mengangkat Keisya yang pingsan kedalam kamarnya dan menyelimutinya itu.
Keisya pun kembali merebahkan tubuhnya dan mulai memejamkan matanya setelah meminum obat dari dokter Burhan.
Agung dan Fiorentina yang melihat putrinya itu sudah memejamkan matanya, mereka beranjak keluar setelah mencium kening anaknya.
Sepeninggal mama dan papa nya Keisya kembali bangun dan memandang langit-langit kamarnya.
"Ando dimana dia sekarang, apakah dia masih mengingat aku ya" batin Keisya.
Dia jadi ingat perkataan Ando kecil.
flashback on
Keisya kecil dan Aliando kecil sedang bermain di pantai.
"Kak Ando ayo kita main pasir" ajak Arum dan langsung menggandeng tangan Ando.
Ando yang begitu menyayangi Arum selalu menuruti apapun yang diinginkan Arum.
Mereka main pasir bersama.
"Kak nanti kalau Arum sudah dewasa Arum ingin mempunyai kastil seperti yang kita bangun ini kak. Bagus ya" kata Arum dengan celotehnya yang lucu itu.
"Tentu saja, kamu akan menjadi seorang putri yang cantik jelita dan kakak akan menjadi pangerannya ya" kata Ando waktu itu.
"Kakak janji ya, jangan tinggalin Arum" kata Arum meminta Ando berjanji kepadanya.
"Kakak janji sayang" kata Ando sambil menarik hidung Arum dengan lembut dan gemas.
Setelah menjahili Arum, Ando pun berlari dan dikejar-kejar oleh Arum.
Mereka tampak sangat bahagia bermain diatas pasir putih itu hingga akhirnya mereka kecapekan karena sudah berlarian kesan kemari.
Mereka berdua pun terduduk dihamparan pasir itu.
"Arum nanti kalau aku sudah dewasa, aku akan menikahi mu" kata Ando kecil
"Benar ya kak, kakak gak bohong kan" kata Arum.
Ando mengangguk begitu yakin.
"Arum akan menunggu kakak sampai saat itu terjadi" kata Arum senang.
Flashback off.
"Kak Ando apa kakak masih ingat janji kakak" tanpa dia sadari air mata sudah menetes membasahi pipinya.
Pikirannya menerawang berkelana kemana-mana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Helen Apriyanti
jdoh g kmn .. smngttt kesya..
dn smngttt buat authornya yh smoga sehat sll
2021-08-28
0
Helen Apriyanti
pdhl klian sudh sling ktemu... nmun blm sling mngnl msa llu ..... smngttt Arum/ kesya ... Ando mu ada d dpn mata ...
jgn sll trpuruk dlm msa llu .. mungkin mma kesya tkut klo tau .. jd traa lg y
2021-08-28
0