Keisya yang mendapat begitu banyak saran dari om Beni akhirnya bisa memahami.
"Om apakah saya bisa terlepas dari obat ini, apa tidak ada cara lain biar saya tidak ketergantungan dengan obat ini" tanya Keisya lagi.
"Sebaiknya kamu coba untuk tidak mengkonsumsinya lagi, dan cobalah kamu berdamai dengan dirimu agar suatu saat nanti apabila ingatanmu kembali kamu bisa menerimanya dan tidak akan membuatmu trauma kembali" saran Beni lagi.
"Ini sedikit vitamin yang akan membantumu untuk tidak ketergantungan lagi dengan obat tadi" sambil menyerahkan kan beberapa vitamin kepada Keisya.
"Terima kasih banyak om" dan menerima obat yang diserahkan beni kepadanya.
"Kalau ada apa-apa dan ingin berkonsultasi lagi, kamu bisa menghubungiku saja.
Ini kartu nama ku" pesan beni sambil menyerahkan kartu namanya.
"Baik om, terima kasih banyak" tulus Keisya.
"Kalau begitu saya permisi dahulu ya om, aku dan Lisa ada sesuatu yang mesti kami kerjakan" pamit Keisya dan bersalaman dengan Beni dan tak lupa mencium punggung tangan Beni.
"Ya sudah hati-hati ya" Beni mengingatkan.
"Iya om" kata Keisya.
Akhirnya mereka bertiga keluar dari rumah dan klinik milik Beni.
"Sebaiknya kita segera menyusul Rio dan Riana karena aku gak mau Rio akan semakin kesal nanti" kata Keisya saat mereka didalam mobilnya.
Keisya terus melajukan mobilnya itu dengan kecepatan sedang sambil berbicara dengan kedua temannya itu.
"Bener Key, Rio sebenarnya tidak menyukai Riana makanya dia begitu keberatan tadi saat disuruh pergi bersama Riana" kata Mikha dengan polosnya dan langsung mendapat cubitan dari Lisa.
"Ih apaan sih Lis main cubit-cubit aja, sakit tahu" kesal Mikha yang masih tidak menyadari ucapannya tadi.
"Kau itu yang apaan" menatap Mikha dengan tajamnya.
Akhirnya Mikha baru menyadari kalau dia tadi sudah keceplosan.
"Sebenarnya aku sudah mengetahuinya kalau kalian tidak menyukai Riana. Hanya karena aku saja kalian mau menerimanya bukan.
Aku juga sebenarnya tidak percaya dengan Riana dan aku juga tidak menyukai segala sifatnya itu" jujur Keisya akhirnya.
"Tetapi kenapa kamu sampai mau bersahabat dengannya key" kata kedua temannya hampir bersamaan.
"Semua karena janjiku kepada tanteku dahulu sebelum beliau meninggal pernah menitipkan Riana kepadaku karena Riana tidak memiliki sanak saudara" jelas Keisya.
Flashback
Dahulu Riana merupakan salah satu pegawai di butik milik tantenya itu.
Riana yang dikenal rajin bekerja walau dia sambil kuliah waktu itu.
Tante Diana yang merupakan adik dari mama Keisya tidak mengetahui siapa sebenarnya Riana.
Yang beliau tahu bahwa Riana adalah seorang yang sebatang kara tidak memiliki sanak saudara.
Karena kasihan akhirnya Tante Diana membawa Riana untuk tinggal dirumahnya.
Semenjak itu banyak sekali kejadian dari ART yang satu persatu dipecat oleh Tante Diana karena kedapatan mencuri.
Padahal ART itu semua sudah bertahun-tahun lamanya mengabdi kepada Tante Diana.
Hingga pada saatnya Tante Diana mulai sakit-sakitan Riana lah yang selalu membantunya dan menjaganya selama sakit.
Karena Budi baik Riana akhirnya sebelum Tante Diana meninggal berpesan kepada Keisya agar mau bersahabat dengan Riana itu.
Dan Keisya mau tak mau harus menerima permintaan terakhir Tante Diana itu.
Flashback off
"Key apa kamu tidak mencurigai sesuatu terhadap Riana gitu" tanya Lisa.
"Curiga apa Lis maksud kamu" tanya Keisya yang masih tidak mengerti.
"Kenapa sampai Tante kamu itu begitu sangat mempercayainya padahal dia sepertinya bukan orang yang baik deh" Lisa mengungkapkan apa yang ada dipikirannya.
Tampak Keisya mulai berpikir dengan ucapan yang dilontarkan oleh Lisa.
"Entahlah aku masih bingung deh" kata Keisya masih mencoba mengingat-ingat.
Tanpa disadari mereka sudah berada di mall dimana Rio dan Riana berada.
Mereka turun dari mobilnya dan masuk kedalam mall itu.
Keisya langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Rio
"Rio kamu dimana, aku sudah di mall ini" kata Keisya saat teleponnya itu sudah tersambung ke Rio.
"Aku di butik biasanya kalian belanja, Riana masih memilih-milih baju nih" kata Rio yang tampak sedikit kesal karena harus menunggu Riana.
"Udah buruan aku tunggu di Sushi Sei ya, kamu pesan apa" perintah Keisya sekaligus bertanya.
"Seperti biasanya key.
Bentar lagi aku kesana" kata Rio.
"Oke aku tunggu ya bye" kata Keisya dan mengakhiri panggilan nya itu.
Keisya, Mikha dan Lisa menuju ke sebuah resto makanan Jepang yaitu Sushi Sei.
Mereka memesan tempat private room untuk 5 orang.
Pelayan itu menunjukkan tempat private room untuk 5 orang.
Mereka bertiga pun memasuki ruangan itu dan mulai memesan makanan.
Mereka juga memesankan makanan untuk Rio dan juga Riana.
Setelah mencatat pesanan mereka pelayan itu meninggalkan ruangan itu tetapi sebelumnya Keisya memberi pesan kepada pelayan kalau nanti temannya datang disuruh langsung diantar kesini.
"Key apa tidak sebaiknya kita mencari tahu sebenarnya Riana itu siapa gitu, masalahnya selama ini kelihatan banget deh kalau itu seperti ada dendam tersendiri dengan kamu.
Apa kamu tidak menyadarinya" kata Lisa yang mulai membuka pembicaraan.
"Iya key benar tuh Lisa.
Aku sampai heran sama dia tuh kenapa sikapnya gitu amat ke kamu,
kalau ada uang aja langsung deh dia.
Seperti orang gak pernah lihat uang aja" kata Mikha membenarkan ucapan Lisa.
"Sebenarnya sih pernah terlintas di benakku, tapi aku malas cari ribut aja.
Kan kamu tahu sendiri dia seperti apa" kata Keisya.
Saat mereka asyik mengobrol tiba-tiba Rio dan Riana datang.
"Seru amat lagi ngomongin apaan sih" tanya Riana sedikit sinis.
"Oh ini tadi kita habis ketemu dokter yang sangat tampan sekali, ya gak key" kata Mikha memberi alasan.
"Iya, duh mana dokter itu baik banget" Lisa berkata-kata seakan terkagum-kagum dengan dokter itu.
"Yang bener kalian, kenapa tidak kasih tahu aku sih" kata Riana yang mulai masuk dalam perangkap kebohongan Mikha.
"Eits, mana bisa kasih tahu kamu. Kan kamu sama Rio lagi berbelanja tadi" kata Mikha.
"Iya juga sih, apa kalian punya no hp nya" tanya Riana penasaran.
"Mulai tuh lihat uang sama cowok bening langsung deh semangat amat kaya wanita gak bener aja" batin Lisa yang jengah melihat tingkah laku Riana.
"Kami gak punya tuh" Kata Lisa bersamaan dengan datangnya pelayan masuk membawa pesanan mereka.
Pelayan itu menaruh semua pesanan itu diatas meja.
"Terima kasih ya" kata Keisya kepada pelayan itu.
"Sama-sama nona" balas pelayan itu dan pergi undur diri.
Mereka berlima menyantap makanan itu sambil mengobrol ringan.
"Eh key tadi aku seperti melihat mama kamu deh di sebuah butik ternama gitu" kata Rio.
"Oh ya, benarkah Rio" tanya Keisya yang ragu.
"Beneran key, butik itu adalah langganan semua artis, para pejabat tinggi dan juga kalangan pengusaha terkenal lho" Kata Rio meyakinkan sahabatnya itu.
"Kenapa kamu tidak menghampirinya" tanya key lagi.
"Gak enak lah key, nanti dikiranya aku minta belikan baju juga" kata Rio sengaja ingin menyinggung Riana.
"Kenapa kamu gak bilang sih Rio, kan kalau aku tahu pasti aku samperin" kata Riana.
Semua temannya hanya mencibir saja.
"Hmmm dasar manusia materialistis" batin Rio yang eneg melihat gaya Riana.
"Kan kamu nya dah nyelonong duluan ninggalin aku tadi ke toko sepatu sama tas" kata Rio.
"Sudah-sudah kita lanjut makan aja ya" kata Keisya yang tahu nanti akhir-akhir nya pasti akan ribut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Helen Apriyanti
smngtttt kak
2021-08-25
0
Helen Apriyanti
lnjutttt kak
2021-08-25
0