"Vidi ... jangan pergi."
Chandra tersenyum pahit, bahkan di tengah tidurnya, Nadia memanggil nama itu dengan merana dan sedih. Pasti sulit sekali bagi Nadia untuk melupakan sosok Vidi yang selama ini diharapkan untuk jadi pendamping hidupnya. Namun, nyatanya Nadia justru menikah dengan pria lain yang sangat jauh dari ekspektasi. Lelaki seperti dirinya.
Drrt drrt
Handphone di atas tempat tidur bergetar, bukan milik Chandra tetapi milik Nadia yang berada di sisi tempat tidur. Dengan tangan panjangnya, Chandra meraih benda canggih itu dan melihat nama penelepon.
Incoming calls from Vidi Sayang ....
Deg!
Perlahan, Chandra melepas pelukan Nadia dari tubuhnya dan membawa handphone itu bersama dirinya ke luar kamar. Dengan perasaan tak enak, Chandra pun menerima panggilan itu.
‘Nad! Akhirnya kamu angkat teleponnya!’ Terdengar suara serak Vidi menyapa Chandra yang terdiam di tempatnya berdiri. Chandra tidak akan bicara sepatah kata pun, sebab Chandra tahu tingkahnya sekarang saja sudah melanggar aturan, dia sembarangan mengangkat panggilan di handphone milik orang lain.
Vidi terkekeh, namun terdengar pula suara isakan.
‘Katanya kamu menikah. Hh ... selamat.’
‘Tapi ... apa kamu cinta sama suami kamu itu?’
‘Aku tahu ini lancang, aku nggak berhak tanya begini sama kamu.’ Vidi lagi-lagi tertawa, dan Chandra menguping dengan dada bergemuruh tak nyaman. Pertanyaan Vidi yang diberikan untuk Nadia nyatanya membuat Chandra benar-benar merasa tersudut.
‘Nad, apa buat kamu semudah itu buat ngelupain semua kenangan kita?’
Bip. Chandra mematikan sambungan telepon bahkan sebelum Vidi menyelesaikan kalimatnya. Chandra kemudian masuk kembali ke kamar, melihat Nadia tertidur dengan pulas dan tenang. Chandra sama sekali tidak berani menceritakan peristiwa yang terjadi malam itu pada Nadia. Sebab, Chandra terlalu takut jika ia mengalami penolakan yang sama seperti setahun yang lalu.
***
"Saya tahu kamu sudah sangat siap menikah, tapi ... bukan dengan saya. Saya tidak mau kamu terlalu berusaha keras untuk menjadi istri saya. Saya belum melihat ketulusan kamu, Nadia."
Chandra mendesah pelan, napasnya terdengar sesak dan berat. Pria jangkung itu bangkit dari atas ranjang dan tersenyum dipaksakan pada Nadia.
Malam itu, Chandra memutuskan untuk kembali ke ruang tengah rumah Nadia, dia memberikan Nadia waktu setidaknya sampai besok pagi agar gadis itu bisa melakukan sesuatu yang tidak ingin Chandra lihat.
Memang benar sih, seharusnya Chandra marah dan tidak terima jika Vidi kembali menghubungi Nadia. Namun, marah pun rasanya tidak akan berguna, saat hati Chandra pun sebetulnya masih belum menyerah begitu saja terhadap Nellie.
Nadia membiarkan Chandra pergi begitu saja, tanpa melarangnya ataupun untuk tetap tinggal di sisinya, Nadia merangkak di atas tempat tidur dan menaruh handphone yang telah mati ke dalam laci. Dia menyembunyikan wajah dibalik kedua telapak tangannya yang kini bergetar. Harus bagaimana Nadia sekarang ini? Karena dia yang terobsesi untuk melupakan Vidi dan menikahi Chandra, justru ia telah menghancurkan perasaan orang lain yang tengah dibangun dengan susah payah.
***
Chandra sudah berpakaian dengan rapi, tas ransel ukuran besar berisi perlengkapan seragam, serta koper yang isinya pakaian ganti yang ia bawa kembali ke Flores. Lelaki itu pamit kepada seluruh keluarganya, termasuk papa dan neneknya Nadia yang ikut hadir untuk mengantar Chandra ke bandara.
Nadia berada di sana, sama sekali tidak banyak bicara sejak kejadian Vidi kembali menghubunginya. Ia hanya bicara pada Chandra mengenai hal sepele, sisanya mereka tidak banyak berdiskusi apa pun.
Sebetulnya, keluarga mencurigai jika pasangan itu bertengkar, tetapi mereka sama sekali tidak mau ikut campur. Juga, Chandra selalu mengatakan kalau mereka baik-baik saja.
"Hati-hati, ya. Nanti kalau sudah sampai, kamu bisa telepon, 'kan?" ucap ibu khawatir.
Chandra tersenyum. "Iya, Bu. Saya pasti langsung menghubungi Ibu setelah sampai di kantor dinas. Kalau saya sudah sampai rumah dinas, di sana tidak akan ada sinyal sama sekali."
"Hm ... awas, bekerja jangan lupa istirahat, ya. Sekarang, kamu sudah punya istri. Harus jaga diri baik-baik!" peringat nenek Merry yang sebenarnya tidak rela melepas Chandra yang masih berstatus pengantin baru harus pergi begitu saja ke Flores yang jauh dan terpencil.
Lagi-lagi Chandra memberikan anggukan pada nenek dan ibunya.
"Jangan khawatir, ini bukan pertama kalinya saya pergi. Aneh, biasanya Ibu dan Ayah tidak pernah mengantar saya dengan melankolis seperti sekarang, hehe." Chandra terkekeh, para orang tua tampaknya sedikit berlebihan setelah Chandra menikah.
Nadia masih diam di tempatnya, memandang Chandra lebih jauh dibandingkan anggota keluarga lain. Kedua mata Nadia berair dan tampak sembab. Ada rasa bersalah yang sangat banyak, mungkin karena itu pulalah Nadia merasa bagian dalam dadanya terasa diganjal sesuatu, menelan pun Nadia sulit ketika harus melepas Chandra, bahkan Nadia belum mengucapkan maaf pada suaminya itu.
Chandra tersenyum, tanpa diduga pria itu mendekat ke arah Nadia dan menangkup kedua pipi Nadia dengan lembut. Nadia tertunduk, entah ini bentuk kepura-puraan di hadapan orang tua atau memang benar Chandra sama sekali tidak masalah dengan kejadian kemarin. Namun, Nadia pada akhirnya terisak pula dalam genggaman kedua tangan suaminya.
".... kamu, mau pergi sekarang?" tanya Nadia dengan wajah bak anak kecil, wajah mungilnya memerah padam, dan Chandra mengangguk.
"Hm, cuti saya sudah habis."
Nadia perlahan mendongak, dan Chandra memberikan senyumannya.
"Jadi, seperti ini rasanya meninggalkan orang terdekat pergi dinas," gumam Chandra dengan kekehan pelan.
Nadia masih tak sanggup bicara, tetapi ia ingin sekali menyampaikan banyak hal untuk Chandra.
"Gimana emangnya ...?"
"Aneh. Mendadak, saya ingin bersama kamu sehari lebih lama."
"Kapan kamu pulang?" tanya Nadia setelah tangisannya mereda, dia malu karena sejak tadi nenek dan papanya memperhatikan.
"Enam bulan dari sekarang ... atau mungkin satu tahun kemudian." Chandra mengusap air mata Nadia, tepat di bagian pipinya pria itu dengan sengaja sedikit mencubitnya. Membuat Nadia tertawa paksa.
"Lama. Kita bahkan belum sempat ...."
"Shh ...." Chandra menutup bibir Nadia dengan telunjuknya, pria itu tersenyum lagi, sangat teduh dan membuat perasaan bersalah Nadia semakin menumpuk.
"Boleh saya peluk kamu di sini?" tanya Chandra.
Nadia mengangguk seperti orang bodoh, gadis itu lebih dahulu memeluk Chandra, meremas seragam tentara yang dikenakan suaminya itu dengan amat keras. Chandra pun ikut terhanyut, dia bisa merasakan debaran jantung Nadia menyentuh dadanya. Gadis itu sangat kecil dalam pelukannya, Chandra bisa saja membuat Nadia pingsan jika pria itu memeluknya dengan erat dan gemas.
Ibu dan Ayah Chandra hanya bisa tersenyum hangat melihat adegan tersebut. Sementara nenek dan papa Nadia menggeleng-gelengkan kepalanya ketika melihat Nadia bersikap begitu berbeda di hadapan Chandra.
"Saya pergi. Kamu, jaga kesehatan baik-baik. Jangan terlalu sering konsumsi obat tidur," ucap Chandra sambil mengusap-usap punggung Nadia.
Nadia mengangguk kecil dalam pelukan suaminya.
Chandra memasuki gerbang keberangkatan, dan pergi meninggalkan kenangan singkat antara dirinya dan Nadia. Dia adalah penumpang pesawat paling gagah siang itu. Wajahnya, pakaiannya, dan seluruhnya yang ada pada diri seorang Chandra memang layak untuk dikagumi. Nadia hanya dapat menatap punggung tegap suaminya itu dengan wajah cemberut. Bisakah selama enam bulan itu, Nadia bertahan dan menumbuhkan perasaannya terhadap Chandra? Atau mungkin sekarang ini, Nadia sudah merasakan sesuatu perasaan terhadap Chandra? Sehingga ia menangis seperti sekarang?
Sejak tadi, kamera wartawan tidak henti mengabadikan momen antara Nadia dan suami perwiranya. Mungkin sudah ratusan foto siap edar untuk dijadikan bahan berita. Nadia tidak memedulikan itu. Saat melambaikan tangannya ke arah pers, Nadia melakukannya dengan setengah hati, ditanya tentang ini itu pun Nadia hanya menjawabnya dengan senyum kecil.
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Sandisalbiah
hadehh... yg deretan aja penuh dgn semasa lah.. ini sambubg LDR an... semoga jarak dan waktu bisa menata hati mereka menjadi lebih peka dan dewasa...
2023-10-21
0
Dalis Watini
nyimak dullu thor
2022-06-25
0
Umma Athaya
suka sama alur ceritanya 😍,tapi penasaran sebenarnya bang loreng(Chandra)bertugas di Flores bagian daerah mana ya?🤔soalnya aku juga orang Flores ni,Thor 🤭
2022-04-28
0