"Kamu ... mau saya seperti apa, kalau saya jadi suami kamu nanti?"
Nadia terkejut, ekspresi Chandra yang datar namun pertanyaannya yang cukup manis itu membuat Nadia tersenyum dibuatnya. Gadis itu menepuk pelan lengan Chandra dengan lembut sambil tertawa kecil.
"Kenapa?" tanya Chandra keheranan.
"Enggak ... saya pikir, kamu lucu. Kenapa kamu nanya gitu?"
Chandra terlihat berpikir. "Hm ... saya rasa, untuk menjalin sebuah hubungan tidak cukup dengan komitmen atau surat resmi dari pihak tertentu. Melainkan terpenuhinya keinginan masing-masing dari diri kita satu sama lain. Maka dari itu, saya bertanya demikian." Nadia manggut-manggut. "Oke ... saya nggak banyak minta macam-macam. Saya mau kamu jadi diri sendiri seperti biasanya. Jadi suami yang sewajarnya saja, kayak ayah kamu ke ibu kamu."
Chandra bingung, dia tidak pernah melihat bagaimana sikap orang tuanya di rumah.
"Tapi ...."
"Kenapa?" Sekarang Nadia yang bertanya.
"Saya sudah tidak tinggal di rumah sejak usia saya 20 tahun."
"Ah ... kalau begitu, kita pendekatannya secara alamiah saja," ucap Nadia menenangkan. Soalnya, kalau Chandra mikir membuat Nadia merasa bersalah. Orang kaku dan datar disuruh mikir, Nadia keterlaluan!
"Saya tidak mau kamu merasa terbebani dengan profesi saya yang sering tugas di luar daerah," ucap Chandra dengan tenang. Nadia mengangguk dengan ucapan suaminya itu.
"Saya mau, kamu menjaga diri dengan baik. Karena, saya tidak bisa terus bersama kamu di waktu-waktu tertentu."
Mendengar hal tersebut membuat Nadia berpikir ulang untuk melangsungkan pernikahannya dengan Chandra yang merupakan seorang abdi negara.
"Satu minggu setelah pernikahan benar-benar resmi, saya akan kembali ke Flores," tandas Chandra dengan lembut.
"Hm, makasih atas semua kekhawatiran kamu untuk saya. Saya juga nggak mau bikin kamu merasa terbebani karena profesi saya sebagai publik figur, mungkin akan ada beberapa perubahan setelah kita menikah. Mungkin kamu akan banyak difoto hanya untuk berita gosip."
Chandra tersenyum. "Tidak masalah ... oh, iya, nenek bilang saya harus mencoba pakaian pengantin. Di mana pakaiannya?"
"Oh ... pakaiannya lagi di perjalanan. Teman saya yang nganterin," jawab Nadia sembari mengajak Chandra untuk masuk ke dalam rumah, karena sejak tadi mereka justru betah diam di teras rumah.
***
Nadia menarik napasnya dalam-dalam sebelum ia diantar keluar oleh Liza dan neneknya untuk memasuki teras belakang rumah, tempat di mana Chandra sudah berada di sana bersama dengan keluarganya dan penghulu.
"Cantik banget, Nad ...!" pekik Liza dengan gemas ketika melihat sahabatnya mengenakan kebaya dengan rok batik berwarna cokelat keemasan. Rambut panjang Nadia disanggul dengan riasan siger Sunda dan bunga melati segar menuruni kedua bahunya.
Make up Nadia tidak terlalu berlebihan, tetapi Nadia luar biasa cantik dan tampak berbeda dari biasanya. MUA yang bertugas sebagai perias pun cukup terkesan dengan aura pengantin cantik sederhana yang Nadia tampilkan kali ini.
Nadia tersenyum kaku saat Liza memujinya, sementara nenek tidak bisa berkata apa pun selain tersenyum haru ketika mengantar cucu satu-satunya itu untuk menuju pelaminan.
"Nek, kenapa?" tanya Nadia khawatir pada sang nenek.
Jalan mereka lambat sekali menuju teras, itu dikarenakan Nadia yang gugup untuk mengakhiri masa lajangnya bersama seorang lelaki yang sama sekali tidak pernah ia kenal sebelumnya.
Nenek memaksakan senyum. "Neng, sehat-sehat, ya. Semoga hidup bahagia selalu," ucap sang nenek dengan air mata menuruni pipinya.
Nadia mengangguk, sementara Liza yang mendengar doa nenek jadi sedih dibuatnya. Nadia sudah tidak punya mama, dan selama ini hanya papa dan neneknya lah yang mengurus Nadia.
Nadia berusaha untuk tegar dengan menahan tangisannya, gadis itu tersenyum amat ceria hari itu.
"Hm ... pasti, Nek!" ujar Nadia sungguh-sungguh.
Nadia melihat sekeliling rumahnya yang begitu indah, bunga-bunga segar yang dipersiapkan oleh tim dekorasi menghiasi setiap sudut rumahnya. Nadia terpukau dengan keindahan itu, padahal semalam rumahnya tidak tampak seperti ini.
Ada bunga hortensia putih di setiap sudut yang dipadukan dengan babybreath dan calla lily, dibandingkan rumah tempat itu terlihat seperti taman bunga sekarang. Nadia melangkah semakin dekat menuju pelaminan.
Ada banyak kursi yang sudah diisi kerabat dan juga pejabat tinggi tempat Chandra bekerja, mereka duduk rapi untuk menyaksikan proses ijab kabul. Nadia mengedarkan pandangannya, suasana sangat baik dan hangat, tidak ada reporter dari gosip yang meliput pernikahan ini.
"Nad, wartawan semua nunggu di luar rumah loh. Nggak gue kasih ijin masuk!" Beritahu Liza seolah tahu isi pikiran Nadia.
"Kok bisa?"
"Prajurit calon suami lu nggak main-main. Satu kompi datang cuma buat jagain doang! Haha ... kocak sih, tapi gue rasa dia udah perhitungan masalah ginian bakal ada. Soalnya, dia tahu kalau nikah sama artis."
Nadia terkikik, dia tidak bisa mengontrol senyumnya.
"Mempelai wanita datang ... berjalan pelan-pelan untuk segera melangsungkan ijab kabul," sambut MC.
Sontak seluruh mata tertuju pada Nadia yang baru saja tiba di teras belakang rumah. Nadia sangat gugup, dia tidak bisa mengontrol ekspresi wajahnya sekarang.
Chandra yang sejak tadi duduk di hadapan papanya Nadia, menoleh ke arah Nadia ketika MC mengabarkan pada semua orang kalau pengantin wanita sudah datang.
Pukul 8 pagi waktu setempat, Nadia telah duduk di samping Chandra. Gadis itu berdebar tidak karuan, ia tidak bisa melirik ke arah Chandra sama sekali. Nadia hanya menunduk sambil menautkan kesepuluh jemarinya.
Chandra menelan salivanya kasar dan susah payah. Tangannya sudah digenggam erat oleh papanya Nadia selaku wali pernikahan untuk segera melangsungkan ijab kabul. Tidak ada gelarnya sebagai Jenderal sekarang, sebab saat ini Chandra adalah mempelai pria yang tak kalah gugup dari siapa pun.
Joy tersenyum berseri-seri di tempatnya duduk, dia menyandarkan kepala pada bahu ibunya. "Bu ... lihat deh, kakak." tunjuk Joy dengan gemas ke arah Chandra yang kaku seperti patung.
"Hust! Kamu ini, bisa-bisanya ngetawain kakakmu," ucapnya sambil melotot. Ibu kembali serius untuk menyaksikan pernikahan putranya kali ini.
Joy terkikik, tetapi dalam hati gadis itu berdoa semoga pernikahan ini diberi keberkahan dan kebahagiaan.
***
Semuanya mengucapkan selamat pada pasangan pengantin yang telah resmi, karena tamu yang diundang hanya keluarga dan kerabat dekat saja, maka pesta dengan kesan mewah dan elegan itu telah selesai dengan baik dan khidmat. Apalagi dilakukan pula prosesi pedang pora di mana keharusan seorang prajurit TNI ketika menikah digelar, Nadia sampai memegang erat-erat lengan suaminya karena begitu takjub, sebab baru pertama kalinya Nadia menyaksikan hal sedemikian rupa. Apalagi di pernikahannya sendiri.
"Kaki kamu sakit?" tanya Chandra di atas pelaminan, Nadia tampak tidak nyaman dengan sepatu hak tingginya sebab beberapa kali Chandra memergoki istrinya itu melepas sepatunya berulang kali dan mengganjalnya dengan kapas.
Nadia tersenyum dipaksakan. "Lumayan sih, tapi sudah biasa kok. Ini karena sepatunya nggak nyaman. Aku nggak biasa pakai yang gini," keluh Nadia dan mencoba untuk tersenyum pada tamu yang datang.
"Oh, mungkin terlalu lama berdiri saat pedang pora, ya?" Nadia mengangguk.
Chandra tersenyum tipis. "Maaf ...."
"Hehe ... kenapa minta maaf?"
"Karena ... belum apa-apa, kamu sudah kesulitan."
"Apa sih, nggak usah mikir yang aneh-aneh. Saya baik-baik saja, kok! Saya sudah biasa pakai high heels. Apalagi kalau lagi ada acara TV, bisa jadi seharian pakai high heels. Beauty is pain," jelas Nadia pada Chandra.
"Cantik tidak boleh menyakiti diri sendiri. Kamu tidak boleh seperti itu, ya?"
Pipi Nadia memerah. "Apa sih," gerutu Nadia dengan jengkel, kan nggak lucu baru kenal dan langsung menikah masa Nadia harus jatuh cinta duluan pada suaminya? Nggak!
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Sandisalbiah
lebih ke penasaran akan hubungan mereka kedepannya, akan banyak perbedaan kebuasan hidup dan lingkungan.. istri TNI bakal di tuntut buat dampingi suami bertugas nantinya... istilahnya jd ibu persit atau apa lah.. nah Nadia harus rela meninggalkan dunianya kan...? belum lagi nanti bakal ada guncangan perihal sang mantan...
2023-10-21
0
Aryati Alfareza
aku yg kelepek" ini aaaahhhh🥰🥰🥰🥰🥰🥰😍😍😍😍😍😍
2023-05-16
0
susi 2020
🙄🙄😍😘🥰
2023-04-04
0