Sepulang dari kantor Rasya, Akila kembali ke hotel. Akila membaringkan tubuhnya, kembali teringat akan kesepakatan nya dengan Rasya.
Tak masalah hanya menjadi kekasih pura pura dan setelah itu aku tidak akan berurusan lagi dengannya.
Sial, dasar buaya buntung sudah dua kali dia mencium bibirku, bahkan dengan bibir kotornya itu, ntah sudah berapa banyak wanita yang diciumnya.
Akila bergidik ngeri membayangkannya, tangan perlahan refleks memegang dan mengusap bibirnya.
Aku harus hati hati, jangan sampai dia menciumku untuk yang ketiga kalinya.
...****************...
Akila bangun dengan penuh semangat, mandi dan check out dari hotel. Kemaren Giska berhasil mendapatkan rumah untuk mereka tempati, dan pagi ini rencananya mereka akan pindah kesana.
Tak banyak yang dia bawa, hanya pakaiannya saja, karena semua barang barangnya masih tertinggal di Jepang.
"Lili, mbak akan kembali ke Jepang, kemaren perusahaan yang membatalkan kontrak kembali menelpon mbak, mudah mudahan mereka mau menggunakan mu kembali." ucap Giska
"Benar mbak?" Akila tak percaya
"Iya, mbak juga terkejut. Mbak akan meninggalkan mu sendiri, ingat jaga dirimu selama nggak ada mbak, jangan kemana mana dan jangan buat sesuatu yang bisa menghancurkan karirmu."
"Iya mbak. Kapan mbak berangkat?"
"Sore ini, semua jadwal mu sudah mbak tulis di buku itu, mbak juga akan ingatkan lagi nanti. Semoga saja semua kembali seperti semula dan karirmu kembali gemilang."
"Amin"
...****************...
Deeert....deeert
ponsel Akila berdering, nomor tak dikenal tertulis disana.
Siapa yang menelpon ku? bahkan ini nomor pribadiku, tak mungkin papa dan mama karena aku sudah memblokir semua nomor mereka.
Deert..derrrt..
Akila tersadar dari lamunannya, langsung dia angkat tanpa bersuara.
"Kenapa lama sekali mengangkatnya?" omel Rasya dari seberang.
"I..ini..." belum juga selesai Rasya sudah memotong ucapannya.
"Ini aku Rasya, aku cuma mau bilang siang ini aku ada meeting, nanti temui aku di kafe JJ jam lima sore, jangan membuatku menunggu." Tut.....panggilan terputus, bahkan Akila belum mengatakan apapun.
Cowok sinting, sesuka hatinya saja. Emang dia pikir aku ini babunya! Main perintah aja, awas kau kadal, tunggu pembalasanku.
"Siapa?" tanya Giska
"Rasya mbak"
"Sebaiknya selesaikan urusanmu dengannya secepatnya, dan jangan lagi berurusan dengan pria seperti itu, ingat dia lah yang telah menghancurkan karirmu."
"Iya mbak,"
...****************...
Akila mengantarkan Giska ke bandara setelah itu dia pergi menemui Rasya di kafe JJ, Akila duduk dan menunggu Rasya di ruang VIP yang sudah dipesan Rasya sebelumnya. Sudah lima belas menit menunggu tapi orang yang di tunggu tak juga datang.
Akila yang kesal pun beranjak berdiri, namun belum sempat dia melangkah, Rasya sudah tiba dan membuka pintu.
"Sudah lama menunggu?" tanya Rasya berbasa basi.
"Belum,"
"Duduk!'
Rasya duduk tepat di depan Akila yang masih saja berdiri.
"Katakan, aku tak punya banyak waktu." ucap Akila ketus.
"Duduk," ucap Rasya dan menarik tangan Akila hingga akhirnya dia juga duduk di depannya.
"Ingat, akting mu harus benar benar natural, aku akan bilang ke mama kalau kita sudah berpacaran selama satu tahun, dan aku merahasiakan ini karena karirmu, profesi mu sebagai model yang mengharuskan kita merahasiakan hubungan ini, apa kau paham!"
Akila mengangguk, "Aku tak suka makan pedas, dan jika mama bertanya dimana pertama kali bertemu, katakan jika kita bertemu pada sebuah peragaan busana."
"Mengapa tidak mengatakan jika kita bertemu di klub?" tanya akila dengan senyum simpul.
"Jangan macam-macam, dan jangan mengacau, kau harus ingat jika kau gagal, kau harus bayar 1 milyar atau aku akan..."
"Ok, ok. Gitu aja ngancam. Ada lagi? jika tidak aku permisi." ucap Akila
"Tunggu, ada satu lagi. Jangan coba coba jatuh cinta padaku, karena aku mencintai wanita lain."
"Hahahaha....anda terlalu percaya diri. Tenang saja, Aku tidak mungkin jatuh cinta pada pria sombong, angkuh dan arogan seperti anda. Anda bukan tipe saya." jawab Akila dengan senyum mengejek.
"Baguslah, aku hanya mengingatkan saja."
"Dengar tuan muda sombong, aku memang miskin tapi aku tidak tertarik dengan hartamu, paling juga masih minta pada orang tua, justru aku yang takut kau jatuh cinta padaku. Aku pergi dulu, bye..." Akila berlalu meninggalkan Rasya.
Rasya kesal dan marah, dengan mudahnya Akila mengatai dirinya sombong, arogan dan tadi apa katanya, dia masih minta pada orangtuanya. Sial, lagi lagi gadis kecil itu mengatai ku, akan ku tunjukkan siapa aku sebenarnya.
Setelah pertemuan sore itu semua kembali seperti biasa, Akila dengan aktivitasnya dan Rasya juga sibuk dengan urusan kantor nya.
Tring....sebuah pesan masuk ke ponsel Akila.
"Siang ini, aku jemput. Jangan kemana mana."
"Pesan dari siapa sih, kok jadi bengong!' tanya Alena temen seprofesi Akila.
"Eh, enggak dari siapa siapa kok!'
'Yuk, lanjut."
Akila kembali melanjutkan pekerjaan nya. Hingga pukul tiga semua berakhir, Akila keluar gedung bersamaan dengan Rasya yang baru saja tiba.
"Masuk" ucapnya tanpa turun dari mobil. Akila masuk ke dalam dan Rasya langsung melajukan mobilnya. Setengah jam berlalu tanpa ada yang memulai pembicaraan, hingga Rasya berbelok ke sebuah butik terkenal.
Rasya turun dan berjalan masuk, tanpa membukakan pintu untuk Akila, "Dasar kadal nggak ada manis manisnya." omel Akila sambil mengekor dibelakang Rasya.
"Mbak, pilihkan gaun terbaik untuknya"
"Mari nona ikut saya," ucap pelayan dengan ramah.
Rasya duduk menunggu di sofa, sementara Akila memilih gaunnya. Akila keluar dengan gaun hitam, belahan dada rendah, namun panjang. Rasya menggelengkan kepalanya. Terlalu seksi bathinnya.
Akila kembali mencoba gaun yang lain, berwarna biru muda, sedikit terbuka dibelakang, namun terlihat sangat cantik dqn pas ditubuh mungilnya.
"Aku mau yang ini" ucap Akila sambil terus menatap dirinya di cermin.
"Ok, aku ambil itu" ucap Rasya.
Dia juga membeli tas dan sepatu yang cocok untuk Akila. Terakhir dia mengajak Akila membeli perhiasan. Sebuah kalung, dengan liontin berbentuk hati.
"Kita berangkat sekarang, butuh waktu tiga jam untuk sampai di Jakarta." ucap Rasya.
Akila setuju.
Mereka berangkat, Rasya memilih menyetir sendiri. Padahal bisa saja dia meminta supir untuk mengantarkan nya, sedangkan Reno dia sibuk mengurus kantor. Ditengah perjalanan Akila tertidur,mungkin karena dia merasa lelah dan mengantuk. Rasya membiarkan nya dan terus melajukan mobilnya.
"Lila, bangun." Rasya mengguncang bahu Akila untuk membangunkannya.
"Kita sudah sampai?" tanya Akila sambil mengumpulkan nyawanya. Dirinya masih tampak bingung melihat ke kanan dan kiri.
"Ayo turun!" lagi Rasya berbicara dengan ketus .
Akila turun, dia menggeliat meregangkan otot ototnya yang terasa pegal dan kaku, selama dalam perjalanan tadi.
"Bawa turun belanjaan mu, cepat!'
"Bawain donk, loe kan cowok. Ngga ada pekanya!" cebik Akila
"Bodo!, buruan...'
"Iya, iya..." sungut Akila mengambil tas belanjaan nya dan menentengnya memasuki lift menuju apartemen Rasya.
"Masuk, loe bisa pakai kamar itu. Buruan mandi dan bersiap. Jam delapan kita harus sudah sampai disana."
"Ini apartemen loe bagus juga" ucap Akila sambil berjalan masuk.
Akila langsung masuk kedalam kamar, mandi dan bersiap. Rasya juga masuk kedalam kamarnya yang berada dilantai dua, dia juga segera bersiap.
Jam setengah delapan, Akila keluar, dia sudah berdandan cantik dengan gaun berwarna biru muda, rambut panjangnya di blow dan biarkan tergerai dibelakang, bagian depannya dia beri jepitqn, ditambah make up tipis menambah kecantikan wajahnya. Rasya terpesona dan terdiam beberapa saat melihat kecantikan Akila. Cantik, ucapnya di dalam hati
"Ayo" ucap Akila membuyarkan lamunan Rasya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
gia gigin
Terpesona kan😄
2022-08-25
0
Tuty Tuty
awaassloiih jatuh bangun ngejar lilian staaa, 😂😂😂😂keren banget thor
2021-12-19
0
ariasa sinta
5837
2021-12-15
0