Sore hari Akila bersiap siap.Dia sedikit berdandan tipis dengan celana jeans pas dan kaos lengan panjang, dia keluar rumah. Tetap modis dan cantik, Akila mengikat rambutnya tinggi keatas memperlihatkan leher jenjangnya yang selalu menjadi pusat perhatian kaum lelaki.
Akila turun dari taksi dan menemui Nindy yang sudah menunggunya di depan hotel.
"apa kamu sudah lama menunggu?"
"Belum, aku juga baru sampai." jawab Nindy. Lalu keduanya berjalan masuk ke hotel dan langsung menaiki lift menuju klub malam yang berada dilantai paling atas.
Sudah hampir dua jam mereka menunggu tapi yang ditunggu tak kunjung tiba, "Aku rasa dia tidak akan datang malam ini, kita turun saja dan tanyakan langsung kamarnya pada resepsionis." ucap Akila
"Baiklah, ayo turun."
Akila dan Nindy menaiki lift menuju lantai dasar dan langsung menuju meja resepsionis.
"Maaf mbak mau tanya, pengunjung yang berasal dari Indonesia yang menginap disini, ada di kamar berapa ya?" tanya Akila
"Maaf kalau boleh tahu dengan nama siapa ya mbak?'
"Saya juga tidak tahu, saya mau mengantarkan tasnya yang tertinggal di butik saya kemarin, dia seorang pengusaha muda bersama dengan seorang asisten, yang aku tahu dia berasal dari Indonesia.
Mbak Coba cek lagi ada berapa banyak yang berasal dari kata Indonesia,?"
"Maaf mbak pengunjung dari Indonesia bermana bapak Rasya dan asistennya pak Reno, Mereka sudah cek out tadi pagi."
"Sudah cek out?' tanya Akila tak percaya.
Resepsionis mengangguk.
"Boleh saya tahu siapa namanya dan apa nama perusahaanya?"
" Rasya dari Bagas Corporindo, mbak."
"Ok terima kasih mbak."
Akila dan Nindy pergi dari sana, kembali dengan perasaan kecewa, bagaimana tidak orang yang dia cari sudah pulang ke Indonesia dan dia menjadi gelandangan disini karena semua kerjasama dengan berbagai perusahaan dibatalkan. Dan dia semakin yakin jika itu ulah Rasya.
Akila dan Nindy kembali kerumah masing masing. Akila memandangi apartemen yang sudah delapan bulan dia tempati. Walau kecil, tapi aku sudah merasa cukup nyaman tinggal disana. Sedih juga jika aku harus meninggalkan tempat yang sudah memberiku banyak kenangan. Tapi bagaimana lagi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dilain tempat, Rasya sudah kembali ke rumah orangtuanya. Dia disambut hangat oleh sang mama.
Chelsea adik perempuan nya juga berada di rumah.
"Halo kak, gimana kabarnya?" ucap Chelsea menyapa Rasya
"Kakak baik, kapan kau sampai?" tanya Rasya balik.
"Aku sampai kemarin malam. Sayangnya papa tidak ada dirumah, papa ada urusan penting ke Thailand.
"oh ya, kapan papa perginya?"
"kemarin pagi, buru buru sekali ada hal penting katanya." jawab mama.
"Oh ya ma, selamat ulangtahun. Semoga mama panjang umur, dan makin cantik." Rasya memberikan paperbag di tangannya kepada sang mama.
"Sayang terima kasih, tapi bukan ini yang mama inginkan. Mama mau menantu nak,"
"Ma! protes Rasya
"Dengar, nak. Usiamu juga sudah tidak muda lagi. Mama juga sudah tua, mama ingin sekali melihatmu menikah dan memiliki cucu yang lucu dan imut. Apa itu salah? bahkan diantara semua teman mama, hanya mama yang belum memiliki menantu dan cucu.' ucap mama sedih.
"Mama kan bisa menikahkan Chelsea." jawab Rasya enteng.
"Rasya, sampai kapan kau akan seperti ini. Mama nggak mau tahu jika di pesta ulangtahun mama kamu nggak juga membawa calon istri mu, jangan salahkan mama jika mama menjodohkan mu dengan anak sahabat mama."
Rasya bangkit dari sofa dan berjalan ke kamarnya. Bosan dengan pertanyaan yang itu itu saja. "Memangnya kenapa jika dia belum juga menikah, usianya juga nggak terlalu tua baru tiga puluh tahun. Lalu kenapa mamanya malah mendebatnya?"
Rasya membanting tubuhnya di kasur empuk yang jarang dia tiduri. Sebenarnya dia rindu kembali dan tinggal dengan keluarganya, tapi Rasya menjalankan bisnis papanya yang berada Bandung dan hanya beberapa kali dalam sebulan dia kembali ke Jakarta, bahkan kadang berbulan bulan dia tak sempat pulang. Alasannya tetap sama Rasya malas mendengar ocehan sang mama yang menginginkan dia segera menikah.
"Aku tak mau dijodohkan, aku akan memikirkan caranya agar mama tak lagi memaksa ku menikah dalam waktu dekat ini"
Rasya bangkit dan menelpon sahabatnya. Farel. Farel adalah sahabatnya sejak SMA, walau jarang ketemu karena kesibukan masing masing, namun mereka saling berkomunikasi lewat telpon. Farel sendiri sudah menikah dan punya dua orang anak.
"Halo, assalamualaikum"
"Waalaikum salam, ada apa gerangan pak bos yang sibuk menghubungi ku jam segini?" ucapnya sambil terkekeh.
Farel paham jika seperti ini temannya ini pasti sedang badmood.
"Aku lagi gabut, aku tunggu di tempat biasa."
"Tapi sya, gue ijin dulu ma binik gue, ntar dia ngambek lagi kalau gue nggak pamit."
"Buruan gue tunggu."
"Roman romannya loe habis dimarahi Tante sindy nih, loe dipaksa kawin, hehehe" lagi farel mentertawakan nya.
"Sialan loe, awas kalau lama"
Tut....panggilan terputus.
Rasya bangkit , mandi dan bersiap menemui farel. Dia turun dengan pakaian rapi.
"Mau kemana Kak?" tanya Chelsea penasaran.
"Mau ketemu farel, mumpung lagi di Jakarta."
"Yah, kirain mau jemput kakak ipar buat dikenalin ke kita, ya kan ma?"
Mama mengangguk."Ingat, jika sampai pesta ulang tahun mama kamu nggak ngenalin calon istri mu, mama yang turun tangan. Pokoknya kamu harus sudah menikah tiga bulan lagi, mama nggak mau tau."
"Nggak bisa gitu donk ma!"
"Nggak bisa apanya, umurmu sudah semakin tua, tiga bulan lagi sudah tiga puluh satu tahun, tapi kamu nggak pernah ngenalin pacar kamu ke mama, mama takut jangan jangan kamu.."
"Aku normal ma!" bentak Rasya prustasi.
"Aku akan bawa calon istri ku di pesta ulangtahun mama, tapi ingat, aku nggak mau ada komentar apapun tentangnya."
Setelah bicara Rasya melangkah keluar rumah.
Bu Cindy dan Chelsea hanya memandangi kepergiannya dengan sedih. "Mama lakukan ini demi kamu nak, kamu saja yang nggak tahu siapa Dewi yang sebenarnya."
Dewi adalah mantan kekasih Rasya, Rasya sangat mencintainya dulu, hingga dia buta dan tak mendengarkan apa yang dikatakan orangtuanya. Dewi bukan wanita baik, dia mendekati Rasya karena dia anak orang kaya, dan dia berselingkuh dengan oranglain. Tentu saja Bu Cindy tidak tinggal diam. Dia memilih memisahkan dewi dari kehidupan anaknya, sejak saat itu, Rasya tak pernah lagi berpacaran serius. Jika ada gadis yang dia bawa ke pesta atau jamuan, itu hanya sebagai teman kencan bukan kekasihnya.
"Sudah lama menunggu?" sapa farel dan mengambil kursi didepan Rasya
"Baru juga sampai,"
"Hai, ada apa denganmu? kau terlihat sangat kusut. Santai bro."
Lagi farel coba mencairkan suasana.
"Gue pusing, oh ya loe mau pesan apa?" tanya Rasya dan dia memanggil pelayan.
Setelah memesan makanan dan minuman, mereka melanjutkan mengobrol. "Jadi maksud loe tante Cindy mau menjodohkan loe?"
Rasya mengangguk. "Tapi loe tahukan, gue nggak percaya sama cewek. semua cewek sama aja mereka mendekati gue karena ada maunya."
"Nggak semua cewek kayak gitu, sya. Lihat gue, gue bahagia dengan menikah. Loe belum dapat yang cocok dengan loe. Coba lihat gue, gue dah punya dua bontot, benar kata Tante sebaiknya loe dijodohin aja."
"Sialan loe, gue kesini buat cari solusi, loe malah kayak nyokap gue.
"Nyokap minta gue bawa calon istri gue di hari ultahnya Minggu depan, gue pusing. Boro boro calon istri pacar aja gue nggak punya."
"Ya udah, loe ambil aja salah satu cewek yang ngejar ngejar loe, Karina kelihatanya suka ma loe, dia juga anak pengusaha kaya, gue yakin nyokap loe pasti suka."
"Gue nggak mau. Jadi apa nanti anak gue kalau nyokap nya kayak gitu."
"Atau loe cari aja cewek cantik yang nggak suka ma Leo, tapi emang ada cewek kayak gitu?" ucap farel tak yakin.
Tiba tiba Rasya teringat dengan cewek bar bar yang dia temui di Jepang. Gadis kecil itu lumayan cantik, dan dia tidak terpesona dengan gue, apa aku manfaatkan aja dia, aku paksa buat jadi pacar pura pura ku, aku nggak perlu repot karena dia tidak menyukai ku. Pasti dia kebingungan saat ini, karena aku menghancurkan karirnya,
"Woy, loe melamun!" cebik farel.
"Kayaknya gue dapat cewek kayak yang loe bilang."
"Maksud loe" tanya farel bingung
Rasya menceritakan pertemuannya dengan Liliana, ya yang dia tahu gadis itu bernama Liliana.
"Gue akan membuatnya menemui gue, dan gue pasti bisa membuatnya menuruti semua kemauan gue."
"Apa loe yakin?"
"Pasti, thanks ya bro. Pasti menyenangkan membuat gadis bar bar tunduk pada perintah gue, heheh" Rasya terkekeh.
Keduanya melanjutkan pembicaraan mereka hingga jam sepuluh malam mereka berpisah dan kembali ke rumah masing masing.
Didalam kamarnya Rasya tersenyum senang, dia baru saja mendapatkan kabar jika semua kontrak kerja sama dengan Liliana dibatalkan dan itu sesuai perintahnya. Besok dia akan mengirimkan orangnya untuk merekrut Liliana di Agency miliknya. Dan setelah itu, dia akan mulai membalaskan dendamnya.
Rasya tersenyum lebar membayangkan rencananya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
gia gigin
Last play the game🤣🤣
2022-08-25
0
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
menyimak dulu lah
2022-04-25
1
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞 ZY ᵇᵃˢᵉR⃟✇⃟ᴮᴿ⸙ᵍᵏ
seru dari dendam jadi cinta
2022-02-06
0