...LIKE DULU DONG!!!!...
...~...
Setelah keluarnya Bibi Nam dari kamar Tuan mudanya, kamar pun sudah kondusif kembali.
Dengan si Bos yang meminta maaf atas apa yang terjadi beberapa menit lalu.
"Maafkan aku, honey. Aku tidak tau jika Bibi Nam belum keluar dari kamar kita."
"Cih, kamar kita, kamar mu itu. Kenapa bawa-bawa kata 'kita' tidak sudi aku." Gumamnya dalam hati.
"Sebelumnya sudah aku peringatkan kalo waktunya tidak boleh terlalu lama, yang berakibat seperti saat tadi, untung Bibi Nam tidak menolehkan wajahnya kearah kita yang tengah telanjang polos ini." Sambungan lagi.
"Sinting, salah siapa kalo kita telanjang polos kayak gini, kalo bukan karena kau laki-laki laknadd, cih malah kau salahkan orang lian, jelas-jelas kau yang salah, kau yang bod**h, dia harusnya pinter dong punya rumah gede kayak gini juga punya banyak asisten rumah tangga, tapi otaknya di taro dimana? Apa di jual? Digadaikan, cih." Gumam Gadis dalam hatinya kembali merutuki kebodohan si Bos.
"Ayo kamu duduk dulu, honey." Ucapnya sembari menuju ranjang lalu tak lupa ia lepaskan terlebih dahulu si lontong barulah Gadis duduk dengan nyaman.
"Lontong kamu lepas dulu dari Goa, Moms yah." Ucapnya pada si lontong panjang berdaging itu.
"Apa katanya, Moms. Siapa yang dia panggil dengan kata 'Moms' mulai lagi tingkah anehnya." Sambungnya lagi dalam hati.
"Honey, aku ke kamar mandi lagi yah, aku sakit perut sekali kamu tunggu disini. Ingat jangan macam-macam! Kau tau kan akibatnya jika kau berulah." Ancamnya telak pada Gadis.
"Iya, aku akan diam disini."
"Good, kau diam disini. Tapi aku ingin memberikan kamu ciuman panjang juga yang terbaik untukmu."
Segera ia merengkuh tubuh telanjang polos Gadis mendekat padanya, serta kedua tangannya ia letakkan di pinggang ramping Gadis serta kedua tangan Gadis diletakkan di sisi kanan kiri leher si Bos.
Cuuup
Ciuman pun berlangsung dengan sangat lama, serta suara cecapan lidah saling melilit pun terdengar.
Gadis merasa pasokan oksigen dalam tubuhnya berkurang, segera ia memukul-mukul dada atletis si Bos.
"Maafkan aku, honey. Aku terbawa suasana, ini masih ada sisa jangan kau hapus, biar aku saja." Ucapnya saat melihat masih ada sisa saliva yang tertinggal di sudut bibir Gadis, Gadis yang reflek pun hendak mengusap, sudah terlebih dulu si Bos yang mengusap dengan jari telunjuk serta ia jilat habis saliva itu.
Segera ia menuju kamar mandi lagi dengan membawa kotak hitam yang berukuran besar, guna membuka topeng wajah kulit motif tato karena ia kembali melupakan jika si kulit itu tidak boleh terkena air hangat.
Secepat mungkin ia mencuci wajahnya dan mengganti topeng kulit dengan yang baru, karena Bibi Nam sudah diperingatkan menyiapkan beberapa topeng kulit tersebut dalam jumlah banyak dan dimasukkan kedalam kotak hitam yang berukuran besar.
Setelah dirasa sudah kering serta nyaman, kemudian ia memakai kembali topeng kulit wajah itu dan menghampiri Gadis untuk memakan makanan yang Bibi Nam bawakan.
Si Bos pun mendekatkan troli yang berisikan sarapan pagi mereka yang terlewat, lalu ia kembali memangku Gadis dengan si lontong sudah bertengger di dalam Goa Gadis.
"Ayo buka mulutmu, aaaa." Gadis pun membuka mulutnya dan memakan dengan lahap, karena ia juga merasa lapar.
"Pintar, akan ku selang-seling satu sendok kau satu sendok aku dan seterusnya."
Gadis mengangguk kepalanya saja.
Hendak si Bos menyuapkannya kembali tapi terhenti akan ucapan Gadis.
"Tu...tuan, boleh kah aku meminta baju, aku sudah tidak tahan dengan keadaan tubuh telanjang polos seperti ini serta aku kedinginan walau hanya menggunakan selimut tebal." Gadis sedikit takut untuk mengutarakan keinginannya, walau sudah pasti akan di tolak mentah-mentah oleh si Bos, karena di awal pertama ia sudah melakukan kegiatan senang-senang ia tidak diizinkan memakai baju.
Toh ia mencoba kembali. Walau hasilnya sudah pasti Nihil.
Si Bos yang mendengar ucapan Gadis pun sedikit mengetatkan otot rahangnya dan memasukkan paksa suapan sendok yang berisi makanan kedalam mulut kecil Gadis.
"Tidak, sekali tidak tetap tidak, kau tidak akan ku berikan baju, karena aku capek jika harus merobek dahulu pakaian yang ku gunakan dan itu membuang waktuku untuk bersenang-senang."
"Kau juga jangan lupa, kau akan hangat dengan kegiatan senang-senang kita, apa kau lupa kau berkeringat saat aku menggempur habis tubuhmu yang indah ini, HAH." Ucapnya dengan tangan sudah bergerilya di daerah kedua benda gantung kenyal milik Gadis.
Gadis tidak menjawab ia hanya bisa menundukkan kepalanya dengan mengigit bibir bawahnya untuk menahan amarahnya karena bisa saja air matanya lolos tanpa ia minta.
"Dan setelah kau ku beri istirahat cukup, kau yang akan memulai juga memimpin pergerakan kita dalam bersenang-senang, kau pasti bisa sudah beberapa hari kau ku gempur, kau harus melebihi ku, jangan lupa puaskan aku, seperti aku memuaskan dirimu yang selalu mendes***h dengan sangat merdu di telinga ku. Paham kan kamu, honey!"
"I...iya, Tu...Sayang."
"Ah, satu lagi, panggil aku dengan kata 'sayang', aku tidak mau mulut mu ini memanggil ku dnegan kata 'Tuan'. Oke, honey!"
"Cih, kau memang 'Tuan ku' hanya titah kamu yang aku dengar, tidak bisa nego atau berkata tidak, aku hanya budak naf***su di matamu saja, Tuan laknadd." Gumam Gadis dalam hatinya.
"Jawab, honey. Kenapa kau melamun, hemm?"
"Iy...iya..Tuan."
"Sayang dong honey, coba panggil."
"Iya...saa....aaayang." Dengan terpaksa mulut kecil nan imut Gadis mengeluarkan kata sayang untuk si Bos.
"Sudah kita lanjutkan makan, setelah itu kau minum obat juga susu dan tidurlah nyenyak. Supaya kau memiliki tenaga untuk memuaskan ku saat kau sudah beristirahat dengan sedikit waktu yang ku tentukan."
"Emm." Hanya itu yang keluar dari mulut kecil Gadis.
Mereka pun melanjutkan makannya hingga habis tak tersisa, obat juga susu sudah Gadis minum.
Di lepaskannya si lontong dari Goa untuk memudahkan si Bos mengobati pusat Gadis yang perih dan sedikit membengkak itu.
"Tidurlah, aku akan oleskan salep seperti biasa ke bagian inti mu."
Diselimuti Gadis hingga batas lehernya, lalu ia mengambil salep dan mengoleskannya ke bagian inti Gadis yang perih juga sedikit membengkak.
Sebelumnya ia singkirkan terlebih dahulu selimut supaya ia bisa leluasa mengobatinya, dengan kedua kaki juga paha yang ia buka lebar-lebar untuk memudahkannya.
Si Bos pun sudah selesai mengoleskannya kemudian ia selimuti kembali seluruh tubuh Gadis serta ia menjauhkan troli makanan yang sudah habis, ia pun naik keatas ranjang tepat di samping kiri Gadis, terlebih dahulu ia masukkan kembali si lontong panjang berdaging itu ke Goa Gadis.
"Seperti biasa si lontong harus masuk Goa supaya tidurku nyenyak dan kau juga pasti akan tidur sangat sangat nyenyak."
Sebenarnya Gadis belum lah sepenuhnya tertidur, karena aktifitas si Bos yang memasukkan si lontong pada Goa nya, yang mana membuat tidurnya terusik.
"Kenapa harus masuk terus, bukannya nyenyak tapi aku tidak bisa bergerak sama sekali, sekali aku gerak dan ku pastikan aku tidak akan bisa lepas dari laki-laki bastard ini. God kapan penyiksaan ini berakhir, Gadis sudah tidak tahan lagi." Gadis menangis dalam hatinya dengan lama-kelamaan ia tertidur pulas.
Si Bos pun dengan sengaja merapatkan badannya dengan badan Gadis, kedua benda gantung kenyal milik Gadis ia himpit dengan kedua dada kekarnya itu dan mengelus-elusnya.
Dielus-elusnya kedua benda gantung kenyal milik Gadis, serta sesekali ia mengelus kedua pipi serta surai lembut hitam legam rambut lagi, hingga ia pun tertidur dengan pulas seperti Gadis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Zaskia cayang ZayZaenal
aiii por no nye 🙈🙈🙈🙈
2023-07-10
0
Neti Jalia
aku mampir kk🤗🙏
2021-10-01
0
𝑅𝒶𝓇𝒶𝒮𝑒𝓁𝓋𝒾𝓃𝓏𝒶𝒶
siapa coba yang suruh gx pake baju
semangat ka slalu menunggu up
2021-08-10
4