...LIKE DULU DONG!!!!...
...~...
"APA!"
Asisten Roy terkejut bukan mainnya, yang ia tahu si Bos hanya tidak menggunakan si karet untuk melakukan kegiatan senang-senangnya, ditambah juga si Bos memiliki kelainan dalam berfantasi dengan perempuan. Tapi ini mengapa ada obat-obat yang membuat Gadis supaya cepat hamil.
WHAT!
DIA TIDAK DI BERITAHU!
Beberapa pemikiran terlintas di benak asisten Roy.
"Bibi, kenapa gitu? Setau Roy, si Bos hanya menyuruh sama minta obat oles untuk daerah pusat Gadis jika perih, kenapa ada obat semacam penyubur gitu, padahal saya tidak suruh Dokter Brand, Bibi?"
"Entahlah, Nak. Yang Bibi tau pada saat itu ada kurir yang datang membawa berbagai jenis obat-obatan dan si kurir langsung menelpon Dokter Brand, terus Bibi disuruh bicara sama Dokter Brand supaya memastikan Bibi lah yang menerima semua jenis obat-obatan itu, juga Bibi kaget pada saat Dokter Brand mengatakan ada obat penyubur kandungan untuk perempuan Tuan. Bibi hanya memastikan dan mengecek semua obat yang diucapkan oleh Dokter Brand tanpa berani bertanya, Nak." Ucap Bibi Nam panjang lebar.
"Oh God."
"Bibi, pasti tau dengan jelaskan bagaimana kebiasaan Tuan muda kita dengan kegiatan senang-senangnya dengan semua perempuan?" Sambung asisten Roy kembali.
Bibi Nam hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Semua dibawah kendali si Bos, saya gak tau apa-apa ini, Bibi. Lalu saya dapat kabar dari Tuan dan Nyonya Besar Bos akan pulang beberapa hari ini, tapi tepatnya saya kurang tau, saya takut pada saat itu Tuan dan Nyonya Besar Bos tau keberadaan Gadis dan mengusir."
"Tenang, Nak. Pasti Tuan muda akan mengatasinya, bisa Bibi pastikan kalau Tuan muda sangat-sangat sayang dan cinta pada Gadis, hingga ia tidak mau melepaskannya. Tuh kan, Bibi jadi gosip sama kamu, yang ada nanti Tuan keburu selesai mandi, nanti Bibi kena aungannya kalau sudah murka, hahaha."
"Bibi...Bibi...bisa aja, ya sudah Bibi segera meluncur, Roy mau ke kantor, bye Bibi." Pamit asisten Roy dengan mencium tangan Bibi Nam.
"Hati-hati, Nak. Jangan kebut-kebutan bawa mobilnya.
"Siap, Bibi."
Asisten Roy yang segera pergi meninggalkan paviliun menuju perusahaan dengan sedikit perasaan takut akan kedatangan Tuan dan Nyonya Besar Bos yang dapat dipastikan akan ada banyak drama didalamnya.
Sedangkan Bibi Nam menyiapkan sarapan untuk Tuan mudanya juga Gadis dengan dibantu oleh Mbak Ratih dan Mbak Fitri serta tak ketinggalan sprei bersih yang dibawa dengan kerang baju kotor.
"Ratih...Bibi minta tolong siapkan sarapan Tuan sekarang dengan sayuran bening, kalian bisa cepat kan membuat sayur bayam bening dengan irisan bawang putih saja, kalo kamu Fitri kamu ambil sprei bersih juga jangan lupa keranjang baju kotornya juga, Bibi minta tolong sekali, sedangkan Bibi membuat susu untuk Nyonya muda. Maaf ya Bibi minta tolong terus supaya kita cepat selesai. Go...Go...Semangat!!"
"Santai aja, Bibi. Ini juga kan tugas kita." Jawab Mbak Ratih.
"Iya, ini kan memang semua dari tugas kita." Timpal Mbak Fitri.
"Semangat!!" Ujar ketiga dengan mengepalkan tangan keatas.
...~...
Kamar Utama Si Bos
Ia sudah bangun dan masih asik dengan menatap Gadis yang masih terlelap, karena mereka baru berhenti tepat pada saat pagi menjelang.
"Kamu cantik sekali, honey. Tidak akan ku biarkan kamu pergi dari sisiku, walau Mami juga Papi menolak aku akan berusaha meyakinkan mereka hanya kau kau Gadis yang akan menjadi satu-satunya perempuan yang akan menjadi pendamping hidupku hingga kita menua bersama juga hanya kau yang akan mengandung juga melahirkan anak-anak kita kelak."
Si Bos pun mencium kening Gadis lama dan masih melanjutkan aksinya mencium kembali semua yang ia sukai, jangan lupakan si lontong masih didalam Goa Gadis, ia pun merapikan anak rambut Gadis yang berantakan akibat kegiatan bersenang-senang mereka.
'Kau harus bisa melayaniku hari ini, aku ingin kau yang memulainya, sayang."
Tangannya terus bermain-main di seluruh tubuh Gadis dan tak terlewatkan se-inci pun.
Hingga sayup-sayup mata Gadis pun terbuka.
"Pagi, honey." Sapanya dan mencium sekilas bibir Gadis, Gadis hanya diam tak menjawab sapaan itu.
Ia masih tidak bisa melupakan semua perbuat yang membuatnya tidak bisa berdiri atau pun pergi, karena setiap detik menit jam dan hari pun ia selalu jadi bahan bersenang-senang oleh laki-laki bastard yang di sampingnya itu.
"Kenapa tidak menjawab sapaan ku, honey?"
"Masih bertanya kenapa, hello...kamu bod*h apa memang bod*h." Gadis hanya bisa menjawab dalam hatinya saja, jika ia bersuara dengan kalimat itu bisa dipastikan si Bos itu akan murka dan berakibat ia akan melakukan kesenangannya lagi dan lagi hingga lupa waktu juga makan pagi atau siang bahkan malam pun suka terlewatkan.
"Saya capek, Tuan." Gadis hanya bersuara lirih karena sudah energinya terkuras oleh ulah si Bos itu.
"Tunggulah, kita mandi dulu baru sarapan, sebelumnya aku telpon Bibi Nam supaya menyiapkan sarapan kita."
"Bukan mandi tapi kau akan melakukan kegiatan senang-senang itu terus sampai aku mengigil kedinginan" Ucap Gadis dalam hatinya.
"Cih, lama sekali Bibi Nam angkat telponnya."
Si Bos menggerutu akibat panggilan teleponnya belum juga diangkat oleh Bibi Nam.
"Rasain, itu akibatnya gak akan ada yang mau angkat telpon karena kau laki-laki yang suka memerintah dan selalu mau dituruti." Ucap Gadis dalam hatinya sangat bahagia karena si laki-laki bastard itu menelpon tapi belum juga diangkat seseorang.
Setelah menunggu sekitar 20 menit akhirnya suara Bibi Nam terdengar juga.
"Kenapa lama sekali Bibi angkat telpon ku, HAH!"
"......"
"Emm, seperti biasa Bibi panggil dulu aku dan jika tidak ada jawaban Bibi masuk sendiri, oh ya, kemarin pakai lagi kunci yang Bibi gunakan kemarin."
Tanpa menunggu jawaban dari Bibi Nam ia langsung mematikan panggilan dan meletakkan kembali ponselnya di meja samping ranjangnya.
Si Bos yang sebentar lagi selesai dari menelpon Bibi Nam, sedangkan Gadis hanya menatap kosong yang ada di hadapannya.
"Aku sudah tidak kuat lagi Ayah...Ibu...tolong Gadis, Gadis gak kuat, Gadis mau ikut Ayah sama Ibu aja hiks hiks." Sekuat tenaga Gadis menahan gejolak kesedihan didalam hatinya dengan mengigit bibir bawahnya supaya tidak mengeluarkan isak tangisnya, yang mana jika sampai terdengar si Bos pasti Gadis akan di tampar atau pun di maki habis-habisan.
"Ayo, honey...let's go kita mandi." Senyum smirk nampak di sudut bibirnya.
Ucapan si Bos pun mengalihkan lamunan Gadis.
"Lagi, lagi, lagi dan lagi...Capek."
Hanya itu yang ada dalam hati dan juga fikiran Gadis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Zaskia cayang ZayZaenal
taubat taubat
2023-07-09
0
Afrida Suston Niar
cinta atau obsesi?
2021-08-29
1
𝑅𝒶𝓇𝒶𝒮𝑒𝓁𝓋𝒾𝓃𝓏𝒶𝒶
WHAT
jahaha ikutin kaka tor T4
semangat up tiap hari
2021-08-08
4