...LIKE DULU DONG!!!!...
...~~~~...
BB Group
Di sebuah ruangan yang berada di lantai 15. Seorang laki-laki tinggi, tampan, putih juga disertai sorot mata hitam legam yang tajam tengah sibuk dengan berkas-berkas dokumen yang sedang ia baca teliti.
Seakan bosan dengan aktivitas yang monoton, karena sudah beberapa minggu ini ia tidak berkunjung ke sebuah bar yang tidak terlalu mewah dan besar, itu juga seakan itu hanya bar ala orang yang berkunjung dengan dompet tipis, tapi jangan khawatir walau bar yang sering laki-laki itu kunjungi jauh dari kata mewah jangan tanya pelayanan serta pekerjanya.
Número uno
"Kenapa gak selesai juga ini dokumen." Sejenak ia letakkan kembali berkas dokumen itu lalu tak lama ia menekan tombol pada telepon yang ada di samping meja kerjanya.
"Roy, segera ke ruangan!" Tanpa menunggu jawaban dari si penerima telpon ia segera mematikannya begitu saja.
Tok
Tok
Tok
"Masuk!"
"Ada yang bisa saya bantu, Tuan Muda Bos?" Tanya dengan menundukkan wajahnya kepada si Tuan Muda Bos nya.
"Duduk lah."
"Terima kasih, Tuan Muda Boss."
Roy sudah duduk di sofa yang ditunjuk oleh Tuan Muda Bos nya dengan duduk dengan tegap dan tatapan mata yang fokus menghadap si Tuan Muda Bos.
"Kamu sudah dapatkan informasi yang aku minta beberapa hari lalu, Roy?" Dengan melonggarkan paksa dasi yang ia kenakan seakan mencekik lehernya beberapa jam lalu.
"Apakah mengenai asal-usul dari perempuan pemilik Bar Rafaeli, Tuan Muda Bos?"
"That's right, bagaimana sudah ada titik terang? Saya tidak mau lama menunggu, sudah muak saya perempuan seperti dia tidak layak menjadi Mamih dari bar itu, dari penampilan yang bisa ku lihat dia dari keluarga yang berada."
"Sudah saya kirim melalu surel, Tuan Muda Bos. Sepertinya semua yang Tuan Muda Bos ucapakan itu benar adanya."
"Baik, duduklah dulu kau, Roy." Menjeda perkataannya sebelum melanjutkannya kembali "Buatlah minuman yang kau mau, aku akan membaca ini terlebih dahulu."
"Baik, Tuan Muda Bos."
Segera si Tuan Muda Bos itu membuka laptop dan membaca surel yang sudah dikirimkan oleh Roy sang asisten pribadinya bisa juga sebagai bodyguard, Sekretaris si Tuan Muda Bos berbeda di kantor ataupun untuk mendampingi ia di saat sedang melakukan hal yang "Menyenangkan".
"Kerja bagus, jadi begitu ceritanya tidak menyangka, akan ku cari sampai tuntas sampai ke akar, aku ingin mendapatkannya melihat dari si Mamih yang begitu cantik pasti putrinya bisa dipastikan tidak kalah cantik." Si Tuan Muda Bos hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dan ia sudah bertekad.
"Apalagi yang mau si Tuan Muda Bos lakukan, gak kebayang semua penuh kejutan, aku hanya bisa diam dan mengikuti semua keinginannya." Asisten Roy hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah si Tuan Muda Bos.
"Good job, Roy! Akan ku beri kau uang jajan tambahan buat mu, karena sudah mengerjakan tugas yang ku suruh."
Segera berdiri ia menghampiri asistennya duduk di sofa tunggal lainnya, ia sudah terlebih dahulu menyampirkan jas di kursi kebesarannya lalu dasi yang ia lepas dan buang sembarang tidak ketinggalan kemeja yang ia lipat asal.
"Tuan Muda Bos, kenapa berpenampilan seperti ini? Apakah masalah ada yang mengganjal di fikiran? Asisten itu bertanya dengan hati-hati takut si Tuan Muda Bos marah.
"Pusing aku, Roy."
"Saya harus berbuat apa supaya pusing, Tuan Muda Bos hilang?"
"Aku ingin berpesta di Bar Rafaeli, sepertinya menyenangkan, apalagi ini malam minggu pasti Mamih Veliz sudah banyak pekerja baru, aku lagi ingin berpesta yang menyenangkan, Roy."
"Baik, Tuan Muda Bos. Apa saya hubungi terlebih dahulu Mamih Veliz, supaya Bar Rafaeli di kosongkan?"
"Tidak perlu, kau ini masih kaku aja. Kau tau, Roy!? Aku ingin berbaur dan melihat-lihat para jalan" murahan itu dengan bebas."
"Baik."
"Kau tunggulah aku untuk mandi, aku sedang malas pulang ke Mansion jadi ku putuskan mandi disini, dan suruh Bibi Nam kirim satu set baju yang biasa aku kenakan untuk pergi tempat menyenangkan itu, Roy!"
"Baik, Tuan Muda Bos."
Hendak membuka daun pintu, alangkah terkejutnya ia mendengar penuturan si Tuan Muda Bos nya itu.
"Bilang jangan pakai lama titik."
Asisten Roy hanya bisa menghembuskan nafasnya dan menganggukkan kepalanya.
...~...
BAR RAFAELI
"Sha...Shaybila." Panggil Gadis kepada sahabatnya itu yang sudah lebih dahulu masuk.
"Ish, aku ditinggalin. Mana ini heels tinggi banget, apa jadinya ya kalo aku lempar ke orang pasti dia bakalan berdarah, hahaha."
Gadis dengan fikiran polosnya.
"Astaga, nih bocah kemana dah?"
Shaybila mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan sahabatnya itu.
"Astaga, tuh bocah dari tadi gak jalan masih aja di deket motor gua, dia emang mau jagain tuh motor gua."
Akhirnya Shaybila menghampiri kembali sahabatnya yang masih ketawa sendiri.
"Dis, kenapa deh lu ketawa-ketawa gitu, jangan bilang lu kemasukan uka-uka lagi?"
"Sembarangan." Reflek Gadis memukul lengan sahabatnya itu.
"Sakit, Dis." Keluhnya dengan mengelus-elus lengannya yang sudah nampak kemerahan dengan disertai 5 jari tercetak jelas di kulit putih Shaybila.
"Maaf yah, Shabi ku. Lagian kamu ada-ada aja bilang aku kemasukan uka-uka."
"Iya, dimaapin. Terus kenapa ketawa?"
"Ini." Jawabannya dengan menunjuk heels yang ia kenakan.
"Itu heels, kenapa? Jangan buat aku kesel deh, Dis?"
"Iya-iya, ini heelsnya tinggi juga lancip kalo aku lempar ke muka orang pasti muka mereka berdarah apalagi kalo kena mata dan menacap di mata, hehehe."
Sungguh ucapan yang terlontar dari bibir kecil itu amatlah menyeramkan.
"Ikh, apa-apa si lu, Dis. Masih aja mikirin yang aneh-aneh, udah ah lama-lama gak masuk-masuk kita kedalam, inget lu harus terus di deket gua, jangan kemana-mana, paham?"
"Siap, Shabi ku."
Mereka pun masuk kedalam Bar, dengan sedikit drama si Gadis yang polos nan menggemaskan.
...~...
"Mih, kenalin ini Gadis sahabat aku, dia mau kerja disini, boleh?"
Sejenak perempuan yang sudah tidak muda lagi itu menatap kearah Gadis, Gadis yang ditatap itu hanya bisa tersenyum gugup karena merasa tidak nyaman ditatap dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Cs kita masih ada, Bila. Mamih lagi gak butuh cs dulu."
CS itu cleaning service atau office boy atau office girl.
Gadis hanya bisa diem, entah ia salah mendengar atau apa sang Mamih bicara dengan siapa yang ia panggil dengan nama Bila
"Siapa yang dipanggil Bila, penasaran disini hanya ada aku juga Shaybila, akh ini pasti aku salah denger aja." Gadis hanya bisa bermonolong dalam hatinya.
"Bukan, Mih. Dia mau kerja kayak Bila, Penghangat ranjang para laki-laki hidung belang."
"Apaah!"
Si Mamih dibuat terkejut atas ucapan Shaybila alias Nabila alias Bila.
"Kenapa, Mih?"
"Kalian duduk dulu dan kamu Bila diem dulu, oke."
Shaybila juga Gadis masih berdiri dihadapan sang Mamih, belum sama sekali dipersilahkan duduk oleh sang Mamih.
Shaybila alias Nabila alias Bila pun mengunci rapat mulutnya.
Mamih pun mendekati dua perempuan tersebut dan ia duduk tepat di samping Gadis, alangkah terkejutnya Gadis dengan kedatangan si Mamih di sampingnya.
"Mamih mau tanya kamu seumuran dengan Bila?"
"Astaga gua lupa bilangin Gadis kalo nama gua kalo disini Nabila atau Bila, pasti tuh bocah cengo." Gumam Shaybila dalam hatinya.
"Mamih, maaf tanpa mengurangi kesopanan, sebenarnya nama Bila bukan Nabila tapi Shaybila Aurora Ritzg."
"Astaga, kamu ini Bila nama bagus-bagus segala di ganti, maaf ya Gadis pasti kamu bingung yah, memang sahabat kamu ini ruar biasa anehnya. Oke, kamu paham kan kalo sahabat kamu ini disini di panggil Nabila atau Bila, jadi kamu beneran sahabat dia dan mau jadi kerja disini yang mana dapat menghancurkan masa depan kamu, sayang."
Mamih pun mengelus surai lembut rambut hitam legam Gadis.
"Bener aku sahabat Shaybila, Tante."
Sang Mamih memberikan instruksi supaya Gadis menghentikan ucapannya.
"Panggil Mamih aja, sayang."
"Iya, Mih. Umur 18 tahun dan juga aku hanya beda empat bulan sama Shaybila, aku mau kerja disini supaya aku bisa beli kebutuhan sehari-hari, karena di dapur rumah semua kebutuhan pangan Gadis semua habis, Mih."
Gadis menjawab pertanyaan dengan sangat polosnya.
"Oh God, masih ada perempuan seperti Gadis ini yang sangat polos, aku tidak tega ia bekerja disini, ditambah lagi pasti ia masih culun-culunnya dalam hal berbau penghangat ranjang." Mamih menyayangkan semua ucapan Gadis, yang mana dapat menghancurkan masa depannya kelak.
"Astaga, sahabat gua kenapa polos bener sih, gua jadi tambah bersalah sama Om Tante." Tak kalah dari si Mamih, Shaybila pun berkaca-kaca mendengar semua ucapan yang keluar dari bibir kecil sahabatnya itu.
"Kalo menurut Mamih, kamu gak cocok kerja disini, Dis!"
"Aku gak diterima, Mih!?" Mata Gadis sudah berkaca-kaca mendengar jawaban si Mamih.
"Bukan gitu." Mamih pun memeluk dan mengelus punggung Gadis yang sudah mengeluarkan isak tangisnya dan mengambil nafas untuk dapat menjelaskan dengan baik pada Gadis. "Kamu pasti masih segel dan belum paham masalah penghangat ranjang juga bagaimana melayani para laki-laki hidung belang layaknya suami istri, Mamih gak mau menambah dosa lagi, sudah cukup Mamih menjerumuskan para perempuan masih bersegel di daerah ini."
Ya, si Mamih adalah Mamih yang baik hati iya tidak serta merta menjadi pekerja Penghangat ranjang dan menduduki posisi sebagai Mamih, banyak misteri tersimpan rapi.
"Tapi aku mau kerja." Gadis masih kekeh untuk bekerja.
"Bagaimana kalo Gadis kerjanya bagian keuangan Mamih, ya walau Bar Mamih gak sebesar dan semewah Bar pada umumnya, tapi Mamih jamin semua keuangan disini layak untuk menghidupi makan selama beberapa hari. Kamu kerjanya mulai besok dan hanya kerja di rumah dan biar Bila yang mengirim semua nota dan keperluan keuangan ke kamu, supaya kamu gak usah kesini, tempat ini gak cocok sama Gadis yang cantik, imut ini. Betul gak, Bil?"
"Betul banget, Mih. Aku dukung keputusan Mamih." Shaybila bernafas lega akhirnya sang Mamih dapat berfikir bijak untuk masa depan Gadis.
"Akh, akhirnya Mamih orang yang baik dan bijak, gak semua Mamih kayak Mamih Veliz, akh... rasanya tambah ngefans sama Mamih Veliz."
"Kamu tadi berangkat sama siapa Gadis?"
"Shaybila, Mih."
"Iya, dia dateng sama aku, Mih."
"Yaudah, Shaybila antar Gadis pulang kamu gak usah kerja malam ini."
"Gak usah, Mih. Gadis disini aja mau nemenin Sha."
"Disini bahaya, sayang. Kamu ada saran, Bila?"
"Gimana kalo Gadis nunggu aku di gudang penyimpanan minuman, Mih."
"Kamu ini kasih saran aneh-aneh aja, yang ada Gadis takut."
Tempat penyimpanan minum minuman keras tertutup dan sangatlah dingin, bisa dibayangkan jika Gadis berada didalam sana.
"Oke, Gadis di loker para cs gak apa kan, sayang?"
"Tapi..." belum melanjutkan ucapannya sudah dipotong oleh Shaybila.
"Udah nurut aja, atau gua gak mau temenin lu lagi!" Sarkas Shaybila, seketika Gadis pun mengiyakan.
Mereka pun akhirnya keluar dari ruangan sang Mamih guna mengantar Gadis ke loker para cs bersama Shaybila.
...~...
Parkiran Bar Rafaeli
"Tuan Muda Bos." Panggil asisten Roy pada majikannya.
"Mmm, ada apa"
"Kita sudah sampai, peralatan yang dibutuhkan oleh Tuan Muda Bos sudah ada di kotak hitam itu." Asisten Roy menunjuk arah kotak ia sebutkan.
"Kau ini benar-benar tau apa yang ku mau dan selalu sangat teliti dalam segala tindakan, aku suka itu, ingat kalo didalam kamu panggil aku Bos jangan ada embel-embel kata tuan muda."
"Baik."
Segera si Tuan Muda Bos menggunakan yang katanya peralatan yang dibutuhkan, entah apa isinya.
Asisten Roy sudah ingin keluar dari mobil, tetapi ia masih melihat sang majikan masih sibuk dengan aktivitasnya, entah itu sedang berbuat apa.
Dengan sabar ia menanti sang majikan, sekiranya sudah siap barulah ia keluar dari mobil dengan sigap membukakan pintu mobil untuk majikannya, jangan lupakan 5 bodyguard mengikut mereka dari jarak aman supaya tidak terlalu mencolok dan menakut-nakuti para pengunjung bar tersebut.
Sedangkan Mamih Veliz, Shaybila juga Gadis sudah berada diantara pengunjung dengan sesekali mengeluarkan canda tawa, yang mana senyum Gadis membuat laki-laki dengan mata tajam nan tampan memperhatikan si Gadis yang tertawa hingga menampilkan lubang kecil di kedua pipi kanan dan kiri Gadis.
"So sexy, so hot." Ucapnya disertai seringai devil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Zaskia cayang ZayZaenal
otak ku trwaevling🙈🙈🙈🙈
2023-07-04
1
𝐏𝐂𝐇|||✿༺ d꙰yaa ༻
WESTERN PLISS WESTERN
2022-11-28
0
Sujak
mintak video bokeh nya
2021-10-20
3