...LIKE DULU DONG!!!!...
...~...
Pagi hari pun tiba, bulan pun sudah berganti dengan cahaya matahari yang menerangi dunia. Saat ini Gadis sudah mandi juga terlihat cantik ia bergegas untuk memasak sesuai bahan-bahan yang ada di dapur rumahnya, untungnya masih ada beras satu gelas yang bisa ia masak juga satu buah butir telur serta tidak ketinggalan beberapa buah cabai serta sayuran hijau.
Gadis langsung bergegas untuk mengeksekusinya menjadi makanan enak walau dengan bahan yang minim.
Tidak lebih dari satu jam akhirnya masakan Gadis sudah matang.
"Syukurlah, masakan aku hari ini enak banget, nikmat mana lagi yang kau dustakan Gadis, mandi udah masak udah, mmm kayaknya aku mau beres-beres kamar Ayah Ibu supaya gak berdebu juga semua aja deh aku bersihin supaya nyaman."
Gadis pun segera masuk ke dalam kamar mendiang kedua orang tuanya, dengan semangat ia membersihkan dari menyapu lantai kamar mendiang orang tuanya, mengepel, merapihkan baju-baju di lemari, meja rias peninggalan Ibunya.
Hampir berjam-jam Gadis membersihkan semua sudut rumah, ya diawali dengan kamar kedua orang tuanya, ia juga tidak lupa untuk menyapu teras rumah yang terkesan kecil dan sedikit di tanami kembang mendiang sang Ayah.
"Semoga Ayah Ibu disana bahagia. Amin."
Akhirnya semua pekerjaan sudah ia selesaikan dengan bersih, saatnya ia sarapan tapi lebih tepatnya sarapan pagi yang terlambat.
...~...
BAR REFAELI
Seorang perempuan tengah duduk di sofa dengan pakaian yang minim terkesan kurang bahan tengah menenggak habis minum keras berwarna bening yang memabukkan.
"Shi* gua harus apa Nin, sahabat gua minta kerjaan dan dia malah minta tolong gua yang cariin, dia malah mau kerja yang gua lakoni."
Ya, perempuan itu Shaybila ia tengah berada di sofa bar tempat ia bekerja hanya untuk memenangkan fikirannya yang kalut akan keputusan sahabatnya untuk bekerja sebagai "PENGHANGAT RANJANG" untuk para laki-laki hidung belang mau pun laki-laki yang tidak puas dengan pelayanan dari sang istri "SAH"
Shaybila tengah duduk di sofa dengan disuguhkan minuman keras juga fikirannya yang pusing setengah mati. Ia juga tengah ditemani temen satu kerjanya untuk mendengarkan juga memberi ia solusi.
"Emang gak lu kasih tau beg*, kerjaan lu apaan."
"Bangsa*t...gua udah ngomong lah, mana mau gua jerumusin temen gua ke tempat biada* ini, ngotak kalo ngomong."
"Santai njin*, ya udah lu bawa aja sahabat lu itu kesini, eh eh tunggu gua mau liat sahabat lu deh, ada kan fotonya."
"Ngapain sih nye* lu mau liat foto sahabat gua."
"Ish, udah mana gua mau liat."
"Sabar kali, nih nih foto sahabat gua."
"Gila.... cantik banget anjin* ini mah bakalan jadi santapan para bos-bos dompet tebel, njin* gua denger "BOS MISTERIUS" malam ini bakalan main ke surga ini."
"Beg* surga darimana, emang lu udah mat* nye*." Kekehnya dengan menoyor kepala teman satu kerja yang bernama Nindia.
"Hahaha, ya surga lah njin*, ah ah ah."
"Bangsa*, itu surga yang nikmat, hahahah."
"Terus jadi gimana Bil, lu bakalan tetep bawa sahabat lu kesini nanti malam?"
Ya, kalau di tempat kerja Shaybila mengaku nama dia Nabila atau teman satu profesinya atau para pelanggannya memangil dengan sapaan Bila.
"Haah, tetep dia dari tadi udah ngirimin gua pesan terus, gua jadi gak enak kalo gak nepatin janji ke dia, semoga malam ini dia gak cocok dengan suasana yang kata lu surga ini, mana ini malam minggu ditambah si "BOS MISTERIUS" segala datang, perasaan gua gak enak."
"Udah bawa aja semoga malam ini suasana kondusif, gua juga lagi cape tiap malam ada aja yang minta surga gua."
"Akh beg* surga mulu omongan lu, pusing gua."
Hahaha
Seketika mereka berdua hanya bisa tertawa, walau di dalam benak Shaybila ia merutuki kebodohannya kemarin dengan berdandan dengan semua barang-barang yang ia gunakan bernilai mahal dan dilihat oleh Gadis.
"Lu sih beg* Sha kenapa kemaren pas datengin Gadis di pemakaman segala pake acara dandan menor kayak mau kerja ke surga, akh pusing gua. Om Tante maafin Shaybila, bukan mau jerumusin putri semata wayang Om Tante ke dunia gelap tapi ini murni kemauan Gadis, sekali lagi maafin Shaybila, Om Tante." hanya bisa bergumam dalam hati seorang Shaybila yang terkesan galak juga judes.
"Udah ah, gua balik ke rumah mau mandi terus bawain peralatan makeup sama baju buat sahabat gua, lu kabarin gua ya Nin, kalo bener tuh si "BOS MISTERIUS" beneran dateng gua nanti malem lewat pintu rahasia, biar langsung ketemu mamih."
"Oke, asal besok-besok lu traktir gua makan sop buntut yang endees gendes, oke!"
"Ah elah, segala ada embel-embelnya lagi, iya-iya, tapi inget satu porsi aja gua tau lu kalo udah makan tuh sop kayak keseta*nan gak inget uang."
Ya, Nindia suka sekali sop buntut yang pernah dibawakan oleh Shaybila saat ia sakit.
"Tenang, bangsa* gua tau kok takaran gua makan, hahaha."
"Ngomong noh di panta* sapi, dahlah gua balik."
Nindia hanya bisa mengerucutkan bibirnya atas ucapan sang temen, tapi ia tidak memasukan kedalam hati atas ucapan temen satu kerajanya itu, ia tahu pasti watak Shaybila yang galak dan judes, tapi hatinya baik pada sahabat juga temen satu profesinya.
...~...
Rumah Gadis
Beberapa jam lalu Shaybila sudah datang dengan peralatan tempurnya untuk mengubah Gadis untuk lebih cantik lagi.
Tinggal membersihkan sapuan bedak yang tidak rapi menggunakan kuas untuk menghasilkan dandanan yang siapa saja melihat tampilan Gadis akan melamun dan menginginkan untuk menjadi penghangatnya.
"Astaga, cantik lu tambah cantik, Dis. Gua gak rela ah bawa lu ke tempat kerja gua."
Shaybila lesu dan mendudukkan dirinya di tepi ranjang Gadis.
"Kok gitu." Wajah Gadis seketika sedih.
"Gua gak rela nanti lu dilirik laki-laki hidung belang."
"Kan memang itu calon kerjaan aku, Sha."
"Bukan gitu, Dis."
"Astaga nih sahabat gua polos banget sih, gua jadi serba salah." gumam Shaybila dalam hatinya
Menjeda perkataannya lalu menghembuskan nafasnya dengan kasar "Bukannya gua iri sama kecantikan yang lu punya, tapi gua gak rela Gadis sahabat gua bakalan rusak karena ulah gua, hiks hiks." Air mata Shaybila pun lolos begitu saja tanpa diminta.
"Jangan nangis, Sha. Ini udah keputusan aku, kamu gak salah, aku yang mau pokoknya aku bakalan nanggung semua konsekuensinya gak bakal nyalahin kamu, aku butuh uang bahan-bahan makan di dapur habis aku butuh uang untuk beli itu semua."
"Kamu butuh bahan makan, yaudah aku beliin, lu gak usah kerja di tempat biasa* kayak gua, Dis. Bukannya gua ngerendahin atau apa ini gua ada uang, ya walau gak banyak tapi bisa buat seminggu lu makan, gua janji bakal bantuin lu dalam materi, tapi plis lu urungkan niat lu buat kerja di tempat biada* kayak gua, yah!" Dengan mengeluarkan uang dari dalam tas Shaybila lalu menyodorkan kedalam genggaman tangan Gadis, tapi Gadis menggeleng-gelengkan kepalanya tanda ia tidak mau.
"Gak, Sha. Aku masih sehat masih bisa kerja, maaf bukannya nolak tapi aku juga tau kamu harus menafkahi Kakek juga Nenek kamu, aku gak mau egois, plis yah kali ini aja aku minta tolong ke kamu, aku janji bakalan langsung bilang ke kamu, kalo aku udah gak nyaman disana minta pulang sama kamu, yah yah yah, pliiis." Pinta Gadis dengan sepenuh hati.
"Haaah." Sudah banyak Shaybila menghembuskan nafasnya dengan kasar tapi ia pun tidak bisa menolak permintaan sahabatnya itu "Oke, tapi bener ya lu harus ngomong ke gua, kalo lu udah gak nyaman atau lu ngerasa gak cocok lama-lama disana."
"Iya-iya, makasih Shabi ku." Gadis memeluk Shaybila dengan erat.
"Astaga, apakah ini bener yang gua lakuin, semoga nanti malam dia gak cocok dan gak nyaman deh, supaya dia gak ikut terjerumus kedalam dunia yang buat masa depan ancur." Hanya bisa terus dan terus bergumam dalam hatinya saja Shaybila.
"Ya udah kita berangkat."
"Astaga, Dis kenapa lu semangat banget, sih!!"
"Hehe, aku kan mau kerja buat menuhin perut aku." Sambil mengelus perutnya.
"Tunggu, tapi udah matiin kompor tutup jendela sama pintu belakang, belum?"
"Udah semua, Sha."
"Oke, nih kamu pake masker dulu supaya gak ada tetangga yang ngenalin kamu, sama nih gua semprotin parfum biar lu gak bau minyak goreng aja, hahahah."
"Kamu bisa aja, Sha."
Gadis tidak tersinggung dengan ucapan Shaybila sahabatnya, pada kenyataannya ia tidak pernah memakai ataupun membeli parfum, makan sehari sekali saja sudah bersyukur.
Mereka pun akhirnya berangkat dengan menggunakan sepeda motor yang dikendarai oleh Shaybila dan dibelakang Gadis dengan memeluk erat sahabatnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Zaskia cayang ZayZaenal
dasar gadis kamu voloos sekaleee🙈
2023-07-03
0
Maulida Sahman
shaybila teman kamu terlalu polos jdi ya dimaklumi
2023-03-13
0
𝑅𝒶𝓇𝒶𝒮𝑒𝓁𝓋𝒾𝓃𝓏𝒶𝒶
shaybila punya temen gak bisa di tebak koplak
next autor
2021-07-28
17