Kado terakhir

''Ini beneran untuk aku?'' seakan tak percaya dengan apa yang di suguhkan Erick saat ini, penuh haru Alina terus menatap gaun mewah yang menggantung di depannya. Matanya mulai berkaca, penantian selama lima belas tahun kini terjawab sudah.

Tak sia sia Alina menerima jemputan Sigit yang tak mau mengatakan apa apa, bahkan Sigit memilih untuk membisu saat Alina bertanya.

''Kamu kan calon pengantinku, jadi ini untuk kamu.'' Memegang kedua bahu Alina dan menuntunnya mendekati gaun itu.

''Bahkan besok saat pernikahan aku akan menjadikan kamu wanita yang paling istimewa.'' Imbuhnya.

Alina memutar tubuhnya dan memeluk tubuh tegap calon suaminya. ini tak pernah terlintas dalam pikirannya kalau ia akan menikah dengan penuh kemewahan.

Sigit yang dari tadi ada di dekat pintu memilih untuk keluar dari ruangan butik itu, takut kalau hatinya retak akan pemandangan yang ada di hadapannya.

''Terima kasih ya, kak, kamu benar benar menepati janji.'' Melepaskan pelukannya.

''Sekarang kamu coba dulu.''

Erick mengambilkan baju menggiring Alina menuju ruang ganti.

Menunggu berkisar sepuluh menit, kini Alina keluar dari ruangan itu dengan gaun putih yang melekat di tubuhnya, Cantik, anggun, elegan, dan terkesan mewah, meskipun gaun itu tak begitu galmour namun pas di tubuh Alina yang seksi.

''Bagaimana?'' memutar tubuhnya di depan Erick.

Jangankan untuk berkata, mengedipkan mata saja Erick tak mampu, ia terpesona dengan penampilan Alina yang jauh berbeda.

Namun semua itu di tepisnya mengingat misi yang terselubung dalam hatinya.

''Cantik.'' Jawabnya diiringi dengan senyuman tipis.

Erick beranjak dari duduknya dan mendekati Alina lalu menghadap cermin.

''Ternyata Alina kecil nan centil itu kini menjadi putri yang sangat cantik,'' keduanya menatap bayangan dari pantulan cermin, sanjungan dari Erick membuat hati Alina bergetar.

''Kakak aku kan malu.'' Alina mencubit pinggang Erick hingga membuat sang empu meringis kesakitan.

''Setelah ini kita akan ke rumah paman, dia mengundang kita untuk makan malam.''

Alina hanya bisa mengangguk dan menganggap pertemuan ini sebagai perkenalannya dengan keluarga Erick.

Ma, pa, sayang sekali kalian tidak bisa menyaksikan pernikahanku dengan kak Erick, tapi aku yakin kalau kalian juga merestui kami.

Oh....ini sungguh kebahagiaan yang tak dapat Alina utarakan, karena menurutnya ini sangat berlebihan bagi dirinya.

''Kita ke mana lagi?'' tanya Alina bergelayut manja di lengan kekar Erick.

''Jangan banyak tanya, nanti kamu juga akan tau.''

Sekretaris sama bos sama saja, apa mereka nggak bisa kalau nggak merahasiakannya dariku.

Alina hanya bisa melirik ke arah Sigit yang sibuk dengan setirnya lalu beralih Erick yang sibuk dengan ponsel di tangannya. Keduanya sama sama tak mempedulikannya yang benar benar ingin tau tujuan mobil itu mendarat.

Tiga puluh menit, Alina memilih diam karena tak mau kecewa.

''Nggak mau turun?'' ucap Erick saat mobil lima menit berhenti, bahkan Erick sudah menapakkan satu kakinya di lantai.

Tak menjawab Alina membuka pintu kasar dan menutupnya pelan, masih takut rusak dan harus menggantinya.

Di tatapnya sebuah mall besar berdiri kokoh di depannya.

''Mau ngapain kesini?'' entah pada siapa Alina bertanya, berharap yang ikhlas saja yang menjawab.

Erick mendekatkan mulutnya di telinga Alina membisikkan sesuatu yang membuat sang empu langsung menjerit dengan mata bulat sempurna.

''Kakak...'' serunya.

''Pak Sigit dengar ucapan kak Erick?''

Sigit melirik Erick curiga, entah apa yang di katakan yang pastinya Alina sepertinya takut kalau itu bocor.

''Tidak, memangnya apa kata pak Erick?''

Hiisss.... Seketika Erick mengusap wajah tampan sekretarisnya.

''Jangan kepo, kamu belum waktunya nikah.'' ucap Erick asal menggandeng Alina masuk duluan membiarkan Sigit yang masih mematung di samping mobil.

Sebenarnya apa yang di katakan pak Erick, apa ia mau beli baju dalaman untuk Alina.

Sigit hanya bisa menggaruk alisnya yang tidak gatal saat kemesumannya tiba-tiba saja naik level.

Diam diam sekretaris itu juga konyol jika mengenai wanita, namun ia masih sangat sulit untuk menerima mereka di relung hatinya.

Puas dengan pembuatan gaun singkat namun luar biasa, Erick kembali memanjakan Alina dengan beberapa perhiasan mahal, dan itu semua tak luput dari seorang Sigit yang selalu ada di belakangnya.

''Kamu suka yang mana?'' tanya Erick saat pegawai toko menyodorkan beberapa set perhiasan.

Alina menggeleng, ''Aku nggak mau ini semua, aku hanya ingin kakak selalu ada di samping aku.'' Meraih tangan Erick yang mulai berkeringat dingin.

''Kakak, berjanjilah kalau kakak akan menyayangi aku selamanya.''

Tiba tiba aja Erick menarik tangannya dan menoleh.

''Kamu jangan khawatir, jangan pikirkan apapun, besok pernikahan kita, sekarang kamu pilih perhiasan saja.'' Meyakinkan Alina dan mencoba mengalihkan pikiran gadis itu.

Alina kembali mengangguk, dan segera memilih perhiasan yang ada di depannya.

Sebenarnya ada apa dengan kak Erick, kadang dia sangat lucu, kadang dia pendiam, dan kadang aku merasa kalau kak Erick sudah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi sudahlah, aku yakin mungkin hanya masalah kerjaan saja.

''Yang ini,'' Alina mengambil sebuah kalung berlian yang sangat cantik.

''Sini biar aku yang pakaian.'' Meraih kalung itu dari tangan Alina.

Sungguh sangat romantis, pemandangan yang mutlak bagi sepasang kekasih yang akan melangsungkan pernikahan. Melepas semua beban yang selama ini melanda. Rona bahagia nampak jelas di wajah Alina dan Erick saat ini.

"Kamu mau es krim?" lagi lagi Erick mengingatkan Alina di masa kecil di mana keduanya selalu membeli eskrim berdua.

Bagaikan terhipnotis dengan wajah tampan Erick, gadis itu mengangguk tanpa suara.

Tak mau mengganggu Sigit yang sedang cuci mata, Erick segera beralih menuju kedai Es Krim yang juga ada di dekat sana.

"Tunggu sini!" Setelah Alina duduk di kursi depan kedai, Erick segera masuk untuk membelikan apa yang di tawarkan.

Tak menunggu lama pria itu keluar membawa dua cup eskrim di tangan kanan dan kirinya.

"Kakak masih ingat es krim kesukaanku?"

Erick tersenyum menyodorkan satu cup es krim rasa cokelat.

"Aku nggak mungkin lupa dengan kesukaanmu, sini aku suapi!"

Bayangan lima belas tahun silam kembali hadir, Alina selalu saja di suapi saat makan es krim. Sedikitpun Erick tak memperbolehkan jari jarinya kotor saat keduanya membeli jajanan itu.

Suapan demi suapan melayang, bahkan Pria itu mengabaikan eskrim miliknya demi sang kekasih yang terus membuka mulutnya.

''Apa kamu bahagia?''

''Pertanyaan macam apa itu, jelas aku sangat bahagia,'' jawab Alina.

Tanpa minta izin Erick meletakkan eskrim dan menangkup kedua pipi Alina lalu mencium keningnya.

Apakah ini artinya sebuah ungkapan cinta seperti yang ada di layar tv. Lirih hati Alina.

Gadis yang terpaku itu hanya bisa diam menerima perlakukan lembut Erick.

Anggap saja kalau ini adalah kado terakhir dariku, karena mulai besok, akan ada kejutan yang lebih menarik untuk kamu, jangan salahkan aku atas penderitaan yang sudah menantimu.

Terpopuler

Comments

LJ19

LJ19

hmmmm erik salah paham kenapa tidak di tanya / di selediki dulu, kan erick orang berduit

2022-03-16

0

Dasmi Lismi

Dasmi Lismi

sigit patah hati,putra anton mode itu pulo patah hati massal author ya
🤣🤣🤣💔
mudahan author indak patah hati💔yo

2021-12-14

0

Bunda Melsa

Bunda Melsa

Erik awass aja lo gw tonjook

2021-12-12

0

lihat semua
Episodes
1 Mencari sebuah fakta
2 Janji Erick
3 Galau
4 Kemarahan Bi Monah
5 Rencana menikah
6 Di usir
7 Bimbang
8 Menginap di apartemen
9 Mengundurkan diri
10 Kado terakhir
11 Makan malam
12 Ijab Qabul
13 Pesan yang mengesankan
14 Terkurung
15 Memendam cinta
16 Siapa kamu?
17 Penuh tanya
18 Sekuat baja
19 Mencari cara
20 Pagi yang tak seindah mentari
21 Dewi penolong
22 Tersakiti lagi
23 Pahit
24 Mengadu
25 Keluarga pak Indra
26 Tidur di gudang
27 Diana VS Sigit
28 Pingsan
29 Sedikit jawaban
30 Konyol
31 Mulai terurai
32 PDKT
33 Dewa penolong
34 Mencari part 1
35 Mencari part 2
36 Sembunyi
37 Kabar
38 Tertangkap
39 Curiga
40 Mencari part 3
41 Menemukanmu
42 Kesempatan
43 Sindiran
44 Kedatangan Erick
45 Erick dan Putra
46 Salah paham
47 Resah
48 Berburuk sangka
49 Niat terselubung
50 Hampir saja
51 Masa lalu
52 Cemburu dalam diam
53 Baikan
54 permulaan
55 Rencana Alina
56 Menciptakan sejarah terburuk
57 Permainan di mulai
58 Sedikit terkuak
59 Keputusan Alina
60 menyusun rencana
61 Pengakuan
62 Menyesal
63 Pindah
64 Permintaan Melani
65 Minum obat tidur
66 Kembali
67 Aisten baru
68 Ngintip
69 Dibalik diri Erick
70 Dukungan
71 Pernikahan Putra dan Erna
72 Mual
73 Salah mengerti
74 Keputusan final
75 Kepergian Alina
76 Kembali
77 Bagaikan hadiah
78 Putri
79 Menerima
80 Ujian
81 Melamar kerja
82 Tipuan
83 Malu
84 Pagi baru
85 Ingin bertemu
86 Sakit
87 Mengintip
88 Permintaan
89 Pembawa kebahagiaan
90 Akhir cerita
91 pengumuman
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Mencari sebuah fakta
2
Janji Erick
3
Galau
4
Kemarahan Bi Monah
5
Rencana menikah
6
Di usir
7
Bimbang
8
Menginap di apartemen
9
Mengundurkan diri
10
Kado terakhir
11
Makan malam
12
Ijab Qabul
13
Pesan yang mengesankan
14
Terkurung
15
Memendam cinta
16
Siapa kamu?
17
Penuh tanya
18
Sekuat baja
19
Mencari cara
20
Pagi yang tak seindah mentari
21
Dewi penolong
22
Tersakiti lagi
23
Pahit
24
Mengadu
25
Keluarga pak Indra
26
Tidur di gudang
27
Diana VS Sigit
28
Pingsan
29
Sedikit jawaban
30
Konyol
31
Mulai terurai
32
PDKT
33
Dewa penolong
34
Mencari part 1
35
Mencari part 2
36
Sembunyi
37
Kabar
38
Tertangkap
39
Curiga
40
Mencari part 3
41
Menemukanmu
42
Kesempatan
43
Sindiran
44
Kedatangan Erick
45
Erick dan Putra
46
Salah paham
47
Resah
48
Berburuk sangka
49
Niat terselubung
50
Hampir saja
51
Masa lalu
52
Cemburu dalam diam
53
Baikan
54
permulaan
55
Rencana Alina
56
Menciptakan sejarah terburuk
57
Permainan di mulai
58
Sedikit terkuak
59
Keputusan Alina
60
menyusun rencana
61
Pengakuan
62
Menyesal
63
Pindah
64
Permintaan Melani
65
Minum obat tidur
66
Kembali
67
Aisten baru
68
Ngintip
69
Dibalik diri Erick
70
Dukungan
71
Pernikahan Putra dan Erna
72
Mual
73
Salah mengerti
74
Keputusan final
75
Kepergian Alina
76
Kembali
77
Bagaikan hadiah
78
Putri
79
Menerima
80
Ujian
81
Melamar kerja
82
Tipuan
83
Malu
84
Pagi baru
85
Ingin bertemu
86
Sakit
87
Mengintip
88
Permintaan
89
Pembawa kebahagiaan
90
Akhir cerita
91
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!