Janji Erick

Bruukkk...suara tabrakan mobil dan motor menggema, semua karyawan yang menyaksikan segera mendekat menolong pengendara motor yang kini melepas helm dalam keadaan berbaring.

Shhiittt.... pagi pagi harus ada drama, ujung ujungnya minta ganti rugi.

Pria yang masih ada di dalam mobil itu hanya bisa memukul setirnya dan menggerutu.

''Tu,.... ini mah kayak di film film, tabrakan lalu di marahin bos gara gara makanannya hancur,'' dalam keadaan terluka masih sempat sempatnya mengoceh.

Seorang gadis hanya bisa menatap nanar makanannya yang kini berantakan di bawah, motornya roboh, sedangkan ia mengalami luka kecil bagian lutut setelah kuda besinya menghantam mobil yang juga masuk bersamaan.

''Gimana ini?'' ada sebuah penyesalan pada dirinya, pasti ia harus bertanggung jawab atas apa yang di bawanya.

Pengendara mobil itu segera turun saat melihat kerumunan yang menghalangi mobilnya untuk masuk.

Ehemm... suara deheman berat membuyarkan para karyawan untuk segera kembali setelah menyapa ramah.

''Siapa yang salah?'' tanya pria itu dengan kedua tangan yang masuk kantong celana.

Gadis itu menoleh dan mendongak menantap pria yang mematung di belakangnya dengan pandangan jauh ke depan.

Sepertinya aku mengenalnya, tapi siapa ya?

''Harusnya bapak juga lihat dong, kalau Saya ini bawa makanan, jadinya kayak gini kan rugi, belum gajian lagi, uang dari mana coba buat ganti,'' mencoba untuk bangkit menghampiri makanan dan memungutnya.

''Pagi pak,'' Sapa Sigit, sang sekretaris yang baru keluar dari dalam.

Hemm..... jawabnya. ''Kasih dia uang, dan siapkan meeting hari ini.

''Baik pak,'' jawab Sigit lalu meraih uang di saku celananya.

''Ya Ampun Alina, lain kali hati hati.''

Mendengar suara sekretarisnya, pria itu menghentikan langkahnya lalu menoleh menatap punggung keduanya yang sedang membersihkan sisa kotoran.

Alina, nama dia Alina, dan sepertinya dia pekerja restoran, apa wanita itu yang di maksud Putra.

Ya, ternyata gadis itu bernama Alina yang bertugas mengantarkan makanan setiap ada pesanan.

''Iya pak, memang saya yang salah, tadi malam Bibi suruh nyuci bajunya, jadi saya telat tidur, dan sekarang masih ngantuk,'' jawabnya diiringi dengan menguap.

''Untung kamu nabrak mobil bos di sini, kalau di jalan raya kan bisa panjang urusannya.''

Pria yang masih mematung itu dengan jelas mendengar ungkapan Alina.

Iya benar, ternyata dia adalah Alina yang di maksud Putra, bukan Alina ku.

Setelah mendapat kejelasan, pria itu kembali melanjutkan langkahnya untuk masuk.

Sedangkan Alina yang baru saja menerima uang kembali untuk mengambil makanan, kali ini ia sedikit buru buru takut terlambat.

''Baru datang, Rick,'' suara itu mengejutkan Erick yang masih traveling dengan otaknya, entah kenapa ia masih memikirkan gadis yang membuat mobilnya tergores.

''Iya paman, apa klien kita sudah datang?'' tanya Erick.

''Belum, mungkin perjalanan kesini,'' melihat jam yang melingkar di tangannya.

Keduanya berjalan menuju ruangan Erick, karena pak Bima memang sengaja datang karena ingin menunjukkan sesuatu yang sangat penting.

Lima belas menit Alina sudah tiba di restoran tempatnya bekerja, gadis itu tergopoh gopoh menghampiri Erna untuk membuatkan makanan kembali seperti tadi.

''Memangnya yang tadi ke mana?'' Erna penasaran seraya menyaksikan nafas Alina yang ngos ngosan.

''Ceritanya panjang, ini uangnya, dan tolong cepat, nanti kalau terlambat bisa bisa aku kena marah si bos.''

Tak menunggu waktu, semua sahabatnya membantunya untuk kembali membuat makanan.

Untung masih ada sisa, mereka tinggal menata dan itu tak butuh waktu lama, hanya berkisar tiga puluh menit sudah siap di antar. Namun waktunya tinggal lima belas menit.

"Hati hati ya!" seru Erna saat Dinda membawa makanannya keluar.

Baru saja membuka pintu depan, Alina merasa ada malaikat penolong datang.

"Bang Putra, bang, tolong dong anterin ke PT Distro depan." menunjuk ke arah kanan.

Itu kan perusahaan kak Erick.

Putra yang memang sudah mengenal Alina segera membantunya membuka mobilnya.

"Terlambat lagi?"

Alina menggeleng, dan menceritakan kejadian yang tadi pagi menimpanya secara detail.

"Wah... kalau lihat yang menabrak kamu sudah aku tonjok dia."

Alina tertawa keras... "Mana mungkin bang Putra berani, kayaknya dia bos perusahaan itu." Jelasnya.

Itu artinya yang nabrak Alina kak Erick sendiri dong. Jika yang di cari Alina ini pasti Kak Erick mengenalnya, tapi sepertinya bukan.

Jika naik motor harus menempuh jarak lima belas menit, kini cukup tujuh menit Alina sudah tiba di depan perusahaan tadi.

''Perlu aku bantu?'' Tawar Putra.

Alina menggeleng.

Dengan langkah besar ia memasuki kantor itu membawa makanannya dengan dua tangannya.

''Langsung bawa ke lantai 13 saja, nanti Mbak cari ruang meeting.''

Alina mengangguk.

Mudah mudahan saja mereka belum ada di ruangan itu.

Gadis itu merasa was was saat keluar dari lift, seperti biasa tak sendiri, gadis itu di bantu OB yang sudah menunggu di sana.

''Mbak telat, semua tamu sudah di dalam,'' kata OB membuat Alina menciut, bahkan sedikit tak ada keberanian masuk.

Apakah hari ini adalah hari sialku, setelah semalam dapat hukuman dari bibi, apakah nanti aku akan di pecat gara gara keteledoranku.

Setelah menghirup napas dalam dalam, Alina mengetuk pintu.

Pintu terbuka, Sekretaris Sigit mematung di sana dengan wajah serius.

"Silahkan!" memberi jalan untuk Alina masuk.

''Maaf pak, Saya terlambat." ucapnya sembari menunduk.

Alina melewati ruang meeting menuju ruang makan khusus para tamu penting, ternyata di sana juga sudah tersaji beberapa menu mewah.

"Lain kali jangan seperti tadi." bisik Sigit saat Alina selesai dengan tugasnya.

Dengan menundukkan kepala, Alina kembali keluar melewati seorang pria yang membenarkan dasinya. Dan itu tak sengaja tersorot oleh matanya, sesuatu yang memang sangat ia kenal.

Tangan ini, bukankah tangan ini, Ah... mungkin cuma kebetulan saja, manusia di dunia ini begitu banyak, dan aku tidak boleh berburuk sangka.

Karena begitu lelah, Alina langsung saja duduk di kursi depan ruangan itu, mengembalikan tenaga yang dari pagi terkuras habis.

"Siapa dia, apa dia juga klien perusahaan ini, ataukah dia anggota pekerja disini, terus siapa pemilik perusahaan ini. Kalau memang benar dia orangnya, itu artinya..." Alina kembali diam dan tak melanjutkan omongannya.

Kak Erick, kamu di mana, apa kamu lupa sama janji kamu untuk menjemput aku, aku tersiksa di rumah Bibi, aku butuh kamu.

Banyak tanda tanya dalam hati Alina, namun ia harus segera pergi mengesampingkan apa yang baru saja di lihatnya demi pekerjananya.

Setelah selesai meeting yang cukup menegangkan, dan Erick berhasil memenangkan tender, kini tinggal pria itu dan pak Bima yang ada di ruangan.

Pleekkk.... berapa foto terlempar di atas meja.

''Apa ini, Paman?'' tanya Erick sebelum menyentuh beberapa gambar di depannya.

"Lihat saja sendiri!" ucapnya tegas.

Dengan sigap Erick mengambil gambar itu.

"Ini kan om Johan dan papa." cicitnya sembari menatap gambarnya satu persatu. Tiba di paling akhir, terlihat dalam gambar itu keduanya seperti berdebat.

"Untung perusahaan masih menyimpan semua data data dan video sebelum kejadian papa kamu meninggal."

Pak Bima membuka laptop dan memutar sebuah Video lima belas tahun yang lalu.

Dengan seksama keduanya menyaksikan perdebatan hebat antara papa Erick dan papa Alina, keduanya memperebutkan saham antar perusahaan, dan terbukti jelas jika keduanya tak ada yang mengalah.

"Ini tanggal kejadian saat cctv menangkap kejadian." Dan malamnya Papa kamu terbunuh." jelasnya lagi.

''Erick Tercengang, tak menyangka dengan apa yang saksikan, tak pernah terpikir olehnya kalau papanya dan papa Alina punya masalah sebelum terbunuh.

"Dan kemungkinan besar Papa Alina lah pembunuh papa kamu."

Erick mengepalkan kedua tangannya dan mengeratkan giginya, emosinya melunjak setelah mendengar ucapan pak Bima.

Aku berjanji, demi apapun di dunia ini, aku akan membalas apa yang papa rasakan, meskipun itu pada gadis yang aku sayangi dulu.

Terpopuler

Comments

Renesme Kiky

Renesme Kiky

paman nya yang jahat pasti

2022-12-22

0

Dwi Hartati08

Dwi Hartati08

wah wah wah pak Bima sembunyi tangan kayaknya menumbalkan orang lain untuk perbuatan nya sendiri

2022-09-04

0

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

nyimak thor

2022-03-05

0

lihat semua
Episodes
1 Mencari sebuah fakta
2 Janji Erick
3 Galau
4 Kemarahan Bi Monah
5 Rencana menikah
6 Di usir
7 Bimbang
8 Menginap di apartemen
9 Mengundurkan diri
10 Kado terakhir
11 Makan malam
12 Ijab Qabul
13 Pesan yang mengesankan
14 Terkurung
15 Memendam cinta
16 Siapa kamu?
17 Penuh tanya
18 Sekuat baja
19 Mencari cara
20 Pagi yang tak seindah mentari
21 Dewi penolong
22 Tersakiti lagi
23 Pahit
24 Mengadu
25 Keluarga pak Indra
26 Tidur di gudang
27 Diana VS Sigit
28 Pingsan
29 Sedikit jawaban
30 Konyol
31 Mulai terurai
32 PDKT
33 Dewa penolong
34 Mencari part 1
35 Mencari part 2
36 Sembunyi
37 Kabar
38 Tertangkap
39 Curiga
40 Mencari part 3
41 Menemukanmu
42 Kesempatan
43 Sindiran
44 Kedatangan Erick
45 Erick dan Putra
46 Salah paham
47 Resah
48 Berburuk sangka
49 Niat terselubung
50 Hampir saja
51 Masa lalu
52 Cemburu dalam diam
53 Baikan
54 permulaan
55 Rencana Alina
56 Menciptakan sejarah terburuk
57 Permainan di mulai
58 Sedikit terkuak
59 Keputusan Alina
60 menyusun rencana
61 Pengakuan
62 Menyesal
63 Pindah
64 Permintaan Melani
65 Minum obat tidur
66 Kembali
67 Aisten baru
68 Ngintip
69 Dibalik diri Erick
70 Dukungan
71 Pernikahan Putra dan Erna
72 Mual
73 Salah mengerti
74 Keputusan final
75 Kepergian Alina
76 Kembali
77 Bagaikan hadiah
78 Putri
79 Menerima
80 Ujian
81 Melamar kerja
82 Tipuan
83 Malu
84 Pagi baru
85 Ingin bertemu
86 Sakit
87 Mengintip
88 Permintaan
89 Pembawa kebahagiaan
90 Akhir cerita
91 pengumuman
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Mencari sebuah fakta
2
Janji Erick
3
Galau
4
Kemarahan Bi Monah
5
Rencana menikah
6
Di usir
7
Bimbang
8
Menginap di apartemen
9
Mengundurkan diri
10
Kado terakhir
11
Makan malam
12
Ijab Qabul
13
Pesan yang mengesankan
14
Terkurung
15
Memendam cinta
16
Siapa kamu?
17
Penuh tanya
18
Sekuat baja
19
Mencari cara
20
Pagi yang tak seindah mentari
21
Dewi penolong
22
Tersakiti lagi
23
Pahit
24
Mengadu
25
Keluarga pak Indra
26
Tidur di gudang
27
Diana VS Sigit
28
Pingsan
29
Sedikit jawaban
30
Konyol
31
Mulai terurai
32
PDKT
33
Dewa penolong
34
Mencari part 1
35
Mencari part 2
36
Sembunyi
37
Kabar
38
Tertangkap
39
Curiga
40
Mencari part 3
41
Menemukanmu
42
Kesempatan
43
Sindiran
44
Kedatangan Erick
45
Erick dan Putra
46
Salah paham
47
Resah
48
Berburuk sangka
49
Niat terselubung
50
Hampir saja
51
Masa lalu
52
Cemburu dalam diam
53
Baikan
54
permulaan
55
Rencana Alina
56
Menciptakan sejarah terburuk
57
Permainan di mulai
58
Sedikit terkuak
59
Keputusan Alina
60
menyusun rencana
61
Pengakuan
62
Menyesal
63
Pindah
64
Permintaan Melani
65
Minum obat tidur
66
Kembali
67
Aisten baru
68
Ngintip
69
Dibalik diri Erick
70
Dukungan
71
Pernikahan Putra dan Erna
72
Mual
73
Salah mengerti
74
Keputusan final
75
Kepergian Alina
76
Kembali
77
Bagaikan hadiah
78
Putri
79
Menerima
80
Ujian
81
Melamar kerja
82
Tipuan
83
Malu
84
Pagi baru
85
Ingin bertemu
86
Sakit
87
Mengintip
88
Permintaan
89
Pembawa kebahagiaan
90
Akhir cerita
91
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!