20. Bujukan Dean

“Udah beres nih, buruan ...” kata Dean menepuk kertas yang baru saja ditandatanganinya.

“Itu ibu kita gak diminta tanda tangan?” tanya Langit menunjuk Winarsih yang duduk memangku tasnya.

“Iya, bini Dean kayak ibu-ibu jemput anaknya di ruang kepsek ya.” Toni ikut memandang Winarsih.

“Jangan berani-berani bawa bini gue buat bercandaan. Gue bui sekalian semuanya,” jawab Dean.

“Ya udah, ayo. Gue udah ngantuk. Buset, udah jam 3 pagi. Mana gue harus pindah kamar,” sungut Rio sambil memegang kertas yang isinya baru ia cek kembali.

“Gue mau nemuin Wulan dulu sebelum balik. Menurut lo semua gimana?” Toni mengedarkan pandangannya.

“Temui aja. Lo minta maaf lebih dulu. Trus jangan disanggah. Wulan kan, tau kalo lo yang ditonjok duluan. Lo ngalah aja, merendah. Meski lo udah cukup rendah sekarang, lo harus bisa lebih rendah lagi.”

“Saran lo bagus tapi bikin naik darah,” sahut Toni.

“Buruan sana,” usir Dean pada Toni. “Yan, lo urus itu ya. Ke pengacaranya aja. Minta kunci mobil. Gue mau menyelesaikan yang lebih penting dulu.” Dean berdiri tak sabar sambil sesekali menoleh pada istrinya. Ryan lalu mengulurkan kunci mobil.

“Gue dampingi Ryan dulu bareng Langit. Kita kan, saksi. Toni nemuin Wulan. Lo bawa bini lo ke mobil. Udah pagi. Mana lagi hamil ... tadi dibilang jangan ribut, paling semangat lo nyuruh orang ribut. Sampe harus dijemput.” Rio menoleh pada Winarsih.

“Dia ke sini karena khawatir ama suami gantengnya. Khawatir kehilangan gue. Nyari laki-laki kayak gue ini susah lho ....” Dean merendahkan suaranya saat mengatakan hal itu.

“Sebenarnya bukan itu ... anak lo banyak De, yang di luar tiga, yang belom lahir ada. Kalo lo gak pulang, gimana nasib anak-anaknya. Perempuan kalo udah punya anak, lo gak usah sok kecakepan. Lo gak ada harganya ...” Toni yang belum memiliki anak berhasil mematahkan percaya diri Dean.

“Ah, sok tau lo! Lo menangani Wulan aja gak sanggup, sok ngasi ceramah ama gue. Udah sana! Gue ke mobil,” kata Dean keluar dari kerumunan teman-temannya. Ia menuju bangku panjang tempat Winarsih duduk menunggunya dengan wajah cemberut.

“Ayo ke mobil. Makin dingin udah mau pagi,” ajak Dean mengangkat tas istrinya dan memeluk bahu wanita itu.

Winarsih berdiri dan berjalan dalam rangkulan tangan Dean. Setelah Dean menyalakan mobil, ia kembali duduk di jok belakang bersama Winarsih.

“Aduh, Win ... aku ngantuk banget. Ini semua karena Toni maksa ngajak ke sini.” Dean mengalungkan tangannya memeluk tubuh Winarsih dari sebelah wanita itu. Ia membenamkan wajahnya di balik punggung istrinya.

“Alesannya dipaksa ...” kata Winarsih.

“Aku kan, gak enak kalo yang lain ikut tapi aku nggak. Kasian aja ama dia,” jawab Dean masih dari balik punggung istrinya.

“Itu ribut karena apa? Perempuan?” tanya Winarsih masih duduk tegak.

“Wulan—wulan. Mantan istrinya Toni ikut acara ini juga. Wulan bawa pacarnya. Orangnya emosian banget. Ngeselin, kalo ngomong nyebelin. Belagu.” Dean menegakkan tubuhnya. Tangannya masih melingkari sekeliling tubuh Winarsih.

“Itu yang barusan, ngomongin siapa? Yang emosian, ngeselin, kalo ngomong nyebelin. Belagu?” tanya Winarsih. Ia menatap mata Dean dalam gelap mobil.

“Mirip aku ya, Win?” tanya Dean sadar diri.

“Aku nggak ngomong gitu.” Winarsih masih menatap wajah Dean yang terlihat lelah. “Jangan gampang emosi,” kata Winarsih.

“Aku gak emosi. Cuma kesel liat Toni langsung ditonjok. Bukan kita yang mulai.” Dean membela diri.

“Aku udah bilang. Kalo ke mana-mana inget yang ditinggalin. Kita gak tau khilafnya orang gimana. Kalo dia bawa senjata api, atau yang lain? Kita juga gak tau keadaan emosi orang gimana. Dia lagi ada masalah apa. Orang bisa khilaf ...” ucap Winarsih. Meski suaranya pelan, tapi kata-katanya terdengar jelas di kesunyian.

“Aku juga bisa khilaf ... bukan orang aja.”

“Ya makanya jangan sampe!”

PLAKK

Winarsih memukul paha suaminya. Dean langsung diam mengatupkan mulutnya.

“Dikasi tau jawab terus.” Winarsih cemberut.

“Jangan ngomel terus, nanti anak kamu denger bapaknya di marah-marahin. Aku orang paling berjasa atas kehadirannya di dunia ini.”

“Mas gak bisa dilepas. Pasti ada aja masalah,” potong Winarsih.

“Iya, maaf—kamu gak kangen aku apa? Dari tadi aku diomelin terus. Sini cium aku dulu,” kata Dean melepaskan pelukan dan menarik tengkuk istrinya.

“Jangan di sini, sebentar lagi Pak Ryan dateng.” Winarsih sedikit memalingkan wajahnya.

“Emang Ryan siapa? Aku mau nyium istriku gak ada urusannya dengan dia.” Dean menangkup wajah Winarsih dan mencium bibir wanita itu sedikit tergesa.

Winarsih seketika memejamkan mata. Bibir Dean terasa dingin saat menyesap dan menggigit bibirnya. Ciuman dan sentuhan dari Dean memang selalu sulit diabaikan. Tangannya yang tadi hanya diam di pangkuan, kini bergerak mencengkeram paha suaminya. Dua hari saja padahal. Tapi tidur tak diganggu oleh laki-laki yang sudah memberinya hampir empat orang anak, membuatnya kehilangan. Sudah pasti kangen, seperti kata Dean. Tapi untuk mengatakan hal itu, bisa-bisa suami bandelnya semakin besar kepala.

Dean berkali-kali menyibakkan lembaran rambut Winarsih yang jatuh menutupi pipi. Sebenarnya ia juga tak sanggup kalau harus berlama-lama pisah dari istrinya. Sehari saja tak menggoda istrinya yang terkadang sangat polos, hari-harinya terasa kurang sesuatu. Winarsih dengan sikap penurutnya yang kadang membuat Dean bergidik seandainya ia menikah dengan wanita selain Winarsih. Napas Dean semakin kasar dan cepat. Ia tahu bahwa ciuman saja tak cukup. Dengkuran halus sudah keluar dari mulutnya saat memindahkan ciuman ke leher Winarsih.

Winarsih sudah mendongak. Kecupan-kecupan Dean beralih ke lehernya. Ia merasakan tangan suaminya sudah turun mengusap perutnya berkali-kali. Tangan Dean lalu memeluk dan meremas pinggangnya.

“Mas ... udah, nanti pak Ryan masuk ...” lirih Winarsih setengah pasrah. Ia sudah mengingatkan suaminya. Sedangkan untuk melarang atau menolak Dean, Winarsih tak bisa. Suaminya sangat anti penolakan. Sangat egois sebenarnya. Tapi begitulah Dean. Selalu mendominasi. Meski kadang menyebalkan, Winarsih menyukainya.

Dean semakin hanyut. Ciumannya bertubi-tubi di leher Winarsih. Desahannya semakin jelas dan tangannya sudah semakin turun mencari tepian dress istrinya. Membelai betis istrinya dan terus naik.

“Mas ... udah,” gumam Winarsih.

Dean hanya mengerang mendengar perkataan Winarsih. Telapak tangannya sudah merasakan kehangatan paha istrinya.

Dan ....

“Ya am—pun! Maaf—maaf!” pekik Ryan yang baru saja membuka pintu mobil di bagian supir.

“Bisa-bisanya ya dia nyium istrinya sampe begitu di mobil. Bener-bener kayak lagi nebus remaja di kantor polisi.” Ryan mengomel sambil berjalan menuju mobil Toni yang parkir tak jauh dari mobil Dean.

“Napa muka lo?” tanya Toni. Ia melihat Ryan datang dengan wajah sebal.

“Pasti Dean lagi memberi ciuman panas buat bininya,” kata Langit terkekeh.

“Kasi waktu—kasi waktu. Lo di sini dulu.” Rio terkekeh.

“Sabar ... Dean sedang mengamankan masa depannya.” Toni menepuk-nepuk bahu Ryan.

Mesin mobil Toni sudah menyala dan Musdalifah yang sudah terkantuk-kantuk di jok belakang mendengar pembicaraan para laki-laki itu.

Empat orang laki-laki sedang menunggu Dean mencumbui istrinya di mobil untuk menghindari pertikaian di rumah.

Musdalifah mendengus kesal. Si sombong itu pikirnya. Ia sudah sangat mengantuk tapi harus menunggui laki-laki ganteng namun angkuh bermesraan. Musdalifah melipat jok yang berada di depannya. Ia lalu merangkak hingga tubuhnya mencapai kursi pengemudi.

TIIIIN TIIIIN

Dengan seringai jahat, Musdalifah menekan panjang klakson mobil.

“Oh shiit! Ada orang di dalem mobil” pekik Langit terkejut memegang dadanya.

“Si Mus—si Mus,” kata Toni membuka pintu mobil. Ia melongok ke jok belakang di mana Mus bersandar dengan mata terpejam.

Di mobil lainnya, tangan Dean sudah nyaris tiba mencapai pangkal paha Winarsih saat ia terlonjak karena bunyi klakson mobil Toni.

“Siapa sih?! Pengen digebuk pake stik bilyar juga kayaknya.” Dean menoleh sinis ke arah mobil Toni yang diparkir beberapa meter di belakang.

To Be Continued

Yang belum like bab 18, bantu di-like ya sayang2ku :*

Terpopuler

Comments

Titik Sastrowiyono

Titik Sastrowiyono

ny.dean jangan dilirik jangan digibah

2023-12-07

1

Ria Zakaria

Ria Zakaria

astagaaa ,,,udah ulang brp x , tetap aja ngakaakk ...

2023-11-17

0

veranita1

veranita1

sabar pak de.baru juga dikasih nasihat sama bu win, udah khilaf lagi aja

2023-09-26

1

lihat semua
Episodes
1 1. Dean Danawira Hartono
2 2. Tony Setyo Anderson
3 3. Balada Perdukunan
4 4. Rio Haryanto Oey
5 5. Akibat Kesalahan Satu Malam
6 6. Rangga Langit Kelana
7 7. Azas Keseimbangan dan Demokratis
8 8. Jurus Terakhir Dean
9 9. Bukan Rahasia Kelam
10 10. Tak Terlalu Spektakuler
11 11. Misi Mengamati (1)
12 12. Misi Mengamati (2)
13 13. Kerja Sama Tim
14 14. Menebus Kenangan Pertanyaan
15 15. Keributan Lebih Dulu
16 16. Akhirnya Perkelahian
17 17. Resor Gratis
18 18. Anak Sulung Badung
19 19. Perjanjian Damai
20 20. Bujukan Dean
21 21. Akhir Misteri (1)
22 22. Akhir Misteri (2)
23 23. Untaian Isi Hati
24 24. Aku Hanya Rakyat Biasa
25 25. Adu Ketahanan Mental (1)
26 26. Adu Ketahanan Mental (2)
27 27. Saran Dari Ahli
28 28. Memastikan Sesuatu
29 29. Dimanfaatkan Sekali Lagi
30 30. Rasa Dari Masa Lalu
31 31. Bukti Lipstik Waterproof
32 32. Cerita Teman Hidup
33 33. Bingkisan Panitia Outing
34 34. Teror Ucapan Bingkisan
35 35. Feedback Bingkisan
36 36. Man to Man
37 37. Ulah Para Sekretaris
38 38. That's Why We Adore Him
39 39. Aku Masih Seperti Yang Dulu
40 40. Andaikan Kau Datang Kemari
41 41. Jawaban Mana Yang 'Kan Kuberi
42 42. Adakah Jalan Yang Kau Temui
43 43. Untuk Kita Kembali Lagi
44 44. Aku Tak Biasa
45 45. Kantor Pengacara Tersohor
46 46. Potongan Kisah Masa Lalu (1)
47 47. Potongan Kisah Masa Lalu (2)
48 48. Potongan Kisah Masa Lalu (3)
49 49. Asal Muasal Sekretaris Setia (1)
50 50. Asal Muasal Sekretaris Setia (2)
51 51. Asal Muasal Sekretaris Setia (3)
52 52. Heboh Sekompi
53 53. Modus Mulus
54 54. Tamu Makan Siang
55 55. Bertemu Nyonya Rumah
56 56. Pernah Kumencintaimu, Tapi Tak Begini
57 57. Cintai Dia Yang Mencintaimu
58 58. Mengingatkan Dirimu Akan Sesuatu
59 59. Pertengkaran Anak Asuh
60 60. Jauh Dari Rencana
61 61. Kurang Konsentrasi
62 62. Ternyata Selama Ini
63 63. Menuju Penyelesaian
64 64. Tak Kubiarkan Kau Tak Bahagia
65 65. Dari Toni Untuk Wulan
66 66. Awal dan Akhir Bagi Wulan
67 67. Sebuah Akhir
68 68. Makan Siang Bersama
69 69. Hasil Rapat
70 70. Sesuai Janjiku
71 71. Acara Sabtu Pagi
72 72. Di Luar Rencana
73 73. Kekacauan Lainnya
74 74. Adu Ilmu
75 75. Asih Sebenarnya
76 76. Hidup Tetaplah Misteri
77 77. Cieeee
78 78. Di Dalam Mobil
79 79. Dua Kantong Bingkisan
80 80. Mengurai Simpulan Masa Lalu
81 81. Tragedi
82 82. Bubar
83 83. Tentang Aku dan Kamu
84 84. Kita dan Anak Adopsi
85 85. Urusan Kita
86 86. H Minus Dua
87 87. Malam Gaduh
88 88. Percakapan IGD
89 89. Tembakan Santoso
90 90. Permintaan Toni
91 91. Suprise
92 PENGUMUMAN PEMENANG GIVE AWAY
93 92. P3K
94 93. Memenuhi Janjiku Padamu
95 94. Hadiah Dari Sahabat
96 95. Jamuan Makan Malam
97 96. Keahlian Lama
98 97. Semangat Baru
99 98. Tunggu Kami
100 99. Jangan Terlalu Lama Terlelap
101 100. Kado Untuk Mami
102 101. Menjelang Kebahagiaan
103 102. Kelahiran Handaru
104 103. Kabar Dari Santoso
105 104. Arisan Impian
106 105. Misteri Cuti
107 106. Menuju Sidang
108 107. Paparan Alasan
109 108. Kado Pernikahan
110 109. Menatapi Hasil Sidang
111 110. Dari Musdalifah
112 111. Kebahagiaan Untuk Asih
113 112. Hari Keluarga Anderson
114 113. Menjenguk Bayi
115 114. Obat Untuk Mami
116 115. Menjelang Arisan Besar
117 116. Arisan Besar
118 117. Akhirnya, Keluarga.
119 118. Puncak Masa Keemasan
120 119. Takdir
121 120. Keluarga Besar (1)
122 121. Keluarga Besar (2) TAMAT
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. Dean Danawira Hartono
2
2. Tony Setyo Anderson
3
3. Balada Perdukunan
4
4. Rio Haryanto Oey
5
5. Akibat Kesalahan Satu Malam
6
6. Rangga Langit Kelana
7
7. Azas Keseimbangan dan Demokratis
8
8. Jurus Terakhir Dean
9
9. Bukan Rahasia Kelam
10
10. Tak Terlalu Spektakuler
11
11. Misi Mengamati (1)
12
12. Misi Mengamati (2)
13
13. Kerja Sama Tim
14
14. Menebus Kenangan Pertanyaan
15
15. Keributan Lebih Dulu
16
16. Akhirnya Perkelahian
17
17. Resor Gratis
18
18. Anak Sulung Badung
19
19. Perjanjian Damai
20
20. Bujukan Dean
21
21. Akhir Misteri (1)
22
22. Akhir Misteri (2)
23
23. Untaian Isi Hati
24
24. Aku Hanya Rakyat Biasa
25
25. Adu Ketahanan Mental (1)
26
26. Adu Ketahanan Mental (2)
27
27. Saran Dari Ahli
28
28. Memastikan Sesuatu
29
29. Dimanfaatkan Sekali Lagi
30
30. Rasa Dari Masa Lalu
31
31. Bukti Lipstik Waterproof
32
32. Cerita Teman Hidup
33
33. Bingkisan Panitia Outing
34
34. Teror Ucapan Bingkisan
35
35. Feedback Bingkisan
36
36. Man to Man
37
37. Ulah Para Sekretaris
38
38. That's Why We Adore Him
39
39. Aku Masih Seperti Yang Dulu
40
40. Andaikan Kau Datang Kemari
41
41. Jawaban Mana Yang 'Kan Kuberi
42
42. Adakah Jalan Yang Kau Temui
43
43. Untuk Kita Kembali Lagi
44
44. Aku Tak Biasa
45
45. Kantor Pengacara Tersohor
46
46. Potongan Kisah Masa Lalu (1)
47
47. Potongan Kisah Masa Lalu (2)
48
48. Potongan Kisah Masa Lalu (3)
49
49. Asal Muasal Sekretaris Setia (1)
50
50. Asal Muasal Sekretaris Setia (2)
51
51. Asal Muasal Sekretaris Setia (3)
52
52. Heboh Sekompi
53
53. Modus Mulus
54
54. Tamu Makan Siang
55
55. Bertemu Nyonya Rumah
56
56. Pernah Kumencintaimu, Tapi Tak Begini
57
57. Cintai Dia Yang Mencintaimu
58
58. Mengingatkan Dirimu Akan Sesuatu
59
59. Pertengkaran Anak Asuh
60
60. Jauh Dari Rencana
61
61. Kurang Konsentrasi
62
62. Ternyata Selama Ini
63
63. Menuju Penyelesaian
64
64. Tak Kubiarkan Kau Tak Bahagia
65
65. Dari Toni Untuk Wulan
66
66. Awal dan Akhir Bagi Wulan
67
67. Sebuah Akhir
68
68. Makan Siang Bersama
69
69. Hasil Rapat
70
70. Sesuai Janjiku
71
71. Acara Sabtu Pagi
72
72. Di Luar Rencana
73
73. Kekacauan Lainnya
74
74. Adu Ilmu
75
75. Asih Sebenarnya
76
76. Hidup Tetaplah Misteri
77
77. Cieeee
78
78. Di Dalam Mobil
79
79. Dua Kantong Bingkisan
80
80. Mengurai Simpulan Masa Lalu
81
81. Tragedi
82
82. Bubar
83
83. Tentang Aku dan Kamu
84
84. Kita dan Anak Adopsi
85
85. Urusan Kita
86
86. H Minus Dua
87
87. Malam Gaduh
88
88. Percakapan IGD
89
89. Tembakan Santoso
90
90. Permintaan Toni
91
91. Suprise
92
PENGUMUMAN PEMENANG GIVE AWAY
93
92. P3K
94
93. Memenuhi Janjiku Padamu
95
94. Hadiah Dari Sahabat
96
95. Jamuan Makan Malam
97
96. Keahlian Lama
98
97. Semangat Baru
99
98. Tunggu Kami
100
99. Jangan Terlalu Lama Terlelap
101
100. Kado Untuk Mami
102
101. Menjelang Kebahagiaan
103
102. Kelahiran Handaru
104
103. Kabar Dari Santoso
105
104. Arisan Impian
106
105. Misteri Cuti
107
106. Menuju Sidang
108
107. Paparan Alasan
109
108. Kado Pernikahan
110
109. Menatapi Hasil Sidang
111
110. Dari Musdalifah
112
111. Kebahagiaan Untuk Asih
113
112. Hari Keluarga Anderson
114
113. Menjenguk Bayi
115
114. Obat Untuk Mami
116
115. Menjelang Arisan Besar
117
116. Arisan Besar
118
117. Akhirnya, Keluarga.
119
118. Puncak Masa Keemasan
120
119. Takdir
121
120. Keluarga Besar (1)
122
121. Keluarga Besar (2) TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!