10. Tak Terlalu Spektakuler

“Gue kira Dean gak dikasi berangkat,” ucap Toni dari belakang kemudi.

“Mana mungkin …” sahut Dean santai.

“Lo kok bawa koper De?” tanya Langit menoleh Dean yang berdandan sangat necis seperti akan berangkat ke luar negeri.

“Emang kenapa? Ransel bakal bikin pakaian gue kusut,” jawab Dean.

“Kita nginepnya di perkemahan, lho” kata Toni.

“Lo yang serius, kalo nginep di tenda, gue pulang minta jemput pak Noto.” Dean memandang Toni dari kaca spion tengah.

“Oh, udah mendingan berarti …” ucap Rio. “Gue kira mau ngadu ama pak Hartono.” Rio menoleh ke belakang kemudian tertawa memandang Dean yang melengos.

Langit sudah gelap saat mobil memasuki gerbang utama resor. Lobi hotel terlihat ramai dengan orang-orang yang baru tiba dengan berbagai bentuk tas. Seluruh sofa dan kursi yang berada di lobi terisi penuh oleh para tamu yang sedang menunggu pembagian kunci kamar dari koordinator kelompok dari perusahaan masing-masing.

“Ini gak dari perusahaan Toni aja, kan?” tanya Dean pada Rio.

“Kata Toni enggak. Ini outing gabungan. Semacam persahabatan dengan sesama perusahaan pengangkutan.” Rio mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.

Toni kembali dari resepsionis bersama dengan seorang wanita di sebelahnya. Wanita itu adalah sekretaris Toni yang sudah menunggu mereka sejak tadi.

“Ini kunci kamarnya Pak Rio, yang ini Pak Langit, dan ini Pak Dean.” Sekretaris Toni menyerahkan kunci kamar hotel yang berupa gantungan kayu dengan sebuah kunci manual tersangkut di ujungnya.

“Perkenalkan nama saya Ifa. Saya sekretarisnya Pak Toni. Selama berada di sini, jika ada sesuatu yang kurang, bisa hubungi saya. Ini kartu nama saya ….” Ifa mengangsurkan kartu namanya ke masing-masing laki-laki yang menunggunya berbicara dengan berbagai ekspresi berbeda.

Langit terlihat santai dan ceria. Rio terlihat ramah ketika menerima kartu nama itu. Sedangkan Dean, terlihat sedikit cemberut seakan ada yang mau kembali diprotesnya.

“Ini yang ngurus sekretaris gue. Kita dapet kamar masing-masing satu. Yuk, ke kamar dulu. Naruh barang-barang, terus kita ikut makan malam.” Toni berbicara sambil menaikkan ranselnya yang melorot.

“Kalau kamar Pak Dean kurang nyaman, bisa hubungi saya. Nanti saya usahakan cari yang lebih bagus.” Ifa mengamati wajah Dean dari jarak hanya dua langkah. Baru kali itu ia bisa melihat teman-teman bosnya dengan jarak begitu dekat. Biasanya, siapapun di antara mereka yang datang ke kantor T&T Express, hanya melewati mejanya tanpa pernah bertanya lebih dulu sebelum masuk ke ruangan bosnya.

Dean yang tersadar kalau sekretaris Toni sedang berbicara dengannya, seketika menoleh dan tersenyum tipis untuk menjawab ucapan wanita itu barusan. Senyuman Dean ternyata membuat Ifa bahagia. Sekretaris itu kembali mengembangkan senyumnya. Dan sedetik berikutnya, senyum Dean langsung lenyap.

Dean si tukang protes berwajah datar telah kembali. Melihat reaksi Dean, senyum Ifa barusan langsung sirna.

“Kok kamarnya sendiri-sendiri sih? Mana kuncinya manual gini. Apa panitia gak bisa bikin acara di resor bintang lima?” kata Dean. “Kan ceritanya bakal bareng-bareng … gue tidur di kamar lo aja Yo!” Dean menyenggol bahu Rio di sebelahnya.

“Mulai komplain dia. Cuma perkara kunci Dean … gak ada bedanya. Yang penting bisa dikunci dan lo bisa tidur.” Toni yang sudah terbiasa dengan perkataan temannya, merangkul Dean dan menyeretnya menuju lift. “Makasi Mus …” ujar Toni pada sekretarisnya.

“No problem,” jawab Rio sambil berjalan. “Lo Lang?” Rio menoleh Langit yang sudah berdiri di dalam lift dengan wajah berseri-seri.

“Gue tidur sendiri aja juga gak masalah. Rame-rame gak masalah. Bebas,” kata Langit.

“Gue sendiri,” tukas Toni dengan mata menatap nomor lantai yang mulai berganti.

“Perasaan gue mulai gak enak,” kata Dean. “Kayaknya bakal terjadi sesuatu di luar skrip kita.”

“Apa sejak adu mulut sama mbak Asih, ilmunya udah nurun ke lo?” sindir Langit terkekeh. Dean membalas perkataan Langit dengan mempertahankan raut seriusnya.

“Ton! Itu sekretaris lo yang lama, kan? Bukan sekretaris baru? Kenalan namanya Ifa, lo kok manggilnya Mus? Mus apa? Mus Mulyadi atau Mus Mujiono?” tanya Dean melirik Toni yang tertawa mendengar ucapannya.

“Mulut lo …” kata Rio menonjok lengan Dean yang tak tertawa saat mengatakan hal itu.

“Sekretaris gue yang lama kok. Ifa panggilannya. Nama lengkapnya Musdalifah,” jawab Toni.

Serentak ketiga pria yang mendengar hal itu langsung berkata, “Ooo ….”

Dean mengekori Rio ke kamar dan meletakkan kopernya di sana. Setelah mengecek tampilannya dan menelepon Winarsih, Dean sudah kembali berdiri di depan pintu menunggu sahabatnya.

“Tumben Langit gak mau ngikut kita. Harusnya dia bisa tidur bareng ama Toni aja,” kata Rio dari depan kaca.

“Udah ah, bodo amat. Yang penting pulangnya utuh,” jawab Dean terkekeh.

Acara makan malam outing gabungan itu diadakan pukul 19.30. Sudah terlambat sebenarnya, tapi mereka bukan merupakan karyawan perusahaan manapun. Jadi Dean dan Rio masih bisa tertawa-tawa dan mengobrol santai di depan kamar yang ditempati Langit.

Mereka menempati kamar yang terletak di lorong paling pojok. Dalam lorong itu terdapat enam kamar, dengan posisi 3 kamar yang saling berseberangan. Kamar yang ditempati Dean dan Rio terletak di sisi kanan dan lebih dulu di dapat.

“Perasaan kita udah ngabarin jangan lama-lama, tapi udah 15 menit gak keluar juga.” Dean melangkah maju membuka pintu kamar.

BRAKK

Tangan Dean masih berada di pegangan pintu yang menjeblak terbuka. Tampak Langit sedang berada di depan cermin dan menoleh santai ke arah Dean. “Sorry, gue mandi dulu … gerah banget.” Langit sedang mengatur rambutnya.

“Bukan gerah, lo emang niat mau ketemu orang.” Dean menatap Langit dengan sorot jengkel.

“Santai Pak De … gak sering-sering. Ngobrol doang kok,” ucap Langit. “Toni belom keluar kamar, ya?” tanya Langit.

“Itu juga entah ke mana. Padahal gue udah bilang jangan lama-lama. Gue laper … chat gue belom dibaca.” Dean mundur beberapa langkah untuk memberi jalan pada Langit yang menutup pintu kamarnya.

“Yuk ah, udah malem. Kalo Toni gak jelas, kita makan duluan aja.” Rio melangkah lebih dulu menuju kamar Toni yang terletak paling belakang.

“Lo bedua dari tadi berisik banget deh,” kata Langit. “Untungnya kamar di depan kita kayaknya kosong,” sambungnya lagi.

"Masa sih kosong ... resor ini kayaknya penuh karena ada acara." Rio bergumam memperhatikan jajaran kamar yang memang terlihat begitu sepi.

“Sini biar gue lagi aja yang dobrak kamar,” pungkas Dean menerobos tubuh Rio dan Langit yang berjalan di depannya. Dean langsung menuju kamar Toni dan meraih handle pintu.

BRAKK

Tangan Dean masih berada di handle pintu. Dean beruntung, pintu kamar Toni tidak terkunci dan langsung mengayun terbuka sebegitu didorongnya. Rio dan Langit lalu tiba di belakangnya. Tiga orang pria terpaku menatap Toni yang sedang berdiri, baru keluar dari kamar mandi.

Toni sedang dalam keadaan polos. Telanjang. Tanpa handuk.

“Si anjing …” gumam Dean.

Kemudian ….

CEKLEK

Pintu di seberang kamar Toni mengayun terbuka. Serentak Dean, Rion dan Langit menoleh ke belakang.

“Hei!” sapa Dean riang pada seorang wanita yang sedang menatap mereka semua dengan wajah terkejut.

“Wulan …” sapa Rio.

“Apa kabar?” tanya Langit.

“B-baik …” sahut Wulan sedikit terbata. Pandangannya tertumbuk pada Toni yang sedang berdiri mematung menatapnya. “Aku duluan ya,” kata Wulan kemudian pergi dari sana dengan wajah memerah.

“Woow …” kata Dean. “Momen reuni yang langsung membawa Wulan pada puncak kenangan.”

“Kira-kira Wulan liat anunya Toni gak?” tanya Rio kembali melirik Toni yang masih telanjang mematung.

“Mustahil gak liat,” jawab Langit ikut menatap Toni yang memasang wajah muram.

“Ternyata cuma segitu. Gue kira selama ini lo spektakuler banget Ton …” Dean menutup mulutnya menahan tawa.

“Si anjing! Yang dibahas malah itu,” maki Toni. "Bukannya pada ngetuk pintu dulu," sergah Toni.

"Cuma perkara kunci lho Pak Toni," balas Dean.

"Diem Lo!" maki Toni.

Dan kejutan berikutnya ....

"Mas Toni ... ambilin handuk!" Suara seorang wanita terdengar dari dalam.

Toni terperanjat seolah baru menyadari situasinya. Ia langsung mendorong Dean keluar dan menutup pintu kamar.

Sementara itu di luar, tiga orang pria saling bertukar pandang.

"Bener, kan? Perasaan gue gak enak dari tadi. Kita gak bawa bini, dia malah ngurung perempuan. Tiba-tiba gue kangen bini gue ...."

Dean melangkah pergi meninggalkan pintu kamar Toni disusul dua orang temanya.

To Be Continued

Terpopuler

Comments

Myue89

Myue89

Sapa visual nya Wulan kak Njus

2024-02-04

0

Farni hana

Farni hana

namanya Tini aja di panggil suketi sma pak De.. pokoknya suka2 pak De lah🤣🤣🤣

2024-01-25

0

Titik Sastrowiyono

Titik Sastrowiyono

balik dulu pakde, comot bu win nya

2023-12-07

1

lihat semua
Episodes
1 1. Dean Danawira Hartono
2 2. Tony Setyo Anderson
3 3. Balada Perdukunan
4 4. Rio Haryanto Oey
5 5. Akibat Kesalahan Satu Malam
6 6. Rangga Langit Kelana
7 7. Azas Keseimbangan dan Demokratis
8 8. Jurus Terakhir Dean
9 9. Bukan Rahasia Kelam
10 10. Tak Terlalu Spektakuler
11 11. Misi Mengamati (1)
12 12. Misi Mengamati (2)
13 13. Kerja Sama Tim
14 14. Menebus Kenangan Pertanyaan
15 15. Keributan Lebih Dulu
16 16. Akhirnya Perkelahian
17 17. Resor Gratis
18 18. Anak Sulung Badung
19 19. Perjanjian Damai
20 20. Bujukan Dean
21 21. Akhir Misteri (1)
22 22. Akhir Misteri (2)
23 23. Untaian Isi Hati
24 24. Aku Hanya Rakyat Biasa
25 25. Adu Ketahanan Mental (1)
26 26. Adu Ketahanan Mental (2)
27 27. Saran Dari Ahli
28 28. Memastikan Sesuatu
29 29. Dimanfaatkan Sekali Lagi
30 30. Rasa Dari Masa Lalu
31 31. Bukti Lipstik Waterproof
32 32. Cerita Teman Hidup
33 33. Bingkisan Panitia Outing
34 34. Teror Ucapan Bingkisan
35 35. Feedback Bingkisan
36 36. Man to Man
37 37. Ulah Para Sekretaris
38 38. That's Why We Adore Him
39 39. Aku Masih Seperti Yang Dulu
40 40. Andaikan Kau Datang Kemari
41 41. Jawaban Mana Yang 'Kan Kuberi
42 42. Adakah Jalan Yang Kau Temui
43 43. Untuk Kita Kembali Lagi
44 44. Aku Tak Biasa
45 45. Kantor Pengacara Tersohor
46 46. Potongan Kisah Masa Lalu (1)
47 47. Potongan Kisah Masa Lalu (2)
48 48. Potongan Kisah Masa Lalu (3)
49 49. Asal Muasal Sekretaris Setia (1)
50 50. Asal Muasal Sekretaris Setia (2)
51 51. Asal Muasal Sekretaris Setia (3)
52 52. Heboh Sekompi
53 53. Modus Mulus
54 54. Tamu Makan Siang
55 55. Bertemu Nyonya Rumah
56 56. Pernah Kumencintaimu, Tapi Tak Begini
57 57. Cintai Dia Yang Mencintaimu
58 58. Mengingatkan Dirimu Akan Sesuatu
59 59. Pertengkaran Anak Asuh
60 60. Jauh Dari Rencana
61 61. Kurang Konsentrasi
62 62. Ternyata Selama Ini
63 63. Menuju Penyelesaian
64 64. Tak Kubiarkan Kau Tak Bahagia
65 65. Dari Toni Untuk Wulan
66 66. Awal dan Akhir Bagi Wulan
67 67. Sebuah Akhir
68 68. Makan Siang Bersama
69 69. Hasil Rapat
70 70. Sesuai Janjiku
71 71. Acara Sabtu Pagi
72 72. Di Luar Rencana
73 73. Kekacauan Lainnya
74 74. Adu Ilmu
75 75. Asih Sebenarnya
76 76. Hidup Tetaplah Misteri
77 77. Cieeee
78 78. Di Dalam Mobil
79 79. Dua Kantong Bingkisan
80 80. Mengurai Simpulan Masa Lalu
81 81. Tragedi
82 82. Bubar
83 83. Tentang Aku dan Kamu
84 84. Kita dan Anak Adopsi
85 85. Urusan Kita
86 86. H Minus Dua
87 87. Malam Gaduh
88 88. Percakapan IGD
89 89. Tembakan Santoso
90 90. Permintaan Toni
91 91. Suprise
92 PENGUMUMAN PEMENANG GIVE AWAY
93 92. P3K
94 93. Memenuhi Janjiku Padamu
95 94. Hadiah Dari Sahabat
96 95. Jamuan Makan Malam
97 96. Keahlian Lama
98 97. Semangat Baru
99 98. Tunggu Kami
100 99. Jangan Terlalu Lama Terlelap
101 100. Kado Untuk Mami
102 101. Menjelang Kebahagiaan
103 102. Kelahiran Handaru
104 103. Kabar Dari Santoso
105 104. Arisan Impian
106 105. Misteri Cuti
107 106. Menuju Sidang
108 107. Paparan Alasan
109 108. Kado Pernikahan
110 109. Menatapi Hasil Sidang
111 110. Dari Musdalifah
112 111. Kebahagiaan Untuk Asih
113 112. Hari Keluarga Anderson
114 113. Menjenguk Bayi
115 114. Obat Untuk Mami
116 115. Menjelang Arisan Besar
117 116. Arisan Besar
118 117. Akhirnya, Keluarga.
119 118. Puncak Masa Keemasan
120 119. Takdir
121 120. Keluarga Besar (1)
122 121. Keluarga Besar (2) TAMAT
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. Dean Danawira Hartono
2
2. Tony Setyo Anderson
3
3. Balada Perdukunan
4
4. Rio Haryanto Oey
5
5. Akibat Kesalahan Satu Malam
6
6. Rangga Langit Kelana
7
7. Azas Keseimbangan dan Demokratis
8
8. Jurus Terakhir Dean
9
9. Bukan Rahasia Kelam
10
10. Tak Terlalu Spektakuler
11
11. Misi Mengamati (1)
12
12. Misi Mengamati (2)
13
13. Kerja Sama Tim
14
14. Menebus Kenangan Pertanyaan
15
15. Keributan Lebih Dulu
16
16. Akhirnya Perkelahian
17
17. Resor Gratis
18
18. Anak Sulung Badung
19
19. Perjanjian Damai
20
20. Bujukan Dean
21
21. Akhir Misteri (1)
22
22. Akhir Misteri (2)
23
23. Untaian Isi Hati
24
24. Aku Hanya Rakyat Biasa
25
25. Adu Ketahanan Mental (1)
26
26. Adu Ketahanan Mental (2)
27
27. Saran Dari Ahli
28
28. Memastikan Sesuatu
29
29. Dimanfaatkan Sekali Lagi
30
30. Rasa Dari Masa Lalu
31
31. Bukti Lipstik Waterproof
32
32. Cerita Teman Hidup
33
33. Bingkisan Panitia Outing
34
34. Teror Ucapan Bingkisan
35
35. Feedback Bingkisan
36
36. Man to Man
37
37. Ulah Para Sekretaris
38
38. That's Why We Adore Him
39
39. Aku Masih Seperti Yang Dulu
40
40. Andaikan Kau Datang Kemari
41
41. Jawaban Mana Yang 'Kan Kuberi
42
42. Adakah Jalan Yang Kau Temui
43
43. Untuk Kita Kembali Lagi
44
44. Aku Tak Biasa
45
45. Kantor Pengacara Tersohor
46
46. Potongan Kisah Masa Lalu (1)
47
47. Potongan Kisah Masa Lalu (2)
48
48. Potongan Kisah Masa Lalu (3)
49
49. Asal Muasal Sekretaris Setia (1)
50
50. Asal Muasal Sekretaris Setia (2)
51
51. Asal Muasal Sekretaris Setia (3)
52
52. Heboh Sekompi
53
53. Modus Mulus
54
54. Tamu Makan Siang
55
55. Bertemu Nyonya Rumah
56
56. Pernah Kumencintaimu, Tapi Tak Begini
57
57. Cintai Dia Yang Mencintaimu
58
58. Mengingatkan Dirimu Akan Sesuatu
59
59. Pertengkaran Anak Asuh
60
60. Jauh Dari Rencana
61
61. Kurang Konsentrasi
62
62. Ternyata Selama Ini
63
63. Menuju Penyelesaian
64
64. Tak Kubiarkan Kau Tak Bahagia
65
65. Dari Toni Untuk Wulan
66
66. Awal dan Akhir Bagi Wulan
67
67. Sebuah Akhir
68
68. Makan Siang Bersama
69
69. Hasil Rapat
70
70. Sesuai Janjiku
71
71. Acara Sabtu Pagi
72
72. Di Luar Rencana
73
73. Kekacauan Lainnya
74
74. Adu Ilmu
75
75. Asih Sebenarnya
76
76. Hidup Tetaplah Misteri
77
77. Cieeee
78
78. Di Dalam Mobil
79
79. Dua Kantong Bingkisan
80
80. Mengurai Simpulan Masa Lalu
81
81. Tragedi
82
82. Bubar
83
83. Tentang Aku dan Kamu
84
84. Kita dan Anak Adopsi
85
85. Urusan Kita
86
86. H Minus Dua
87
87. Malam Gaduh
88
88. Percakapan IGD
89
89. Tembakan Santoso
90
90. Permintaan Toni
91
91. Suprise
92
PENGUMUMAN PEMENANG GIVE AWAY
93
92. P3K
94
93. Memenuhi Janjiku Padamu
95
94. Hadiah Dari Sahabat
96
95. Jamuan Makan Malam
97
96. Keahlian Lama
98
97. Semangat Baru
99
98. Tunggu Kami
100
99. Jangan Terlalu Lama Terlelap
101
100. Kado Untuk Mami
102
101. Menjelang Kebahagiaan
103
102. Kelahiran Handaru
104
103. Kabar Dari Santoso
105
104. Arisan Impian
106
105. Misteri Cuti
107
106. Menuju Sidang
108
107. Paparan Alasan
109
108. Kado Pernikahan
110
109. Menatapi Hasil Sidang
111
110. Dari Musdalifah
112
111. Kebahagiaan Untuk Asih
113
112. Hari Keluarga Anderson
114
113. Menjenguk Bayi
115
114. Obat Untuk Mami
116
115. Menjelang Arisan Besar
117
116. Arisan Besar
118
117. Akhirnya, Keluarga.
119
118. Puncak Masa Keemasan
120
119. Takdir
121
120. Keluarga Besar (1)
122
121. Keluarga Besar (2) TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!