GENK DUDA AKUT

GENK DUDA AKUT

1. Dean Danawira Hartono

Belasan tahun yang lalu

“Jadi gimana? Hari ini jadi ke rumah Dean kan?” tanya Toni menjajari langkah Langit di lorong kelas.

“Jadi. Pasti jadi. Dean kalo udah janji gak bakal ngeles. Lagian bokap-nyokapnya lagi nggak ada di rumah.” Langit berjalan menyampirkan ransel ke bahunya.

“Lo mau ke mana? Deannya mana? Rio?” tanya Toni tak sabar. Jam pelajaran sudah berakhir dan hari itu mereka sepakat untuk menonton film dewasa di kamar Dean demi mendalami ilmu menghadapi dunia pria sesungguhnya.

“Dean pacaran di kelasnya. Biasalah, kayak gak tau dia aja. Rio lagi di parkiran kayak biasa. Supir cewenya udah jemput, Rio cuma bisa tatap-tatapan aja di sebelah mobil Jenni." Langit berbelok menuju lapangan basket.

“Lo mau ke mana?” tanya Toni menghentikan langkahnya menahan lengan Langit.

“Gua main basket sebentar,” jawab Langit. “Lagian Dean juga masih enak-enakan di kelas kosong.” Langit kemudian berlari mencampakkan tasnya ke tepi lapangan basket dan langsung menyambut bola yang datang ke arahnya.

Langit menoleh pada Siska. Wanita manis namun tomboy yang juga hobi main basket, tapi tak hobi pacaran. Selagi menunggu Dean menyelesaikan acara rutinnya bersama Ara di kelas kosong, Langit memilih untuk menatap Siska dari dekat.

“Dih si anjing malah main basket,” maki Toni. “Entar kelamaan woi kalo nunggu Dean kelar! Sedot-sedotannya pasti lama!” seru Toni dari tepi lapangan basket.

“Ya udah! Lo obrak-abrik sana!” jerit Langit sembari mengoper bola pada Siska.

Toni berbalik dan setengah berlari menuju kelas Dean yang tertutup.

Sementara di dalam kelas.

“Mau ngapain sih bawa temen-temen ke rumah kamu? Mending belajar bareng aku,” rajuk Ara yang bersandar di dinding kelas dengan Dean yang duduk menghadapnya.

“Kita juga belajar kok, ada pelajaran yang harus kita berempat simak sama-sama. Aku kan udah sering bawa kamu ke rumah,” ucap Dean menggenggam tangan pacarnya.

“Tapi mama kamu makin benci sama aku karena kamu kecelakaan motor,” kata Ara memandang tongkat yang tersandar di meja tak jauh dari mereka.

“Namanya cowok keren, lukanya juga keren. Kecelakaan motor gede. Cium aku lagi dong, katanya sayang...” ucap Dean menarik lengan Ara untuk kembali mencium bibir gadis itu. Dua minggu yang lalu Dean kecelakaan motor seusai mengantarkan Ara pulang bermalam minggu. Tak bisa dihindari, Bu Amalia, mamanya semakin membenci Ara.

Ara kembali mengecup bibir Dean, tangan laki-laki itu terasa menekan punggungnya dan membuat tubuh mereka semakin rapat dan berhimpitan. Satu tangan Dean telah merayap dari paha dan sekarang memegang pinggang dan mengusap perutnya.

“Si anjing mesum! Kalo nggak mesum sehari rasanya nggak afdol. Kalo untuk urusan tegang, meski pincang, gak pernah jadi penghalang.” Toni menggedor pintu kelas dua kali kemudian langsung membukanya. Pintu ruang kelas hanya bisa dikunci oleh penjaga sekolah.

Dean hanya memanfaatkan pengaruhnya pada siswa lain untuk menjauhi pintu tiap ia berada di dalam kelas bersama Ara.

Mendengar gedoran dari luar, ciuman Dean terlepas.

“Udah nyet! Ayo pergi! Otak lo jangan mesum mulu.” Toni masuk ke kelas dan meraih tongkat Dean. “Buruan!” pekik Toni menyodorkan tongkat yang sudah dua minggu dipakai Dean sebagai alat bantu jalan usai kecelakaan.

“Aku balik dulu ya, kamu hati-hati di jalan.” Dean melepaskan cengkeramannya pada tangan Ara dan berdiri tertatih-tatih menuju Toni.

Ara memandang sebal pada Toni yang mengganggu waktunya bersama Dean. Ia selalu menanti kebersamaan setiap usai jam pelajaran. Mereka tak sekelas sejak memasuki tahun terakhir di sekolah itu. bermesraan seusai jam pelajaran sangat penting buat Ara. Di luar jam sekolah, susah sekali mengajak Dean keluar.

“Lo kok mandang gua gitu sih? Sebel ya diganggu?” tanya Toni tertawa.

“Diem lo!” maki Ara. Toni tertawa-tawa mengejek sambil meraih ransel Dean untuk dibawanya.

“Ya udah ayo keluar! Ngapain kamu di sini? Barengan aja,” pinta Dean menunggu Ara. Meski dengan wajah sebal, Ara melangkah mengikuti Dean.

Ara kembali melemparkan tatapan sebal pada Toni. Siswa ganteng berwajah blasteran yang dinilainya tak berperasaan. Berpacaran dengan Dean tak pernah membuat Toni menganggap Ara ada. Toni seolah hanya menganggapnya bagai hama.

Supir Dean telah menunggu di depan sekolah. Ara tak bisa ikut menumpang pulang karena segala tindak tanduk Dean akan sampai langsung ke telinga mamanya dengan bantuan supir yang bertindak sebagai agen.

“Rio! Udah! Buset! Apa cuma gua aja yang gak pernah suka terikat dengan satu perempuan?” umpat Toni yang kelimpungan mengumpulkan teman-temannya.

Rio terlihat melepaskan genggaman tangannya pada Jennie dan membuka pintu mobil jemputan gadis itu. Tindakan gentle yang penuh sopan santun.

“Lang! Buruan!” teriak Rio pada Langit yang segera berlari menyambar ranselnya di tepi lapangan dan melambaikan tangannya pada Siska.

“Gua udah kayak bapak-bapak yang ngumpulin anak TK mau dijemput,” keluh Toni menghempaskan tubuhnya di jok belakang.

“Lah lo buru-buru mulu tiap hari. Santai kek sekali-kali,” jawab Dean dari sebelah supir.

“Mami gua ribet. Gak boleh pulang lewat maghrib. Mana katanya hari ini weton gua lahir,” tukas Toni.

“Gua no komen kalo udah ngomongin weton. Barangnya ada De?” tanya Langit menepuk bahu Dean. Ia menanyakan soal DVD film dewasa yang akan mereka tonton hari itu.

“Ada, aman. Jangan sampe langsung praktek ya!” Dean melirik ke arah supirnya untuk memastikan bahwa pria itu tak mengetahui topik pembicaraan mereka.

“Ini yang baru kan De?” tanya Rio memastikan.

“Baru dong, liat aja entar.” Dean tak sabar untuk menunjukkan koleksi terbaru film dewasa yang akan ia tonton bersama ketiga orang temannya. DVD film itu ia dapat dari hasil memesan di sebuah situs belanja internasional dengan kartu kredit yang diberikan oleh papanya.

20 menit kemudian, mobil yang ditumpangi empat siswa SMA itu tiba di sebuah kediaman megah di kawasan Menteng. Dengan tertatih-tatih Dean berjalan lurus dan berbelok ke kanan menuju sebuah lift.

“Padahal pake tangga lebih cepet dan lebih sehat,” gumam Rio melihat angka lift dengan tatapan menerawang.

“Masalahnya temen lo pincang Yo!” kesal Dean.

“Udah diem, kita nonton dulu. Abis nonton kita makan.” Toni merangkul Dean dan Rio yang sering saling melontarkan ejekan.

Empat ransel langsung dicampakkan begitu saja di atas sebuah ranjang besar. Dean menghempaskan tubuhnya di sebuah sofa pijat besar dan memegang dua remote.

“Entar malem gua ada bahan nih!” kata Langit tidur menelungkup di atas ranjang sambil memeluk sebuah guling.

“Kalo udah nyampe rumah, itu terserah lo mau ngapain.” Toni yang juga menelungkup di sebelah Langit terlihat tekun melihat credit title film yang sedang diputar.

“DVD beginian ada berapa De? Gua mau pinjem,” ucap Toni.

“Ah, gak boleh. Kalo udah sama lo alamat gak balik. Entar kalo diambil mami lo, bisa nyampe ke telinga bokap gua." Dean mengibaskan remote di tangannya.

Rio mengambil sebuah gitar dan memangkunya. Tatapannya tak lepas dari televisi yang mulai menampilan wanita seksi berpakaian sangat minim. “Gede-gede ya...” gumam Rio.

“Seleranya Dean...” sahut Langit.

“Tapi nggak sesuai kenyataan. Pacarnya standar,” sambung Toni.

“Impian gua dapet yang gede, tapi perasaan tetap yang paling utama.” Dean mengedikkan bahu dan mengangkat alisnya dengan sombong.

“Lo ngapain mangku gitar?” tanya Toni menoleh pada Rio.

“Buat menghalangi anunya kalo berdiri biar gak keliatan,” jawab Dean santai.

Langit terkekeh-kekeh dengan mata tak lepas menatap film yang sudah masuk ke sesi pemanasan.

Sedang asyik-asyiknya mata mereka menatap sepasang artis yang sedang saling melucuti pakaian, tiba-tiba televisi padam.

“Eh! Kenapa nih?” tanya Toni menegakkan tubuhnya. “Mati lampu De?”

“Kayaknya iya...” Dean melemparkan remote DVD ke lantai yang dilapisi permadani tebal.

“Genset dong De... telfon ke supir lo minta nyalain genset. Rumah pengusaha segede ini kelewatan banget kalo gak ada genset,” dengus Langit ikut menegakkan diri.

“Entar lagi pasti dinyalain,” jawab Dean.

“Pulang aja deh... gua pinjem DVD-nya,” ucap Toni yang anak mami dan selalu khawatir jika pulang terlambat.

“Mau pinjem gimana? Itu DVD di dalem player-nya gak bisa dikeluarin. Bego dipelihara. Sapi gih dipelihara!” kesal Dean.

“Iya ya...” gumam Toni. “DVD-nya ketahan di dalem.”

“Iya Toni... iya...” balas Langit yang kembali merebahkan diri di ranjang dan mengatur posisi berbaringnya.

“Gua ngerjain ini dulu deh.... Besok dikumpulin ke guru,” timpal Rio menarik tasnya dan mengeluarkan buku matematika.

“Cemen banget mesti dikerjain sekarang. 15 menit juga selesai,” tukas Dean mencibir menatap Rio. Mereka berdua adalah murid sekelas. Ranking satu dan dua di kelas yang mereka dapat secara bergiliran.

Dean dan Rio sama pintarnya. Bedanya, Rio terlihat lebih rajin belajar dibanding Dean. Rio aktif di sekolah sebagai ketua berbagai organisasi termasuk ketua OSIS, sedangkan Dean aktif sebagai pelajar mata keranjang yang menggoda hampir setengah siswi perempuan meski pada akhirnya ia selalu kembali pada Ara.

Penantian mereka akan listrik yang menyala ternyata memakan waktu. Tanpa mereka sadari, mereka semua tertidur di kamar Dean dengan posisi berserakan. Dean merebahkan posisi sofa pijatnya dan tertidur di sana dengan kaki cederanya yang diluruskan.

Rio tidur menelungkup di atas permadani dengan buku matematika sebagai bantalnya. Sedangkan Toni dan Langit tidur nyaman di atas ranjang besar Dean.

Pukul 5 sore, seseorang terlihat membuka pintu kamar Dean. Berpakaian rapi dengan sepatu kulit mengkilap melangkah masuk dan langsung menuju televisi dan DVD player yang memutar film panas. Adegannya sudah masuk ke bagian puncak dengan suara desah dan erangan memenuhi kamar itu.

Rupanya listrik telah menyala dan DVD itu berputar otomatis melanjutkan sendiri meski tanpa penonton.

“Dasar anak sekarang, dapet dari mana beli beginian.” Pak Hartono melangkahi Rio dan langsung menuju Dean yang berada di sisi kanan.

Dengan kedua tangan yang disilangkan di belakang tubuhnya Pak Hartono menendang sofa Dean lebih dulu.

“Bangun! Bangun!” seru Pak Hartono. Dean seketika gelagapan.

“Toni! Langit! Rio! Bangun!" seru Pak Hartono lagi.

Dean mendelik memandang papanya dan televisi secara bergantian. Tokoh utama di film itu sedang memekik karena mencapai puncak.

“Buset! Eh, Om!” pekik Toni mengusap wajah berkali-kali. “Dean bilang baru pulang besok,” kata Toni dengan bodohnya.

“Pa...” lirih Dean pasrah. Sebelah kakinya meraba-raba permadani untuk mencari remote yang tadi dicampakkannya.

"Kaget ya papa pulang lebih awal?" tanya Pak Hartono memandang tajam putranya.

Rio duduk meraup semua bukunya dan menjejalkan ke dalam ransel. Langit berpura-pura sibuk mengatur bantal dan guling di ranjang Dean.

“Jadi, sudah dapat pelajaran apa aja hari ini?” tanya Pak Hartono mengedarkan pandangannya berkeliling pada keempat remaja pria yang penuh rasa penasaran itu.

To Be Continued.....

Mari kita mulai berkenalan dengan empat laki-laki melalui potongan kisah masa lalu mereka.

Selamat mengikuti kisah Genk Duda Akut :*

******

juskelapa akan mengadakan event Give Away merchandise GENK DUDA AKUT untuk 3 podium utama pemberi hadiah.

Event Give Away gak akan lama masanya karena novel GENK DUDA AKUT juga bukan novel panjang.

Merchandise ini juskelapa buat sebagai simbolis dan kenang-kenangan dari 4 bapak-bapak ganteng.

3 tote bag yang disablon sublim eksklusif timbal balik. Diikuti sampai akhir periode yaaa...

Salam sayang dari juskelapa :*

Terpopuler

Comments

𝔐𝔢𝔩𝔦𝔞𝔫𝔞 𝔰𝔦𝔯𝔢𝔤𝔞𝔯

𝔐𝔢𝔩𝔦𝔞𝔫𝔞 𝔰𝔦𝔯𝔢𝔤𝔞𝔯

Dari "Cinta Winarsih" lanjut kesini, walaupun dulu pernah baca..
tapi rasanya pengin ngulang☺️

2024-10-25

1

𝔐𝔢𝔩𝔦𝔞𝔫𝔞 𝔰𝔦𝔯𝔢𝔤𝔞𝔯

𝔐𝔢𝔩𝔦𝔞𝔫𝔞 𝔰𝔦𝔯𝔢𝔤𝔞𝔯

😄😄😄😄

2024-10-25

0

𝔐𝔢𝔩𝔦𝔞𝔫𝔞 𝔰𝔦𝔯𝔢𝔤𝔞𝔯

𝔐𝔢𝔩𝔦𝔞𝔫𝔞 𝔰𝔦𝔯𝔢𝔤𝔞𝔯

Nanti istrinya yg sesuai selera

2024-10-25

0

lihat semua
Episodes
1 1. Dean Danawira Hartono
2 2. Tony Setyo Anderson
3 3. Balada Perdukunan
4 4. Rio Haryanto Oey
5 5. Akibat Kesalahan Satu Malam
6 6. Rangga Langit Kelana
7 7. Azas Keseimbangan dan Demokratis
8 8. Jurus Terakhir Dean
9 9. Bukan Rahasia Kelam
10 10. Tak Terlalu Spektakuler
11 11. Misi Mengamati (1)
12 12. Misi Mengamati (2)
13 13. Kerja Sama Tim
14 14. Menebus Kenangan Pertanyaan
15 15. Keributan Lebih Dulu
16 16. Akhirnya Perkelahian
17 17. Resor Gratis
18 18. Anak Sulung Badung
19 19. Perjanjian Damai
20 20. Bujukan Dean
21 21. Akhir Misteri (1)
22 22. Akhir Misteri (2)
23 23. Untaian Isi Hati
24 24. Aku Hanya Rakyat Biasa
25 25. Adu Ketahanan Mental (1)
26 26. Adu Ketahanan Mental (2)
27 27. Saran Dari Ahli
28 28. Memastikan Sesuatu
29 29. Dimanfaatkan Sekali Lagi
30 30. Rasa Dari Masa Lalu
31 31. Bukti Lipstik Waterproof
32 32. Cerita Teman Hidup
33 33. Bingkisan Panitia Outing
34 34. Teror Ucapan Bingkisan
35 35. Feedback Bingkisan
36 36. Man to Man
37 37. Ulah Para Sekretaris
38 38. That's Why We Adore Him
39 39. Aku Masih Seperti Yang Dulu
40 40. Andaikan Kau Datang Kemari
41 41. Jawaban Mana Yang 'Kan Kuberi
42 42. Adakah Jalan Yang Kau Temui
43 43. Untuk Kita Kembali Lagi
44 44. Aku Tak Biasa
45 45. Kantor Pengacara Tersohor
46 46. Potongan Kisah Masa Lalu (1)
47 47. Potongan Kisah Masa Lalu (2)
48 48. Potongan Kisah Masa Lalu (3)
49 49. Asal Muasal Sekretaris Setia (1)
50 50. Asal Muasal Sekretaris Setia (2)
51 51. Asal Muasal Sekretaris Setia (3)
52 52. Heboh Sekompi
53 53. Modus Mulus
54 54. Tamu Makan Siang
55 55. Bertemu Nyonya Rumah
56 56. Pernah Kumencintaimu, Tapi Tak Begini
57 57. Cintai Dia Yang Mencintaimu
58 58. Mengingatkan Dirimu Akan Sesuatu
59 59. Pertengkaran Anak Asuh
60 60. Jauh Dari Rencana
61 61. Kurang Konsentrasi
62 62. Ternyata Selama Ini
63 63. Menuju Penyelesaian
64 64. Tak Kubiarkan Kau Tak Bahagia
65 65. Dari Toni Untuk Wulan
66 66. Awal dan Akhir Bagi Wulan
67 67. Sebuah Akhir
68 68. Makan Siang Bersama
69 69. Hasil Rapat
70 70. Sesuai Janjiku
71 71. Acara Sabtu Pagi
72 72. Di Luar Rencana
73 73. Kekacauan Lainnya
74 74. Adu Ilmu
75 75. Asih Sebenarnya
76 76. Hidup Tetaplah Misteri
77 77. Cieeee
78 78. Di Dalam Mobil
79 79. Dua Kantong Bingkisan
80 80. Mengurai Simpulan Masa Lalu
81 81. Tragedi
82 82. Bubar
83 83. Tentang Aku dan Kamu
84 84. Kita dan Anak Adopsi
85 85. Urusan Kita
86 86. H Minus Dua
87 87. Malam Gaduh
88 88. Percakapan IGD
89 89. Tembakan Santoso
90 90. Permintaan Toni
91 91. Suprise
92 PENGUMUMAN PEMENANG GIVE AWAY
93 92. P3K
94 93. Memenuhi Janjiku Padamu
95 94. Hadiah Dari Sahabat
96 95. Jamuan Makan Malam
97 96. Keahlian Lama
98 97. Semangat Baru
99 98. Tunggu Kami
100 99. Jangan Terlalu Lama Terlelap
101 100. Kado Untuk Mami
102 101. Menjelang Kebahagiaan
103 102. Kelahiran Handaru
104 103. Kabar Dari Santoso
105 104. Arisan Impian
106 105. Misteri Cuti
107 106. Menuju Sidang
108 107. Paparan Alasan
109 108. Kado Pernikahan
110 109. Menatapi Hasil Sidang
111 110. Dari Musdalifah
112 111. Kebahagiaan Untuk Asih
113 112. Hari Keluarga Anderson
114 113. Menjenguk Bayi
115 114. Obat Untuk Mami
116 115. Menjelang Arisan Besar
117 116. Arisan Besar
118 117. Akhirnya, Keluarga.
119 118. Puncak Masa Keemasan
120 119. Takdir
121 120. Keluarga Besar (1)
122 121. Keluarga Besar (2) TAMAT
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. Dean Danawira Hartono
2
2. Tony Setyo Anderson
3
3. Balada Perdukunan
4
4. Rio Haryanto Oey
5
5. Akibat Kesalahan Satu Malam
6
6. Rangga Langit Kelana
7
7. Azas Keseimbangan dan Demokratis
8
8. Jurus Terakhir Dean
9
9. Bukan Rahasia Kelam
10
10. Tak Terlalu Spektakuler
11
11. Misi Mengamati (1)
12
12. Misi Mengamati (2)
13
13. Kerja Sama Tim
14
14. Menebus Kenangan Pertanyaan
15
15. Keributan Lebih Dulu
16
16. Akhirnya Perkelahian
17
17. Resor Gratis
18
18. Anak Sulung Badung
19
19. Perjanjian Damai
20
20. Bujukan Dean
21
21. Akhir Misteri (1)
22
22. Akhir Misteri (2)
23
23. Untaian Isi Hati
24
24. Aku Hanya Rakyat Biasa
25
25. Adu Ketahanan Mental (1)
26
26. Adu Ketahanan Mental (2)
27
27. Saran Dari Ahli
28
28. Memastikan Sesuatu
29
29. Dimanfaatkan Sekali Lagi
30
30. Rasa Dari Masa Lalu
31
31. Bukti Lipstik Waterproof
32
32. Cerita Teman Hidup
33
33. Bingkisan Panitia Outing
34
34. Teror Ucapan Bingkisan
35
35. Feedback Bingkisan
36
36. Man to Man
37
37. Ulah Para Sekretaris
38
38. That's Why We Adore Him
39
39. Aku Masih Seperti Yang Dulu
40
40. Andaikan Kau Datang Kemari
41
41. Jawaban Mana Yang 'Kan Kuberi
42
42. Adakah Jalan Yang Kau Temui
43
43. Untuk Kita Kembali Lagi
44
44. Aku Tak Biasa
45
45. Kantor Pengacara Tersohor
46
46. Potongan Kisah Masa Lalu (1)
47
47. Potongan Kisah Masa Lalu (2)
48
48. Potongan Kisah Masa Lalu (3)
49
49. Asal Muasal Sekretaris Setia (1)
50
50. Asal Muasal Sekretaris Setia (2)
51
51. Asal Muasal Sekretaris Setia (3)
52
52. Heboh Sekompi
53
53. Modus Mulus
54
54. Tamu Makan Siang
55
55. Bertemu Nyonya Rumah
56
56. Pernah Kumencintaimu, Tapi Tak Begini
57
57. Cintai Dia Yang Mencintaimu
58
58. Mengingatkan Dirimu Akan Sesuatu
59
59. Pertengkaran Anak Asuh
60
60. Jauh Dari Rencana
61
61. Kurang Konsentrasi
62
62. Ternyata Selama Ini
63
63. Menuju Penyelesaian
64
64. Tak Kubiarkan Kau Tak Bahagia
65
65. Dari Toni Untuk Wulan
66
66. Awal dan Akhir Bagi Wulan
67
67. Sebuah Akhir
68
68. Makan Siang Bersama
69
69. Hasil Rapat
70
70. Sesuai Janjiku
71
71. Acara Sabtu Pagi
72
72. Di Luar Rencana
73
73. Kekacauan Lainnya
74
74. Adu Ilmu
75
75. Asih Sebenarnya
76
76. Hidup Tetaplah Misteri
77
77. Cieeee
78
78. Di Dalam Mobil
79
79. Dua Kantong Bingkisan
80
80. Mengurai Simpulan Masa Lalu
81
81. Tragedi
82
82. Bubar
83
83. Tentang Aku dan Kamu
84
84. Kita dan Anak Adopsi
85
85. Urusan Kita
86
86. H Minus Dua
87
87. Malam Gaduh
88
88. Percakapan IGD
89
89. Tembakan Santoso
90
90. Permintaan Toni
91
91. Suprise
92
PENGUMUMAN PEMENANG GIVE AWAY
93
92. P3K
94
93. Memenuhi Janjiku Padamu
95
94. Hadiah Dari Sahabat
96
95. Jamuan Makan Malam
97
96. Keahlian Lama
98
97. Semangat Baru
99
98. Tunggu Kami
100
99. Jangan Terlalu Lama Terlelap
101
100. Kado Untuk Mami
102
101. Menjelang Kebahagiaan
103
102. Kelahiran Handaru
104
103. Kabar Dari Santoso
105
104. Arisan Impian
106
105. Misteri Cuti
107
106. Menuju Sidang
108
107. Paparan Alasan
109
108. Kado Pernikahan
110
109. Menatapi Hasil Sidang
111
110. Dari Musdalifah
112
111. Kebahagiaan Untuk Asih
113
112. Hari Keluarga Anderson
114
113. Menjenguk Bayi
115
114. Obat Untuk Mami
116
115. Menjelang Arisan Besar
117
116. Arisan Besar
118
117. Akhirnya, Keluarga.
119
118. Puncak Masa Keemasan
120
119. Takdir
121
120. Keluarga Besar (1)
122
121. Keluarga Besar (2) TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!