Cinta sudah sampai di rumah kakak dari ibunya itu,dia sedang duduk di teras rumah sambil menikmati angin malam.
"Masuk Neng udah malam" kata Wak Asep.
"Nanti Wak,sebentar lagi"ucap Cinta.
"Kamu kenapa enggak cari kerja aja kekota,sambil menghibur diri bisa dapet uang" saran Wak Asep.
"Pengennya gitu sih Wak,tapi Cinta kasian kalo Kakek harus tinggal sendiri di rumah" kata Cinta.
"Bener kamu Cinta,Uwak udah ajak Kakek tinggal disini tapi kekeh nggak mau.Suka pusing Uwak mah sama Kakek kamu" tutur Wak Asep.
"Aih si Uwak gitu-gitu juga kan orang tua Uwak"kata Cinta sambil tertawa.
"Ayo masuk,udah malam" kata wak Asep.
Cinta menuruti uwaknya dan masuk kedalam rumah.
"Cinta langsung ke kamar ya wak,Cinta udah ngantuk"kata Cinta.
"Tadi aja di suruh masuk nggak mau,sekarang bilang udah ngantuk,anak muda mah duka labil"gumam Wak Asep.
Asep menutup pintu lalu menguncinya kemudian dia masuk ke dalam kamarnya untuk tidur.
***
Kakek sedang berkemas akan pergi bekerja,kakek memakai topinya dan langsung keluar dari rumah.Setelah mengunci pintu rumah Kakek pun langsung berjalan menuju tempat kerjanya.
"Pak Johar,tunggu" ada yang menghentikan langkah Kakek.
"Ada apa Bu Ningrum?" tanya Pak Johar.
"Mana Si Cinta saya mau bertemu dengan dia?" kata Bu Ningrum mamanya Fauzan.
"Cinta pergi kerumah uwaknya,emangnya ada apa Bu?" tanya Kakek.
"O...berarti benar dugaan saya,Fauzan pergi dari rumah dan menceraikan istrinya karena di hasut oleh Cinta.Saya betul-betul tidak menyangka,cewek selugu Cinta bisa mempunyai pikiran licik seperti itu" oceh Bu Ningrum.
"Hati-hati kalo bicara Bu Ningrum,cucu saya bukan gadis seperti itu" kata Kakek tegas.
"Nyatanya dia pergi bersamaan dengan keluarnya Fauzan dari rumah" kata Bu Ningrum sambil pergi meninggalkan Kakek.
"Apa benar Cinta sudah janjian dengan Fauzan" gumam Kakek dalam hati.
Kakek kembali melangkahkan kakinya menuju tambak,sesampainya di tambak Kakek tidak langsung bekerja.Dia duduk bersandar di dapur tambak sambil melamun.
"Apa benar yang dikatakan Bu Ningrum,kalo Cinta pergi karena sudah janjian dengan Fauzan.Apa kepergiannya ke rumah Asep hanya alasan dia saja" tanya kakek dalam hati.
"Pak...Pak Johar" Pak Dodi mengibaskan tangannya di depan wajah kakek,tapi kakek tetap tidak merespon panggilan Pak Dodi.
"Pak" Pak Dodi menepuk bahu Kakek.
"Eh nak Dodi ada apa?" tanya Kakek yang baru tersadar dari lamunannya.
"Harusnya saya yang bertanya pada Bapak ada apa,pagi-pagi sudah melamun.Bapak ada masalah?" tanya Pak Dodi.
"Bapak tidak apa-apa Nak" jawab Kakek.
"Bapak pergi dulu ya gak enak sama yang lain" kata Kakek sambil bangkit dari duduknya dan berjalan kearah teman-temannya yang sudah mulai bekerja.
"Abah kesini" teriak Mang Engkus.
"Ada apa Kus?" tanya Kakek.
"Beberapa hari yang lalu saya jadi saksi saat Fauzan menalak istrinya,kata Bu Ningrum si Fauzan teh disuruh sama Neng Cinta" tutur Mang Engkus.
"Itu semua fitnah Kus,semua bohong"kata Kakek.
"Saya juga tidak percaya kalo Neng Cinta teh melakukan semua itu.Hayuk ah kita kerja lagi Bah"kata Mang Engkus.
"Saya mau ngecek kolam yang di belakang Kus,kamu disini saja" kata Kakek.
Kakek berjalan menuju ke kolam yang paling ujung kolam yang berada di pinggir laut.
Cuaca hari itu cukup panas,matahari sudah berada diatas kepala.Semua pekerja menghentikan aktivitasnya untuk beristirahat,ada yang pulang kerumah ada juga yang tidur-tiduran di lantai yang ada di dapur.
"Saya dari tadi belum lihat Pak Johar,apa dia tidak beristirahat?" tanya Pak Dodi pada salah satu pekerjanya.
"Tadi pagi sih Abah ngobrol ama Engkus Pak,coba Bapak tanyakan langsung sama dia" jawab orang itu.
Pak Dodi mencari Engkus tapi tidak terlihat,Pak Dodi duduk di kursi yang berada di luar dapur sambil menunggu Kusnadi datang.
"Eh Kus tunggu" Pak Dodi memanggil kusnadi yang berjalan di kejauhan.
"Ada apa Pak?" tanya Mang Engkus yang datang menghampiri Pak Dodi.
"kamu tadi pagi ada ngobrol sama Pak Johar?" tanya Pak Dodi.
"Iya Pak" jawab Mang Engkus.
"Trus kemana Pak Joharnya,saya tidak lihat dia istirahat?" tanya Pak Dodi lagi.
"Tadi pagi sih bilangnya Si Abah teh mau ke kolam yang di belakang,mungkin Si Abah langsung pulang lewat pantai Pak" jawab Mang Engkus.
"Bisa jadi" gumam Pak Dodi sambil manggut-manggut.
"Ya sudah kalo gitu saya mau kerja lagi Pak" pamit Mang Engkus.
Semua pekerja sudah datang dan bekerja di bagian masing-masing,hari mulai sore para pekerjapun mulai bersiap untuk pulang ke rumah mereja masing-masing.Tapi tiba-tiba ada yang berteriak dari arah belakang.
"Tolong...tolong"
Kata seseorang sambil berlari.Semua mendekati suara teriakan itu.
"Ada apa Dadang,kenapa berteriak?" tanya Pak Dodi.
Dadang tidak menjawab pertanyaan Pak Dodi,dia masih menormalkan nafasnya yang hampir habis karena habis berlari.
"Abah Johar..." kata Dadang sambil terengah-engah.
"Ada apa dengan Pak Johar?" kata Pak Dodi.
"Abah Johar tenggelam di kolam,saya tidak bisa mengangkat tubuh Abah sendiri,hayuk tolongin"kata Dadang.
Semua yang ada disitu berhamburan untuk menolong Kakek,setibanya di kolam yang di tunjuk Dadang semua diam terpaku melihat tubuh Kakek yang sudah memucat.
"Coba kalian turun dan angkat tubuh Pak johar keatas,satu dari kalian buka pintu air untuk mengurangi air dalam kolam"perintah Pak Dodi.
Beberapa orang turun kedalam kolam termasuk Mang Engkus,setelah mengecek tubuh kondisi tubuh Kakek Mang Engkus mendongakkan kepalanya lalu menggeleng dengan lemas.
"Innalillahi wa innailaihi rojiun" ucap semua yang ada di sana.
Mang Engkus dan yang lainnya mengangkat tubuh Kakek keluar dari kolam lalu menggotongnya menuju dapur.
"Salah satu dari kalian pergi ke rumah Pak Johar dan sampaikan kabar duka ini pada cucunya" perintah Pak Dodi.
"Tapi cucunya sedang pergi ke rumah saudara ibunya Pak,sudah beberapa hari yang lalu"jawab Mang Engkus.
"Apa ada yang punya nomor ponselnya?" tanya Pak Dodi.
"Nomor ponsel Cinta saya gak punya tapi nomor ponsel Si Asep anak Abah Johar saya ada" Dadang menimpali.
"Cepat kamu hubungi dia dan sampaikan kabar duka ini" perintah Pak Dodi.
Dadang mengeluarkan ponselnya lalu menelpon Asep.Hari sudah mulai gelap dan Asep tidak menjawab panggilan telpon dari Dadang.
"Kita bawa saja jenazahnya ke rumah Abah,sambil menunggu Asep menelpon kita" kata Dadang.
Pak Dodi bergegas mengambil mobil bak terbuka yang ada di tambak,lalu bapak-bapak yang ada disitu membantu mengangkat jenazah Kakek ke atas mobil.Pak Dodi langsung mengendarai mobilnya menuju rumah Kakek.
"Kira umumkan di masjid sekarang saja Pak Dodi" kata Pak Rt.
"Boleh Pak mumpung hari belum terlalu malam" jawab Pak Dodi.
Orang yang ada disitu membawa jenazah Kakek masuk ke rumah dan membaringkan tubuh Kakek di kasur kecil di ruang tamu.
Kriing
Ponsel Dadang berdering,Dadang langsung mengangkatnya...
📞"Hallo Sep,kemana aja di telpon gak diangkat?" tanya Dadang.
📞"Tadi lagi di jalan Dang,baru pulang dari sawah,ada apa?" tanya Asep.
📞"Begini Sep saya teh mau kasih kabar sama kamu kalo Si Abah teh meninggal sore ini,dia sepertinya kepeleset dan kecebur dalam kolam" kata Dadang dengan perlahan.
Panggilan terputus.
"Bagaimana Dang?" tanya Pak Dodi.
"Mungkin Si Asep teh syok denger kabar ini ponselnya langsung di matiin.Kita tunggu ajalah Pak Dodi,jarak dari rumah Asep kesini sekitar empat jam perjalanan"tutur Dadang.
"Sebagian dari kita shalat magrib terlebih dahulu,kita shalat secara bergantian" kata Pak Dodi.
Sebagian dari mereka ada yang pulang untuk mandi dan shalat dan sebagian lagi ada yang tinggal.Pak Dodi sendiri memilih shalat di rumah Kakek.
Warga kampung sudah mulai berdatangan ke rumah duka untuk bertakziah.Malam terus berlalu, saat tengah malam ada sebuah mobil berhenti di depan rumah Kakek.
"Kakeeeeekkk...." Cinta turun dari mobil dan langsung berlari mendekati jenazah Kakek.
"Kakek bangun Kek,jangan tinggalkan Cinta Kek..huaaaa" Cinta menangisi kepergian Kakek.
"Cinta udah Neng,kasian Si Abah kalo kamu tangisi seperti itu" kata Bi Odah.
"Bi kenapa dengan Kakek Bi,waktu Cinta pergi Kakek masih baik-baik saja"ucap Cinta.
"Ini semua sudah kehendak Tuhan Nak,kamu harus tabah dan ikhlas" kata Pak Dodi.
"Abah..."Asep mendekat ke jenazah Kakek.
"Asep sing tabah ya,saya turut berduka cita atas meninggalnya Abah" kata Dadang.
"Terima kasih Dadang,terima kasih semuanya sudah membantu saya untuk membawa pulang jenazah Abah ke rumah ini" tutur Asep.
"Kakek hiks...Kakek ngapa tinggalin Cinta hiks...Kakek tega ninggalin Cinta sendiri Kek,Kakek tegaaaa huaaaaa" Cinta meraung menangis sambil mengguncang tubuh Kakek.
"Cinta sudah nak,ikhlaskan Kakekmu.Ayo ikut Bi Odah ke dalam" kata Bi Odah sambil membopong tubuh Cinta masuk ke kamarnya.
"Bi kenapa hidup Cinta selalu diliputi kesedihan,kanapa Bi? Orang yang Cinta sayangi semua meninggalkan Cinta Bi hiks..." kata Cinta disela-sela tangisnya.
"Semua sudah takdir dari yang maha kuasa Neng,kita hanya bisa pasrah.Cepat tidur Bibi temani kamu disini" kata Bi Odah.
"Bi nanti Cinta mau ikut Sukma saja ke kota" tutur Cinta sambil terisak.
"Gampang urusan itu mah,nanti Bibi suruh Sukma jemput kamu kalo urusan Kakek udah selesai" kata Bi Odah.
Cinta mulai memejamkan matanya yang sembab,tidak lama kemudian dia sudah tertidur.Bi Odah melihat jam yang ada di meja Cinta sudah jam dua pagi.Bi Odah merebahkan tubuhnya di samping tubuh Cinta dan mulai memejamkan matanya yang sudah sangat mengantuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Santai Dyah
ikut berduka pasti cinta sedih tuh
2021-12-01
0
Muhammad Dimas Prasetyo
masih belom memahami arahnya kemana cerita ini...tp penasaran ditunggu selalu up nya!!!!semangat kak othor.
2021-07-25
3