"Ibu, bagaimana ini? Kenapa Simon Oppa tidak bisa di hubungi?"
"Coba sekali lagi,"
"Sudah. Tapi tidak bisa, dia bilang tadi sudah sampai di bandara dan memintaku untuk segera datang, tapi setibanya di sana dia malah tidak ada. Kemudian ada orang yang melihat jika dia di masukkan paksa ke dalam mobil oleh beberapa orang asing. Ibu, mungkinkah jika Simon Oppa di culik?"
"Jangan bicara sembarangan!! Mana mungkin dia di culik, jikapun ada, memangnya siapa yang berani melakukannya dengan segala kelebihan yang dia miliki."
"Ketampanan, kekuasaan, kekayaan, orang akan berpikir dua kali untuk menculiknya. Dan bukankah kau bilang dia kembali Sabtu depan, tapi kenapa dia malah tiba hari ini?"
"Dia mempercepat keberangkatannya karena tidak sabar untuk bisa segera dengan si pembawa sial itu. Ibu, katakan padaku, apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa perlu kita lapor polisi?"
"Tidak masuk akal. Lagipula ini belum 24 jam. Sudahlah, untuk apa mencemaskannya dia. Lagipula dia sudah dewasa, sebaiknya temani ibu berbelanja."
"Tidak mau, Ibu pergi saja sendiri. Aku lelah dan ingin tidur," ucap Dellia dan pergi begitu saja.
"Yakk!!! Anak ini, berani sekali kau menolak ajakan Ibumu sendiri!!" teriak Sarah. Dia benar-benar kesal dan marah karena Dellia menolak untuk menemaninya berbelanja.
Sarah mendesah berat. Dia tidak memiliki pilihan lain. Dengan terpaksa dia pergi berbelanja sendiri. "Dasar anak kurang ajar, awas saja kalau sampai minta uang padaku," Sarah terus saja menggerutu bahkan ketika dia sudah berada di dalam mobilnya.
Dan dalam hitungan detik mobil itu melesat jauh menuju jalan raya.
-
Sebuah Limousine mewah berwarna hitam mengkilap berhenti di depan pintu utama sebuah mansion yang sedikit tidak normal. Kenapa bisa dikatakan tidak normal? Ya, karena mansion itu berukuran terlalu besar untuk sebuah mansion yang dibangun di tengah kota.
Sedikitnya lima orang pria berpakaian formal lengkap dengan alat komunikasi yang terpasang di telinga masing-masing turun dari mobil tersebut. Satu diantaranya bergegas membukakan pintu mobil bagian tengah, tempat sang penumpang istimewanya duduk.
"Tuan Muda, kita sudah tiba," kata pria berpakaian hitam itu sopan.
Keanu hanya melirik. Kemudian pandangannya bergulir pada sosok perempuan yang duduk di samping kanannya. Perempuan itu terlihat sangat cantik dalam balutan gaun pengantin mewahnya yang melekat pas di tubuh rampingnya.
"Kita sudah sampai, apa kau tidak ingin turun?"sebuah pertanyaan yang meluncur dari bibir Kissable Keanu langsung menyita perhatian Ellena yang sedari tadi hanya diam layaknya sebuah patung yang tidak bernyawa.
Gadis itu menyapukan pandangannya, dan dia baru sadar mobil yang dia tumpangi bersama pria yang sejak beberapa jam lalu telah resmi menjadi suaminya itu telah berhenti di halaman utama sebuah bangunan megah yang memiliki 3 lantai.
"I-Ini rumahmu?" Ellena bertanya tanpa menatap lawan bicaranya.
"Hn, dan mulai hari ini kau akan menjadi Nyonya Besar di rumah ini,"
"A-Aku?" Ellena menunjuk dirinya sendiri.
Keanu memicingkan matanya. "Memangnya siapa lagi jika bukan kau? Kenapa? Apa kau tidak senang?"
"Bu-bukannya begitu. Dibandingkan diriku bukankah masih ada ibumu yang lebih pantas dariku?"
Keanu membuang muka ke arah lain. Tatapannya berubah sendu. Mendengar Ellena membahas tentang ibunya, tanpa sengaja membuka luka lama di hati Keanu.
"Kau terlalu banyak bicara, sebaiknya bantu aku keluar dan dorong kursi rodaku ke dalam. Karena mulai sekarang kau yang harus mengurusku!!"
Sontak Ellena menoleh dan menatap Keanu dengan mata menyipit. "Kenapa harus diriku?"
"Karena kau adalah istriku!! Dan untuk itu kau harus melayaniku dengan sepenuh hatimu, kau juga harus mematuhi diriku!!"
"Jelas-jelas aku adalah orang yang paling di rugikan dalam pernikahan ini, jadi kenapa malah aku harus mematuhimu? Aku tidak mau!!" tegas Ellena dan kembali membuang muka.
Keanu menatap Ellena datar. "Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu. Sebaiknya kita masuk sekarang. Aku lelah dan ingin segera beristirahat."
Ellena mendesah berat. Dengan enggan dan tidak rela dia membatu Keanu untuk duduk di kursi rodanya. "Ck, kenapa tubuhmu berat sekali, pasti karena kau kebanyakan dosa ya?" ucap Ellena asal. Dan otomatis satu jitakan keras mendarat mulus pada kepala coklatnya.
"Sakit!! Yakk!! Xi Keanu, kenapa kau malah menjitakku?" protes Ellena sambil mengusap kepalanya yang baru saja di jitak oleh Keanu.
"Siapa suruh kau asal bicara?"Ellena mencerutkan bibirnya. Berdebat dengan Keanu hanya akan membuat moodnya semakin buruk saja.
"Ck, dasar manusia tidak berperasaan!!"
Langkah Ellena terhenti begitu pula dengan kursi roda Keanu.
Mansion itu tampak begitu megah. Ellena bahkan sampai terngaga saking terpesona akan keindahan ornamen mansion yang tampak seperti sebuah istana tersebut.
Sepanjang hidupnya, ini pertama kalinya Ellena menginjakkan kakinya di sebuah bangunan semegah dan semewah itu. Dan mansion milik Keanu lima kali lebih besar dari kediaman mewah keluarga Su.
Dan Ellena merasa yakin jika pria yang telah resmi menjadi suaminya itu bukanlah orang biasa apabila dilihat dari struktur dan arsitektur bangunan mansion ini.
Bukan sekadar pengusaha biasa seperti ayah angkatnya. Mungkin saja masih ada darah bangsawan yang mengalir di tubuhnya. Ya, mungkin saja.
Namun jika itu benar, mengapa dia harus meributkan tentang hutang keluarganya yang seharusnya 100 milyar won bukanlah jumlah yang besar bagi orang sekaya Keanu? Ellena mulai bertanya-tanya. Ellena tak ingin terlalu memikirkannya.
Pintu kayu mahoni yang sengaja di buka lebar-lebar itu turut menyambut kedatangan sang Tuan Muda dan pengantinnya yang cantik. Dan kedatangan mereka langsung di sambut oleh Marry dan kedua anaknya yang tampak terganggu oleh kehadiran Ellena.
"Oppa, siapa perempuan itu? Kenapa kau membawa wanita asing ke rumah ini?" tanya Penny meminta penjelasan.
"Siapa yang sudah melepaskanmu?" alih-alih menjawab pertanyaan Penny, Keanu malah balik bertanya. Lalu pandangannya bergulir pada Marry dan Dante. "Katakan!! SIAPA YANG SUDAH LANCANG MENGELUARKAN DIA DARI KAMAR!!" bentak Keanu dengan nada meninggi.
Dan teriakan keras Keanu membuat Ellena yang berdiri di belakangnya terlonjak kaget. Hampir saja dia terkena serangan jantung karena ulah pria bermarga Xi tersebut.
Namun tidak ada jawaban. "Baiklah jika tidak ada yang mau menjawab dan bertanggung jawab. Itu artinya kalian sudah siap untuk di hukum juga," Keanu menyeringai, menatap mereka satu persatu.
Dante mengepalkan tangannya. "Aku yang melakukannya! Aku yang mengeluarkan Penny dari kamar!! Kenapa? Kau ingin marah? Kau ingin membunuhku? Lakukan saja. Aku tidak terima kau memperlakukan adikku dengan begitu kejam, dan sebagai seorang Kakak, tentu saja aku akan melindunginya dari Iblis tak berhati sepertimu!!"
"Apa kau bilang? Aku kejam dan tidak berhati? Sekarang kau baru berani menyebutku tak berhati? Apa kau sudah melupakan masa lalu? MEMANGNYA SIAPA YANG SUDAH MEMBUATKU MENJADI SEPERTI INI!!" bentak Keanu di akhir kalimatnya.
Keanu kembali menatap Dante yang berdiri dihadapannya. :Kenapa rasanya aku malah ingin tertawa ya? Seharusnya kau berkaca sebelum mengatakan sesuatu."
"Hentikan perdebatan kalian!!" bentak Marry menengahi pertengkaran diantara Keanu dan Dante. "Keanu, siapa sebenarnya wanita ini? Dan kenapa dia memakai pakaian pengantin? Oh, apakah dia adalah sampah yang baru saja kau pungut dari jalanan yang kemudian akan kau jadikan sebagai pembantu di rumah ini? Bagus sekali, dengan begitu aku tidak perlu repot-repot mengerjakan apapun di rumah ini." Tutur Marry panjang lebar.
"LANCANG!!" bentak Keanu sambil menatap Marry tajam. Wanita itu terlonjak kaget. "Dia adalah istriku, Ellena Su. Dan mulai hari ini, dia adalah Nyonya Besar di rumah ini. Aku harap kalian bisa memperlakukannya dengan baik jika kalian memang masih ingin tetap tinggal di rumah ini."
Keanu melirik Ellena. "Dan kau... Aku memberikan kekuasaan penuh padamu di rumah ini. Dan sebagai Istriku, jangan sampai kau di tindas apalagi di perlakukan dengan buruk oleh orang lain. Karena posisimu di rumah ini lebih tinggi dari siapa pun termasuk mereka bertiga!!"
Ellena menatap Keanu tak percaya. Apakah kepala pria itu baru saja terbentur sesuatu? Bukankah beberapa jam yang lalu dia bersikap begitu kejam padanya, tapi kenapa sekarang malah berbeda? Apakah hal tersebut merupakan bagian dari permainannya? Ellena masih bertanya-tanya.
"Paman Wang, segera antarkan Nyonya ke kamarnya dia harus istirahat,"
"Baik, Tuan Muda,"
Ellena memicingkan matanya dan menatap Keanu penuh tanya. Apakah mereka berdua akan tidur di kamar yang terpisah? Bukankah mereka telah menikah dan sah menjadi suami istri? Lalu kenapa harus tidur di ruangan terpisah? Atau memang ini bagian dari rencananya? Ellena sungguh sangat penasaran.
"Mari, Nyonya. Saya akan menunjukkan kamarnya pada Anda." Kemudian Ellena beranjak dari ruangan keluarga dan pergi begitu saja.
"Xi Keanu, kau adalah orang yang sangat membingungkan,"
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Febby Fadila
makin menarik
2024-11-11
0
Nabila 😘😘
mungkin si Denta kaca di kamar nya retak,jadi tidak bisa berkaca dehh😝🤣🤣
2022-03-20
2
Anindya Anindya
bingung
2022-01-29
0