Menantu Yang Dikehendaki

"St-Steven Xiao.... Ka-Kau.. Bagaimana kau bisa ada di sini?"

Ellena menarik tangannya yang digenggam oleh Steven dan mundur beberapa langkah ke belakang. Gadis itu menatap Steven dengan pandangan terkejut

Steven mengumbar seringai yang membuat bulu kuduk Ellena berdiri. "Bukankah aku sudah mengatakan padamu sebelumnya, jika kita akan bertemu lagi, Ellena Su. Dan aku tidak menyangka jika kita akan bertemu lagi secepat ini." Ujarnya dengan seringai yang sama.

"Sebenarnya kau ini siapa? Kenapa kau bisa tiba-tiba muncul seperti hantu? Ahh.. Atau jangan-jangan kau ini penguntit ya?" tuding Ellena sambil mengacungkan jarinya di depan Steven.

Steven menepis tangan Ellena dari depan wajahnya dengan pelan. "Apa kau melihat tampang penguntit di wajahku yang tampan ini?" Steven menunjuk wajahnya sendiri.

Ellena memperhatikan wajah pria di depannya itu dengan seksama. Ellena memutar dagu Steven ke kanan dan ke kiri. "Kenapa jika di lihat-lihat wajahmu mirip sekali dengan wajah pria menyebalkan itu ya? Hanya gaya rambut, warna mata dan penampilan kalian saja yang berbeda. Tidak... tidak.. tidak... Ada satu lagi yang paling menonjol, pria itu lumpuh sedangkan kau bisa berdiri. Atau jangan-jangan kau dan Keanu bersaudara?" tebak Ellena sambil menatap Steven penuh selidik.

Steven menyentil kening Ellena dan membuat gadis itu memekik keras. "Yakk!! Kenapa kau malah menyentil keningku?" protesnya sambil mengusap keningnya yang baru saja di sentil oleh Steven.

"Ternyata kau ini adalah perempuan yang sangat cerewet dan sedikit bar-bar, ya. Kau adalah tipeku. Sebaiknya jaga dirimu baik-baik, aku pergi dan sampai berjumpa lagi," Steven menepuk kepala coklat Ellena kemudian naik ke atas jendela dan melompat. Dan membuat kedua mata Ellena membelalak saking kagetnya.

Ellena berlari menuju jendela dan pria itu sudah menghilang dari jangkauan matanya. "Ya Tuhan, bagaimana dia bisa melakukannya? Benar-benar Daebak," ucapnya sambil menggelengkan kepala.

Ellena menutup matanya dan menarik nafas dalam-dalam. Udara di pagi hari memang sangat segar dan alami.

Gadis itu merentangkan tangannya, membiarkan sejuknya angin menyapanya melalui sentuhannya.

Dan karena terlalu larut dalam dunianya, hingga tanpa sadar jika seseorang memasuki kamarnya. "Apa yang sedang kau lakukan di sana, Ellena Su?" tegur orang itu sambil menghampiri Ellena.

Sontak saja Ellena menoleh dan mendapati Keanu berdiri satu meter di depannya. Mata Ellena lantas membelalak saat pegangan pada daun jendela tergelincir. "Aahhh," kini giliran mata Keanu yang membelalak.

Dengan cepat Keanu menarik lengan Ellena dan membuat gadis itu jatuh di atas pangkuannya. Hampir saja nyawa Ellena melayang jika saja Keanu tidak segera menarik tangannya.

Dengan kasar Keanu mendorong Ellena hingga gadis itu terjerambat di lantai. "ELLENA SU!! APA KAU BERNIAT MENGAKHIRI HIDUPMU SENDIRI? APA KAU TIDAK SADAR JIKA YANG KAU LAKUKAN ITU HAMPIR SAJA MEMBAHAYAKAN NYAWAMU SENDIRI!!" bentak Keanu dengan penuh emosi.

Sontak saja Ellena mengangkat wajahnya dan menatap Keanu tak percaya. "Kau menyakahkanku atas apa yang nyaris menimpa diriku? Apa kau tidak sadar? Jika bukan karena kau mengejutkanku, TIDAK MUNGKIN AKU HAMPIR CELAKA!!" teriak Ellena di akhir kalimatnya.

Satu persatu menghampiri ruangan itu dan mereka mendapati Ellena dan Keanu saling menatap dengan pandangan membunuh. Melihat hal itu membuat Marry menyeringai sinis.

Wanita itu menghampiri Ellena yang terlihat syok dengan apa yang baru saja terjadi. "Kau tidak apa-apa? Yakk!! Xi Keanu, apa yang kau lakukan? Kenapa kau membentak istrimu? Jangan sedih, Ibu di sini bersamamu," Marry menarik Ellena ke dalam pelukannya dan mengusap punggungnya dengan gerakkan naik turun.

Brugg....

Bukannya terimakasih. Ellena malah mendorong Jang Marry hingga pelukan itu terlepas. "Aku tidak butuh perhatian palsumu!! Sebaiknya jangan memprofokasiku dan membuat masalah kecil ini menjadi besar. Keluarlah dari kamar ini,"

"Kau!!"

"KELUAR!!" bentak Ellena dengan suara meninggi.

Marry menarik bahu Ellena dan berbisik."Bagus, baru menjadi Nyonya besar sudah banyak bertingkah. Lihat saja bagaimana aku akan menghancurkan dirimu dan membuat namamu buruk di depan suamimu sendiri, Ellena Su!!"

"Kau sudah mengancam orang yang salah, Jang Marry-ssi. Dan lagipula aku bukanlah orang yang mudah untuk kau profokasi, jika kau pikir dengan cara ini kau bisa membuat buruk hubunganku dengan Keanu yang baru saja berjalan seumur jagung, maka kau salah besar," tutur Ellena kemudian menjauhkan wajahnya dari Marry.

Gadis itu menyeringai kemudian merapikan pakaian Marry dan berlalu begitu saja. Ellena menghampiri Keanu.

"Aku tidak tau bagaimana caranya harus mengucapkan terimakasih padamu, tapi terimakasih karena sudah menyelamatkan nyawaku. Jika saja kau tidak bertindak cepat, mungkin saat ini aku hanya tinggal nama," tuturnya.

"Lain kali jangan melakukan kecerobohan lagi. Ganti pakaianmu dan ikut aku ke suatu tempat," ucap Keanu dan pergi begitu saja. "Evan, siapkan mobilku,"

"Baik, Tuan Muda,"

-

Evan menghentikan mobil yang dia kemudikan dia area pemakaman. Pria itu segera turun kemudian membatu Keanu keluar dan duduk di kursi rodanya. Evan hendak mendorong kursi roda Keanu namun di tahan oleh Ellena.

"Biar aku saja," ucapnya tersenyum.

"Baik, Nyonya,"

Ellena mendorong kursi roda Keanu memasuki area pemakaman. Sedangkan Evan menunggu mereka di dalam mobil.

Evan memperhatikan Tuannya itu dari dalam mobil, dan dia merasa lega melihat hubungan mereka yang awalnya buruk perlahan tak lagi berjarak setelah menikah.

Dan Evan sangat penasaran apa yang membuat sikap Ellena pada Keanu bisa berubah 180°. Evan hanya berharap semoga Ellena tidak memiliki maksud terselubung pada Keanu.

"Kemarilah," Keanu meraih tangan Ellena kemudian menempatkan gadis itu disampingnya. "Ini adalah makan Ibuku, dan aku memperkenalkanmu padanya. Bagaimana pun juga kau adalah menantu pertama dalam keluarga Xi."

Ellena menatap Keanu dengan tatapan yang sulit di artikan. Entah hanya perasaannya saja atau memang benar adanya jika sikap Keanu padanya sedikit melembut dari sebelum mereka menikah.

"Boleh aku menyapanya?" Keanu mengangguk dan mempersilahkan Ellena.

Ellena mengambil bunga Lilly yang Keanu berikan padanya yang kemudian dia letakkan di pusara Nyonya Xi. Ellena melakukan sebuah penghormatan dengan membungkuk di depan makam Nyonya Xi.

"Halo, Ibu. Perkenalkan aku adalah, Ellena Su. Dan aku adalah menantu keluarga Xi. Ibu, kita memang belum pernah bertemu sebelumnya, tapi aku yakin Ibu adalah wanita yang sangat baik. Semoga Ibu mau menerima Ell sebagai menantu keluarga Xi," ujar Ellena dengan tulus.

Pukk...

Sebuah bunga jatuh di atas pangkuan Ellena. Ellena terkejut begitu juga dengan Keanu. Namun detik berikutnya sudut bibir Ellena tertarik ke atas.

Ellena menoleh dan menatap Keanu yang hanya menatapnya datar. "Apakah ini artinya jika ibumu merestuiku sebagai menantu dari keluarga Xi?"

Keanu mengangkat bahunya. "Entah, mungkin saja."

"Itu artinya kau harus bersikap baik padaku mulai sekarang. Karena aku ini adalah menantu yang dikehendaki Ibumu," Ellena membanggakan dirinya.

Keanu mendengus melihat sikap Ellena. Gadis itu tidak seliar seperti pertama kali dia bertemu. Di mana Ellena selalu berontak dan meneriakinya, melemparkan kata-kata tajam padanya.

Dan keanu berharap semoga keputusannya menikahi Ellena adalah keputusan yang tepat.

Keanu menarik lengan Ellena, membuat gadis itu jatuh di atas pangkuannya. "Aaahhh.. OMO!!" Ellena berteriak sambil menutup matanya. "Xi Keanu. A-Apa yang kau lakukan?" kaget Ellena. Gadis itu menyapukan pandangannya dan menatap sekeliling. Kini mereka menjadi pusat perhatian.

"Turunkan aku sekarang juga, lihatlah kita menjadi pusat perhatian," ujarnya setengah berbisik.

"Diamlah dan duduk saja dengan tenang. Jika kau merasa malu kau bisa sembunyikan wajahmu," Keanu mendorong kepala Ellena dan membenamkan pada dada bidangnya yang tersembunyi di balik kemeja dan vestnya.

DEG... DEG.. DEG...

Tiba-tiba Ellena merasakan jantungnya berdebar tak karuan. Di sadari atau tidak kini wajahnya memerah. Dan Evan yang melihat dari dalam mobil hanya bisa menatap mereka tak percaya, pasalnya ini pertama kalinya dia melihat Tuan Muda-nya bersikap lunak pada mahluk yang di sebut wanita.

Apakah Ellena istimewa bagi Keanu? Entahlah, karena hanya waktu yang bisa menjawabnya.

-

"Itulah yang terjadi, Oppa. Ellena lebih memilih menikah dengan pria bermarga Xi itu dari pada harus menunggumu. Dan mengenai ucapannya jika dia belum siap menikah muda, itu hanya alasannya saja supaya dia bisa menikah dengan orang lain. Orang yang lebih kaya dan lebih segala-galanya dari dirimu. Bahkan dia tidak mempermasalahkannya meskipun yang dia nikahi adalah seorang pria cacat!!"

GYUTT...

Simon mengepalkan tangannya mendengar apa yang baru saja di sampaikan oleh Dellia. Simon sungguh tidak menyangka dan tidak percaya jika Ellena akan menghianati dirinya demi bisa menikahi pria kaya.

"Oppa, aku tau jika sejak awal Ellena memang tidak pernah mencintaimu dengan tulus. Dia itu sangat matre dan suka mengejar pria kaya. Oppa, untuk itu kau harus membalasnya, kau harus memberikan pelajaran pada perempuan seperti dia," ujar Dellia memprofokasi.

Dellia menyeringai melihat amarah di wajah Simon. Dellia akan membuat perasaan cinta yang Simon miliki untuk Ellena menjadi benci yang tak berkesudahan.

"Jika kau mau. Aku bisa membantumu membalas dendam padanya."

"Caranya?"

"Kita buat dia sakit hati dan merasa di permainkan. Untuk itu berkencan lah denganku, sama-sama kita hancurkan wanita penghianat itu? Bagaimana? Kau mau kan?"

"Baiklah, aku terima tawaranmu. Aku memang ingin Ellena hancur sehancur hancurnya, karena dia memang layak mendapatkannya."

"Bagus sekali, Ellena Su, kau akan habis kali ini!!"

-

Bersambung

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***