"Aaiihh.. mulai lagi.. suka banget gombalin." ucap Dinda menghentikan tawa mereka.
"Ngga kok.. gak gombal." ucap Mario "aku serius, mau nyulik kamu dari ibu kamu." lanjutnya sembari mendekatkan wajahnya kearah Dinda. "bolehkan bu..? lanjutnya lagi menggoda seraya mengalihkan pandangan kearah ibu.
" hfff" ibu menahan tawa sembari menjawab dengan sedikit anggukan kepala.
Sementara Yudha, memandang ke arah keduanya dengan senyum menyeringai.
Yudha mengerti bahwa Mario saat ini sedang jatuh cinta.
"Aku ma_" ucap Mario terhenti ketika telapak tangan Dinda menutup pelan mulutnya.
"eh pak_ pak, stop... udah ya! bapak gak usah ngomong lagi.. lebih baik bapak diem, okeeyy..."
ucap Dinda kesal karna sejak tadi Mario terus saja menggodanya.
"cup" Mario mengecup telapak tangan Dinda.
Membuat Dinda kaget, dan langsung melepas tangannya secara cepat dari bibir mario.
Mario tersenyum lebar, sehingga menampakkan deretan giginya yang rapi.
"Iiiihh.. apa-apaan sih pak?" ucap Dinda semakin kesal. "pak Yudha.. tolongin dong... jangan diem aja..." rengek Dinda meminta Yudha menghentikan ke gombalan Mario.
"Saya harus berbuat apa Nona.." tanya Yudha. "Sepertinya Tuan memang sudah gila, gila karna anda Nona..." jawab Yudha Yang membuat Mario senang, sambil mengacungkan jempolnya kearah Yudha, dan di iringi dengan tawa kecil mereka secara bersamaan.
Dinda berdecak kesal dan langsung memperlihatkan ekspresi wajah yang cemberut.
Dinda langsung memalingkan wajahnya kearah ibu, dan ternyata ibu juga sedang tersenyum kecil kepadanya sambil menahan tawa.
"Hemmm, kalo gitu aku keluar aja deh, suasana disini gerah." ucap Dinda sembari melangkah menuju arah pintu.
Namun belum sempat ia menjauh, Mario dengan cepat meraih tangannya untuk menghentikan langkahnya.
Dinda menatap serius wajah Mario dengan raut wajah muram, lalu melepaskan tangan Mario dengan sedikit kasar.
Dinda berbalik dan segera keluar dari ruang rawat ibu.
"Hemm, sepertinya dia sangat marah padaku." gumam mario dalam hati.
"Bu.. saya keluar dulu sebentar." pamit Mario kepada ibu.
"Iya, silahkan." jawab ibu mengerti.
Mario segera menyusul Dinda yang sepertinya sedang ngambek.
Sedangkan ibu, tertawa kecil sembari menggeleng-geleng kan sedikit kepalanya dibantal.
"Mereka seperti anak kecil." ucap ibu pelan, namun terdengar oleh Yudha.
"Begitulah cinta bu.. terkadang suka membuat orang lupa, siapa dan berapa usia mereka." jawab Yudha membuat ibu dan Yudha tersenyum bersamaan sembari melanjutkan obrolan.
*****
Mario mengejar Dinda yang jaraknya belum terlalu jauh, kemudian dia mempercepat langkahnya, agar tak tertinggal terlalu jauh.
Setelah jarak mereka cukup dekat, Mario langsung meraih lengan Dinda.
"Din, tunggu." ucapnya menghentikan langkah Dinda.
Langkah Dinda terhenti namun ia tak ingin menatap Mario, dia mengarahkan pandangannya ke lain arah.
Berbeda dengan Mario yang menatap tajam ke arah Dinda, dan memposisikan kedua telapak tangannya dipundak Dinda.
Membuat mereka dalam posisi saling berhadapan.
"Din, kamu marah sama aku..?" tanya mario lembut.
Dinda diam tak menjawab.
Mario melepaskan tangannya dari pundak Dinda, lalu mengusap wajahnya kasar.
"Aku minta maaf, kalo udah bikin kamu gak nyaman tadi." ucap Mario sedikit melemah.
Dinda mulai memalingkan wajahnya kearah Mario, "pak, saya gak marah ko sama bapak.. saya cuma gak enak aja.. sama ibu dan pak Yudha." ucapnya pelan.
Mendengar jawaban Dinda, membuat Mario sedikit lega.
"Ya.. tapi kan aku cuma bercanda Din.. kenapa harus diambil hati sih." ucapnya.
"Kalo menurut saya.. candaan bapak itu kelewatan, titik gak pake koma." tegas Dinda.
"Hehe.. iyaa.. iyaaa..." Mario mengalah.
Mario menyunggingkan senyum kecil, "aaahh.. dasar perempuan, maunya menang sendiri." gumamnya dalam hati.
"Ya udah, gak usah ngambek lagi, sekarang kita masuk yuk." ajak Mario. "Gak enak ninggalin si Yudha terlalu lama sama ibu kamu." ucapnya.
"Nanti ibu kamu bisa jatuh cinta sama si Yudha. hhhhhh.." lanjutnya sembari tertawa lebar.
Dinda mengerutkan kedua alisnya seraya menggeleng-geleng kan kepalanya.
"Dasar CEO aneh." gumamnya dalam hati.
Mario meraih tangan Dinda, berpegangan tangan sembari berjalan kembali menuju ruang rawat ibu.
Bersambung epd 12
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments