"Ekhem," Dinda menyadarkan Yudha yang berdiri terdiam menatapnya.
Dinda tersenyum, sembari berkata "permisi pak.." ucap Dinda sambil membungkukkan sedikit kepala dan tubuhnya.
Seketika Yudha tersadar dan berucap "eh maaf nona.. silahkan masuk." jawab Yudha sembari mengarahkan tangannya memberi aba - aba untuk masuk.
Tanpa berbasa-basi lagi, Dinda segera masuk.
Tap tap tap
Langka Dinda terhenti saat sudah berada diruang Mario, pandangan matanya tertuju kepada kedua pria tampan yang sedang menatapnya.
Dinda tersenyum tipis, sembari berkata.. "selamat pagi pak.. maaf mengganggu!" Sapa Dinda lembut.
"Saya Adinda Larasati pak, karyawan baru dari divisi 3." Ucapnya memperkenalkan diri.
Mario dan Aldo terdiam tanpa menjawab sepatah katapun, pandangan keduanya terus menatap tajam kearah Dinda dari ujung kaki hingga kepala.
Keduanya tersenyum manis, "can..tik." Gumamnya Mario dalam hati.
Begitu juga dengan Aldo, "Ya Tuhan..., betapa bodohnya pemimpinku ini, bisa-bisanya dia sendiri tidak tau kalau ada bidadari cantik dikantornya sendiri.." gumamnya dalam hati.
Yudha sang asisten yang sejak tadi berdiri dibelakang Dinda, berjalan menghampiri Mario.
"Maaf Tuan! jangan terlalu lama memandang Tuan, nanti anda bisa jatuh hati.hihi.." ucap Yudha menggoda seraya tertawa kecil, bermaksud untuk menyadarkan Mario dan Aldo dari alam bawah sadar.
Tentu saja dengan seketika mereka sadar dan menoleh.
"Aaiissh, kau ini..." ucap Mario.
Dinda menundukkan wajahnya, rona merah terpancar menahan malu.
Mario kembali menatap Dinda sembari berkata, "silahkan, apa yang bisa ku bantu?" tanya Mario lembut.
Dengan seketika Dinda mengangkat wajahnya, "saya kemari diminta oleh bu Sandra pak, beliau meminta saya untuk menyerahkan berkas ini kepada bapak." ucap Dinda sambil menyerahkan setumpuk kertas kepada Mario.
Mario segera mengambil tumpukan kertas itu dari tangan Dinda, "baik terimakasih, akan ku koreksi dulu." ucap Mario sembari tersenyum kearah Dinda.
"Nanti kalau sudah selesai, kamu bisa kembali lagi untuk mengambilnya." lanjut Mario.
"Baik pak!" jawab Dinda singkat.
"Ada lagi? Mario kembali bertanya.
"Emm...tidak ada pak, hanya itu saja." Jawab Dinda.
"Kalau begitu saya permisi dulu pak.." lanjut Dinda meminta izin untuk kembali ke ruangannya.
"Iya silahkan!" Jawab Mario.
Dengan segera Dinda meninggalkan ruangan Mario.
Setelah berada diluar, Dinda memegangi dadanya, "Huuuhhh, menegangkan." Dinda menghela nafas panjang seraya berucap singkat.
Setelah itu dia kembali melanjutkan langkahnya, menuju ruangannya.
******
Sementara ditempat lain, ada Aldo yang menatap raut wajah Mario sembari berkata "Alaaahh, terlalu banyak alasan, bilang saja kalau ingin menemuinya lagi." ucap Aldo sembari menyunggingkan senyum licik.
Sedangkan Mario, hanya menanggapi dengan tatapan tajam, sambil mengerutkan kedua alisnya.
"Sudahlah.. jangan terlalu berbasa-basi, gua udah tau jawabannya." lanjutnya Aldo.
"Memangnya apa yang loe tau.. hah?" tanya Mario sambil mengangkat sedikit dagunya dan kedua alisnya bersamaan.
Aldo mencibir lalu berkata, "tanya pada diri loe sendiri." ucap Aldo datar.
"Maksud loe?" Mario balik bertanya.
Aldo tersenyum licik, "sepertinya loe menyukainya, apa tebakanku benar? hem?"
Mario terdiam tak menjawab.
"Hahahaha.." Aldo tertawa lebar. "akhirnya.. loe juga suka sama yang namanya perempuan." lanjutnya.
Mario masih terdiam menatap sinis ke arah Aldo "bagaimana dia bisa tau?" gumamnya dalam hati.
Lalu Aldo melanjutkan kembali ucapannya, "gua bisa tau dari tatapan loe tadi."
Bola mata Mario seketika membulat, tentu saja dia tidak menyangka Aldo bisa menebak isi hatinya.
Mario semakin bingung, "huuufff" lalu menghembuskan nafas kasar.
"Jangan sok tau.. memangnya loe tau apa sama perasaan gua..? hah?" ucap Mario berusaha mengelak.
"Hahahaha..." mendengar ucapan Mario, Aldo tertawa lebar.
"Mario... Mario, jangan terlalu munafik jadi manusia.." ucap Aldo dengan nada kasar.
"Dari tatapan loe itu.. gua udah tau, loe suka sama Adinda." lanjutnya, merasa benar.
Mario semakin kesal mendengar ucapan sahabatnya itu, berkali-kali dia mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Dengan senyum yang menyungging, Aldo beranjak meninggalkan Mario.
"Mau kemana loe?" tanya Mario menghentikan langkah Aldo.
"Balik keruangan gua.. malas gua ngomong sama manusia munafik kaya loe." Jawab Aldo sembari melanjutkan langkahnya.
"Baru ingat kerjaan loe sekarang? bre***sek" Ucap Mario kesal sembari melempar pulpen kearah Aldo.
Mendengar kekesalan Mario, membuat Aldo semakin tertawa lepas.
Yudha yang juga berada di ruangan itu, tertawa kecil sambil menggeleng-geleng kan kepala, melihat tingkah kedua sahabat itu.
Bersambung epd 04
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Devi Handayani
lanjutkan thorr😁😁😁
2022-12-23
1
BillyBabe lover's
lanjut
2021-07-07
1