epd 02

Ceklek

Yudha membuka pintu, terlihat seorang pria berwajah tampan masuk dengan senyum sumringah.

Tanpa berbasa basi lagi, pria tersebut berjalan menghampiri Mario.

Mario menatap pria tersebut dengan tatapan yang penuh tanda tanya, sambil mengerutkan dahinya.

Pria tersebut adalah ALDO PRAYUDHA (rekan kerja sekaligus sahabat Mario) yang biasa dipanggil Aldo.

"Ada apa?" tanya Mario heran.

Belum sempat Aldo menjawab, ia kembali bertanya.

"Do, bagaimana dengan proyek kita di Bandung? tidak ada masalah kan?" tanya Mario serius.

Aldo menggeser kursi yang ada didepan meja kerja Mario, sembari mendudukkan bokongnya.

Aldo tersenyum lebar, "loe gk liat..? gue sekarang lagi bahagia." jawab Aldo sambil menatap sahabatnya.

"Kalo proyek kita gak lancar, gak mungkinlah.. gua sekarang ada disini!" ucap Aldo santai.

Mario tersenyum, sembari berkata "good.." ucap Mario singkat sembari mengacungkan jempol kepada Aldo.

"Jadi, kapan rencana loe balik lagi ke Bandung?" lanjutnya Mario.

"Secepatnya.."jawab Aldo singkat.

Aldo menghela nafas panjang, sambil menatap lekat raut wajah Mario dan berkata "Yo, gua kesini mau nagih janji." lanjutnya.

Mario menatap, sambil mengerutkan kedua alis tebalnya, tanda tak mengerti.

"Sesuai dengan perjanjian kita, loe masih inget kan?" kata Aldo sembari bertanya.

"Apa?" tanya Mario singkat, masih tak mengerti.

Lagi - lagi Aldo menghela, sambil melanjutkan obrolan.

"Kalo gua berhasil, loe bakalan bersedia buat gua kenalin ke Jessica.!" ucapnya.

"Jangan bilang kalau loe gak mau Yo..!" lanjutnya.

"Iisshhh, malas gua!" Mario mendesis seraya menjawab dengan terpaksa, lalu kembali mengarahkan pandangannya ke layar laptop.

Aldo mengusap wajahnya dengan sebelah telapak tangannya, sembari berkata "aaach, loe tu aneh banget sich Yo..?" tanya Aldo dengan raut wajah kesal.

"Dikasi Amanda, loe nolak. Dikasi Jessica, sama aja! mau loe tu apa sich Yo..?" lanjutnya masih dengan raut wajah kesal.

Mario tetap diam tak menghiraukan.

"Apa jangan-jangan loe_" ucap Aldo terhenti, sembari melirik ke arah Yudha (asisten Mario).

Mendengar perkataan Aldo, seketika Mario mengalihkan pandangannya dan menatap tajam kearah Aldo.

Mario mengerutkan kedua alis tebalnya, "jangan - jangan apa maksud loe? hah?" tanya Mario sambil mengangkat sedikit dagu dan kedua alis tebalnya.

Aldo tersenyum licik, sembari berkata " jangan - jangan loe suka sama si Yudha, aaahahahaaa.." jawab Aldo menggoda seraya tertawa lebar.

Sontak membuat bola mata Mario dan sang asisten membulat.

"Bren*sek.." ucap Mario kesal sambil melempar pulpen kearah Aldo.

Yudha sang asisten yang mendengarnya pun ikut kesal, sembari berkata "astaga Tuan..,kenapa harus saya...? "tanya Yudha merasa tak mengerti.

"Asal Tuan tau saja, saya ini normal. Saya tidak tertarik dengan sesama jenis." ucap Yudha dengan nada sedikit tinggi.

"Saya lebih tertarik dengan wanita cantik, dari pada Tuan Mario.." lanjutnya sambil mengacungkan dagunya ke arah Mario.

Mario menatap Yudha sinis, "ciihh" Mario berdecih merasa jijik dengan ucapan Yudha.

"Apa maksudmu? memangnya kau pikir aku tertarik padamu.. hah?" tanya Mario semakin kesal.

Yudha menunduk, sembari berkata "maafkan saya Tuan, saya hanya menjawab perkataan dari Tuan Aldo saja." ucap Yudha melemah.

"Ach sudahlah." ucap Mario singkat.

Mario dan Yudha menatap Aldo dengan raut wajah kesal.

Sementara Aldo yang melihatnya, hanya tertawa dan terus saja tertawa lebar. "Hahahahaha.."

Lalu Yudha pun beranjak dari duduknya, dan pergi keluar ruangan meninggalkan Mario dan Aldo.

"Aachh, lama - lama aku bisa gila menghadapi ke dua orang aneh ini." gumam Yudha dalam hati.

Yudha berjalan menuju ruangan official. Setelah sampai, ia lalu meminta salah satu OB untuk membuatkan secangkir kopi.

Tak lama kemudian, Yudha kembali keruangan dengan membawa secangkir kopi untuk Tuan Aldo.

"Silahkan diminum Tuan.." ucap Yudha mempersilahkan sembari meletakkan secangkir kopi di atas meja.

"Oh, ok terimakasih Yud." ucap Aldo sembari melempar senyum kearah Yudha.

Sementara Yudha hanya membalas dengan sedikit senyum menyungging.

Setelah itu mereka melanjutkan obrolan.

Ditempat lain, ada bu Sandra (Manager/atasan Dinda) sedang berjalan menghampiri meja kerja Dinda.

"Dinda.." sapa bu Sandra lembut.

Dinda yang sedang sibuk dengan laptopnya, seketika menoleh kearah sumbar suara suara.

"Bu Sandra..." ucap Dinda.

Dinda tersenyum manis sambil berkata, "iya bu.. ada yang bisa saya bantu?" tanya Dinda lembut.

"Saya mau minta tolong sama kamu, tolong kamu ke ruangan pak Mario ya.. serahkan berkas ini kepadanya." pinta bu Sandra lembut sembari menyerahkan setumpuk kertas kepada Dinda.

Dinda mengambil kertas itu dari tangan bu Sandra, seraya berkata "Baik bu..." jawab Dinda dengan sedikit anggukkan kepala.

Tanpa berlama - lama, Dinda segera beranjak dari duduknya.

"Ssuutt" Ane yang mendengar obrolan tadi mendesut memberi kode.

Seketika Dinda menoleh kearah Ane.

"Titip salam buat CEO tampan ya.. hehe" ucap Ane menggoda sembari tertawa kecil.

Dinda yang mendengar hanya melotot seraya mengerutkan dahinya, dan menggeleng-geleng kan kepala tanpa menjawab sepatah katapun.

Ia berlalu meninggalkan Ane, berjalan keluar ruangan menuju ruang CEO.

Dinda adalah karyawan baru di perusahaan milik Mario, dia bekerja baru hampir dua bulan.

Dinda termasuk karyawan yang cerdas, dia memiliki potensi kinerja yang baik untuk perusahaan.

Sehingga seringkali dia mendapatkan pujian dari bu Sandra selaku atasannya.

Dinda tak hanya cerdas, dia juga memiliki wajah yang sangat cantik.

Tubuhnya yang ****,putih,mulus, membuat para karyawan wanita terkadang merasa iri dan dengki kepadanya.

Tetapi lain halnya dengan karyawan pria, mereka sangat terpesona akan kecantikan Dinda.

Senyum manis dan pandangan mata Dinda, membuat pria - pria itu kagum dan bahkan ada beberapa diantara mereka yang sengaja terang-terangan menggoda Dinda.

Dinda selalu tersenyum ramah kepada siapa saja, namun Dinda hanya menanggapi dengan tanggapan yang biasa. Tentunya hanya sebatas teman atau rekan kerja saja.

Sebagai anak satu-satunya dan tulang punggung keluarga, Dinda dituntut untuk bertanggung jawab terhadap ibunya (orang tua tunggal) untuk menjaga dan membahagiakan sang Ibunda.

Dia terus berjalan menyusuri koridor, dia terlihat sangat cantik dengan memakai setelan kantor berwarna merah, menambah kesan lebih cerah pada kulit putih mulus Dinda.

Ditambah dengan paduan sepatu heels berwarna hitam, terkesan **** di kaki jenjangnya.

Rambutnya yang panjang selalu tergerai, alis tebal tertata rapi, bulu mata yg lentik, dan hidungnya yang mancung serta bibirnya yang **** menampakkan bahwa Dinda adalah sosok yang sempurna dimata para lelaki.

Sedangkan Mario, Aldo dan Yudha.. mereka hanya mengetahui jika ada karyawan baru dikantornya, tetapi mereka belum pernah sekalipun melihat atau bertemu langsung dengan Adinda.

Saat pertama kali Dinda masuk untuk melakukan interview, Mario saat itu sedang tidak berada ditempat.

Saat itu dia sedang berada diluar negeri untuk urusan pekerjaan yang tidak bisa diwakilkan.

Maka untuk urusan interview, Mario mewakilkannya kepada Ibu Sandra.

Sesampainya Adinda diruang Mario, Dinda merasa gugup, tangannya seketika menjadi dingin.

Baru pertama kalinya dia masuk dan bertemu langsung dengan sang CEO yang terkenal dengan julukan pria tampan berhati dingin.

Dinda berusaha bersikap tenang, berkali - kali dia menarik nafas dalam dan menghembuskan nya secara perlahan.

Sebelum mengetuk pintu, Dinda mendengar suara gelak tawa yang berasal dari dalam ruangan.

Dinda merasa ragu, tapi kemudian ia memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar, seketika Mario, Aldo dan Yudha terdiam.

Mereka menghentikan tawa dan candaan sembari mengalihkan pandangan mereka kearah pintu.

Yudha segera beranjak dari duduknya, kemudian berjalan menghampiri arah suara.

Ceklek

Yudha membuka pintu.

Saat pintu terbuka, Yudha terpukau melihat sosok yang berada dibalik pintu.

Yudha terdiam tak bergerak, tubuhnya seakan mematung.

Hanya memandang dengan tanpa bersuara, namun batin Yudha berkata "Ya Tuhan, sempurna." gumam Yudha dalam hati.

Mario dan Aldo tampak heran melihat tingkah Yudha yang hanya berdiri mematung didepan pintu, tanpa mempersilahkan tamunya untuk masuk.

Bersambung epd 03

Terpopuler

Comments

Aulia Regina Putri1301

Aulia Regina Putri1301

semangat thoor

2023-02-21

0

Devi Handayani

Devi Handayani

lanjuutt thorrr☺😄😄☺

2022-12-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!