H22A - 16

Rumah Enzo.

 

 

Setelah mengalami kejadian aneh di rumah Xylona, Enzo, Kris, Lolita, Myessa, dan Viani melihat hasil video yang direkan Enzo dan Kris saat mereka memperkosa Xylona. Mereka benar-benar kaget dan merinding dengan hasilnya. Bukan Xylona yang ada di video tersebut, melainkan seorang nenek tua berambut panjang dan berwajah menyeramkan.

 

 

Melihat itu, mereka sangat ketakutan.

 

 

"Apa-apaan ini?!" Kris syok melihatnya. Dia mengusap *********** yang malang.

 

 

"Pantas saja rasanya tidak enak," gumam Enzo.

 

 

"Menjijikan," gumam Viani.

 

 

"Bagaimana bisa ini... argghhh rasanya aku hampir kehilangan akal sehatku. Bagaimana bisa kita menganggap nenek buruk rupa itu sebagai Xylona yang cantik?" Kris merutuki kebodohannya.

 

 

"Kita pasti terlalu mabuk malam itu, jadi kita salah memperkosa orang," pikir Enzo.

 

 

Myessa menimpali, "Tidak mungkin, kami melihat kalian menyeret Xylona dari dapur ke kamar itu."

 

 

"Tapi, bagaimana bisa Xylona yang asli terkunci di dapur? Bukankah itu aneh?" Tanya Viani.

 

 

"Waktu aku mengunci semua pintu, di dapur tidak ada siapa-siapa. Aku yakin yang kalian bawa ke kamar itu Xylona," kata Lolita.

 

 

"Setidaknya kita tidak mendapatkan masalah karena membunuh orang, kita harus bersyukur," ujar Viani.

 

 

"Iya, sih." Myessa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

 

 

"Apanya yang bersyukur? Kami bersetubuh dengan nenek-nenek buruk rupa itu," gerutu Kris.

 

 

"***** kalian masih ada, kan? Sudah, jangan protes," ketus Myessa.

 

 

"Lebih baik kita menjauhi Xylona, aku rasa kita akan berada dalam masalah yang lebih buruk lagi jika berurusan dengan dia," kata Enzo.

 

 

Laki-laki berjas hujan merah berdiri di depan pintu. Dia tersenyum sinis mendengar percakapan 5 remaja di dalam rumah. Laki-laki itu melepaskan kacamatanya. Siapa lagi kalau bukan Erfrain. Dia mendongkak menatap langit malam. Kedua matanya berubah menjadi merah. Tiba-tiba awan muncul berhimpitan di langit. Petir menggelegar.

 

 

Enzo, Kris, Lolita, Myessa, dan Viani terkejut. Mereka melihat ke jendela. Langit tampak mendung menandakan hujan akan segera turun.

 

 

Di luar, Erfrain masih menatap langit. Perlahan rintik hujan mulai berjatuhan membasahi wajahnya yang tampan. Dia berlalu pergi kemudian menghilang dalam kegelapan.

 

 

Sementara itu di kantor polisi.

 

 

Para polisi sedang sibuk meeting. Beberapa waktu belakangan ini, polisi disibukkan dengan antisipasi yang sudah dirancang sejak bulan lalu. Sekarang tanggal 19.

 

 

Drystan menghela napas berat. Dia kembali mempelajari bukti dan kesaksian yang dia dapat dari warga sekitar mengenai pembunuhan itu. Dia mengusap kasar rambutnya karena benar-benar stres mengurusi itu semua. Pria itu mengambil ponselnya kemudian menelepon Xylona.

 

 

"Xylo?" Panggilan sudah terhubung.

 

 

"Kak? Kakak masih sibuk? Kapan Kakak pulang?" Xylona sedang menyajikan makanan ke meja.

 

 

"Malam ini aku pulang."

 

 

"Aku sudah menyiapkan makan malam." Xylona tersenyum.

 

 

"Hmm, terima kasih. Maafkan aku yang sering pulang terlambat." Drystan merasa menyesal, karena tidak pernah meluangkan waktu untuk adiknya. Dia selalu sibuk bekerja.

 

 

"Kakak tidak pernah pulang terlambat. Yang ada Kakak jarang pulang." Tersirat nada kecewa dari kalimat yang diucapkan Xylona.

 

 

Drystan terkekeh.

 

 

Di rumah, Xylona selesai menyajikan makanan. Dia tinggal menunggu kepulangan kakaknya. Tanpa dia sadari, sepasang mata tengah memperhatikannya dari jendela.

 

 

Laki-laki berjas merah itu tersenyum melihat senyuman Xylona. Erfrain ingin sekali masuk dan menemui gadis itu. Dia selalu merasa senang setiap berada di dekat Xylona.

 

 

Merasakan kehadiran sesuatu di belakangnya, Erfrain berbalik sambil mengibaskan tangannya yang memegang pisau, namun dia terkejut melihat nenek tua berwajah menyeramkan di belakangnya itu.

 

 

Hening.

 

 

Erfrain berbicara duluan, "Terima kasih sudah membantuku menyelamatkan dia."

 

 

Nenek itu bertanya, "Kau siapa? Apakah kau bukan manusia?"

 

 

Erfrain tidak menjawab.

 

 

Xylona masih duduk manis dengan ponsel di tangannya. Dia menunggu kedatangan sang kakak. Sesekali dia mengecek pesan yang masuk.

 

 

Terdengar suara mobil berhenti di depan rumah. Xylona beranjak dari kursi dan mengintip lewat jendela. Ternyata benar, kakaknya pulang. Gadis itu menyambut kakaknya.

 

 

Mereka makan malam bersama. Xylona sangat senang melihat kakaknya makan dengan begitu lahap.

 

 

"Selama di kantor, aku tidak banyak makan. Yang aku pikirkan hanya pekerjaan. Rasanya berat badanku berkurang," ujar Drystan dengan mulut penuh.

 

 

Xylona terkekeh. "Kakak yakin kehilangan berat badan? Tapi, kulihat Kakak semakin gendut saja."

 

 

"Benarkah?" Drystan tidak percaya dengan ucapan adiknya. Mereka tertawa kemudian melanjutkan makan.

 

 

Selesai makan, Drystan kembali mempelajari kasusnya lagi. Melihat kakaknya yang sibuk, Xylona datang membawakan kopi.

 

 

"Ah, melihatmu membawa kopi, aku ingin memiliki seorang istri."

 

 

Mendengar lelucon kakaknya, Xylona tertawa. "Kakak mau meninggalkanku?"

 

 

"Tentu tidak, aku akan menunggumu menikah duluan, baru aku yang terakhir."

 

 

Xylona terharu mendengar ucapan kakaknya. Dia memeluk Drystan dengan erat. "I love you, my bro."

 

 

"Love you too."

 

 

Melihat kasus yang ditangani Drystan, Xylona tertarik. "Ini tentang kasus pembunuhan berantai itu, ya?"

 

 

Drystan mengangguk. "Iya, korbannya selalu murid dari SMA AMRITA. Sebentar lagi tanggal 22, para polisi akan melakukan penyelidikan besok sebelum ada korban. Aku mencemaskanmu, Xylo. Oleh karena itu, aku pulang malam ini dan membawa pekerjaanku ke rumah. Setidaknya aku bisa mengawasimu."

 

 

Xylona mengangguk mengerti. "Tidakkah Kakak merasa aneh dengan kasus ini?"

 

 

Drystan mengangguk. "Iya, ini sulit dijelaskan dan... aku belum pernah menangani kasus seperti ini sebelumnya."

 

 

Xylona tampak berpikir.

 

 

👓👓👓

 

 

18.31 | 20 Januari 2021

By Ucu Irna Marhamah

Terpopuler

Comments

Rohmah

Rohmah

dag Dig dug Thor bacanya

2021-12-01

0

Nunuy Hertati

Nunuy Hertati

iiih sereeeeeeemmm🏃🏃🏃

2021-11-24

0

Nayra Syafira Ahzahra

Nayra Syafira Ahzahra

ternyata rumahnya berpenghuni 😊😊

2021-09-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!