H22A - 06 - SINCEREST

👓👓👓

 

 

_Everyone has a friend during each stage of life. But only lucky ones have the same friend in all stages of life._

 

 

👓👓👓

 

 

Jam 7 berlalu. SMA AMRITA tidak melakukan upacara, karena banyak warga yang berdemo di depan gerbang.

 

 

Xylona bertanya pada salah seorang siswa, "Sebenarnya ada apa?"

 

 

"Kemarin tanggal 22, ada pembunuhan di desa ini. Seperti biasa setiap bulan di tanggal 22, akan ada yang mati, itulah sebabnya orang tua kami mengunci pintu saat hujan turun di tanggal tersebut. Biasanya pembunuh itu akan keluar bersamaan dengan hujan."

 

 

Xylona mencerna ucapan siswa itu. Pandangannya tertuju pada Erfrain yang juga sedang menatap padanya.

 

 

"Sejak kapan pembunuhan di tanggal 22 itu dimulai?" Tanya Xylona pada siswa itu.

 

 

"Sudah sejak lama, bahkan sebelum SMA ini dibangun. Mungkin jauh sebelum Desa Amrita benar-benar berdiri," jawab siswa itu. Dia melanjutkan, "Biasanya korbannya adalah murid di SMA AMRITA. Beberapa orang berpikir, jika korban-korban itu sengaja dikorbankan untuk bangunan sekolah ini."

 

 

Xylona merasa itu semua tidak masuk akal. Tapi, dia tidak berniat menyanggah ucapan temannya itu.

 

 

Bel masuk berbunyi. Para siswa di SMA AMRITA memasuki kelas tanpa melakukan upacara.

 

 

Telah diketahui bahwa korban pembunuhan adalah seorang siswa kelas 12. Potongan tangannya ditemukan di pesawahan oleh para petani. Setelah korban dinyatakan hilang pada hari Minggu tanggal 22, orang tua korban segera menghubungi polisi, itulah sebabnya Drystan dan teman-temannya pergi pada Minggu siang untuk menyelidiki kasus tersebut.

 

 

Setelah tangan tersebut diotopsi, bisa dipastikan itu adalah tangan milik korban. Kemungkinan si pembunuh memutilasi korban. Selain itu, ditemukan cincin di jari tengah korban. Cincin tersebut selalu ditemukan di setiap kasus pembunuhan seolah si pembunuh sengaja meninggalkan jejak.

 

 

Hari ini warga mendemo sekolah, karena mereka ingin sekolah tersebut menindaklanjuti kasus tersebut, mereka berpikir ada yang tidak beres dengan sekolah tersebut, karena korbannya selalu siswa dari SMA itu.

 

 

Xylona memainkan pensil di tangannya. Dia tidak mendengarkan guru yang sedang menjelaskan di depan. Gadis itu tenggelam dalam pikirannya sendiri.

 

 

Dia membuat hipotesa sendiri. Hari ke-22 di setiap bulan, korban dari SMA AMRITA, sebelumnya juga terjadi kasus yang sama bahkan jauh sebelum SMA ini berdiri, kalau begitu ini namanya kasus pembunuh berantai. Tapi, Desa Amrita berdiri sejak 69 tahun yang lalu. Berarti pembunuhnya sudah ada sebelum SMA ini didirikan. Diperkirakan usianya sudah cukup tua untuk membunuh. Bagaimana mungkin orang itu tidak tertangkap sama sekali? Seharusnya warga bisa mengantisipasi jika tanggal 22 akan ada lagi pembunuhan, polisi harus melakukan investigasi sebelum pembunuhan selanjutnya terjadi.

 

 

Melihat Xylona yang melamun, Erfrain menyentuh bahu gadis itu. "Kau baik-baik saja?"

 

 

Xylona mengangguk sambil menunjukkan kode OK dengan tangan kanannya.

 

 

"Mungkin kau terkejut dengan apa yang terjadi di sini," ucap Erfrain.

 

 

Xylona mengangguk pelan. "Jujur, aku cukup syok dengan kejadian ini. Selama di kota, tidak pernah ada kejadian seperti ini."

 

 

Erfrain mengangguk kemudian menunduk. "Aku mengerti perasaanmu, nanti kau akan terbiasa dengan tempat ini."

 

 

Xylona tersenyum. "Iya, semoga saja."

 

 

Sepulang sekolah, Xylona menunggu kakaknya di depan gerbang. Dia melihat murid-murid lainnya sudah pulang dijemput orang tua mereka.

 

 

Seseorang menepuk bahu Xylona. Gadis itu menoleh dan melihat Erfrain berdiri dengan kepala tertunduk seperti biasa.

 

 

"Kau menunggu kakakmu?" Tanya Erfrain.

 

 

Xylona tertawa. "Kenapa kau terus menunduk, Rain? Seolah kau sedang berbicara dengan orang asing, bukankah kita teman?"

 

 

Erfrain tidak menjawab. Dia mengalihkan pembicaraan, "Kemarin kau sudah mentraktirku, sekarang aku yang akan mentraktirmu."

 

 

Xylona menggandeng tangan Erfrain. "Begitukah caramu mengajak seorang gadis untuk berkencan?"

 

 

Kedua pipi Erfrain memerah.

 

 

Di Cafe yang sama, Erfrain memesan minuman. "Aku mau minuman chocolate banana."

 

 

Xylona terkekeh. "Aku juga."

 

 

Pelayan menuliskan pesanan mereka. "Silakan menunggu."

 

 

Xylona menunjukkan ponselnya pada Erfrain. "Aku benar-benar kesal karena tidak ada sinyal di tempat ini, apa kau tahu kartu yang cocok dengan tempat ini?"

 

 

"Aku bisa membawamu ke konter terdekat. Kau bisa memilih kartu-kartu yang bisa dipakai di sini," jawab Erfrain pelan.

 

 

Xylona mengangguk semangat.

 

 

Minumannya datang. Saat Erfrain mencicipi minuman tersebut, dia terdiam sesaat. Bagaimana bisa? Bagaimana mungkin aku bisa merasakannya? Ini terjadi hanya saat aku bersama gadis ini.

 

 

Pandangan Erfrain tertuju pada Xylona yang sedang menikmati minumannya.

 

 

** Flashback **

 

 

Di dapur, Erfrain menyeduh minuman rasa coklat. Dia juga menambahkan gula dan madu. Ketika dia meminumnya, rasanya sama saja seperti meminum air mineral.

 

 

** End Flashback **

 

 

Xylona sibuk dengan ponselnya. "Aku ingin menghubungi kakakku, apa dia sudah pulang?"

 

 

Erfrain berpikir, siapa gadis ini? Kenapa dia bisa berbeda dari yang lainnya? Ketika pertama melihatnya, dia seperti sesuatu yang hangat dan lembut seperti kapas di musim dingin.

 

 

"Setelah ini, kita pergi ke konter, ya." Ucapan Xylona membuat lamunan Erfrain buyar.

 

 

Laki-laki itu mengangguk.

 

 

👓👓👓

 

 

06.12 | 18 Januari 2021

By Ucu Irna Marhamah

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Sahril Banon

Sahril Banon

bgusnys tu di bunuh sja orang2 yg suka membuly jgn jdi sepadan khsan

2022-07-24

0

Nurhalimah Al Dwii Pratama

Nurhalimah Al Dwii Pratama

mkin penasaran

2021-07-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!