H22A - 13

Ketika pembelajaran berakhir, Myessa dan Lolita membagikan kartu undangan pada semua siswa di kelas, tak terkecuali Erfrain dan Xylona.

 

 

"Besok malam Enzo merayakan ulang tahun di sekolah ini, kalian harus hadir, karena kalau tidak, nilai sosiologi kalian akan minus," ucap Myessa dengan nada mengancam.

 

 

Xylona melihat kartu undangan itu. Aku benar-benar tidak peduli, bahkan jika nilai sosiologi di raporku jelek.

 

 

"Xylo mau datang?" Bisik Erfrain.

 

 

Xylona menggeleng. "Kita tidak usah datang, aku yakin mereka merencanakan sesuatu yang buruk."

 

 

Erfrain mengernyit. Darimana dia tahu rencana Enzo? Apa dia bisa membaca pikiran?

 

 

Xylona menatap Erfrain. "Rain, aku mohon... jangan datang ke acara itu, sesuatu yang buruk bisa saja terjadi."

 

 

Rain mencerna ucapan Xylona.

 

 

Gadis itu berharap Erfrain mengiyakan permintaannya. Dia masih ingat dengan kenangan buruk yang menimpa sahabat kecilnya, Kylo. Dengan mata kepalanya Xylona melihat Kylo jatuh berguling-guling dari perbukitan dan berakhir tragis di kebun bambu.

 

 

Erfrain menatap gadis itu dengan intens. "Iya, Rain tidak akan datang."

 

 

Xylona tersenyum.

 

 

Keesokan harinya, Erfrain melihat kalender yang menunjukkan tanggal 18. Dia tersenyum sinis. "Selanjutnya siapa?"

 

 

Ada jas hujan berwarna merah, cincin emas, dan pisau di meja.

 

 

Para polisi sibuk bersiap-siap untuk 4 hari ke depan. Mereka bersiaga dan mengantisipasi segala resiko yang akan mereka hadapi nantinya. Sampai-sampai Drystan menginap di kantor polisi. Sudah 2 hari dia tidak pulang ke rumah.

 

 

Sepulang sekolah, Xylona langsung membersihkan diri dan makan malam sendirian lalu dia tidur. Sebelum tidur, dia mengirimkan pesan chat pada Erfrain untuk memastikan bahwa laki-laki itu tidak pergi ke pesta Enzo di sekolah.

 

 

Jam menunjukkan pukul 11 malam. Tiba-tiba bel pintu berbunyi. Xylona pun terpaksa bangun. "Sepertinya Kakak pulang."

 

 

Gadis itu menuruni tangga menuju pintu utama. Ketika membuka pintu, dia terkejut melihat Enzo dan teman-temannya yang datang. Dia segera menutup pintu, tapi Kris menahan pintunya dan nyelonong masuk.

 

 

"Beginikah caramu memperlakukan teman?" Tanya Kris.

 

 

"Kalian mau apa kemari?!" Bentak Xylona.

 

 

"Kau tidak datang ke pesta kami, bagaimana bisa kami membiarkan itu? Kau juga teman kami," ujar Myessa.

 

 

"Lebih baik kalian pergi dari sini atau aku menelepon kakakku," ancam Xylona.

 

 

Lolita menarik tangan Xylona dengan kasar. "Ayolah, kita nikmati pesta di rumahmu."

 

 

Kelima teman Xylona masuk. Mereka membawa beberapa botol minuman beralkohol dan meletakkannya ke meja. Xylona melipat kedua tangan di depan dada.

 

 

Mereka sampai datang kemari untuk membuatku dalam masalah. Ini sudah keterlaluan. Jika mereka menggangguku di sekolah, aku sudah biasa, tapi mereka berani datang kemari dan menggangguku di rumahku sendiri, batin Xylona.

 

 

"Xylo, duduklah... ayo kita minum," ajak Kris.

 

 

Xylona menggeleng. "Pergi dari rumahku."

 

 

"Bagaimana jika kita mengundang Erfrain? Xylona pasti mau minum bersama kita," ucap Viani.

 

 

"Jangan macam-macam, jangan libatkan Rain!" Bentak Xylona marah.

 

 

"Jika membicarakan Erfrain, sepertinya Xylona menjadi sensitif," ujar Kris.

 

 

Xylona pun duduk bergabung bersama mereka. Gadis itu melihat teman-temannya minum dan beberapa ada yang mabuk. Myessa menuangkan minumannya ke gelas kemudian dia menyodorkannya pada Xylona.

 

 

"Minumlah," kata Myessa.

 

 

Xylona tidak merespon. Dia tidak mau meminumnya. Dia tetap duduk sambil melipat kedua tangannya.

 

 

Lolita mengambil gelas itu dan memaksa Xylona meminumnya. Namun, Xylona menolak dan menampar wajah Lolita. Sejenak Lolita terdiam sambil memegang pipinya yang memanas karena tamparan Xylona.

 

 

"Ini rumahku, kalian pergi dari sini! Sialan!" Teriak Xylona sambil beranjak dari tempat duduknya menuju dapur.

 

 

Myessa dan Viani menenangkan Lolita yang tampaknya ingin melabrak Xylona.

 

 

"Berani sekali dia menamparku," geram Lolita.

 

 

Kris beranjak dari kursinya diikuti Enzo. Myessa mengusap rambut Lolita. "Dia akan menyesal."

 

 

Xylona pergi ke wastafel untuk mencuci tangannya karena Lolita menyiramkan minuman ke pakaiannya. Tiba-tiba seseorang memeluknya dengan erat dari belakang, ternyata Kris. Xylona terkejut. Dia meronta dan melawan Kris.

 

 

Enzo yang juga berada di sana tidak tinggal diam. Dia membantu Kris. Meskipun Xylona cukup kuat, namun dia kalah jumlah dan tenaga jika harus melawan dua orang pria yang bertubuh lebih besar darinya.

 

 

Kris mengangkat tubuh Xylona lalu memanggilnya seperti karung beras menuju kamar yang ada di lantai bawah. Enzo mengambil sebotol minuman dan menyusul Kris ke kamar.

 

 

Myessa dan Viani saling pandang dengan ekspresi takut dan cemas. Lolita juga terlihat cemas. Dia segera beranjak dari kursi dan mengunci semua pintu di rumah itu.

 

 

Mereka bertiga melihat foto Drystan yang mengenakan seragam polisi. Ketiga perempuan itu khawatir jika tiba-tiba kakaknya Xylona datang dan menangkap mereka.

 

 

Ketiga gadis itu tersentak saat mendengar teriakan kesakitan Xylona dari kamar. Mereka saling pandang dan saling memeluk satu sama lain.

 

 

"Kita harus memperingatkan Enzo dan Kris, jangan sampai mereka membunuh Xylona seperti gadis yang waktu itu, atau kita akan dapat masalah lagi," kata Viani.

 

 

"Tenang saja, mereka tidak akan membunuh Xylona, mereka hanya sedikit bersenang-senang, nanti Xylona juga akan menikmatinya," ujar Myessa.

 

 

Lolita meminum satu gelas minuman di meja untuk menenangkan pikirannya. "Kita tidak perlu mengkhawatirkan gadis sombong itu, biarkan saja Enzo dan Kris membunuhnya, jika dia masih hidup setelah Enzo dan Kris memperkosanya, kita yang berada dalam masalah. Xylona pasti akan bilang pada kakaknya dan kita akan di penjara. Yang lebih buruk lagi, jika kakaknya Xylona menghukum mati kita semua, karena korbannya adalah adiknya sendiri. Kalian mau seperti itu?"

 

 

Myessa dan Viani terdiam sesaat mencerna kata-kata Lolita.

 

 

"Kita bunuh Xylona malam ini, setelah Enzo dan Kris menggilirnya."

 

 

👓👓👓

 

 

11.56 | 20 Januari 2021

Ucu Irna Marhamah

Terpopuler

Comments

Sahril Banon

Sahril Banon

y parahnya klo xilo ampe di perkosa mereka

2022-07-24

0

Budhe Tuty Martha

Budhe Tuty Martha

Memangnya di dekat pintu rumahnya Xylona tidak ada tempat untuk mengintai tamu yg datang apa, kok langsung dibuka saja. Atau emang Xylona saja yg ceroboh

2022-03-27

0

Nurhalimah Al Dwii Pratama

Nurhalimah Al Dwii Pratama

udh d prkosa kok rain gx tau si

2021-07-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!