H22A - 15

Enzo membuka pintu kamar. Viani, Myessa, dan Lolita masuk. Mereka melihat Enzo dan Kris sudah berpakaian. Mereka juga melihat Xylona terbaring lemas di atas ranjang dengan selimut membungkus tubuhnya.

 

 

"Kita pulang saja," rengek Viani.

 

 

Lolita menghampiri Enzo. "Mumpung dia lemah, kita bunuh dia."

 

 

"Kita tidak perlu membunuhnya," bisik Enzo. "Kita sudah merekam Xylona saat kita menyetubuhinya. Jika dia melapor atau membuat masalah, kita bisa menggunakan video itu untuk mengancamnya."

 

 

Lolita mencerna ucapan Enzo. "Kau yakin? Tapi... kakaknya polisi."

 

 

"Itu bukan masalah, dia tidak akan berani melakukan apa-apa," ujar Kris menimpali.

 

 

"Tadi aku mendengar suara dari dapur, apa ada orang lain di rumah ini selain Xylona?" Tanya Myessa.

 

 

Kedua mata Xylona tiba-tiba terbuka. Perlahan tangannya bergerak ke meja dan mengambil gunting.

 

 

"Tidak mungkin, sewaktu kita datang kemari, aku tidak melihat siapa pun di rumah ini selain Xylona," kata Kris.

 

 

Tiba-tiba Xylona menancapkan gunting ke perutnya. "Aarrgghhh! Aku mau mati saja!!"

 

 

Mereka berlima kaget dan segera menghentikan apa yang dilakukan oleh Xylona. Namun, di luar dugaan, tenaga gadis itu sangat kuat. Dia tidak mau berhenti menusuk perutnya sendiri sampai-sampai sprei putih berubah jadi merah karena darahnya.

 

 

Xylona tumbang dan sekarat. Dia masih hidup, tapi Lolita mengambil kursi dan menghantamkannya pada Xylona. Gadis itu pun seketika mati di depan mereka.

 

 

"Lolita, kau!" Enzo tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

 

 

"Kita tidak punya pilihan lain!" Bentak Lolita.

 

 

"Sekarang apa yang harus kita lakukan?" Viani tampak cemas.

 

 

"Kita bersihkan tempat ini dan bawa mayat Xylona keluar dari rumah ini," kata Kris mencoba mencari akal.

 

 

Drug, drug, drug, drug!!

 

 

Gedoran di pintu dapur semakin kencang membuat mereka terkejut. Kelima orang itu keluar dari kamar dan menyaksikan pintu dapur yang berguncang karena digedor.

 

 

Kris menelan saliva. Lolita memeluk lengan Enzo, Viani dan Myessa saling peluk.

 

 

Pintu dapur berhenti digedor, tapi terdengar suara kunci yang diputar. Mereka berlima semakin ketakutan. Mata mereka membelalak panik.

 

 

Gagang pintu ditarik dari dalam dan keluarlah seseorang yang membuat mereka kaget. Viani sampai pingsan saking kagetnya.

 

 

Xylona keluar dari dapur dengan pisau di tangannya. "Kalian apa-apaan mengunciku di dapurku sendiri?!"

 

 

Mereka berempat segera berlari keluar karena ketakutan, Viani digendong Kris. Xylona bingung. Dia melihat pisau di tangannya kemudian meletakkannya ke meja.

 

 

"Apa aku terlihat begitu menakutkan?" Gadis itu melihat ke belakang lalu pergi sambil bergidik.

 

 

Xylona memasuki kamar yang pintunya terbuka. Dia mendengus kesal melihat ranjangnya berantakan.

 

 

"Sebenarnya apa yang mereka lakukan?!" Xylona mengambil botol-botol alkohol dan membuangnya ke tong sampah.

 

 

Sementara itu, Enzo, Kris yang membawa Viani, Myessa, dan Lolita berlari ke mobil. Tanpa ba-bi-bu, mobil tersebut melaju meninggalkan tempat tinggal Xylona.

 

 

Seseorang berjas hujan merah berdiri di dahan pohon. Pria itu tertawa kecil melihat ketakutan di wajah 5 remaja itu.

 

 

Keesokan harinya, Xylona datang ke sekolah. Dia melihat Erfrain duduk sambil membaca buku. Gadis itu pun duduk di samping Erfrain.

 

 

"Hai, Rain."

 

 

"Hai, Xylo." Erfrain tersenyum seperti biasanya.

 

 

"Emm...." Xylona menoleh ke belakang. Bangku geng Enzo tampak kosong. "Mereka kemana? Apa mereka belum datang?"

 

 

Erfrain menoleh ke belakang. "Mereka? Maksudnya Enzo dan teman-temannya?"

 

 

Xylona mengangguk.

 

 

Erfrain tampak berpikir. "Teman-teman lain bilang, mereka berlima masuk rumah sakit semalam."

 

 

"Masuk rumah sakit?" Xylona tampak cemas. "Jangan-jangan mereka terkena covid."

 

 

Erfrain mengedikkan bahunya.

 

 

"Semalam mereka datang ke rumahku," Xylona mulai bercerita.

 

 

Erfrain terkejut. "Benarkah? Apa mereka melukai Xylo?"

 

 

Xylo menggeleng. "Tidak, tidak, tidak. Mereka hanya datang dan memaksa masuk sambil membawa minuman keras. Aku pikir mereka mau mencekokiku atau melecehkanku."

 

 

"Lalu, lalu apa yang terjadi?" Erfrain tampak panik.

 

 

"Mereka mengunciku di dapur. Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan di ruang keluarga dan sepertinya mereka juga melakukan sesuatu di kamar bawah." Xylona tampak berpikir.

 

 

"Mengunci Xylo di dapur?"

 

 

Xylona mengangguk.

 

 

** Flashback **

 

 

Lolita mengambil gelas berisi minuman keras dan memaksa Xylona meminumnya. Namun, Xylona menolak dan menampar wajah Lolita. Sejenak Lolita terdiam sambil memegang pipinya yang memanas karena tamparan Xylona.

 

 

"Ini rumahku, kalian pergi dari sini! Sialan!" Teriak Xylona sambil beranjak dari tempat duduknya menuju dapur.

 

 

Xylona mencuci tangannya di wastafel. Dia kebelet dan segera masuk ke kamar mandi dapur. Ketika melakukan panggilan alam, dia mendengar suara di dapur. Gadis itu berpikir jika teman-temannya mungkin sedang cuci tangan atau... mungkin itu bukan teman-temannya, tapi hantu yang biasa membuat kegaduhan di malam hari.

 

 

Xylona sudah terbiasa dengan hantu itu.

 

 

Selesai di kamar mandi, Xylona keluar dan ingin kembali ke ruang keluarga untuk mengusir teman-temannya. Namun, ketika dia menarik gagang pintu, ternyata pintunya terkunci.

 

 

"Kenapa pintunya dikunci?" Xylona mengintip lewat lubang kunci. Ternyata kuncinya terpasang dari dalam. Dia mendengus kesal. "Mereka mau mengerjaiku di rumahku sendiri? Kurang ajar."

 

 

Gadis itu menggedor-gedor pintu dapur. "Woy! Buka, woy!"

 

 

Tidak ada jawaban.

 

 

"Sebenarnya mereka sedang apa? Apa yang mereka rencanakan?!" Gerutu Xylona.

 

 

Gadis itu tersentak saat ada barang dapur yang jatuh. Dia menoleh ke belakang, ternyata penggilas adonan yang jatuh ke lantai. Xylona menelan saliva karena cemas. Dia yakin, rumah itu berhantu.

 

 

Sesaat Xylona melihat sebuah bayangan seseorang berbaju merah lewat jendela dapur. Artinya ada seseorang atau 'sesuatu' di luar yang sedang mengamatinya.

 

 

Xylona ketakutan. Dia menggedor-gedor pintu lebih kencang. Dia mengambil pisau untuk berjaga-jaga sambil terus menggedor pintu. Gadis itu sangat kesal dan mengambil sumpit lalu memasukkannya ke lubang kunci dan berusaha melakukan hal yang diajarkan oleh kakaknya ketika berada dalam keadaan darurat.

 

 

Akhirnya Xylona berhasil membuka pintu. Dia keluar dari dapur dengan pisau di tangannya. "Kalian apa-apaan mengunciku di dapurku sendiri?!"

 

 

Mereka berempat segera berlari keluar karena ketakutan, Viani yang pingsan digendong Kris. Xylona bingung. Dia melihat pisau di tangannya kemudian meletakkannya ke meja.

 

 

"Apa aku terlihat begitu menakutkan?" Gadis itu melihat ke belakang lalu pergi sambil bergidik.

 

 

Xylona memasuki kamar yang pintunya terbuka. Dia mendengus kesal melihat ranjangnya berantakan.

 

 

"Sebenarnya apa yang mereka lakukan?!" Xylona mengambil botol-botol alkohol dan membuangnya ke tong sampah.

 

 

"Mengganggu tidurku saja."

 

 

** End Flashback **

 

 

Erfrain melongo mendengar cerita sahabatnya itu. "Syukurlah Xylo tidak apa-apa."

 

 

Xylona mengangguk pelan.

 

 

👓👓👓

 

 

06.47 | 20 Januari 2021

By Ucu Irna Marhamah

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

atmaranii

atmaranii

ky crta horor...trus itu siapa yg jd Xylo trus mti?hntu kah?

2022-08-27

0

Sahril Banon

Sahril Banon

terus yg di perkoss itu syp?

2022-07-24

0

Fitri

Fitri

ceritanya seru bikin susana tegang dan penuh tanda tanya??😉

2021-10-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!