H22A - 07

Hujan turun lagi di sore itu.

 

 

Xylona dan Erfrain berdiri di depan konter menunggu hujannya reda. Seperti biasa, Xylona menadah air hujan dengan tangannya. Sepertinya dia sangat menyukai hujan. Melihat apa yang dilakukan Xylona, Erfrain juga melakukan hal yang sama. Laki-laki itu tersenyum sambil menadah dengan kedua tangannya. Xylona tersenyum melihat tingkah kekanakan laki-laki itu.

 

 

"Aku menyukai hujan, mungkin karena ada Rain dalam namaku," ujar Erfrain.

 

 

"Aku juga suka hujan, rasanya seperti ada seseorang yang datang menyapaku," ucap Xylona.

 

 

Erfrain mencerna ucapan Xylona.

 

 

Melihat Erfrain yang kedinginan, Xylona melepaskan jaketnya dan menyelimuti tubuh Erfrain. "Tubuhmu cukup besar, sehingga jaketku tidak bisa menyelimutimu."

 

 

Kedua mata Erfrain melebar saat Xylona memperlakukannya seperti itu. Kedua pipinya memerah.

 

 

Setelah hujan reda, Xylona memilih pulang naik ojek. Kebetulan dia kenal dengan tukang ojeknya. Dia pernah membantu membereskan rumah baru Xylona saat tiba di Desa Amrita. Sementara Erfrain memilih berjalan kaki menuju perbukitan di mana tempat tinggalnya berada.

 

 

Xylona tiba di rumah. Gadis itu menatap mobil kakaknya yang terparkir di depan rumah. Dia memikirkan sesuatu lalu tersenyum kecil. Tampaknya Drystan belum pulang. Pria itu pergi bersama teman-temannya untuk kasus pembunuhan, oleh karena itu mobilnya masih terparkir di depan rumah.

 

 

Xylona membersihkan dirinya lalu memasak. Gadis itu mengambil ponselnya dan mengirim pesan chat pada Erfrain. Dia mendapatkan nomor Erfrain saat membeli kartu di konter tadi sore.

 

 

Xylo : 'Haiii? Kau sedang apa, Rain?'

 

 

Rain : 'Aku sedang membersihkan lantai yang kotor karena cipratan air hujan. Xylo sedang apa?

 

 

Xylo : Mengirim foto makanan.

             'Aku baru selesai memasak.'

 

 

Rain : 'Wah, ternyata Xylo pandai memasak.'

 

 

Xylo : 'Kalau Rain mau, besok Xylo bawa makanan untuk istirahat makan siang.'

 

 

Rain : 'Benarkah? Apa tidak merepotkan?'

 

 

Xylo : 'Tidak merepotkan sama sekali.'

 

 

Xylona meletakkan ponselnya ke meja makan. Dia pun menyantap masakannya.

 

 

Di sisi lain....

 

 

Erfrain tiba di rumahnya. Laki-laki itu melihat lantai rumahnya yang kotor karena cipratan air hujan. Tanpa pikir panjang, dia mengambil kain pel dan mengepel lantai tersebut sampai bersih. Setelah itu, baru dia masuk ke rumahnya.

 

 

Dia masuk ke kamar mandi dan melepaskan semua pakaiannya, termasuk kacamata. Kemudian dia menyalakan shower dan mulai mandi. Erfrain memiliki tubuh yang tinggi tegap dan berotot. Itu sedikit menonjol untuk ukuran anak SMA kelas 2. Selain itu, dia sangat tampan dengan rahang kokoh, hidung lancip dan alis bertautan. Ketika kacamatanya dibuka, mata elang laki-laki itu terlihat begitu tajam seperti predator. Dia bahkan lebih cocok disebut pria dibandingkan murid SMA.

 

Siapa dia sebenarnya?

 

 

Kenapa dia seperti memiliki kepribadian ganda antara si cupu dan si garang?

 

 

Entahlah, tidak ada yang tahu.

 

 

Selesai mandi, Erfrain memakai kaos kebesaran berwarna putih dan celana pendek berwarna hitam. Laki-laki tampan itu menatap pantulan dirinya di depan cermin. Dia menutup dahinya dengan poni seperti biasa lalu memakai kacamatanya dan dalam sekejap dia menunjukkan ekspresi bodoh.

 

 

Erfrain keluar dari rumah dan melihat lantainya menjadi kotor lagi. Ada jejak kaki hewan. Erfrain kembali membersihkan lantainya dengan kain pel. Ponselnya di meja berdering. Laki-laki itu mengernyit heran.

 

 

Dia pun kembali masuk ke dalam dan mengecek ponselnya, ternyata Xylona yang mengirimkan pesan chat padanya.

 

 

Setelah mengirimkan balasan, Erfrain meletakkan kembali ponselnya dan melanjutkan mengepel lantai. Setelah itu, dia duduk di sofa dan melamun. Pandangannya teralihkan ke jaket Xylona. Laki-laki itu mengambilnya kemudian menghirup aroma jaket tersebut.

 

 

"Aku tidak tahu apa yang kau inginkan dariku, gadis kecil. Tapi, jika kau memang ingin membuatku lemah, kau salah orang."

 

 

Di kantor polisi.

 

 

Drystan dan teman-temannya tampak serius memeriksa berkas-berkas. Tidak ada yang duduk dan berpangku tangan. Mereka semua sibuk mengurus kasus pembunuhan.

 

 

"Untuk bulan depan, kita harus mengantisipasi adanya pembunuhan lagi. Sebelum tanggal 20, kita harus mengadakan investigasi khusus. Tidak boleh ada korban jiwa lagi," kata Drystan.

 

 

Reza dan Ilham saling pandang. "Kami sudah melakukan itu sebelumnya dan... tetap saja selalu ada korban."

 

 

Drystan terlihat bingung. "Kenapa bisa begitu? Tapi, kita harus tetap melakukan investigasi khusus untuk bulan depan. Setidaknya kita berusaha memecahkan kasus ini. Kita harus bisa menangkap pembunuhnya. Jangan sampai warga kehilangan kepercayaan pada kita. Siapa yang bisa melindungi mereka selain aparat keamanan?"

 

 

Reza mengangguk membenarkan ucapan temannya.

 

 

Drystan menautkan alisnya. Pembunuh macam apa yang tidak meninggalkan bukti sedikit pun? Tidak ada sidik jari, tidak ada DNA, tidak ada petunjuk apa pun.

 

 

👓👓👓

 

 

07.33 | 17 Januari 2021

By Ucu Irna Marhamah

Terpopuler

Comments

Budhe Tuty Martha

Budhe Tuty Martha

Rain sptnya selalu curiga pada orang lain

2022-03-26

0

Nurhalimah Al Dwii Pratama

Nurhalimah Al Dwii Pratama

rain ganteng ya idungnya sma bibirnya itu loh bikin nafsu🤭🤭🤭🤭🤭

2021-07-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!