SIDE TO SIDE
ACT 14
BRAAK!!
Terdengar suara pintu didobrak paksa.
“Brengsek!! Lepasin dia!!” - Glen menarik pundak Rony - “mau apa kamu?”
Glen memukul wajah Rony hingga jatuh tersungkur. Tak berhenti di sana, Glen melanjutkan amarahnya dan memukul Rony dengan gagang pel.
“Stop!!” Via menarik Glen.
“Ayo kita pergi saja Glen.” Ajak Via.
“Ayo!!” Glen melepas jaketnya dan menutupi baju Via yang sobek karena tarikan paksa Rony tadi.
“Wajahmu pucat sekali. Aku antar pulang.” Glen menggandeng Via keluar menuju gerbang sekolah.
Sandra mengamati mereka berdua dari jendela kelas di lantai 2.
“Hlo, mereka mau ke mana? Pasti bolos lagi deh. Ck, curang! Bolos nggak ajak-ajak!” decak Sandra sebel.
— SIDE TO SIDE —
“Thanks, Glen. Aku nggak tahu mesti bagaimana lagi kalau nggak ada kamu.” Via berterima kasih.
“Sudahlah, masuk dan ganti bajumu. Aku tunggu di sini,” jawab Glen.
“Bagaimana kamu bisa tahu aku di sana?”
“Rony dari pagi terlihat membuntutimu, sampai aku lihat dia masuk ke toilet setelahmu. Aku langsung berlari keluar kelas menuju toilet. Untung saja belum terlambat.” Glen menjelaskan.
“Iya ... hiks ...!” Via menangis.
“Kenapa malah menangis, sih!? Cepetan ganti bajumu.” Glen menyentil dahi Via.
Via tersenyum kecil sebelum naik ke kamarnya. Setelah berganti baju Via turun dan menawarkan minum pada Glen. Namun Glen menolaknya.
“Sebenernya ada apa, sih? Di sekolahan anak-anak pada gosipin kamu dengan Kak Andre.”
“Bahkan aku juga dpt sms spamnya.” Glen mengeluarkan ponselnya.
Via hanya tertunduk, matanya berkaca-kaca.
“Jangan diam saja, Via, coba kamu ceritakan padaku.” Glen menenangkan Via yang mulai terisak.
Via menceritakan semuanya pada Glen, kalau benar dia berpacaran dengan Andre, mungkin lebih tepatnya benar kalau Andre selingkuh dengan dirinya.
“Jadi begitu ceritanya.” Glen mengangguk.
“Pasti kamu juga merasa aku menjijikan?” Via membuang muka.
“Nggak kok, nggak ada yang salah dalam hal mencintai dan dicintai. Hanya cara kalian saja yang nggak pas.” Glen menghela napas.
“Lalu bagaimana? Sudah kasih tahu Andre?” tanya Glen lagi.
Via menggelengkan kepala, “Belum, aku belum memberitahunya. So—soalnya diakan lagi olimpiade fisika. Kalau dia masih harus mikirin hal ini, aku takut dia nggak bisa menang.” Sambung Via.
“Bodoh!”
“Jadi kamu mau menanggung semuanya sendiri? Seharusnya kamu beri tahu dia! Inikan perbuatan yang kalian lakukan berdua!” Nada suara Glen terdengar kasar.
Via hanya diam, ucapan Glen semua ada benarnya.
“Apa Sandra juga tahu?” Glen memecahkan keheningan.
“Jangan!! Tolong jangan bilang sama Sandra. Dia pasti akan benci sekali padaku jika tahu aku yang telah merebut Andre dari Sinta.” Via kembali menangis.
Glen hanya diam dan memeluk sahabatnya, membiarkan Via menangis di dalam pelukannya.
— SIDE TO SIDE —
Bel pulang sekolah berbunyi, Sinta menunggu Sandra di belokan koridor. Berpura-pura menangis.
“Hlo kak Sinta, kok Kakak nangis??” tanya Sandra. Seperti dugaan Sinta, Sandra pasti kasihan dengan dirinya.
“Nggak kok, nggak papa.” Sinta menghapus air matanya.
“Pasti gara-gara gosip Kak Andre, ya??!” Sandra menebak.
“Bukan kok, aku nggak apa-apa??” Sinta berpura-pura menenangkan Sandra.
“Siapa sih cewek itu? Kak Andre juga jahat!! Apa yang kurang dari dirimu, Kak?”
“Lebih baik kamu nggak tahu, San.” Sinta tersenyum.
“Siapa sih, Kak? Kasih tahu aku biar aku labrak!!” Sandra menggenggam tangan Sinta.
“Sudahlah, aku nggak mempermasalahkannya lagi kok. Kalaupun harus putus dengan Andre supaya mereka bahagia juga nggak apa-apa.” Sinta mencoba menarik simpati Sandra.
“Nggak boleh begitu donk, Kak.” Sandra mulai terpancing. “Siapa, Kak?”
“Ntar nyesel kalau kamu tahu.”
“Nggak akan.”
“Tapi kamu jangan jauhin dia, ya.”
“Memang siapa sih, Kak?”
“Cewe itu ... Via.”
DEG...
“Via, Kak?? Via sahabatku?” Sandra berusaha mencerna kata-kata Sinta.
“Maaf Sandra aku tahu dia sahabatmu, harusnya aku nggak ngasih tahu kamu.” Sinta memasang wajah memelas.
“A—aku ng-nggak percaya. Aku akan bertanya padi Via sendiri.” Sandra sedikit terbata-bata.
“Maaf, Kak aku harus pergi.” Sandra memutar tubuhnyanya dan meninggalkan Sinta yang tersenyum penuh kemenangan.
“Ternyata mudah, kirain harus lebih ku dramatisir lagi.” Sinta menyibakkan rambut panjangnya.
“Lihat Via, sekarang aku mengambil satu-satunya sahabatmu.”
“Mari kita lihat bagian terakhir dari kisahmu.” Sinta kembali tersenyum sinis.
— SIDE TO SIDE —
Sandra berlari kecil menuju rumah Via. Langkahnya terhenti di depan pintu, Sandra menguping pembicaraan Via dan Glen.
“Tolong jangan bilang Sandra Glen,” ucap Via
“Iya, iya, sudah kamu istrahat saja. Jangan sampai sakit!”
“Tapi kamu juga pertimbangin untuk ngomong sama Sandra, mau sampai kapan kamu nyembunyiin hal ini ke dia?” Tambah Glen.
“Iya, akan ku coba.”
“Ya, sudah istirahatlah, aku pulang dulu.” Glen hendak membuka pintu, tapi Sandra membukanya lebih dahulu.
“Semua ini apa maksudnya, Via? Apa yang nggak boleh bilang padaku? Apa yang kamu tutupin dariku?” Emosi Sandra mulai muncul.
Via tertegun dengan kehadiran Sandra, mulutnya terkunci, lidahnya kelu. Nggak ada satu patah kata pun yang mampu keluar dari mulutnya
“San, tenang dulu.. Via bukannya nggak mau cerita, tapi dia memang nggak bi ....” Glen mencoba menengahi.
“Padahal kamu saja tahu Glen!!” Sandra memotong ucapan Glen dengan nada marah. Matanya berkaca-kaca.
“Apa aku sudah nggak kalian anggap lagi sebagai teman?” tanya Sandra.
“Bukan begitu, San, aku hanya nggak mau kamu marah.” Via mendekati Sandra mencoba untuk menenangkannya.
“Cukup!!” bentak Sandra.
“Kamu tahu Via, hari ini aku dengar dari kak Sinta sendiri kalau kamu yang ngerebut Andre dari dia.” Sandra memandang nanar Via dan Glen bergantian.
“San ...!”
“Dan aku nggak percaya, karena kamu nggak pernah bilang sama aku .... Tapi ternyata aku bodoh, seharusnya aku tahu kalau kamu sudah nggak anggap aku sebagai teman apa lagi sahabat.” Sandra mulai menangis.
“Sandra.” Via meraih tangan Sandra.
PLAKK!! Sandra menepisnya.
“Mulai hari ini kita bukan sahabat lagi.” Sandra berlari meninggalkan Via dan Glen.
“Bagaimana ini Glen ...??? Sandra juga meninggalkanku.” Via menangis terisak- isak, Glen hanya bisa memeluk Via untuk menenangkannya kembali.
— SIDE TO SIDE —
IG @dee.Meliana
LOVE LIKE COMMENT VOTE!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Lidya carlton
mau sedih tapi gimana yaa jadikan ini sebagai pelajaran via
2023-05-28
0
TiPuMe
🥺🥺🥺😭😭😭😭
2020-07-20
0
Deassy Kormpau
Yg sabar via
2019-10-19
6