SIDE TO SIDE
ACT 13
Musik lembut menemani Andre belajar, sesekali tangannya memutar gagang pensil saat berpikir.
Tringg!
Bunyi SMS terdengar masuk dari ponsel N8250 milik Andre.
VIA:
Berangkat jam berapa besok?
Berapa hari di sana?
Fighting!! (^•^)/
Andre tersenyum saat membaca SMS dari Via.
ANDRE:
Jam 10,
Mungkin 1 minggu.
Kamu jangan nakal
Kalau aku tinggal.
Andre besok pagi akan berangkat ke kota J untuk mengikuti olimpiade fisika.
VIA:
Siap boss!!
Jaga kesehatan
Muach (>3<)
ANDRE:
Yeah you too.
Muach.
Via tersenyum saat membaca balasan SMS dari Andre.
“Ah, mengantuk sekali.” Via menguap dan bergegas tidur.
— SIDE TO SIDE —
Sinta mengompres matanya yang bengkak dengan sendok dingin. Matanya berubah menjadi mata panda karena terlalu banyak menangis.
Tok tok tok.
Pintu kamar Sinta di ketuk.
“Masuk.”
“Permisi, Nona, sekertaris Chin ingin bertemu.”
“Suru dia tunggu di ruang kerja Papa.” Sinta bergegas merapikan rambutnya lalu menyusul pelayan itu keluar.
“Jadi bagaimana?” tanya Sinta.
“Ini data yang Anda minta saya selidiki.” Pria paruh baya itu menyerahkan beberapa lembar kertas pada Sinta. Tangan Sinta sibuk membolak balik lembaran-lembaran kertas itu.
“Jadi Mamanya kerja di tempat kita?”
“Betul, Miss. Bagian Accounting,” jawab sekretaris Chin.
“Pecat dia, Pak Chin!” Perintah Sinta
“Hah??” Alis Pak Chin mengkerut kaget.
“Kamu nggak dengar?? Pecat dia!! Atau kamu yang aku pecat.” Sinta membentak sekretaris ayahnya.
“Baik, Miss.”
Sinta langsung pergi meninggalkan ruang kerja, meninggalkan pria tua itu kebingungan.
“Halo, pecat Bu Riska besok. Udah nggak usah banyak tanya, Nona Sinta yang suru.” Pak Chin menelfon bagian HRD.
— SIDE TO SIDE —
Via berjalan menuju ke sekolahan, hari ini sedikit mendung.
“Kelihatannya sudah mulai masuk musim hujan.” Via menatap langit gelap, lalu berlari kecil masuk ke gedung sekolahannya.
Via melihat sekeliling, tampaknya ada yang aneh. Sepertinya semua anak-anak melihat ke arahnya. Ada juga beberapa yang berbisik-bisik seperti membicarakannya di belakang.
“Kenapa, sih? Apa ada yang kotor di wajahku?” Via meraba-raba wajahnya.
“Nggak ada yang aneh.” Via bercermin di kamar mandi.
“Hari ini banyak yang memandangku dengan tatapan nggaK suka. Apa cuman perasaanku, ya?” Via bergegas menuju ke LAB komputer di lantai 3.
“Hei itu orangnya.” Seseorang kakak tingkat menunjuk Via.
“Ayo kita kasih dia pelajaran.” Ajak seseorang yang lain.
Mereka mendatangi Via dan mendorongnya jatuh. Buku Via tercecer di bawah dan anak-anak tadi menginjak buku itu saat Via hendak mengambilnya. Via mengangkat wajahnya, kakak-kakak senior itu memandang Via dengan dingin.
“Maaf kami nggak sengaja kok, hihihihi ... iya kan?” Yang berambut pendek menyenggol lengan temannya.
“Iya kok kami nggak bermaksud jahat, hihihi...!” Lanjut kakak senior Via yang berambut panjang.
Kenapa sih? Jelas-jelas mereka sengaja. Via bertanya dalam hatinya, tangannya membereskan buku yang masih berserakan di bawah.
“Hei kalian berdua!” Sebuah suara mengngagetkan mereka.
“Sin?”
“Kak Sinta ...?” Via kaget.
“Kalian ini apa-apaan sih? Yah, bukunya jadi kotor semua.” Sinta membungkuk, membantu Via mengambil bukunya.
“Tapi, Sin, kamikan cuma mau bantu kamu.” Ternyata mereka teman sekelas Sinta.
“Sudah ah, kalian jangan begitu donk. Kasihankan Via bukunya jadi rusak begini.” Sinta tersenyum.
“I—iya kami mengerti.” Teman-teman Sinta pergi kembali masuk ke dalam kelas.
“Sinta baik banget sih, dia tetap ngebelain cewek itu padahal sudah merebut Andre dari dia.”
“Iya.” Mereka berbisik .
Sinta terdiam dan menunggu teman- temannya menghilang dari pandangan.
“Ini bukumu.” Sinta menyerahkan bukunya pada Via.
“Terima kasih, Kak.”
Sinta mendekatkan wajahnya, berbisik di dekat telinga Via. “Yang tadi cuman permulaan, berikutnya pasti lebih menyakitkan.”
“Eh, maksudnya apa?”
“Makanya jangan merebut apa pun dariku. Kau mencari lawan yang salah.” Sinta menepuk pundak Via dan meninggalkannya.
— SIDE TO SIDE —
Sinta memasuki parkiran mobil diikuti teman-temannya satu genk. Mereka lelah setelah seharian belanja di mall.
“Hari ini kamu jahat banget, Sin.” Molly berjalan di sebelah kanan Sinta, diikuti Jennifer dibelakang. Jenny asyik bermain ponsel dan Molly menjijing belanjaannya.
“Thx sists sudah mau bantuin aku hari ini.” Sinta membuka mobilnya, melemparkan barang belanjaannya ke bagasi belakang.
“Cuma meyakinkan orang-orang satu sekolahan kalau kamu di sakiti ma gampang,” jawab Jenny sambil mengunyah permen karet.
“Tapi idemu bagus banget, Sin. Membuat semua orang benci sama dia, dan merasa kasihan sama kamu.” Molly mengambil lipstik dari tas Lv bermotif damier.
“Kan memang aku korbannya, dia pelakornya.” Sinta memutar kunci menyalakan mobil.
“Akan aku buat dia hancur, akan ku buat dia menyedihkan sampai Andre pun merasa jijik dengannya.”
“Kalau Andre tahu bagaimana?” Jenny bertanya dengan wajah cemas.
“Itu pun sudah aku pikirkan.”
“Lalu apa rencanamu selanjutnya?” Molly merapikan lipstiknya.
Sinta mengambil ponsel-nya, membuat panggilan.
“Halo, Ron.”
“Oh hai!! Whats up, Beb? Tumben telefon duluan?” tanya suara cowok dari speaker.
“Aku ada permintaan ini, katanya kamu mau ngelakuin apa pun buat aku.” Sinta berkata dengan nada manja.
“Apa itu?”
Sinta menjelaskan maksud dan tujuannya pada Rony, cowok brengsek dan brandalan dari kelas XII-s2 yang sudah suka padanya dari dulu. Ia ingin menyebarkan foto-foto panas Via agar satu sekolah menganggapnya sebagai wanita murahan yang merebut Andre darinya.
“Gimana, Sin?” Jenny penasaran.
“Lihat saja besok.” Sinta melaju lebih kencang, di sambut tawa teman-temannya.
— SIDE TO SIDE —
Via melamun saat perjalanan pulang ke rumahnya.
“Apa Sinta sudah tahu hubunganku dengan Kak Andre?”
“Via!! Via ...!” Mamanya memanggil Via.
“Hlo, Ma??? Kok nggak kerja?” Via kaget melihat mamanya menjemput Via di depan sekolah.
“Mama dipecat. Padahal Mama nggak ngelakuin kesalahan.” Riska memutar setirnya menuju ke sebuah tempat.
“Hah?? Kok bisa seenaknya begitu?” Via kaget, namun teringat omongan Sinta.
Oh, iya mamakan kerja di perusahaannya Sinta. Pikir Via.
“Mau ke mana, Ma?” tanya Via, melihat arah mobil yang semakin meninggalkan kota.
“Berziarah ke makam Papa.”
Mobil berhenti di sebuah taman pemakaman, mama Via duduk dan membacakan doa. Via sibuk membersihkan rumput yang tumbuh di sekitar makam.
“Hah ...!” Riska membuang napas panjang.
“Maafin Via, Ma,” kata Via.
“Bukan salahmu. Mungkin kinerja Mama saja yang jelek dimata bos.”
Via hanya tertunduk merasa bersalah, tapi nggak berani mengakui juga kepada mamanya kalau dia dipecat gara-gara Via.
“Kamu masuk mobil dulu, Vi. Mama tinggal buat pamit sama papa.” Perintah mamanya, Via menurut dan berjalan masuk ke mobil.
“Di umurku sekarang ini mana ada yang mau terima kerja? Terus cicilan rumah dan sekolah Via bagaimana, Pa??” Riska mengobrol dengan pusara suaminya, namun hanya kesunyian yang menjadi jawaban. Riska mulai terisak, air matanya tak terbendung lagi.
Beberapa saat kemudian Riska bangkit dan menghapus air matanya, menghela napas panjang sebelum kembali ke dalam mobil.
— SIDE TO SIDE —
Via melamun di atas atap sekolahan, hari ini cibiran dan perlakuan anak-anak sekolahan lebih parah dari kemarin.
“Apa aku kasih tahu kak Andre, ya?” gumam Via.
“Jangan deh, dia lagi berjuang di olimpiade fisika. Aku nggak mau membebaninya.” Via menggelengkan kepalanya.
“Via!!” Panggil Sandra.
“San?!”
“Akhir-akhir ini kita jarang pulang bareng, ya?” Sandra ikut bersandar pada tralis pagar.
“Iya.”
“Kamu sudah denger gosipnya belum, Vi?” tanya Sandra.
“Go—gosip apa?” Via bertanya balik.
“Katanya Kak Andre selingkuh. Anak-anak nggak mau kasih tahu aku siapa orangnya. Nyebelin banget ga sih???” Sandra melirik ke arah Via. Membuat Via tak berani memandang Sandra.
“Kasihan, Kak Sinta. Kamu tahu nggak siapa orangnya, Vi?” Pertanyaan yang paling susah dijawab akhirnya terlontar juga.
“Ngg ... ngg ...” Wajah Via mulai pucat, nggak tahu lagi harus menjawab gimana.
“Maaf Sandra aku nggak enak badan, aku ke UKS dulu.” Via berlari meninggalkan Sandra.
Via berlari menuju ke UKS, badannya terasa lemas. Langkahnya mulai melambat, dadanya terasa sesak.
“Hei pelakor!” Seseorang murid berteriak ke arah Via.
“Lihat dia cewek yang katanya selingkuhan Andre.”
“Jelek gini, Andre buta kali, ya?”
Via hanya diam terpaku, nggak membalas semua hinaan dan cacian teman-teman sekolahnya.
BRUK ... SRAK...!
Seseorang menumpahkan sekeranjang sampah di atas kepala Via.
“Makan itu sampah.. bukankah kamu juga sampah!!” teriak mereka.
“Ayuk kita pergi, salah-salah ntar pacar kita juga direbut.”
Akhirnya bel masuk sekolah membubarkan kerumunan orang yang membully Via. Via berjongkok dan menangis.
Aku di benci??! Aku tahu ketika menerima Andre sebagai pacar pasti akan ada resikonya. Tapi aku nggak tahu bakalan seperti ini. Semua orang sekarang membenciku dan Mama jadi kehilangan pekerjaannya karena aku.
Via bangkit berdiri, berlari sekuat tenaga menuju toilet wanita. Via membersihkan sampah yang masih melekat di seragam dan rambutnya.
Tiba-tiba terdengar bunyi KLIK! Pintu toilet terkunci, seorang laki-laki masuk dan mengunci pintunya. Via saat itu sedang melepas bajunya yang terkena sampah terkaget.
“Siapa kamu?” Via menyilangkan tangannya di depan dada untuk menutupi tubuhnya.
“Ternyata selera Andre begitu buruk.” Cowok itu mendekati Via.
Via mundur beberapa langkah, mencoba menghindar. “Kalau kamu nggak keluar aku akan berteriak!!” Ancam Via.
“Aku suka cewek yang pembangkang.” Bau rokok tercium dari mulutnya.
“Tolong!!!!” teriak Via.
“Percuma, siapa yang akan mendengarmu? Semuanya sudah masuk ke kelas.”
“Apa maumu?!!!” Via mengambil gagang pel di dekatnya.
“C’mon, Beb!! Aku cuma mau ambil foto panasmu saja. Aku nggak tertarik dengan tubuhmu kaya si bodoh Andre. Sinta akan pergi berkencan denganku kalau aku berhasil mendapatkannya. Jadi bekerjasamalah sebentar saja!!” Rony meraih tangan Via dan menariknya.
“Kkkyaaaaaa!!!” teriak Via
— SIDE TO SIDE —
IG @dee.Meliana
LOVE LIKE COMMENT VOTE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Lidya carlton
semua karena cinta hhhh sampai mana batas via menahan cobaan dari sinta?
2023-05-28
0
Noviexol
kok aku paling gak suka ya klau cerita kaya gini,knapa harus ada laki2 yg ingin mau sentuh via,sinta hanya modal cantik dan kaya tp hatinya paling busuk,pantasan aja ande gak suka 😏😏😏😏😏😏😠😠😠😠
2019-10-19
10
Deassy Kormpau
Dasar sinta otak mesum, terus itu anak sekolah juga kaya org tda berpendidikan, orang msh pacaran aja dha sebut via sebagai pelakor, belum ada ikatan woy sinta, sadar diri mentang" kaya trus kelakuan kaya org yg tida berpendidikan aja 😡😡😡
2019-10-19
8