SIDE TO SIDE
ACT 10
Pulang sekolah Andre masuk ke dalam rumahnya, papa & mama Andre terlihat menunggunya sembari duduk di ruang keluarga.
“Dari mana kamu kemarin, Nak?” tanya Sarah lembut.
“Belajar, Ma,” jawab Andre.
“Kamu berani bohong, ya?!!” Papanya berdiri, mulai marah.
“Pa, sabar dulu donk.” Sarah mencoba menenangkan suaminya.
Srrreet ...
Papa Andre melemparkan beberapa lembar foto di atas meja.
“Papa buntutin aku?” Andre nggak percaya dengan apa yang dilakukan oleh papanya.
“Papa nggak mau tahu, putus!! Sebelum Sinta tahu.” Perintah Bram pada anaknya.
“Nggak. Aku mencintai Via!" bantah Andre.
“Anak masih SMA tahu apa tentang Cinta?! Paling-paling juga cuman cinta monyet!” Nada suara Bram mulai meninggi.
“Lalu Papa suru aku pacaran dengan Sinta kenapa? Buat bantuin bisnis Papa?” Andre membalik pernyataan papanya.
“Andre ... papa ... sudah donk, sudah...” Sarah mencoba melerai perkelahian dua pria yang sangat berarti dalam hidupnya.
“Andre manusia, Pa, bukan alat.” Andre meninggalkan ruang keluarga dan masuk ke kamar. Membereskan beberapa buku dan baju.
“Mau ke mana, Nak?” tanya Sarah yang menyusulnya ke kamar.
“Pergi dari sini! Aku muak.” Andre meninggalkan rumah.
“Biarin, Ma.” Bram menarik tangan istrinya.
“Huhuhuhu... Papa terlalu memaksanya.” Wanita dengan mata biru itu menangis.
“Dia masih kecil, nanti kalau dia sudah dewasa, dia pasti akan berpikir kalau semua hal ini kita lakukan untuk kebaikan dia.” Bram menenangkan istrinya.
— SIDE TO SIDE —
Ting Tong!
Dylan berjalan gontai membuka pintu apartemennya. “Siapa sih malem-malem? Gangguin orang istirahat saja.”
“Hei, uncle.” Senyum Andre , ia langsung nyelonong masuk ke dalam apartemen pamannya itu begitu saja.
“Kabur dari rumah?” Tebakan Dylan langsung tepat sasaran.
Andre langsung merebahkan diri di atas kasur, Dylan menyodorkan se kaleng soft drink.
“Dasar remaja ...!” Dylan menggeleng-gelengkan kepalanya, rambutnya yang pirang terlihat begitu berkilau.
“Kenapa minggat?” tanya Dylan, lalu ia duduk di kursi kerjanya.
Andre menghela napas lalu menceritakan kisahnya, mulai dari pacaran sampai hari ini di kabur dari rumah.
“Hei, kau beneran suka sama cewek ini?” tanya Dylan.
“Iyalah.” Andre mengangguk.
“Kamu jangan gegabah Andre. Kamu tahu pacarmu Sinta itu anak siapa?”
“Om Rhino kan?" jawab Andre setengah bertanya.
“Om Rhino itu salah satu pembisnis paling kaya di negara ini. Jangankan membantu bisnis papamu berkembang. membuat bisnis papamu hancur saja semudah dia membalikan telapak tangan.” Dylan menjelaskan.
“Aku tahu. Maka itu aku belum berani putusin Sinta.” Andre kesal. Dylan diam saja memandang keponakannya yang lagi galau.
Tiba-tiba terdengar suara naga keluar dari perut Andre.
Kruuuuukkkk ...
“Aku lapar.”
“Ambil sendiri di kulkas, aku nggak mau masakin. Mingir, pakai kamar lain sana.” Dylan mengusir keponakan-nya.
Andre mengambil tasnya dan bergegas keluar pintu menuju kamar kosong lainnya.
“Hei tahu syaratnyakan?!” Dylan melempar selimut ke arah Andre.
“Iya, iya ...!” Andre melambaikan tangannya.
— SIDE TO SIDE —
Pensi berakhir dengan sukses, seperti yang diperkirakan stan club drama paling ramai karena ada Andre dan Sinta. Sinta yang memerankan Juliet, terlihat cantik dengan gaun merah. Rambutnya yang panjang bergelombang membuatnya tampil semakin anggun. Andre juga terlihat sangat serasi bersanding dengan Sinta. Sedangkan Via saat ini hanya mampu melihat mereka dari balik layar panggung.
Via menghela napas dan meninggalkan drama yang masih berjalan.
“Ke atap saja deh.” Via melangkah menaiki tangga.
Angin berembus pelan menerpa wajah Via, tiba-tiba air matanya menetes.
“Hiks ... padahal aku tahu. Tapi kenapa tetap saja rasanya sakit banget.” Via meremas se-ragamnya.
Ter-lintas saat-saat yang menyenangkan bersama Andre di benak Via. Pergi, kencan di taman bermain, makan bareng, non-ton, dan kadang-kadang Andre mengajari-nya belajar matematika.
“Aku sangat menikmati saat-saat itu," gumam Via, tangannya menghapus air mata dari wajahnya.
Via bergegas turun karena pasti pertunjukan nya telah selesai. Via nggak mau teman-teman mencarinya dan melihatnya menangis.
Di koridor Via berpapasan dengan Andre dan Sinta, mereka telah selesai dan beristirahat. Via melewati Andre dan Sinta, berusaha acuh dan tetap berjalan lurus. Walaupun mereka di luar berpacaran, tapi di sekolah mereka bersikap seperti tidak saling mengenal.
Kadang timbul pertanyaan di benak Via. Kenapa? Bukankah dia bilang suka padaku? Lalu kenapa aku harus berbagi?
“Seberapa penting aku di matamu, Kak?” lirih Via hatinya sakit.
Mata Via kembali berkaca-kaca, dengan lemas ia kembali melanjutkan langkahnya menuju ke ruang club. Via sempat menoleh ke belakang untuk memandang keduanya, dalam hati dia berpikir, Aku nggak tahan lagi dengan semua ini. Pilihlah salah satu, Kak. Aku atau dia?
— SIDE TO SIDE —
IG @dee.Meliana
LOVE LIKE COMMENT VOTE!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Mony Choirunnisa
pokoknya ending harus bahagia
2019-10-09
9