SIDE TO SIDE
ACT 8
Via membenamkan wajahnya di bantal empuk, kakinya menendang-nendang kasur.
“Agh ... ciuman yang tadi masih terasa sampai sekarang.” Via menggigit jarinya.
Nggak nyangka aku jadian juga dengan Kak Andre. Pikir Via, jantungnya mulai berdegup tak karuan.
Namun guratan bahagia di wajah Via langsung berubah saat mengingat Andre adalah pacar Sinta. Andre meminta waktu pada Via untuk bertahan sebentar, sampai saat tiba waktunya Andre memutuskan Sinta.
Berarti statusnya aku selingkuhan donk?
Sebenarnya kenapa Kak Andre pacaran dengan Kak Sinta kalau nggak cinta?
Kenapa nggak bisa putusin Sinta begitu saja?
Terus bagaimana dengan kak Sinta ya?
Kok dulu mereka bisa jadian?
Banyak pertanyaan dibenak Via saat ini. Namun suara deringan ponsel membuatnya terkejut.
Triiing ...
nada SMS masuk..
ANDRE:
Hei sedang apa?
sudah tidur?
Aku kangen sama kamu.
Via membaca sms dari Andre dengan wajah berseri-seri. Sms pertama setelah jadian.
“Beginikah rasanya punya pacar?” Via merasa begitu bahagia.
“Maafin aku kak Sinta, kalau masalah cinta aku juga mencintai Kak Andre,” gumam Via sambil membalas sms Andre
VIA:
Iya
Aku juga kangen.
Belum tidur kok.
“Apapun yang terjadi aku mau bersamanya, sekarang, besok, dan seterusnya.”
— SIDE TO SIDE —
TEET!!!
Jam pulang sekolah berbunyi, saat ini banyak anak-anak yang nggak langsung pulang ke rumah mereka. Soalnya pentas seni sekolah akan segera diadakan. Semua club punya acaranya masing-masing. Ada bazar, kompetisi menggambar, drama, band, dll.
“Via, kamu kesambet, ya? Dari tadi senyum-senyum sendiri.” Sandra berjalan menuju club drama dengan Via.
“Nggak kok! Perasaanmu aja kali.” Via ngeles
“Oh iya, San. Aku mau ngomong sesuatu ini.” Via menghentikan langkahnya.
“Apaan?” Sandra ikutan berhenti.
“E ... itu ....” Pandangan Via dialihkan dengan kehadiran Andre dan Sinta, mereka berjalan ke ruang club drama.
Via hanya diam saat melihat Sinta menggandeng Andre masuk ke dalam ruang Club.
“Itu Kak Sinta dan Andre.” Sandra menunjuk ke arah mereka.
“I—iya.”
“Mereka cocok, ya? Pasangan serasi,” ucap Sandra. Via hanya diam.
“Kamu tahu nggak, Vi, dulu pas Kak Andre jadian, semua cewek-cewek satu sekolah pada histeris, jadi hari patah hati sedunia.” Sandra tertawa.
“Eh??” Via melongo, jadi Andre setenar itu??
“Terus pas tahu ceweknya adalah Kak Sinta mereka langsung diem. Mundur teratur.” Sandra melangkah kembali, “Aku ngefans deh sama dia, sudah cantik, pinter, baik. Pokoknya perfect deh buat kak Andre.” Lanjut Sandra.
Via hanya terdiam melihat punggung Andre dan Sinta yang mulai menjauh.
“Kalau menurutmu, Vi?
“I—iya sama.”
Mana mungkin aku bisa berpikir sama kalau dia adalah pacar dari pacarku? Ah, mungkin lebih tepatnya aku pacar dan pacarnya. Pikir Via. Alis mata Via turun, matanya sayu.
“Oh iya kamu tadi mau ngomong apa?” tanya Sandra.
“Nggak jadi aku lupa.” Via meninggalkan Sandra menuju ruang club.
“Dasar anak itu suka seenaknya sendiri.” Sandra menghela nafas.
“Hei bodoh tunggu aku.”
“Jangan panggil aku bodoh.”
“Yeee ... gitu saja marah.”
“Nggak marah kok.”
“Hahaha ... marah.” Sandra mengejar Via.
“Nggak!!”
Sebenarnya Via ingin menceritakan semua tentang Andre dan dirinya pada Sandra. Tapi Via mengurungkan niatnya karena Via takut kalau Sandra akan marah padanya.
— SIDE TO SIDE —
Sudah seminggu ini Via dan Andre jadian. Cukup melihat Andre dari kejauhan dan membaca sms dari Andre sudah bisa membuat hati Via berbunga-bunga bahagia.
Yap, ternyata cinta itu begitu sederhana.
Via tersenyum lebar saat pelajaran bahasa Inggris.
“Dia salah makan apa sih? Mukanya aneh banget kaya b4bi.” Glen menyenggol tangan Sandra.
“Dari kemarin sudah kaya begitu. Biarin saja ntar juga capek meringis terus.” Sandra masih fokus menulis.
“San, Ibumu ngeliatin ke arah kita itu.” Glen meledek Sandra, tapi memang bener sih. Guru bahasa inggris mereka mirip dengan Sandra, mungkin versi tua Sandra besok tercermin di wajah guru ini.
“Ibuku, what???”
“Via sadar oi ... Ibunya Sandra ngeliatin kamu terus.” Glen melambaikan tangannya di depan wajah Via.
“Paan sih, Ibuku dari Hongkong?!” Sandra sebel.
“Kan mirip,” jawab Glen.
“Heh kalian bertiga!! Kenapa ribut-ribut?” Akhirnya Bu Nina menegur mereka.
Sandra dan Glen kembali fokus pada buku mereka masing-masing, cuman Via yang masih asyik melamun.
“VIA!!!!!!” Bu Nina gemes.
“Iya. Ehhh iya ...!” Via berdiri sepontan sambil latah.
“Hahahaha!!!” Satu kelas ketawa, membuat Bu Nina kehabisan napas.
“Keluar! Berdiri di sana!” Perintah Bu Nina.
Via dihukum berdiri di luar kelas, untung saja nggak disuru bersihin kelas atau ruang LAB lagi.
Iseng-iseng Via membuka ponsel- nya. Menulis sms pada Andre.
VIA:
Aku dihukum
Berdiri di depan kelas..
Capek T.T
Andre menerima sms dari Via. Tangan kanannya memegang bolpoin dan tangan satunya mengetik balasan di dalam laci meja.
ANDRE:
Pasti kamu nakal.
Aku baru ulangan nih.
Ntar pulang bareng yuk.
Via kaget saat membaca sms balasan dari Andre. “Heh, pulang bareng?? Sama kaya pasangan normal lainnya?”
VIA:
Oke aku tunggu.
Semoga ulangannya bisa
Selamat berjuang
Via jadi bersemangat menjalani hukumannya. Sekarang tinggal mikirin alasan buat bolos kegiatan club dan pulang sama Andre.
— SIDE TO SIDE —
“San, aku nggak bisa ikut kegiatan club hari ini. Aku mau pergi cari kado buat mamaku.” Via meminta tolong Sandra untuk membantunya izin.
“Oke.” Sandra mengangkat jempolnya tanda setuju.
Di lain kelas ....
“Oh, Sorry, Sin, nanti aku nggak bisa latihan drama. Nggak bisa jemput kamu juga. Aku ada kursus tambahan,” kata Andre.
“Oke, belajar yang rajin ya, Say,” jawab Sinta.
Setelah memberikan alasan mereka masing-masing, Andre menunggu Via di halte bus dekat sekolahan.
“Baa ...!” Via muncul tiba-tiba.
“Nggak kaget kok. Ayo naik.” Andre memberikan helm pada Via.
“Kita jalan kaki saja, rumahkukan nggak jauh,” kata Via.
“Siapa yang bilang mau pulang?” Senyum Andre. Via membalasnya dengan senyum yang nggak kalah manis.
Via naik ke atas motor CBR Andre, motor itu melesat pergi. Via memeluk tubuh Andre.
“Wangi.” Via mencium bau tubuh Andre, ia juga tersipu saat terdengar degupan jantung Andre.
Andre memarkirkan motornya, setelah perjalanan satu jam mereka sampai di pinggir pantai.
“Wah ...!” Via berteriak senang.
“Kamu, sih, kenapa melamun saat pelajaran.” Andre mengelus rambut Via.
“Iyaaa :( gara-gara itu aku harus berdiri seharian, capek banget.”
“Besok jangan diulang lagi.” Andre mengusik rambut Via.
“Iya, iya,” jawab Via.
Via langsung menggandeng tangan Andre, mengajaknya bermain air di pinggir pantai, Andre menggulung celana panjangnya supaya nggak basah. Via sesekali mencipratkan air ke wajah Andre.
“Haduh capek ayo istrahat beli es krim.” Ajak Via.
“Sebenernya aku nggak begitu suka manis.” Andre melihat es krimnya.
“Kalau begitu buat aku saja.” Via menjilat es krim milik Andre.
“Hei curang, kamu makan bagianku juga.”
“Sampai belepotan gini.” Tangan Andre menghapus es krim yang mengenai pipi Via.
Membuat wajah Via semerah kepiting rebus.
“Cup.” Andre tiba-tiba mengecup bibir Via.
“Agh ...!” pekik Via kaget.
Andre tersenyum dan kembali berjalan. Via masih terpaku dengan wajah memerah.
Matahari mulai tenggelam masuk kedalam bagian bumi yang lain, namun dari pinggir pantai kelihatan seperti tertelan oleh lautan.
“Cantiknya,” gumam Via.
“Kamu lebih cantik kok,” jawab Andre.
Mereka berdua duduk di tepi pantai.
Andre mendekatkan wajahnya.
“I love you, Via.”
Bibir Andre mengulum bibir tipis Via. Rasanya sangat manis, bahkan lebih manis dari es krim yang baru saja dimakannya tadi.
— SIDE TO SIDE —
IG @dee.Meliana
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Karyati Sholapari
hadeuhh.. begitulah ya main sosor..
woy...
2020-12-10
0
Darmiati Thamrin
Bapeeeeerrrrrr aq bacanya
2020-12-10
0
♥️MAMUD DINARA🧸♥️
haduhhh baperr dehh,,,😌😌
2020-09-23
1