SIDE TO SIDE
ACT 4
Esoknya di kelas XI-s3, Via lagi asyik ngelamun sambil mengigit ujung pensil. Kedua tangganya menyangga dagu, bersandar malas di atas mejanya.
“Yang kemarin itu beneran malu-maluin banget.” Via membayangkan kejadian kemarin. “Ah, kenapa juga aku bisa salting gitu sih?” Via membenamkan wajahnya ke lipatan sikunya.
‘Pacar juga ngga apa-apa kok.’ Ucapan Andre terngiang-ngiang di telinga Via.
“Woi ngelamunin apa?!” Sandra dan Glen muncul di belakang Via.
“Kebanyakan ngelamun itu nggak baik. Bisa kesambet,” ledek Glen.
“Ih ... apaan sih kalian ini? Gangguin orang aja.” Via memutar badannya.
“Yeee ... diperhatiin juga. Padahal kitakan punya maksud baik. Kamu kayak lagi punya masalah gitu, ngelamun mulu.” Sandra membalas ucapan ketus Via.
“Kalau ada apa-apa katakanlah padaku Via sayank ...!” Rayu Glen.
Via langsung berdiri dari bangkunya, membuat Sandra dan Glen kaget, “nggak ada apa-apa kok. Cuma lagi males aja.” Via terdiam sesaat lalu, “San, aku bolos, ya. Ijinin aku lagi, ya.”
“E ... lagi?” Sandra kaget. Via langsung bergegas keluar ruang kelas.
“Dia kenapa sih?” Sandra bertanya pada Glen.
“Tauk tuh. PMS kali.” Glen mengangkat kedua bahunya tanda tak tau.
—SIDE TO SIDE —
“Huft ...!” Via membuang napas panjang. “Sekarang enaknya aku bolos di mana, ya?” gumam Via.
Via berjalan sampai akhirnya melewati ruang UKS, “Apa aku bolos di sini aja ya?”
Kriiettt ...
Via membuka pintu kayu berwarna putih pelan-pelan. Berharap tidak ada orang lain yang curiga dia membolos.
“HAH???!” Andre yang masih bertelanjang dada kaget karena ada orang yang masuk.
Via langsung mimisan melihat tubuh sexy Andre. Oh My Gosh!!! Nguing nguin ...! Sinyal alaram tanda bahaya pada tubuh Via berbunyi, tanda tak mampu lagi menahan kesexyan tubuh Andre.
“Oke Andre, pemeriksaanmu sudah selesai. Panggil temanmu berikutnya.” Tiba-tiba Miss Chandra, mahasiswa kedokteran yang koas di SMA saat ini datang. Ternyata hari ini club basket ada cek kesehatan sebelum kompetisi dimulai.
“Hlo, kamu kenapa? Sakit?” tanyanya kepada Via yang mematung sambil mimisan.
“Ng—nggak kok, Miss, anu maaf saya permisi dulu.” Via berbalik hendak meninggalkan ruang UKS.
“Setidaknya dilap dulu.” Miss Chandra menawarkan sebox tisu pada Via.
“Trima kasih, Miss.” Via menyahut beberapa lembar dan berlari keluar. Andre memakai bajunya kembali, wajahnya memerah, namun tertawa geli.
“Kamu kenapa tertawa?” Miss Chandra heran.
“Nggak kok, Miss, saya permisi.” Andre membuka pintu.
“Oke.”
— SIDE TO SIDE —
Di luar Via sedang berjalan gontai, mendadak mabuk, mabuk cinta cint!
“Apa yang barusan aku lihat?”
“Haduh jantungku nggak mau berhenti berdegup kencang!” Via memegang dada sebelah kiri.
“Kenapa kebayang-bayang terus sih? Duh, Jangan mikir yang aneh-aneh Via!!! Jangan jadi sampah!! Bucin!!” Via memukul kepalanya pelan.
Dari belakang Andre masih geli dengan tingkah Via yang menggemaskan. Akhirnya Andre memberanikan diri untuk menepuk pundak Via, membuat Via kaget setengah mati.
“Hei,” sapa Andre.
“Eeehhhh ... Kak Andre!”
“Sorry, kaget, ya?”
“Eeeee ... iya.”
Duh kenapa sampe nyusulin aku sih, masa marah gara-gara aku nggak sengaja ngeliat roti sobeknya? Pikir Via.
“Bagaimana kakimu? Tadi kamu ke UKS karena kakimu sakit, ya?” Tanya Andre.
“I-iya.” Nggak mungkinkan bilang kalau ke UKS mau ngebolos.
“Oh, ya, Kak. Maaf ya tadi aku masuk nggak ketuk pintu.” Via meremas jari jemarinya.
“UKS-kan untuk semua murid, kenapa mesti minta maaf?” jawab Andre.
Via memandang wajah Andre lagi, “matanya berwarna biru, kulitnya halus, alisnya tebal, cute banget.” Via mengamati sambil melamun dan mengagumi wajah ganteng Andre.
“Hei?”
“Oh ...” Via kembali fokus.
“Oh iya kak, terima kasih sudah menolongku saat jatuh kemarin.” Via melanjutjan langkah kakinya.
“Sama-sama.”
“Aku nggak tahu bagaimana harus membalasnya.” Via tertunduk.
“Mau pergi ke taman bermain denganku?” tanya Andre.
Via menghentikan langkahnya, masih agak susah mencerna ajakan Andre.
“Hah? Apa, Kak?” tanya Via mencoba memastikan pendengarannya kembali.
“Katanya kamu mau membalas kebaikanku, balas saja dengan pergi ke taman bermain denganku besok.” Andre tersenyum.
“Serius?”
“Huum.” Andre mengangguk.
“Andre pemanasannya sudah mulai!!” Dari kejauhan salah satu teman tim Andre memanggil.
“Bagaimana kalau hari Minggu besok? Ada acara nggak?” tanya Andre lagi.
“Minggu ini? Nggak ada, Kak.” Mata Via berbinar.
“Oke, bagus kalau gitu! Besok Minggu aku tunggu di Sun Park, ya, jam 10. Ketemu di depan loket masuk. Oke, bye.” Andre bergegas menyusul teman-temannya yang sudah lebih dulu pemanasan di lapangan.
“I-iya, bye,” jawab Via masih setengah nggak percaya.
Via melihat Andre yang berlari menjauh menuju ke lapangan. Otaknya masih mencerna ucapan Andre, ajakan ke taman bermain? Apa lagi namanya kalau bukan KENCAN?!!!
“Eee ... pergi besok Minggu itu berdua sajakan???”
“Sama aku sajakah???”
“Beneran kencannn???”
Blussss!!
Wajah Via memerah. Bulu kuduknya merinding karena nggak percaya.
“Kak Andre ngajak aku pergi? Nggak salah, nih? Aku mimpi, ya? Coba aku cubit dulu.”
Aduh!! Sakit kok. Berarti bukan mimpi. Harus segera cari baju nih.
— SIDE TO SIDE —
IG @dee.Meliana
LOVE, LIKE, VOTE, COMMENT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
TiPuMe
eeet dah cuma liat dada aja mimisan?? ky di film2 aja, liat cewe cantik mimisan🤣🤣
2020-07-19
0
Aisah Fadillah
janga terlalu kegatelan dong via
2020-01-03
8
cogan._
via yg mimisan gw yg malu njir 😂😳
2019-11-10
13