Sore itu semua pelayan sedang berkumpul di lantai bawah, mereka membicarakan prilaku tuan dan nyonya mereka sekembalinya dari luar. Semua penghuni kediaman sudah mengetahui asal muasal penyebab kemarahan Duke. Tentu saja hal ini berasal dari sumber terpercaya, Brian. Semua orang bertanya padanya alasan kemarahan Axton. Tanpa merasa bersalah Brian menjawab pertanyaan itu dengan detail, tidak ada yang terlewat. Pengawal setia Axton juga masih suka bergosip.
“ apa kau mendengar teriakan nyonya tadi?” tanya salah satu pelayan yang baru kembali dari lantai atas.
“ nyonya berteriak?”
“ iya, entah apa yang dilakukan tuan pada nyonya, sepertinya nyonya tidak dalam kondisi baik”
“ benarkah itu? Apa tuan memukuli nyonya?”
“ memukul? Apa mungkin”
“ mungkin saja , kau lupa dengan mendiang nyonya Esme dan Kyliee. Meski mereka tewas bunuh diri, tapi sebelumnya juga terlibat pertengkaran hebat dengan tuan” jawab pelayan senior.
“ astaga, aku baru tau”
“ jangan sampai masalah ini bocor, aku kasih tau ya tuan sebenarnya tidak terlalu memperhatikan istrinya. Baru kali ini terlihat berbeda. Tapi hari ini sepertinya aku salah. Tuan masih kasar”
“ bukan gitu Milly, kau yang paling tau keadaan nyonya selama ini” Milly yang baru bergabung kini menjadi sasaran narasumber mereka.
“ a.aku tidak tau, selama ini nyonya bersikap cuek, jarang sekali sedih karena tuan” jawab Milly jujur.
“ kau pasti bohong kan?”
“ tidak, memang seperti itu” sanggah Mily.
“ apa kita kan punya nyonya baru lagi, astaga kediaman ini terasa begitu mencekam” para pelayan itu tak kunjung berhenti membicarakan kehidupan rumah tangga tuannya.
Malam telah datang tak ada acara makan malam seperti biasanya. Kediaman begitu terasa dingin semenjak kejadian Axton menyeret Ai sore tadi. Milly yang khawatir dengan nyonyanya, kini sedang membawakan makan malam.
Tok tok
“ masuk” Milly membuka kenop pintu. Begitu selesai meletakkan makanan, dirinya kaget menatap keadan kamar yang berantakan. Ai sedang mengemasi beberapa barang, dan memasukkan gaun kedalam tas koper.
“ nyonya, apa yang terjadi? Nyonya di usir? Nyonya kenapa jadi seperti ini. Hiks hiks. Jangan pergi nyonya” Milly langsung bersimpuh sambil memegangi tangan Ai.
“ kenapa kau menangis?,ayo bantulah aku berberes “ Ai menarik kasar tangannya. Dia sudah tak memperdulikan pertanyaan dan kesedihan aneh dari Milly. Milly terdiam mungkin nyonyanya sedang tidak ingin bercerita, jadi meskipun bimbang akhirnya membantu Ai mengemasi baju.
Setelah rampung mengemasi beberapa baju dan barang penting, Ai segera membawanya keluar di taruh di depan pintu kemudian masuk kembali. Dari jauh beberapa pelayan mencuri-curi pandang.
“ apa nyonya di usir?” tanya salah satu pelayan.
“ entahlah, tapi melihat koper itu, sepertinya begitu”
“ sungguh kasihan nyonya Ainsley, usianya masih sangat muda. Harus mengalami hal malang seperti ini”
Di dalam kamar Ai sedang meneliti apa ada yang tertinggal. Setelahnya keluar.
“ nyonya tidak berganti pakaian? Apa pergi dengan gaun seperti itu?” Ai mengerutkan keningnya, kenapa juga dia harus berganti pakaian sekarang. Nanti sajakan bisa, yang penting dia melakukan perintah Axton dengan segera.
“ nanti saja. Ayo bantu aku membawa koper-koper ini” Ai segera keluar dari kamar. Membawa satu tas kecil, dia berencana memanggil Brian untuk membawa sisanya.
“ nyonya, “pelayan yang mencuri pandang tadi segera mendekati Ai. Mereka memeluk sambil memangis.
“ ada apa dengan kalian? “ Ai mencoba melepaskan pelukan mereka yang begitu erat.
“ nyonya akan pergi kemana? Hiks hiks” salah satu pelayan terlihat emosial.
“ aku tidak kemana-mana “ jawan Ai bingung melihat tingkah pelayan yang aneh.
Mendegar suara berisik membuat Axton keluar dari kamarnya. Dia juga ingin memastikan apa Ai sudah melakukan perintahnya.
“ ada apa ini?” seketika pelayan-pelayan termasuk Ai juga kaget dengan kehadiaran Axton.
“ tuan tolong jangan usir nyonya” Mily memberanikan diri maju dan bersimpuh di bawah kaki Axton. Tak lama pelayan lainnya ikut melakukan hal yang sama.
“ iya tuan. Jangan usir nyonya “ Ai melotot tak percaya dengan kejadian ini. Dia bahkan bingung kenapa mereka melakukan hal itu.
“ siapa yang mengusir dia?” kini giliran Axton yang bertanya. Pelayan yang awalnya menangis mendadak berhenti.
“ em sepertinya kalian salah paham” Ai yang di belakang mereka berucap dengan suara lemah. Tangannya juga menggaruk kepala yang tidak gatal.
“ aku hanya pindah kamar” cicit Ai yang masih terdengar.
Seketika kelima pelayan itu kompak menoleh kearah Ai. Dengan raut polosnya memandangi nyonyanya dalam beberapa detik. Setelah itu berganti mendongak menatap wajah tuannya yang datar.
“ ka,kami mengira nyonyaa akan pergi” ucap Milly dengan perasaan kuatir. Axton menghembuskan nafas kasar, bisa-bisanya mereka berfikir dia mengusir Ai.
“ ayo, bantu aku membawa koper-koper ini” ucap Ai agar Axton tidak memarahi mereka. Seketika pelayan itu langsung berdiri dan berebut membawa koper. Melihat hal itu Axton tak ingin memperpanjang masalah, dan langsung pergi masuk kembali ke kamarnya.
“ haaahh” para pelayan itu menghembuskan nafas lega.
“ maaf ya membuat kalian salah paham, hehehe” Ai merasa bersalah karena tidak menjelaskan terlebih dahulu kepada mereka. Dia sudah sangat lelah, setelah beberapa jam di marahi Axton dia ingin sekali beristirahat. Tapi Axton menyuruhnya pindah ke samping kamarnya, malam ini juga. Alhasil dengan sedikit kesal Ai harus menunda acara tidur karena berberes dengan segera.
Setelah drama salah paham itu, kini Ai sudah menempati kamar yang baru. Lebih luas, lebih mewah dan lebih lengkap perabotannya. Beberapa barangnya masih di dalam koper baru sebagian yang dia keluarkan. Rasa ngantuknya sudah tak tertolong. Alhasil Ai ketiduran di sofa dengan posisi duduk.
Setelah memeriksa beberapa berkas Axton tiba-tiba teringat istrinya. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan hobi Ai yang suka dengan dunia lelaki. Yang tidak Axton sukai adalah Ai terlihat terbiasa berkumpul dengan lelaki asing. Bukannya hanya satu atau dua orang, selalu saja belasan lelaki. Axton tidak mau hal buruk terjadi pada Ai yang masih polos itu. Usianya masih sangat muda untuk bisa mengerti pemikiran lelaki dewasa sepertinya.
Axton berjalan ke arah sudut kamarnya. Inilah salah satu alasan kenapa Axton menyuruh istrinya pindah kamar.
Ceklek
Ada sebuah pintu yang menghubungkan kamarnya dengan kamar Ai dari dalam. Karena insiden pintu terkunci itu jadi Axton ingin dirinya memilki akses penuh terhadap istrinya.
“ dia terlihat sangat lelah” Axton yang melihat Ai tertidur dengan posisi duduk membuatnya tak tega, dengan perlahan menggendong Ai dan memindahkanya ke ranjang. Melihat kecantika istrinya dari jarak dekat seperti ini merupakan cobaan bagi Axton. Dia harus menahan hasratnya untuk menyentuh istri kecilnya ini. Hubungan mereka masih sedikit rumit saat ini. Yang bisa Axton lakukan sekarang adalah melindungi Ai. Dia tidak akan membairkan kejadian yang dialami istri-istri sebelumnya terjadi pada Ai. Ai sangat istimewa di mata Axton. Setelah cukup memandangi wajah istrinya yang terlelap, Axton kemudian kembali ke kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Oi Min
mang apa yg membuat kedua mendiang istri Axton bundir?? apa gara2 pelayan jalang Grace???
2024-05-17
0
Ernawati
mungkin dalang dr meningglny istri Duke adalah Sigrace nenek lampir
2021-08-08
0
anca
knp ga diselidiki duke,,,dg kejadia 2 menduang iatrimu bunuh diri ap ga ada rasa curiga bahwa ada yg berniat buruk dg kehidupan rumahbtanggamu,,,jangan bodoh dong dyke
2021-07-15
12