Ainsley terbangun akibat goncangan pada keretanya. Perjalanan menuju rumah Duke Wellinton. Lelaki yang baru saja menjadi suami sahnya. Karena terlalu lelah Ai tertidur sebentar. Tapi Ainsley di landa kebingungan. Pasalnya Ai ingat kejadian terkahir kali adalah kejadian bunuh dirinya. Apa dia sedang bermimpi.
“ kau kenapa?” hampir saja Ai berteriak kaget, sejak kapan Duke ada disebelahnya.
“ kenapa kau ada disini?” pertanyaan Ai sukses membuat Axton semakin bingung. Apa istrinya tidak sadar saat pernikahan.
“ kita sedang menuju rumahku, apa kau lupa jika kita baru saja menikah?” Axton menatap Ai penuh curiga.
“ menikah?” Ai mengerutkaan keningnya. Masih bingung dengan apa yang terjadi. Ai memutuskan untuk diam. Dia berencana memastikan bahwa kejadian sebelumnya itu mimpi atau bukan. Axton hanya membuang nafas kasar melihat kejanggalan pada istrinya.
Sepanjang perjalanan pasangan itu sibuk dengan pemikiran masing-masing. Tak ada pembicaraan setelahnya. Axton yang sibuk dengan kumpulan berkas yang sengaja dia bawa, sedang Ai sibuk mencari petunjuk untuk memastikan kebingunganya. Tak terasa kereta terhenti, keduanya turun.
“ jika tidak salah yang menyambut dari kediaman adalah Brian dan Grace.” Lirih Ai. Mengingat semua kejadian satu tahun lalu itu.
“ salam nyonya. Saya Brian pengawal Duke Wellington. Dan ini Lady Bart. Asisten sekaligus kepala pelayan disini”
“ persis” gumannya. Semua perkataan Brian sama persis dengan mimpinya. Ai mulai yakin jika tadi bukanlah mimpi. Tapi tidak mungkin jika dia mengulang masa lalu.
“ mari kita lihat kejadian selanjutnya.” Guman Ai mencoba menenangkan hatinya yang gundah.
Begitu masuk kediaman, barisan belasan pelayan menyambutnya. Dia bagaikan seorang ratu yaang di sambut rakyatnya. Semua tampak memberikan hormat. Meskipun dia tahu bahwa semua penghormatan ini lebih tepat karena adanya Duke Wellington yang ada di depan Ai. Namun Ai tidak peduli dia masih begitu bangga dengan dirinya.
“ kau ikutlah dengan Grace, dia akan membawamu ke kamar” Ai mengangguk pelan. Tak ada pertanyaan seperti dahulu. Dalam hati Ai begitu membenci Grace. Ingatannya begitu kenal dengan kekejaman yang dia rasakan.
“ mari nyonya, ini kamar anda “ ucap Grace penuh kesopanan. Dia memang berniat mengambil hati Ai, untuk menghilangkan kecurigaan. Namun sayang Ai sudah mengetahui niat busuk Grace.
“ Duchess, panggil aku seperti itu” tegas Ai. Semenjak bangun dari mimpinya Ai tidak mau berbaik hati dengan Grace. Meski Ai masih ragu semuanya benar mimpi atau kenyataan.
“ kau boleh pergi ” usir Ai. Ai begitu angkuh dalam penglihatan Grace. Padahal sebelumnya Grace yakin jika Duchess adalah seorang wanita yang polos dan mudah di manipulasi. Tapi saat ini Ai menjadi sosok yang berbeda di mata Grace.
“ baik Duchess” Grace langsung pergi dengan perasaan dongkol.
AI segera masuk ke kamar, meneliti setiap jengkal ruangan itu. Semuanya persis dengan mimpinya. Mulai dari lemari, balkon, meja rias, kamar mandi. Semuanya persis sama.
“ tinggal satu lagi” Ai mulai menghitung waktu. Ai sedang menunggu Duke datang jika perkiraannya benar satu jam lagi Axton akan masuk ke kamar. Ai ingat betul bagaimana malam pertamanya rusak karena ulah Grace. Jika kejadian ini sama, Ai benar-benar percaya jika ia hidup kembali. Mengulang waktu tepat dihari pernikahannya.
Ai mulai mempersiapkan dirinya, melepas gaun pernikahannya. Beberapa pelayan yang berniat membantu sudah Ai usir pergi. Malam ini tak akan terjadi apapun begitu jika mengingat masa lalu. Selepas mandi Ai memakai baju tidur yang sama seperti masa lalu.
“ bagus, aku berharap semuanya memang hanya mimpi” Ai berdiri di depan cermin. Berbicara dengan dirinya sendirinya. Ai memang sudah terbiasa mandiri, melakukan semuanya sendiri.
Tok tok
Lelaki yang Ainsley tunggu akhirnya datang. Duke Wellington dengan pakaian yang sama yang Ai ingat.
“ em bagaimana, kau menyukai kamarnya?” Axton berjalan mendekati Ai. Melihat pantulan kecantikan istrinya membuat Axton begitu terpesona. Wanita muda yang cantik.
“ lumayan,” Ai mengangguk pelan.
Axton duduk di samping Ai di atas ranjang. Ai beringsut menjauh dan berdiri. Mengalihkan diri dengan mengambilkan Axton minuman. Karena Ai tau jika setelahnya Axton akan menciumnya. Ai tidak mau harga dirinya jatuh 2 kali.
“ ini Duke” memberikan segelas anggur.
“ panggil aku Axton” koresi Duke. Semua istrinya selau memanggil gelarnya. Axton keberatan dengan itu. Pasalnya tidak ada suami istri yang berbicara seformal itu.
Suasana menjadi sedikit canggung, baik Axton maupun Ai mulai meminum anggur yang mereka pegang.
“ satu, dua, ,,” Ainsley menghitung kedatangan Grace.
Tok tok
Manik Ai membola, semuanya sesuai dengan perkiraannya. Ai bahkan hampir saja terjatuh karena syok atas kebenaran yang dia temukan.
“ kau tak apa?” Axton menahan pinggang Ai. Dia melihat keterkejutan yang Ai alami.
“ tidak,” Ai menggeleng pelan.
“ sebentar” Axton melangkah mendekati pintu. Ai meletakkan gelas yang dia bawa. Tangan Ai mulai bergetar akibat ketidakpercayaannya bahwa semua ini sudah pernah dia alami. Kepalanya mulai pening memikirkan semuanya.
“ Ai”
“ ah iya” karena sibuk dengan pikiranya Ai baru mendengar panggilan Axton. Dia membalikkan tubuhnya dengan senyum yang di buat-buat.
“ ada hal mendesak yang harus aku selesaikan”
“ ah ya, tak apa. Selesaikan” Ai mencoba menutupi kegugupannya dengan tersenyum ramah.
Sepeninggalnya Axton dari kamarnya, Ai langsung mengunci kamar menutup gorden dan menaiki ranjang. Dia merasa ketakutan dengan kenyataan bahwa dia hidup kembali dan mengulang waktu.
“ bagaimana ini, tidak tidak. Apa mungkin hal ini terjadi?” Ai tiba-tiba terserang gejala kepanikan. Dia menyelimuti seluruh tubuhnya.
“ aku harus mencari cara untuk pergi darisini”
“ tidak-tidak aku harus meminta cerai, tapi tidak mungkin bahkan ini belum satu hari. Apa yang harus aku lakukan?” Ai terus berceloteh sendiri. Menyusun rencana agar terhindar dari kematian yang dia ciptaakan sendiri.
Tok tok,, tok tok,
Ai menggeliat dari tidurnya. Hampir semalam memikirkan hal terbaik untuk menghindari kematian. Namun sayang Ai tidak menemukan ide sama sekali.
“ Duchess,,” suara dari luar pintu membuatnya tersadar jika pintu kamar masih terkunci. Dengan langkah lemasnya Ai segera membuka pintu.
“ ah iya. Ada apa?” ucap Ai malas. Satu hal yang Ai pastikan, dirinya tidak akan merubah menjadi seorang wanita lemah lembut seperti dulu. Merubah dirinya menjadi gemulai hanya untuk menarik perhatian suami penyelingkuh. Tidak, Ai akan menjadi dirinya sendiri. Wanita yang lekat dengan dunia lelaki. Senjata, bela diri semaunya sendiri. Semuanya takkan berbeda dengan tingkahnya waktu di Barack.
“ anda sudah ditunggu Duke di bawah “ pelayan menjawab.
“ di tunggu?” Ai belum benar-benar sadar jika hari sudah pagi.
“ sarapan nyonya” Ai mengangguk beberapa kali saat menyadari kebodohannya.
“ aku akan bersiap” tanpa menunggu jawaban pelayan Ai langsung menutup pintu kamar.
Ai segera masuk ke kamar mandi, mencuci muka dan berganti pakaian. Sebenarnya dia ingin mandi tapi dia khawatir akan menghabiskan waktu yang lama. Setelah merapikan rambut panjangnya, Ai segera keluar dan turun ke ruang makan.
“ apa aku terlalu lama?” menyadari jika pandangan datar Axton mengekori sepanjang langkahnya.
“ duduklah” ucap Axton datar.
Axton masih kesal dengan Ai yang mengabaikan dirinya dengan mengunci kamar. Semalam Axton berniat kembali ke kamar, tapi dia harus kecewa dengan pintu kamar Ai yang terkunci. Mereka memang menempati kamar yang berbeda, tapi entah kenapa Axton begitu ingin mendekati istri barunya ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Oi Min
jangan sampai kehidupan mu yg sblmnya terulang Ai....... singkirkan si Grace jalang itu
2024-05-17
0
Angelina Sitinjak
up
2022-11-01
0
Dikaa
sdh di kasi kehidupan ke 2 sdh tau urutan nya seperti apa,, kenapa masih panik
2021-11-14
0