Pagi ini seharusnya Axton sudah berangkat meninggalkan kota untuk sebuah urusan. Tapi entah kenapa hatinya masih saja tidak tenang jika harus meninggalkan istrinya dalam kondisi sakit seperti ini.
Tok tok
“ permisi tuan, diluar ada tamu. Dia ingin menjenguk nyonya “ Axton mengerutkan keningnya. Tumben ada tamu untuk Ainsley. Karena penasaran Axton segera menuju ruang tamu kediaman.
“ duke selamat pagi “ sapa seorang lelaki. Axton ,mulai mengingatnya. Lelaki ini adalah seseorang yang mencoba membantu istrinya sewaktu terjatuh kemarin.
“ anda siapa?”
“ saya Hardwin Klener, teman Ain. Em maksudku teman Duchess sewaktu di Barack dulu. Kemarin saya melihat Duchess terjatuh, jadi memutukan untuk menjengunknya. Kurasa benturannya cukup parah” jelas Hardwin yang lama kelamaan memantik rasa tidak suka Duke. Lelaki bujang begitu perhatian pada seorang wanita bersuami, Duke sedikit curiga.
“ Marquess Klener, anda tidak perlu khawatir. Kediaman Duke sudah mengatasinya dengan baik. Saat ini Duchess mungkin sedang beristirahat jadi kau bisa..”
“ Hardwin !!” teriak seorang wanita yang membuat Axton semakin kesal.
“ kau kemari? “ Ai segera turun dan menemui temannya yang baru kemarin mereka melepas rindu.
“ kemarin kau terjatuh sewaktu perlombaan. Bagaimana aku tidak khawatir?” melihat keakraban mereka Axton semakin panas, dia mulai was-was keadaan istrinya masih tidak mengingat dirinya, bagaimana jika dia berlaku yang kurang pantas sebagai wanita.
“ oh ya? Kau tau?” Ainsley kembali memulai sandiwaranya. Dia begitu senang ada media yang bisa di pakai untuk memanasi suaminya.
“ jangan-jangan akibat benturan itu kau kehilangan ingatan?” niat Hardwin hanya untuk bercanda, tapi melihat situasi yang hening dia mulai menyadari jika ucapannya benar.
“ he’em, dia mengaku sebagai suamiku. Apakah itu benar?” Ainsley menunjuk Axton dengan lirikan matanya. Hardwin yang mendengarnya tidak bisa menyembunyikan tawanya. Dia merasa begitu kasihan dengan Axton. Bagaimana bisa dia dilupakan oleh istrinya yang masih dua hari menikah.
“ kalian lucu sekali “ Axton melotot ke Hardwin saat mengatakan hal konyol itu.
“ ehemmm” Axton memberikan kode atas kemarahannya.
Hardwin segera merubah sikapnya. Duke Wellington benaar-benar tidak suka candaan.
“ Duke Wellington memang benar suamimu Ainsley. Pernikahan kalian baru 2 hari yang lalu diadakan” Hardwin berusaha mengambil hati Axton agar tidak marah.
“ kenapa kau meragukanku? “ Axton memotong pembicaraan.
“ b-bukan seperti itu. Hanya saja aku melupakannya. Apakah boleh hari ini aku kembali ke rumahku sampai ingatanku kembali?” Ainsley memelas agar Axton mengizinkannya.
“ tidak, ini adalah rumahmu. Lagipula disini kau bisa mendapatkan pemeriksaan yang baik dan cepat”
“ tapi Duke, saya..”
“ tidak ada tapi-tapian. Sekarang kau lebih baik beristirahat. Marquess Klener sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk berkunjung. Duchess masih belum pulih dan butuh banyak istirahat” Axton segera menengahi. Dia tidak mau Ainsley semakin minta yang tidak-tidak didepan orang lain. Kesabarannya begitu di uji oleh istrinya.
“ baiklah” ucap Ainsley, tak ada pilihan. Dia juga tak ingin Hardwin mengetahui hubungan rumah tangganya yang kacau.
“ kalau begitu saya pamit. Ini saya membawa buah kesukaan Duchess” mendengar hal itu Ainsley langsung balik badan dan mengambil keranjang buah yang berada di tangan Hardwin. Ai takut Axton akan menolak hadiah itu. Ainsley segera menaiki tangga, tanpa perlu melihat raut Axton ketika dia menerima hadiah dari lelaki lain. Dia benar-benar menginginkan buah itu.
‘akhirnya pengganggu itu pergi’ ucap Axton dalam hati saat melihat kereta Hardwin meninggalkan kediaman. Setelahnya dia berniat pergi ke kamar Ainsley untuk menasehatinya. Tapi tiba-tiba Grace menghadang langkahnya.
“ maaf Duke, kereta kuda sudah siap untuk pergi” ah ya Axton melupakan kepergiannya.
“ em, sepertinya kita harus menunda agenda ini” Axton benar-benar tidak bisa meninggalkan Ainsley dalam kondisi seperti ini. Bagaimana jika istrinya pergi tanpa sepengetahuannya. Apalagi barusaja Ainsley meminta pulang. Tidak-tidak Axton harus menjaganya.
“ tapi Duke, ini adalah urusan penting. Lord Delvin bahkan sudah menunggu beberapa bulan sebelumnya” Axton berfikir apa yang di ucapkan Grace ada benarnya juga. Axton kemudian pergi ke ruang kerjanya. Dia memiliki rencana lain agar urusan ini tetap berjalan tanpa perlu meninggalkan kediaman. Grace yang melihat Axton tidak membantah, merasa senang karena berhasil.
‘ aku berhasil’ batin Grace.
Tapi kesenangan itu mulai hilang tak kala Axton menuliskan sesuatu dan memberikan beberapa laporan pada Grace.
“ kau benar ini adalah urusan penting, jadi aku sudah menyiapkan laporan serta surat permintaan maafku. Kau gantikan aku kesana, lagipula kalian cukup akrab ku lihat” rasanya Grace ingin mengumpat. Rencananya gagal total, sekarang malah dia yang terkena batunya.
“ tapi Duke saya,,”
“aku sudah memutuskan. Kau segeralah pergi. Aku akan mengecek kondisi Duchess” Axton lansung pergi meninggalkan Grace yang memanas. Kedua tangannya bahkan mengepal kuat.
‘ tunggu pembalasanku. Aku tidak akan membiarkanmu mencuri Axtonku’ lirih Grace, hanya dia yang mendengarnya.
Begitu membuka kamar Ainsley, Axton melihat istrinya sedang duduk di sofa sambil menikmati buat Apel merah yang sudah dikupas Milly. Dia terlihat begitu menikmatinya, yang malah membuat Axton terserang cemburu.
“ duke,” sapa Milly dan langsung meninggalkan kamar.
“ apa kau juga melupakan etika?” Ainsley mengerutkan keningnya tak paham dengan maksud pertanyaan Axton.
“ etika apa yang Duke maksud ?” Ainsley dengan santainya tetap memakan apel.
“ kau seorang wanita bersuami. Bagaimana bisa berkelakuan santai di depan lelaki lain?”
“ dia temanku”
“ tidak ada pertemanan diantara wanita yang sudah menikah dengan lelaki lajang!” potong Duke penuh amarah.
“ kenapa kau berteriak. Apa benar kau suamiku?, kenapa aku mau menikah denganmu?” Ainsley yang sedari kecil paling benci bentakan kini harus mendengarnya dari Axton, suami yang sudah menyelingkuhi dirinya.
Mendengar pertanyaan istrinya, Axton tidak bisa menjawab. Jelas-jelas saat itu dengan tiba-tiba keluarga pamannya memberikan berkas pernikahan atas dirinya. Tapi jika Axton menjawabnya seperti itu, dia takut Ainsley semakin tidak percaya dengan hubungan ini. Entah kenapa Axton takut kehilangan sosok Ainsley dalam hidupnya.
Axton menghembuskan nafas, dia harus bisa tenang menghadapi istrinya yang sedang sakit begini.
“ baiklah maafkan aku. Aku cuman ingin mengatakan kenyataan tentang pernikahan kita tidak bisa di tolak. Aku adalah suami sah mu, begitu juga kau adalah istri sahku. Jadi bisakan kau menghormati hubungan ini?” Axton dengan hati-hati dan nada suara yang lembut menjelaskan keresahan hatinya.
“ memangnya kapan aku tidak menghormati hubungan ini?” pertanyaan Ainsley semakin menguji kesabarannya. Ainsley benar-benar tidak paham dengan kelakuannya tadi.
“ tadi saat kau memeluk lelaki lain, mengacuhkan suami di depan orang lain bahkan langsung menerima hadian orang lain tanpa bertanya kepada suami. Semua itu adalah merupakan bentuk kamu tidak menghormati hubungan suami istri kita” nafas Axton memburu. Axton mengatakan semua hal yang tidak dia sukai saat melihat interaksi istrinya dengan Hardwin.
“ em begitu. Ya Maaf” sesingkat itu jawaban dari Ainsley. Axton yang kehabisan kata-kata buru-buru pergi dari kamar sebelum dia melakukan hal yang merugikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
AK_Wiedhiyaa16
Istrinya ga boleh deket2 sama temennya yg pria, sedangkan dianya sendiri selalu deket dgn asistennya yg seorang wanita penggoda, yg lebih parah dia ga pernah nyadar asistennya selalu nyimpan niat buruk & bisa jadi istri2 sebelumnya mati krna skema si asisten..
2021-07-16
15
Rieanty
hhhhh suka sama ai ,,,
2021-07-16
0