Brak
suara pintu kamar yang tertutup sedikit keras. Milly berusaha melepaskan cekalan Axton tapi tak bisa alhasil kakinya menyeret sepanjang masuk kamar. Didalam ada seorang wanita yang lebih bingung ketika mendapati Milly yang di seret masuk Axton. Keduanya saling pandang sedang Axton mengambil jubah tidurnya.
“ kenapa kau disini?” Grace mendahului bertanya kepada Milly. Namun Milly hanya bisa terisak seolah syok mengetahui kejadian ini.
“ tuan, mohon jangan hukum saya” mengabaikan pertanyaan Grace malah meminta belas kasih Axton yang kini berdiri berkacak pinggang. Waktu sudah sangat malam, Axton tidak habis pikir ada masaah seperti ini. Niatnya hanya ingin “ bersenang-senag” dengan istrinya. Malah terjadi hal yang tidak terduga.
Axton menghembuskan nafas kasar melihat 2 orang wanita yang kini menunduk, bedanya yang satu tertunduk sambil bersimpuh yang satu hanya berdiri mematung.
“ kenapa kau datang kemari?” Axton bertanya pada Milly, kedua mata Milly sudah basah karena air mata.
“ s,,saya hanya I,ingin memberi tau jika, nyonya kecapean jadi langsung tidur” jawab Milly sedikit tergagap. Axton awalnya sedikit kesal namun kemudian dia berfikir jika ini jauh lebih baik daripada Ai yang melihat kejadian memalukan dirinya dengan Grace.
“ apa nyonya yang menyuruhmu?” Milly berhenti bernafas sejenak, dia ragu untuk mengatakan yang sebenarnya. Keadaan yang seperti ini dia pasti akan disalahkan nanti. Tapi mana mungkin Milly berbohong.
“ jawab Milly!” sentak Axton yang melihat gelagat Milly yang aneh.
“ t,tidak tuan , ini atas kehendak saya sendiri” Axton kembali lega, setidaknya untuk menutup mulut Milly sangat mudah baginya. Kini tatapan Axton beralih pada sosok perempuan satunya. Axton meneliti penampilan Grace yang sungguh berani itu. Baju tidur tipis yang panjangnya tidak sampai menutupi lutut dan potongan dada yang rendah. Siapapun yang melihatnya pasti akan salah paham apalagi keberadaannya malam-malam begini di kamar Axton.
“ kenapa kau tidur disini Grace?” Axton masih menghormati wanita yang sudah bekerja lama dengannya.
“ s,,saya juga tidak tahu tuan. Sepertinya saya terlalu mabuk tadi, jadi asal masuk kamar” Grace yang sudah menyusun alasan yang tepat itu hanya berpura-pura ketakutan di hadapan Axton.
“ mabuk? “ axton kembali meneliti penampilan Grace,
‘wanita ini bahkan masih sempat mengganti baju di kamarnya kemudian keluar dan masuk ke kamarku?’ batin Axton menilai situasi yang janggal.
“ maafkan saya tuan saya bersedia dihukum apapun” Grace langsung bersimpuh, tidak ingin Axton mencurigainya. Dia berakting sangat bagus, air mata dan raut ketakutan begitu menyedihkan membuat Axton yang awalnya meragukan alasan Grace terpaksa harus memakluminya.
“ satu lagi, alasan mengenai Duchess yang sakit punggung apa itu kamu buat-buat?” Axton kembali ingat masalah ini, berhubung dua orang yang terlibat ada disini sekalian saja di bahas.
“ maksud tuan?”
“ kau berbohong mengenai penyakit Duchess ?” amarah Axton mulai naik lagi.
“ t,tidak tuan. Pagi itu ketika saya mengantar sarapan saya lihat Milly sedang memijat Duchess j,,jaadi saya menarik kesimpulan jika Duchess sedang sakit. Tuan bisa menanyakannya langsung pada Milly” Grace memaki kenapa hal ini bisa di ketahui oleh Axton. Untung saja dia bisa berfikir cepat sehingga bisa mengatakan alasan yang sedikit masuk akal.
“ bukan begitu Milly?” Grace yang kelabakan langsung saja bertanya.
“ kau menarik kesimpulan sendiri?” Axton tidak peduli dengan kebenarannya, hanya saja kenapa Grace begitu berani. Axton tertawa sumbang. Berani sekali anak buahnya mengambil kesimpulan sendiri dan mengatakan kepadanya.
“ kau fikir kau berhak menarik kesimpulan sendiri?” Axton yang meraasa di bodohi semakin marah, gara-gara alasan tidak jelas ini istrinya tidak menyapa dirinya di pesta. Malah berkumpul dengan lelaki-lelaki tidak tau wawasan itu.
Mendengar bentakan Axton baik Grace ataupun Millay benar-benar ketakakutan. Ini adalah pertama kalinya Grace di bentak oleh Axton. Sepanjang dia berkerja meskipun melakukan kesalahan Axton tidak pernah memperpanjang masalah. Sekarang gara-gara masalah ini Grace harus menerima bentakan daari Axton.
‘ sialaan kau Ainsley, gara-gara kamu Axton jadi berubah’ batin Grace yang terus memaki Ai.
“ ma,,maafkan saya tuan” Axton mencoba meredam amarahnya, dengan kasar menghembuskan nafas.
“ mulai besok kau hanya perlu datang kemari jika aku menyuruhmu, jika tidak kau tak perlu datang. Biar Chole yang menggantikanmu menjadi kepala pelayan” mendengar hal ini Grace sangat tidak terima, namun dia tidak bisa protes. Dia sudah mengatakan siap di hukum apalagi yang bisa dilakukan selain menuruti semua keinginan tuannya.
“ baik tuan”
“ dan kau, jangan katakan apapun yang terjadi malam ini pada siapapun khusunya nyonya. Paham!?” Milly mengangguk cepat.
“ pergilah kalian” usir Axton. Kedua wanita itu bangkit dan berjalan keluar dari kamar Axton. Mily langsung turun tanpa menoleh ke arah Grace. Dia menuju kamar pelayan yang berada di lantai satu bagian belakang. Sedang Grace dia pergi ke kamar tamu di lantai 2, kamar yang biasa dia tinggali jika menginap di kediaman.
Brak,.brak..
“ sial sial sial”
“ awas kau Ainsley, sialaaan”
Semua amarah yang Grace simpan sedari tadi langsung meluap ketika masuk kedalam kamar. Semua benda di atas meja berserakan di lantai. Grace melampiaskan kemarahannya di setiap benda di kamar itu.
“ kenapa bisa Milly yang kesana. Huhhh gagal lagi gagal lagi” Grace menarik seprei ranjang keras.
“ tenang Grace, tenang. Kau harus tenang untuk berfikir kembali bagaimana caranya memisahkan mereka “ Grace berdialog dengan dirinya sendiri. Sambil mengatur nafasnya yang menggebu karena marah.
“ kali ini harus berhasil” kemudian Grace tertawa sumbang, seakan rencana jahatnya kali ini akan behasil memisahkan pasangan yang begitu dia benci itu.
Pagi menjelang, Ai terbangun dengan riang. Semalam tidurnya begitu nyenyak. Rasanya lama sekali dia bisa tidur seperti ini. Tubuhnya juga terasa bugar. Setelah membersihakn diri, Ai turun ke lantai bawah. Disana pelayan masih repot menata menu sarapan.
“ selamat pagi semua” sapa Ai begitu maasuk ke dapur.
“ selamat pagi Duchess, ada yang bisa kami bantu?” tanya salah satu pelayan.
“ tidak, aku hanya ingin membantu kalian memasak. Sudah lama juga aku tidak melakukan hal ini” Ai mengambil sayuran kesukaannya untuk dia potong.
“ oh tidak, tidak perlu Duchess. Maafkan keterlambatan kami dalam menyiapkan sarapan” pelayan itu segera mengambil sayuran yang berada di tangan nyonyanya. Dia benar-benar takut jika Duke mengetahui hal ini pasti habis riwayatnya.
“ kenapa malah minta maaf? Aku memang ingin memasak. Kau berani membantah” akhirnya Ai menunjukkan kuasanya. Ai tidak berniat seperti itu, tapi karena tidak mungkin pelayan ini bisa di cegah jika bukan dengan acaman jadi Ai terpaksa melakukannya.
“ ampun nyonya tidak”
“ kemarikan sayuran itu” dengan berat hati pelayan itu memberikan sayuran yang di maksud. Ai tersenyum senang. Tak lama kemudian dia mulai memasak sayur itu dengan menu kesukaanya. Dia campurkan beberapa bahan dan menu pelengkap.
Beberapa pelayan yang melihat sangat cemas. Rasanya mereka pasti akan di marahi Duke karena membiarkan Duchess memasak sendiri. Tapi di cegahpun tak bisa. Alhasil mereka mempercepat masakan agar menu sarapan segera siap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Dikaa
beruntung Milly otak nya encer,,,klo mengharapkan otak ai ttp aja bebal dng keadaan
2021-11-14
0
Abi Mancung
akoh suka gaya mu dhuke
2021-09-28
0
anca
ya gitu duke hrs cerdas danbtanggap klo anak buahmu itu wanita ular
2021-07-15
5