Bab 12 : Barack

Setelah menyelesaikan masakannya Ai lalu menatanya di atas piring. Beberapa pelayan sudah menghilang karena menu sarapan sudah selesai.

“ Duchess belum bangun?” samar-samar Ai mendengar suara Axton yang mencarinya. Seketika ingatan Ai kembali pada saat pesta, AI tidak datang ke kamar Axton kemarin malam.

“aku bisa menghidangkan ini sebagai permintaan maafku” lirihnya sambil menghias menu sebaik mungkin. Setelah selesai Ai membawa 2 menu di masing-masing tangannya. Dan berjalan mendekati meja makan.

“ kau sudah bangun?” ucap Ai basa-basi. Axton yang kaget akan kehadiran Ai yang mendadak itu hanya menatapnya sambil maniknya membola.

“ kenapa kau begitu kaget?” Ai yang melihat respon berlebihan Axton kembali bertanya.

“ ah tidak, kenapa kau keluar dari arah dapur?” Ai hanya tersenyum singkat. Kemudian meletakkan masakannya di depan Axton.

“ karena aku memasak istimewa untukmu. Sebagai permintaan maafku karena semalam aku ketiduran” Ai menampilkan wajah riangnya. Mendengar kata semalam Axton malah salah tingkah. Dia membenarkan posisi duduknya yang tidak bermasalah.

“ cobalah” dengan mata berbinar Ai meminta Axton mencicipi masakannya.

“ enak,” jawab Axton jujur. Masakan istrinya terasa cocok di lidah Axton.

“ tentu saja, ini adalah makanan harianku ketika berada di Barack “ Ai mengambil tempat duduk dan segera membalik piring.

“ jadi kau memaafkan aku kan?” Ai terus saja mengingatkan Axton akan kejadian semalam. Membuatnya sedikit tidak enak. Axton hanya mengangguk kecil sebagai balasannya.

Sarapan terasa begitu nikmat bagi Ai. Apalagi dengan mood seperti ini, membuat semua masakan terasa lezat.

“ boleh aku berkuda hari ini?” Ai ingin menikmati harinya lebih dalam lagi.

“ tidak” jawab Axton tegas.

“ boleh aku pergi memanah?”

“ tidak”

“ boleh aku menemui temanku?”

“ tidak”

Ai menghembuskan nafas kasar. Semua keinginannya tidak ada yang di perbolehkan. Ai tidak mau mati bosan seharian ini.

“ terus apa yang boleh untukku?” tantang Ai.

“ kau bisa belajar membuat hiasan bunga, menghadiri acara bangsawan atau belanja keperluan rumah” jawab Axton enteng padahal di sampingnya Ai sudah bermuka garang tidak terima dengan pilihan yang di ajukan Axton.

“ aku tidak mau”

“ terus kenapa kau tanya?”

“ aku ingin kegiatan yang menantang bukan membosankan seperti itu” rengek Ai yang tidak di perdulikan Axton.

“ kau ini seorang Duchess, apa perlu selalu ku ingatkan tentang status barumu?” Axton selalu bisa membuat suasana Ai berubah drastis.

“ memangnya kenapa jika Duchess. Apa Duchess tidak boleh berkuda, memanah dan berkunjung?” Axton mulai sakit kepala meladeni keinginan istrinya yang ekstrim itu.

“ sebenarnya apa maumu Duchess Wellington?” Axton mulai kehilangan kesabarannya.

“ aku ingin keluar, bosan di dalam rumah yang sepi ini” Ai mengatakan keinginannya secara umum.

“ kau bisa mulai bercocok tanam di luar” final, Axton meninggalkan meja makan. Tidak mau mendengar rengekan ataupun kekesalan Ai.

“ dasar moster dingin” ejek Ai ketika Axton sudah sedikit jauh dari meja. Ai sebenarnya juga tidak berani mengatai Axton. Hanya saja dia ingin mengatakan kekesalannya.

Karena berbagai larangan yang diberikan Axton, jadi Ai hanya keluar berjalan-jalan di taman depan kediaman. Dia duduk di taman yang indah sembari meneliti beberapa bunga yang sudah dia petik sebelumnya.

Tak berselang lama, Ai melihat kereta kuda Axton berjalan di depan pintu. Sepertinya Axton memiliki agenda di luar. Dilihatnya Brian sedang membersihkan keretanya. Segera saja Ai menghampiri pengawal pribadi suamianya itu.

“ brian, apa Axton akan keluar?” tanya Ai.

“ oh Duchess, iya tuan akan ke barack. Ada beberapa urusan yang penting”

Dari jawaban Brian membuat Ai tersenyum senang, sebuah ide langsung muncul di benaknya.

“ oh begitu, kau sudah selesai membersihkannya?” Ai yang ingin masuk ke kereta tapi melihat Brian menghalangi pintu masuk.

“ sudah Duchess”

Tanpa banyak berbicara Ai segera masuk ke kereta. Dia ingin ikut Axton keluar. Mendengar kata Barack membuatnya ingin kesana. Meskipun barack yang di datangi axton bukanlah Baracknya di desa. Tapi Ai begitu antusias ingin melihat bagaimana rupa Barack kotanya yang katanya besar dan lengkap.

Tak berselang lama, Ai bisa melihat Axton sedang berjalan mendekati kereta. kemudian masuk. Axton begitu kaget melihat Ai yang berada didalam kereta. dengan senyum polosnya menyapa Axton.

“ kenapa kau disini?”Axton belum memperbolehkan Brian menutup pintu.

“ aku ingin menemanimu”

“ tidak, keluar dari sini. Kau lebih baik di rumah Ainsley” Axton tidak tau jika Ai tau dirinya akan ke Barack. Tempat kasar seperti itu tidak cocok dengan istrinya. Axton khawatir jika Ai tidak berfikir dan nekat seperti acara balap kuda itu.

“ tidak aku akan disini” kekeh Ai. Dia bahkan bersedekap memalingkan wajahnya.

Jika sudah begini susah juga menyuruh Ai keluar, apalagi Axton sedang terburu-buru. Akhirnya dengan berat hati Axton menyuruh Brian memulai perjalanan. Ai yang tau jika kereta mulai berjalan, terlihat puas sekali. Sepanjang perjalanan tidak ada percakapan di antara Ai dan Axton. Semuanya sibuk dengan kegiatanya. Ai yang melihat pemandangan dan Axton yang melihat berkas pertemuan nanti. Tak berselang lama kereta berhenti. Brian membuka pintu.

“ wah Barack disini cukup luas ya” komentar Ai ketika melihat lapangan rumput yang ada di tengah bangunan. Bangunanya juga tak kalah banyak. Di beberapa sisi terdapat tempat latihan fisik. Semuanya tertata dan bersih.

“ kau ikut aku ke dalam” Axton menggandeng Ai agar tidak lepas dari pengawasannya. Axton bukannya menghawatirkan Ai terluka, malah sebaliknya dia khawatir Ai akan berinteraksi dengan tentara-tentara yang tidak bisa menjaga sikap bila melihat wanita cantik.

Ai pasrah, ini adalah pertama kalinya Axton menggandeng tangannya dengan erat. Beberapa anggota pertemuan lainnya melihat dan hanya bisa tertuduk. Menyembunyikan senyum jahilnya.

“ duduk disini” mereka berada di aula besar. Duduk di meja panjang yang dapat menampung belasan orang. Axton duduk tepat di samping Ai. Dengan di temani Brian yang berdiri di belakangnya.

“ baiklah pertemuan bisa di mulai” ucap salah satu anggota.

Ai hampir mati kebosanan dalam pertemuan yang tidak dia mengerti. Kemudian maniknya melihat kumpulan beberapa tentara sedang berlatih menembak. Tentu saja Ai lebih tertarik dengan itu. Sedikit demi sedikit mencuri-curi langkah meninggalkan kursi. Tepat ketika Axton menoleh Ai segera mlencing meninggalkan ruangan.

Axton tidak menyadari kepergian Ai karena pembahasan yang begitu penting dan serius. Diluar sama Ai dengan langkah riangnya mendekati kumpulan tentara itu.

“ wahh,, bagus,,” teriak Ai ketika melihat salah satu tentara berhasil menembak mengenai target.

Beberapa tentara lainnya mulai tidak fokus, perhatiannya goyah karena ada sosok wanita cantik yang melihat mereka. 

“ kau ingin mencoba?” salah satu tentara memberanikan diri bertanya. Dari semua tentara tidak ada yang mengetahui jika wanita yang menyaksikan mereka adalah istri sang Duke.

“ apa boleh?” tanya Ai ragu-ragu.

“tentu saja” Tentara lainnya ikut menimpali. Jarang sekali ada wanita cantik yang tertarik dengan dunia tembak.

Terpopuler

Comments

Ratnasih Wulansari

Ratnasih Wulansari

lanjut

2021-07-22

0

Irma Susanty Sembiring

Irma Susanty Sembiring

wkawka...mantap thor
lanjut

2021-07-12

4

mbuh

mbuh

anjirrr
lanjotttt
tanggung nih

2021-07-12

1

lihat semua
Episodes
1 Sinopsis
2 prolog 1
3 Prolog 2
4 Bab 1: Hari Pernikahan
5 Bab 2: Menunggang Kuda
6 Bab 3 : Sandiwara
7 Bab 4: Pembalasan
8 Bab 5 : Mulai Curiga
9 Bab 6 : Terkuak
10 Bab 7 : Perhatian
11 Bab 8 : Sakit
12 Bab 9 : Pembalasan
13 Bab 10 : Rencana Jahat
14 Bab 11 : Gagal
15 Bab 12 : Barack
16 Bab 13 : Menembak
17 Bab 14 : Pintu Rahasia
18 Bab 15 : Kepergian
19 Bab 16 : Jamuan Minum Teh
20 Bab 17 : Acara Lelang
21 Bab 18 : Tidak Lupa
22 Bab 19 : Malu
23 Bab 20 : Pengintaian
24 Bab 21 : Estafet
25 Bab 22 : Mata-mata
26 Bab 23 : Kepulangan
27 Bab 24 : Tidur terus
28 Bab 25 : Mulai
29 Bab 26 : kobaran Api
30 Bab 27 : Akhir 1
31 Bab 28 : Akhir 2
32 Bab 29 : Selesai
33 Bab 30 : Pesta ulang tahun
34 Bab 31 : Sekutu?
35 Bab 32 : Bubuk Rahasia
36 Bab 33 : Terjebak
37 Bab 34 : dimana kamu?
38 Bab 35 : Terjadi Lagi
39 Bab 36 : Rumor
40 Bab 37 : Santapan
41 Bab 38 : Mendayung ( haredang)
42 Bab 39 : Tamu
43 Bab 40 : Menguping
44 Bab 41 : Bertemu Teman
45 Bab 42 : Berubah
46 Bab 43: Berkas
47 Bab 44 : Esme Chayton
48 Bab 45 : Esme Chayton 2
49 Bab 46 : Kyliee Blackton
50 Bab 47 : Kyliee Blackton 2
51 Bab 48 : Penjemputan Paksa
52 Bab 49: Terbongkar
53 Bab 50: Anggur
54 Bab 51
55 Bab 52
56 Bab 53
57 BAB 54 : TULANG
58 BAB 55 : PANIK
59 BAB 56: LACI
60 BAB 57 : Mulai
61 Bab 58 : menyelinap
62 Bab 59 : Tak Sengaja
63 Bab 60 : Berlawanan
64 bab 61 : Harus Kuat
65 Bab 62 : Kunjungan
66 Bab 63 : Memilih
67 Bab 64 : Seakan Lelah
68 Bab 65 : Ketahuan
69 Bab 66 A: Tertahan
70 Bab 66 B: Tertahan
71 Bab 67 : Buruk
72 Bab 68 : Pengalihan
73 Bab 69 : Berfikir
74 Bab 70 : Menyerah
75 Bab 71 A: Waspada
76 Bab 71 B : Waspada
77 Bab 72: Bebas
78 Bab 73 : Kecewa
79 Bab 74 : bodoh
80 Bab 75 : Amukan
81 Bab 76: Tidak
82 Bab 77 : Egois
83 Bab 78 : menunggu
84 Bab 79: Berharap
85 Bab 80 : Keluar
86 Bab 81 : Dalbert
87 Bab 82 : Masy
88 Bab 83 : Jatuhnya Perbatasan
89 Bab 84 : Permulaan
90 Bab 85 : Panik
91 Bab 86 : Istana
92 Bab 87 : Berhasil Masuk
93 Bab 88 : Tidak Terduga
94 Bab 89 : Tugas
95 Bab 90 : Pertemuan
96 bab 91 : Berat
97 Bab 92 : Ide
98 Bab 93 : Menuju
99 Bab 94 : Putra Mahkota
100 Bab 95 : Nialu
101 Bab 96 : Tordor
102 Bab 97 : Tahanan Kota
103 Bab 97 B: Tahanan Kota
104 Bab 98: Terbongkar
105 Bab 99 : Setia
106 Bab 100 : Pergi
107 Bab 101 : Harapan
108 Bab 102 : Dalbert Kecewa
109 Bab 103 : Dalbert memilih
110 Bab 104 : Akhirnya
111 Bab 105: Ketemu
112 Bab 106 : Berdua
113 Bab 107 : Bunga Yark
114 Bab 108 : Kau bukan Hardwin
115 Bab 109: Bagaimana
116 Bab 110 : Memohon
117 Bab 111: Kesepakatan
118 Bab 112: Mulai Pengobatan
119 Bab 113: Cepu
120 Bab 114 : Sembunyi
121 Bab 115 : Pilihan
122 Bab 116 : Puncak
123 Bab 117 : Selamat Tinggal
124 Bab 118 : Terbuka
125 Bab 119: Terakhir
126 Bab 120: Air Terjun
127 Bab 121: Kesal
128 Bab 122: Kejam
129 Bab 123: Pelajaran
130 Bab 124: Bersalah
131 Bab 125 : Berubah
132 Bab 126 : Cerita
133 Bab 127 : Perjalanan
134 Bab 128: Brian
135 Bab 129 : Rencana Mandiri
136 Bab 130 : Pecah Bayangan
137 Bab 131: Bavaria
138 Bab 132 :Tak menentu
139 Bab 133 : Upaya
140 Bab 134 : Kegilaan
141 Bab 135 : Terbongkar
142 Bab 136 : Bualan
143 Bab 137 : Menghilang
144 Bab 138: Masuk
145 Bab 139 : Bersatu
146 Bab 140: Negosiasi
147 Bab 141: Berbalik
148 Bab 142. Penghujung
149 Bab 143. Sial
150 Bab 144. Malam Pernikahan
151 bab. 145 : Terulang Lagi
152 Bab. 146 : Bukan Akhir
153 Bab. 147 : Bukan Akhir 2
154 Bab148. Pengakuan
155 Bab 149. Wasiat
156 Bab 150. Kacau
157 Bab 151. Naif
158 Bab 152. Terbuka
159 Bab 153. Mengingat
160 Bab 154. Amarah
161 Bab 155. Menguping
162 Bab 156. Pergi
163 Bab 157. Tidak Kuasa
164 Bab 158 : Baik atau benar
165 Bab 159. Baik atau benar 2
166 Bab 160. Keputusan Pangeran Aric
167 Bab 161. Bavaria Bersedih
168 Bab 162. Pertemuan
169 Bab 163. Pemakaman
170 Bab 164. Selalu Tau
171 Bab 165. Ketahuan
172 Bab 166. Pengadilan
173 Bab 167. Perpisahan
174 Bab 168. Istana
175 Bab 169. Pura-pura
176 Bab 170. Berulah lagi
177 Bab 171. Membujuk Terus
178 Bab 172. Berbaikan?
179 Bab 173. Hari Eksekusi
180 Bab 174. Hari Eksekusi 2
181 Bab 175. Gangguan Lagi
182 Bab 176. Kabar Duka
183 Bab 177. Perselisihan
184 Bab 178. Kemungkinan
185 Bab 179. Menyedihkan
186 Bab 180. Memilih Diam
187 Bab 181. Bersandiwara Lagi
188 Bab 182. Menahan
189 Bab 183. Menuju Prosesi
190 Bab 184. Kembali Bertugas
191 Bab 185. Membagi Diri
192 Bab 185. Hari Pemakaman
193 Bab 186. Hari Pemakaman 2
194 Bab 187. Ada Apa dengan Ai
195 Bab 188. Hal Aneh
196 Bab 189. Memantau
197 Bab 190. Kabar Baru
198 Bab 191. Putri Charlotte
199 Bab 192. Menyembunyikan
200 Bab 193. Senjata Istimewa
201 Bab 194. Berbaikan
202 Bab 195. Pil
203 Bab 196. Tawaran
204 Bab 197. Hari Peresmian
205 Bab 198. Menimbang
206 Bab 199. Raja
207 Bab 200. Kepergian
208 Bab 201. Perjanjian
209 Bab 202. Magic
210 Bab 203. Merasa Bersalah
211 Bab 204. Tersadar
212 Bab 205. Liburan (tamat)
213 The Unloved Duchess
Episodes

Updated 213 Episodes

1
Sinopsis
2
prolog 1
3
Prolog 2
4
Bab 1: Hari Pernikahan
5
Bab 2: Menunggang Kuda
6
Bab 3 : Sandiwara
7
Bab 4: Pembalasan
8
Bab 5 : Mulai Curiga
9
Bab 6 : Terkuak
10
Bab 7 : Perhatian
11
Bab 8 : Sakit
12
Bab 9 : Pembalasan
13
Bab 10 : Rencana Jahat
14
Bab 11 : Gagal
15
Bab 12 : Barack
16
Bab 13 : Menembak
17
Bab 14 : Pintu Rahasia
18
Bab 15 : Kepergian
19
Bab 16 : Jamuan Minum Teh
20
Bab 17 : Acara Lelang
21
Bab 18 : Tidak Lupa
22
Bab 19 : Malu
23
Bab 20 : Pengintaian
24
Bab 21 : Estafet
25
Bab 22 : Mata-mata
26
Bab 23 : Kepulangan
27
Bab 24 : Tidur terus
28
Bab 25 : Mulai
29
Bab 26 : kobaran Api
30
Bab 27 : Akhir 1
31
Bab 28 : Akhir 2
32
Bab 29 : Selesai
33
Bab 30 : Pesta ulang tahun
34
Bab 31 : Sekutu?
35
Bab 32 : Bubuk Rahasia
36
Bab 33 : Terjebak
37
Bab 34 : dimana kamu?
38
Bab 35 : Terjadi Lagi
39
Bab 36 : Rumor
40
Bab 37 : Santapan
41
Bab 38 : Mendayung ( haredang)
42
Bab 39 : Tamu
43
Bab 40 : Menguping
44
Bab 41 : Bertemu Teman
45
Bab 42 : Berubah
46
Bab 43: Berkas
47
Bab 44 : Esme Chayton
48
Bab 45 : Esme Chayton 2
49
Bab 46 : Kyliee Blackton
50
Bab 47 : Kyliee Blackton 2
51
Bab 48 : Penjemputan Paksa
52
Bab 49: Terbongkar
53
Bab 50: Anggur
54
Bab 51
55
Bab 52
56
Bab 53
57
BAB 54 : TULANG
58
BAB 55 : PANIK
59
BAB 56: LACI
60
BAB 57 : Mulai
61
Bab 58 : menyelinap
62
Bab 59 : Tak Sengaja
63
Bab 60 : Berlawanan
64
bab 61 : Harus Kuat
65
Bab 62 : Kunjungan
66
Bab 63 : Memilih
67
Bab 64 : Seakan Lelah
68
Bab 65 : Ketahuan
69
Bab 66 A: Tertahan
70
Bab 66 B: Tertahan
71
Bab 67 : Buruk
72
Bab 68 : Pengalihan
73
Bab 69 : Berfikir
74
Bab 70 : Menyerah
75
Bab 71 A: Waspada
76
Bab 71 B : Waspada
77
Bab 72: Bebas
78
Bab 73 : Kecewa
79
Bab 74 : bodoh
80
Bab 75 : Amukan
81
Bab 76: Tidak
82
Bab 77 : Egois
83
Bab 78 : menunggu
84
Bab 79: Berharap
85
Bab 80 : Keluar
86
Bab 81 : Dalbert
87
Bab 82 : Masy
88
Bab 83 : Jatuhnya Perbatasan
89
Bab 84 : Permulaan
90
Bab 85 : Panik
91
Bab 86 : Istana
92
Bab 87 : Berhasil Masuk
93
Bab 88 : Tidak Terduga
94
Bab 89 : Tugas
95
Bab 90 : Pertemuan
96
bab 91 : Berat
97
Bab 92 : Ide
98
Bab 93 : Menuju
99
Bab 94 : Putra Mahkota
100
Bab 95 : Nialu
101
Bab 96 : Tordor
102
Bab 97 : Tahanan Kota
103
Bab 97 B: Tahanan Kota
104
Bab 98: Terbongkar
105
Bab 99 : Setia
106
Bab 100 : Pergi
107
Bab 101 : Harapan
108
Bab 102 : Dalbert Kecewa
109
Bab 103 : Dalbert memilih
110
Bab 104 : Akhirnya
111
Bab 105: Ketemu
112
Bab 106 : Berdua
113
Bab 107 : Bunga Yark
114
Bab 108 : Kau bukan Hardwin
115
Bab 109: Bagaimana
116
Bab 110 : Memohon
117
Bab 111: Kesepakatan
118
Bab 112: Mulai Pengobatan
119
Bab 113: Cepu
120
Bab 114 : Sembunyi
121
Bab 115 : Pilihan
122
Bab 116 : Puncak
123
Bab 117 : Selamat Tinggal
124
Bab 118 : Terbuka
125
Bab 119: Terakhir
126
Bab 120: Air Terjun
127
Bab 121: Kesal
128
Bab 122: Kejam
129
Bab 123: Pelajaran
130
Bab 124: Bersalah
131
Bab 125 : Berubah
132
Bab 126 : Cerita
133
Bab 127 : Perjalanan
134
Bab 128: Brian
135
Bab 129 : Rencana Mandiri
136
Bab 130 : Pecah Bayangan
137
Bab 131: Bavaria
138
Bab 132 :Tak menentu
139
Bab 133 : Upaya
140
Bab 134 : Kegilaan
141
Bab 135 : Terbongkar
142
Bab 136 : Bualan
143
Bab 137 : Menghilang
144
Bab 138: Masuk
145
Bab 139 : Bersatu
146
Bab 140: Negosiasi
147
Bab 141: Berbalik
148
Bab 142. Penghujung
149
Bab 143. Sial
150
Bab 144. Malam Pernikahan
151
bab. 145 : Terulang Lagi
152
Bab. 146 : Bukan Akhir
153
Bab. 147 : Bukan Akhir 2
154
Bab148. Pengakuan
155
Bab 149. Wasiat
156
Bab 150. Kacau
157
Bab 151. Naif
158
Bab 152. Terbuka
159
Bab 153. Mengingat
160
Bab 154. Amarah
161
Bab 155. Menguping
162
Bab 156. Pergi
163
Bab 157. Tidak Kuasa
164
Bab 158 : Baik atau benar
165
Bab 159. Baik atau benar 2
166
Bab 160. Keputusan Pangeran Aric
167
Bab 161. Bavaria Bersedih
168
Bab 162. Pertemuan
169
Bab 163. Pemakaman
170
Bab 164. Selalu Tau
171
Bab 165. Ketahuan
172
Bab 166. Pengadilan
173
Bab 167. Perpisahan
174
Bab 168. Istana
175
Bab 169. Pura-pura
176
Bab 170. Berulah lagi
177
Bab 171. Membujuk Terus
178
Bab 172. Berbaikan?
179
Bab 173. Hari Eksekusi
180
Bab 174. Hari Eksekusi 2
181
Bab 175. Gangguan Lagi
182
Bab 176. Kabar Duka
183
Bab 177. Perselisihan
184
Bab 178. Kemungkinan
185
Bab 179. Menyedihkan
186
Bab 180. Memilih Diam
187
Bab 181. Bersandiwara Lagi
188
Bab 182. Menahan
189
Bab 183. Menuju Prosesi
190
Bab 184. Kembali Bertugas
191
Bab 185. Membagi Diri
192
Bab 185. Hari Pemakaman
193
Bab 186. Hari Pemakaman 2
194
Bab 187. Ada Apa dengan Ai
195
Bab 188. Hal Aneh
196
Bab 189. Memantau
197
Bab 190. Kabar Baru
198
Bab 191. Putri Charlotte
199
Bab 192. Menyembunyikan
200
Bab 193. Senjata Istimewa
201
Bab 194. Berbaikan
202
Bab 195. Pil
203
Bab 196. Tawaran
204
Bab 197. Hari Peresmian
205
Bab 198. Menimbang
206
Bab 199. Raja
207
Bab 200. Kepergian
208
Bab 201. Perjanjian
209
Bab 202. Magic
210
Bab 203. Merasa Bersalah
211
Bab 204. Tersadar
212
Bab 205. Liburan (tamat)
213
The Unloved Duchess

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!