Setelah menyelesaikan masakannya Ai lalu menatanya di atas piring. Beberapa pelayan sudah menghilang karena menu sarapan sudah selesai.
“ Duchess belum bangun?” samar-samar Ai mendengar suara Axton yang mencarinya. Seketika ingatan Ai kembali pada saat pesta, AI tidak datang ke kamar Axton kemarin malam.
“aku bisa menghidangkan ini sebagai permintaan maafku” lirihnya sambil menghias menu sebaik mungkin. Setelah selesai Ai membawa 2 menu di masing-masing tangannya. Dan berjalan mendekati meja makan.
“ kau sudah bangun?” ucap Ai basa-basi. Axton yang kaget akan kehadiran Ai yang mendadak itu hanya menatapnya sambil maniknya membola.
“ kenapa kau begitu kaget?” Ai yang melihat respon berlebihan Axton kembali bertanya.
“ ah tidak, kenapa kau keluar dari arah dapur?” Ai hanya tersenyum singkat. Kemudian meletakkan masakannya di depan Axton.
“ karena aku memasak istimewa untukmu. Sebagai permintaan maafku karena semalam aku ketiduran” Ai menampilkan wajah riangnya. Mendengar kata semalam Axton malah salah tingkah. Dia membenarkan posisi duduknya yang tidak bermasalah.
“ cobalah” dengan mata berbinar Ai meminta Axton mencicipi masakannya.
“ enak,” jawab Axton jujur. Masakan istrinya terasa cocok di lidah Axton.
“ tentu saja, ini adalah makanan harianku ketika berada di Barack “ Ai mengambil tempat duduk dan segera membalik piring.
“ jadi kau memaafkan aku kan?” Ai terus saja mengingatkan Axton akan kejadian semalam. Membuatnya sedikit tidak enak. Axton hanya mengangguk kecil sebagai balasannya.
Sarapan terasa begitu nikmat bagi Ai. Apalagi dengan mood seperti ini, membuat semua masakan terasa lezat.
“ boleh aku berkuda hari ini?” Ai ingin menikmati harinya lebih dalam lagi.
“ tidak” jawab Axton tegas.
“ boleh aku pergi memanah?”
“ tidak”
“ boleh aku menemui temanku?”
“ tidak”
Ai menghembuskan nafas kasar. Semua keinginannya tidak ada yang di perbolehkan. Ai tidak mau mati bosan seharian ini.
“ terus apa yang boleh untukku?” tantang Ai.
“ kau bisa belajar membuat hiasan bunga, menghadiri acara bangsawan atau belanja keperluan rumah” jawab Axton enteng padahal di sampingnya Ai sudah bermuka garang tidak terima dengan pilihan yang di ajukan Axton.
“ aku tidak mau”
“ terus kenapa kau tanya?”
“ aku ingin kegiatan yang menantang bukan membosankan seperti itu” rengek Ai yang tidak di perdulikan Axton.
“ kau ini seorang Duchess, apa perlu selalu ku ingatkan tentang status barumu?” Axton selalu bisa membuat suasana Ai berubah drastis.
“ memangnya kenapa jika Duchess. Apa Duchess tidak boleh berkuda, memanah dan berkunjung?” Axton mulai sakit kepala meladeni keinginan istrinya yang ekstrim itu.
“ sebenarnya apa maumu Duchess Wellington?” Axton mulai kehilangan kesabarannya.
“ aku ingin keluar, bosan di dalam rumah yang sepi ini” Ai mengatakan keinginannya secara umum.
“ kau bisa mulai bercocok tanam di luar” final, Axton meninggalkan meja makan. Tidak mau mendengar rengekan ataupun kekesalan Ai.
“ dasar moster dingin” ejek Ai ketika Axton sudah sedikit jauh dari meja. Ai sebenarnya juga tidak berani mengatai Axton. Hanya saja dia ingin mengatakan kekesalannya.
Karena berbagai larangan yang diberikan Axton, jadi Ai hanya keluar berjalan-jalan di taman depan kediaman. Dia duduk di taman yang indah sembari meneliti beberapa bunga yang sudah dia petik sebelumnya.
Tak berselang lama, Ai melihat kereta kuda Axton berjalan di depan pintu. Sepertinya Axton memiliki agenda di luar. Dilihatnya Brian sedang membersihkan keretanya. Segera saja Ai menghampiri pengawal pribadi suamianya itu.
“ brian, apa Axton akan keluar?” tanya Ai.
“ oh Duchess, iya tuan akan ke barack. Ada beberapa urusan yang penting”
Dari jawaban Brian membuat Ai tersenyum senang, sebuah ide langsung muncul di benaknya.
“ oh begitu, kau sudah selesai membersihkannya?” Ai yang ingin masuk ke kereta tapi melihat Brian menghalangi pintu masuk.
“ sudah Duchess”
Tanpa banyak berbicara Ai segera masuk ke kereta. Dia ingin ikut Axton keluar. Mendengar kata Barack membuatnya ingin kesana. Meskipun barack yang di datangi axton bukanlah Baracknya di desa. Tapi Ai begitu antusias ingin melihat bagaimana rupa Barack kotanya yang katanya besar dan lengkap.
Tak berselang lama, Ai bisa melihat Axton sedang berjalan mendekati kereta. kemudian masuk. Axton begitu kaget melihat Ai yang berada didalam kereta. dengan senyum polosnya menyapa Axton.
“ kenapa kau disini?”Axton belum memperbolehkan Brian menutup pintu.
“ aku ingin menemanimu”
“ tidak, keluar dari sini. Kau lebih baik di rumah Ainsley” Axton tidak tau jika Ai tau dirinya akan ke Barack. Tempat kasar seperti itu tidak cocok dengan istrinya. Axton khawatir jika Ai tidak berfikir dan nekat seperti acara balap kuda itu.
“ tidak aku akan disini” kekeh Ai. Dia bahkan bersedekap memalingkan wajahnya.
Jika sudah begini susah juga menyuruh Ai keluar, apalagi Axton sedang terburu-buru. Akhirnya dengan berat hati Axton menyuruh Brian memulai perjalanan. Ai yang tau jika kereta mulai berjalan, terlihat puas sekali. Sepanjang perjalanan tidak ada percakapan di antara Ai dan Axton. Semuanya sibuk dengan kegiatanya. Ai yang melihat pemandangan dan Axton yang melihat berkas pertemuan nanti. Tak berselang lama kereta berhenti. Brian membuka pintu.
“ wah Barack disini cukup luas ya” komentar Ai ketika melihat lapangan rumput yang ada di tengah bangunan. Bangunanya juga tak kalah banyak. Di beberapa sisi terdapat tempat latihan fisik. Semuanya tertata dan bersih.
“ kau ikut aku ke dalam” Axton menggandeng Ai agar tidak lepas dari pengawasannya. Axton bukannya menghawatirkan Ai terluka, malah sebaliknya dia khawatir Ai akan berinteraksi dengan tentara-tentara yang tidak bisa menjaga sikap bila melihat wanita cantik.
Ai pasrah, ini adalah pertama kalinya Axton menggandeng tangannya dengan erat. Beberapa anggota pertemuan lainnya melihat dan hanya bisa tertuduk. Menyembunyikan senyum jahilnya.
“ duduk disini” mereka berada di aula besar. Duduk di meja panjang yang dapat menampung belasan orang. Axton duduk tepat di samping Ai. Dengan di temani Brian yang berdiri di belakangnya.
“ baiklah pertemuan bisa di mulai” ucap salah satu anggota.
Ai hampir mati kebosanan dalam pertemuan yang tidak dia mengerti. Kemudian maniknya melihat kumpulan beberapa tentara sedang berlatih menembak. Tentu saja Ai lebih tertarik dengan itu. Sedikit demi sedikit mencuri-curi langkah meninggalkan kursi. Tepat ketika Axton menoleh Ai segera mlencing meninggalkan ruangan.
Axton tidak menyadari kepergian Ai karena pembahasan yang begitu penting dan serius. Diluar sama Ai dengan langkah riangnya mendekati kumpulan tentara itu.
“ wahh,, bagus,,” teriak Ai ketika melihat salah satu tentara berhasil menembak mengenai target.
Beberapa tentara lainnya mulai tidak fokus, perhatiannya goyah karena ada sosok wanita cantik yang melihat mereka.
“ kau ingin mencoba?” salah satu tentara memberanikan diri bertanya. Dari semua tentara tidak ada yang mengetahui jika wanita yang menyaksikan mereka adalah istri sang Duke.
“ apa boleh?” tanya Ai ragu-ragu.
“tentu saja” Tentara lainnya ikut menimpali. Jarang sekali ada wanita cantik yang tertarik dengan dunia tembak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Ratnasih Wulansari
lanjut
2021-07-22
0
Irma Susanty Sembiring
wkawka...mantap thor
lanjut
2021-07-12
4
mbuh
anjirrr
lanjotttt
tanggung nih
2021-07-12
1