Pagi harinya setelah sarapan Axton dan Ainslye duduk berdampingan di ruang kerja Axton. Mereka mendiskusikan tentang pesta dansa yang mereka sepakati semalam.
“ aku sudah menentukan tema pesta dansa. Yakni pesta dansa hitam malam, bagaimana menurutmu?” Ainsley menatap Axton yang fokus melihat kertas berpola aneh dari istrinya itu.
“ jadi mereka yang datang diharuskan memakai baju berwarna hitam, begitu?” tanya Axton.
“ benar sekali, untuk bagaimana selanjutnya aku serahkan padamu. Semalaman memikirkan ini kepalaku mendadak pening. Jadi bisakan kau..”
“ iya baiklah” jawab Axton yang sudah mengetahui maksud dari perkataan istrinya itu. Lagipula dia juga tak mau sakit istrinya semakin parah jika harus di paksa memikirkan acara ini.
‘ bagus, jika dia seperti ini terus kurasa hidupku kali ini akan sangat menyenangkan’ batin Ainsley.
“ kau kembalilah, jangan lupa makan obat” Axton tidak melihat senyum kemenangan di bibir Ainsley ketika mendapatkan perhatian darinya.
“ baik” jawabnya ceria. Ketika akan keluar Ainsley berpaspasan dengan Brian yang ada di pintu masuk.
“ Duchess”
“ masuklah Brian” Ainslye meninggalkan ruang itu dengan hati yang gembira. Semuanya berjalan lancar, tanpa Ainsley sadari Axton yang mendengar perkataannya barusan langsung menyadari sandiwara lupa ingatannya.
“ dia begitu berani bermain-main dengan ku” desis marah Axton yang di dengar Brian. Seketika Brian menelan ludahnya kasar, raut Axton begitu menyeramkan. Dia bahkan ragu untuk melanjutkan pertemuan dengan tuannya.
“ bagaimana nyonya?” Milly yang melihat Ainsley yang begitu riang gembira.
“ semuanya berjalan lancar tanpa halangan sedikitpun” jawab Ainsley dengan melangkah ceria memasuki kamarnya.
Brian masih terdiam di depan Axton. Dia masih takut untuk memulai pembicaraan. Kondisi Axton benar-benar terlihat begitu marah.
“ kenapa kau masih disini, pergilah” ucap Axton ketika sadar Brian sedang berdiri di depannya.
“ em, baik tuan” padahal Brian belum mengatakan apapun sudah di suruh pergi. Tapi setidaknya dia bisa selamat lebih cepat.
“ tunggu! “ nafas Brian terhenti, jantung berdegup kencang mendengar teriakan Axton.
“ iya tuan” Brian membalikkan tubuhnya dengan senyum yang di paksakan.
“ bawakan aku sebotol angggur lengkap dengan 2 gelas cantik” Brian bingung dengan permintaan Axton yang acak, tapi dia juga tak berani bertanya.
“ baik tuan” Brian melangkah panjang untuk segera meninggalkan ruang kerja.
Kini waktu sudah siang, Ainslye benar-benar menikmati hidupnya sekarang, dia hanya bermalas-malasan di dalam kamar.
Tok tok
Ainsley menoleh kearah pintu.
“ masuk” dia malas hanya sekedar untuk turun dan membuka pintu.
“ Axton” ainsley bangkit melihat keberadaan Axton apalagi meilhat sesuatu yang berada di kedua tangan suaminya.
“ tak perlu menyambutku, duduklah di sana” tanpa kecurigaan Aisnley duduk di ranjang. Dengan sedikit keheranan melihat Axton menuangkan anggur di gelas. Siang-siang begini suaminya mengajaknya minum anggur, Ai rasa ada sesuatu yang terjadi. Firasatnya terasa tidak enak.
“ kenapa kau terlihat tegang, aku hanya ingin berbincang santai dengan istri baruku” Axton memberikan segelas anggur kepada Ai dan duduk di sebelah istrinya.
“ kau pasti melupakan malam pertama kita, jadi hari ini dengan senang hati aku akan mengulang kembali kenangan manis kita “ Ainslye mulai menggeser tubuhnya menjauh dari Axton. Dia semakin masuk ke tengah ranjang.
“ bukan begitu Ainsley?” Ai bergidik ngeri mengetahui maksud dari ucapan Axton. Dia mencoba menuruni ranjang. Gerakannya kalah cepat dengan Axton, dengan sekali sentakan tubuhnya sudah terbaring. Gelas anggurnya tumpah mengotori ranjang putih itu.
“ a..apa yang ingin kau lakukan?” Ai mulai was-was bagaimana jika Axton bertindak nekat dan memaksanya.
“ kita sudah pernah melakukannya, jadi ini tidak akan terlalu sakit” bisik Axton yang mulai menaiki tubuhnya. Ainslye mendorong dada Axton kuat.
“ kita tidak pernah melakukannya” lirih Ainsley dengan tiba-tiba air matanya keluar, dia paling takut dengan paksaan. Axton melihat raut ketakutan Ainsley mulai melanjutkan aksinya.
“ apa begitu menyenangkan bermain denganku?”
“ apa yang kau maksud?”
“ menurutmu bagaimana? Berpura-pura hilang ingatan. Apakah kau berfikir ini lelucon?” Ainsley seketika terdiam, menyadari jika Axton kini tengah marah akibat ulahnya. Ainsley mulai memikirkan bagaimana caranya agar Axton mau memaafkannya.
“ kenapa? Sudah tau kesalahanmu?” Axton tidak mau bergeser sedikitpun. Mengunci Ainsley di bawahnya.
“ I,,,itu juga karenamu. Jika kau tak menghalangiku aku pasti tidak terjatuh” sangkal Ainslye yang tidak mau kalah.
“ kalau kau tidak nekat mengikuti perlombaan kuda aku juga tidak akan repot-repot menghadangmu” kini giliran Axton yang menyangkal.
“ perlombaan kuda sudah biasa buatku. Menerima uang taruhan yang begitu banyak apalagi” Ainsley kembali keceplosan soal uang taruhan, dia tidak bisa mengontrol dirinya jika tersudutkan seperti ini.
“ oh, jadi karena uang taruhan. Apa kau tidak pernah menerima pelajaran etika?” Axton semakin marah mendengar Ainsley terlibat dalam kegiatan judi. Apalagi perlombaan saat itu banyak di saksikan lelaki-lelaki yang kurang wawasan.
“ tidak kenapa? Sejak kecil aku tinggal di barack, terbiasa bertaruh hanya untuk menyambung hidup, tidak seperti kalian yang sudah kaya sejak lahir” Ainsley merasa harga dirinya disinggung. Wajahnya tidak lagi takut tapi kini ikut marah seperti suaminya. Axton mendengar penjelasan istrinya itu mendadak hati kecilnya tersetil. Tidak seharusnya dia bertanya seperti itu. Karena merasa bersalah Axton menarik tubuhnya menjauh dari ranjang.
“ kenapa? Kau malu? Atau jijik dengan istrimu ini?” reaksi Axton malah lebih melukai hati Ainslye.
“ maafkan aku “ akhirnya kata maaf keluar dari mulut Axton.
“ aku tidak bermaksud menyinggungmu. Tapi lain kali kumohon perhatikan sikap. kau sekarang seorang Duchess. Semua mata tertuju padamu, diluar sana beberapa orang sudah siap menjatuhkanmu” Axton menatap Ainsley sendu. Dia hanya bermaksud baik, Axton tidak ingin orang lain memandang rendah istrinya. Apalagi jika berita ini tersebar, sudah pasti cap wanita nakal akan tertempel pada istrinya.
Ainsley tertunduk mencerna ucapan suaminya. Dia memang tidak berfikir panjang dengan tindakannya saat itu. Seorang wanita 19 tahun, yang hanya berfikir kesenangan hidup. Suasana menjadi hening, Axton memilih pergi dari kamar istrinya. Dia merasa sudah cukup membuat istrinya mengerti tentang status barunya. Tidak salah memang, dari semua wanita yang dia nikahi, memang Ainslye yang berusia paling muda, Axton mulai memakluminya.
Ainslye sedang tidak baik-baik saja setelah pertengakaran itu. Kenangan tentang kehidupannya dulu seolah-olah semakin membuatnya berfikir bahwa dirinya memang tidak cocok menjadi Duchess. Pantas saja masa lalu Axton bahkan tidak sudi menyentuhnya, mungkin karena sebagai wanita tinggal di Barack yang semua penghuninya adalah lelaki. Interaksinya dengan lelaki pasti di pandang buruk oleh mereka. Orang lain tidak akan mengerti penderitaan seorang yatim piatu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
mintil
wajar masih bocah disuruh hadapi kejamnya perebutan tahta. ayo aiii
2022-11-30
0
Dikaa
tidak salah klo Grace bisa mendekati suami mu ai,,,itu disebebkan oleh tingkah laku dan pola pikir mu
2021-11-14
1
Nazilah Muhsin
hahah suka sama sikapnya Ai..she is so cute..
2021-08-23
1