jangan lupa vote dan like yaa..
“ nyonya, bangun.. nyonya,,” samar-samar Ai mendengar suara berisik, bahkan tubuhnya terguncang pelan.
“ emm” guman Ai tak ingin di ganggu.
“ nyonya ini bahkan mendekati siang hari, mari bangun” Milly terus menggoyang tubuh Ai yang sudah berkali-kali tidak dapat membangunkan nyonyanya.
“ sebentar lagi Milly, aku masih sangat mengantuk” Ai mengganti posisi tidurnya. Menarik selimut untuk menutupi terlinganya.
“ nyonya, bangunlah “ Milly terus saja mencoba membangunkan Ai. Hari ini Grace yang merindukan pekerjaanya sudah sedari tadi sibuk mengatur kediaman. Dia bertingkah seolah-olah nyonya kediaman. Hal itu tentu saja membuat Milly ingin segera melaporkannya kepada Ai. Tapi sayang nyonyanya malah asyik tidur.
Selepas menyaksikan kepergian sang suami, Ai rebahan di atas ranjangnya. Tanpa sadar rasa ngantuk menderanya dan tertidur pulas sampai pagi menjelang siang. Ai sudah tau apa yang dirisaukan Milly sedari tadi, Ai sengaja memberikan kebebasan kepada Grace. Dia tidak akan mengulang seperti di masa lalu. Terlalu repot dan iri dengan tingkah Grace yang malah memberikan masalah padanya.
“ nyonya.. ayoo” Milly terus membangunkan Ai setiap lima menit sekali. Lama kelamaan Ai juga terganggu. Akhirnya bangun dengan tatapan tajam kearah Milly.
“ mari nyonya, saya sudah menyiapkan air hangat dan gaun anda” tanpa merasa berasalah Milly menarik tangan Ai. Memaksa nyonya untuk mandi.
“ sudah puas?” tanya Ai yang saat ini sudah rapi dan duduk di sofa. Di depannya sudah terhidang makanan siap santap.
“ hehe, ada hal penting yang harus nyonya tau” Mily mendekati Ai.
“ tentang Grace?” Ai mengambil beberapa menu untuk di makan.
“ nyonya sudah tau?” Milly kaget dengan tebakan Ai yang benar.
“ sudahlah, jangan terlalu kebingungan. Mau bagaimanapun nyonya disini adalah aku” jawab Ai enteng. Kebangkitannya dari kematian membuat Ai menjadi lebih dewasa, tidak mudah terpancing dan terintimidasi seperti dahulu. Apalagi di manipulasi dengan rencana remeh. Tidak, Ai yang kini sudah berubah.
“ panggil dia kemari” Milly dengan sigap langsung melaksanakan perintah Ai.
Tak lama terdengar langkah kaki mendekat.
Tok tok
“ masuklah” teriak Ai.
“ duchess sudah bangun? “ tanya Grace basa-basi. Dia harus menguatkan hati untuk tidak berselisih paham lagi dengan Ai. Rencananya harus berhasil kali ini.
“ seperti yang kau lihat “ Grace masih saja menampilkan senyum ramahnya.
“ aku ingin kau menyusun jadwal pertemuan para wanita bangsawan selama 2 minggu mendatang. Aku tunggu siang ini” ucap Ai serius. Dia tidak akan ambil pusing dengan tingkah semena-mena Grace kepada pelayan dan pekerja di kediaman. Ai sudah memiliki rencana sendiri.
“ pertemuan seperti apa yang Duchess maksud?” Grace pura-pura kebingungan dengan tugas yang diberikan. Dia terlalu malas untuk melayani Ai.
“ aku berfikir kau cukup diandalkan, kini harus kecewa dengan pengetahuanmu yang rendah.” Sindir Ai memanas-manasi Grace.
“ em baik Duchess saya mengerti. Saya akan mulai menyusun jadwalnya “ jawab Grace tenang, padahal dalam hatinya tak henti memaki keangkuhan wanita di depannya.
“ oh ya, ini bawa ke dapur, aku sudah selesai” Grace yang berada di ambang pintu, harus rela balik badan untuk mengangkut se baki makanan. Ai tertawa puas dalam hati.
‘ ini baru permulaan’ batin Ai yang melihat wajah merah padam Grace.
Sesuai dengan keinginan Ai ditangannya sudah ada susunan jadwal pertemuan, mulai dari pesta minum teh, pesta amal dan pertemuan mingguan para wanita bangsawan. Sebagai seorang Duchess tentu saja kehadiarannya akan membawa kehormatan bagi tuan rumah, apalagi mereka tidak akan melewatkan undangan untuknya.
“ bagus, kau boleh pergi” ucap Ai kepada Grace yang sedari tadi berdiri menunggu intruksi dari Ainsley.
“ nyonya berniat menghadiri semua pertemuan itu?” Milly yang melihat ada begitu banyak list agenda, hampir setiap hari Ai harus pergi jika ingin menghadiri pertemuan-pertemuan itu.
“ tentu saja” jawab Ai mantap. Jika dahulu dia sibuk mencari kehormatan dengan menyaingi Grace di kediaman, kali ini tidak. Ai yang sekarang harus lebih pintar. Hanya pelayan yang mengurusi kediaman, dia adalah nyonya. Lebih tepat melakukan kegiatan berfoya-foya dan menarik bangsawan lain.
Hari ini pertemuan pertamanya, Ai sudah bersiap menggunakan gaun sederhan namun elegan untuk menghadiri pertemuan mingguan di kediaman Baroness Dale, keluarga bangsawan yang memiliki perkebunan anggur.
“ milly kau ikutlah kemanapun aku pergi” Milly mengangguk senang.
“ kau urus rumah dengan baik, Grace” Grace yang dongkol hanya bisa mengangguk ramah. Belum saatnya dia membuka topengnya.
Pertemuan ini terlihat begitu sederhana, namun dibaliknya para bangsawan sosialita menjadikan pertemuan ini sebagai ajang pamer perhiasan. Ai yang tau sudah mempersiapkan diri. Dia tidak banyak memakai perhiasan hanya saja perhiasan yang dia pakai adalah stok terbatas dengan harga fantastis.
“ Duchess, suatu kehormatan bagi kami. Anda berkenan hadir di gubuk sederhana kami” sapa nyonya Gresy sang tuan rumah.
“ tidak perlu seperti itu Baroness, aku ingin menjalin hubungan yang baik dengan para wanita bangsawan Bavaria “ jawab Ai penuh keanggunan.
Semua bangsawan yang hadir mulai mengambil hati sang Duchess Wellington. Melihat betapa mewahnya perhiasan Ai membuat mereka yakin jika di depan mereka bukan wanita biasa. Berbeda dengan rumor yang mengatakan jika Duchess adalah wanita bar-bar tak tau etika. Disini perilaku Ai yang anggun dan elegan menepis rumor buruknya.
Baru sekejab Ai sudah sangat akrab dengan tuan rumah beserta tamu lainnya. Meksipun sedikit bersandiwara namun nyatanya Ai begitu mudah diterima oleh mereka. Mau bagaimanapun status sosial dan harta begitu mempengaruhi perlakuan orang lain pada Ai.
“ Duchess saya dengar anda mahir menunggang kuda?” tanya salah satu wanita yang masih muda.
“ ah itu, tentu saja. Kuda adalah simbol kekuatan, sebagai wanita kalangan atas tentu tidak boleh terlihat lemah bukan. Menunggang kuda bisa membuat penampilan kita jauh lebih menarik. Kalian bisa mencobanya” Ai mulai mengarang dan sesumbar dengan pengetahuan kecilnya.
“ ah iya, saya baru menyadarinya sekarang” bangsawan lain ikut menimpali.
“ aku juga pernah melihat ratu Briana menunggang kuda saat melewati taman, ternyata seperti itu filosofinya”
‘ ternyata mudah sekali membohongi mereka’ ucap Ai dalam hati.
Kini para bangsawan mulai memandang Ai sebagai wanita terhormat, pantas saja sang Duke menerimanya sebagai istri. Pemikiran Duchess begitu dalam dan berbeda.
Acara jamuan terus bergulir, Ai masih menjadi tokoh utama dalam pertemuan itu. Bahkan beberapa wanita memintanya memberikan saran terkait bagaimana caranya menjadi wanita elegan. Sungguh, sebenarnya Ai ingin tertawa mendengar pertanyaan wanita itu, darimana bisa kata elegan menempel padanya. Yang semejak usia 10 tahun tinggal di Barack. Ai hanya bersandiwara sambil mengingat penjelasan dari kakak tirinya dan ocehan Axton waktu itu. Ternyata wanita disini langsung mempercayainya.
‘ mudah sekali mengecoh mereka’ batin Ai puas. Milly yang beberapa kali mendengar penjelasan Ai juga tidak menyadari sedikitpun bahwa semuanya adalah bualan nyonyanya saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Nurmiahana Nana
bagus semangat AI jangan mau kalah dgn nenek lampir hehehe 😉
2022-02-17
0
Enny B. Gaman
ngakak... hanya bualan saja...
2021-08-27
0
Susy Siahaan
keren
2021-07-16
2