Dengan kekalutan dan keputus asaanya, kamar Ainsley terbuka. Disana sudah ada Grace dengan perut buncitnya membawa sebuah kotak. Dengan langkah anggun masuk dan langsung duduk di sofa.
“ ini hadiah dari Axton. Kau pasti tahu maksudnya” Ai beranjak mendekati kotak yang berada di atas meja. Grace hanya tersenyum meremehkan. Dia merasa sudah menang dalam konflik cinta ini. Sebentar lagi dia pasti akan mencapai cita-citanya.
“ kau bisa memikirkan hari baiknya” kemudian Grace pergi meninggalkan Ai. Perlahan dibukanya kotak itu. Mata Ai terbelalak melihat isinya.
“ kau benar-benar tak ingin perceraian, “ AI tertawa penuh kesedihan. Air matanya turun diiringin tawaan sumbang. Sebuah pistol. Suaminya memberinya pistol setelah dia meminta perceraian. Sunggu memilukan.
Ai mundur, karena langkahnya yang lemah membuatnya tersandung dan langsung jatuh terduduk di lantai. Kini tangisnya semakin pecah.
“ kau lihat ayah ibu, menantumu benar-benar berbakti. Dia ingin keluarga kita bersatu kembali “lirih Ai.
Besok adalah hari peringatan pernikahannya. Usia pernikahannya bahkan baru satu tahun tapi rasanya penderitaan ini begitu lama Ai rasakan. Ai akan mmberikan kado terbaik yang takkan pernah Axton lupakan pastinya.
Pagi ini Ai bangun dengan semangatnya memulai beraktifitas. Ai sudah mempersiapkan rencana perayaan kecilnya dengan sang Duke. Para pelayan sudah mulai sibuk mengikuti perintah nyonyanya.
Setelah membereskan masalah makanan, kini Ai bersiap untuk keluar membeli gaun yang terindah. Ai tak ingin melewatkan malam ini dengan biasa-biasa saja
“ nyonya sudah akan pergi?” tanya Milly. Seorang pelayan yang sudah dianggap saudara oleh Ai. Hanya Milly yang begitu tulus memperhatikannya.
“ iya Milly. Kau ikutlah aku akan memberimu hadiah.”
Kedua wanita itu menaiki kereta dan pergi ke sebuah toko baju ternama. Menikmati waktu untuk memilih gaun. Setelah cukup lama akhirnya Ai menemukan gaun yang cocok dengan perayaannya. Tak lupa ia juga membelikan Milly gaun yang tak kalah bagus juga.
“ tidak nyonya ini terlalu berlebihan” tolak Milly begitu tau sang nyonya membeliknnya gaun pesta yang indah.
“ tak apa. Mungkin ini kali terakhir aku memberimu hadiah” cegah Ai. Mily merasa sedikit ganjal mendengar jawaban Duchess tapi dianggapnya angin lalu.
“ terimakasih nyonya anda begitu baik.” Mereka saling berpelukan.
Sesampainya di rumah wantuk sudah sangat sore. Ai bergegas mempersiapkan diri. Malam akan segera datang, ini mengartikan jika perayaan akan segera di mulai. Hanya perayaan kecil di kediaman itu. Tak mengundag siapapun. Memang ini adalah kemauan Ainsley.
“ anda terlihat sangat cantik nyonya” puji Milly saat tatanan Ai suah selesai.
“kau turunlah dulu, aku akan menyusul” ucap Ai. Tepat saat Milly keluar dia membawa benda yang menjadi alasan dia mempersiapakan perayaan ini. Meski tangan Ai tidak berhenti bergetar karena ketakutan dengan rencana yang akan di laksanakan tapi tak bisa menyurutkan niatnya. Dengan langkah yakin Ai berjalan munuju taman samping, tempat diadakannya pesta. Disana sudah ada sang Duke beserta gundiknya, lady Bart. Dengan tatapan tak suka, Grace menggandeng lengan Axton. Ai hanya bisa tersenyum tipis. Dia sudah terbiasa dengan pemandangan ini.
“ maaf sudah membuat kalian menunggu”
Axton terpana dengan penampilan Ai. Gaun berwarna putih begitu elegan dan membuat teringat saat pesta pernikahannya. Ai menatap Axton lama. Mengamati suami tercintanya untuk terakhir kali. Pandangan mereka saling bertemu, meski terasa adanya getaran dalam hati masing-masin, tapi mereka tidak bisa mengungkapkannya.
“ kau lama sekali, apa kau sengaja membuat wanita hamil ini kelelehan?” jawab Grace membuat suasana menjadi canggung.
“ mari kita mulai saja makan malamnya”
Ada sebuah meja yang penuh dengan hidangan mewah. Hidangan yang sama dengan hidangan pesta pernikahannya. Ai sengaja merencanakan hal ini. Berharap bisa menggugah hati suaminya. Makan malam berjalan lancar sekarang waktunya Ai berpidato. Sepanjang acara Axton mencuri-curi pandangan ke aarah istrinya itu. Kecantikan Duchess begitu menggodanya malam ini.
“ aku berterima sekali atas kesediaan Duke untuk menghadiri perayaan pernikahan kita. Setahun sungguh waktu yang lama sekali jika dijalani penuh penderitaan. Apalagi dengan hadiah pernikahan yang Duke berikan.” Ai mengambil pistol yang dia sembunyikan di balik gaunnya. Hal itu ukses membuat jantung Axton terhenti. Apa maksud dari hadiaah yang di ucapakan istrinya itu.
“ sejak awal pernikahan aku begitu mencintaimu. Mengabaikan segala isu-isu buruk tentangmu. Tapi sayang sepertinya cintaku tak terbalas.”
“ duchess hentikan pembicaraan ini” Axton sudah siap meninggalkan acara. Tapi dengan sigap Ai mengarahkan pistol itu ke Axton, membuatnya terhenti.
“ duduklah, aku belum selesai” tak yang berani menolak. Bahkan Grace ketakutan tak menyangkaa jika rencananya berakhir seperti ini.
“perselingkuhan yang kau lakukan cukup menambah kepahitan hidup yang ku jalani. Kurasa takdir begitu tak adil denganku. Kasihan sekali bukan, kau bahkan tak pernah sudi menyentuhku. “ tangis Ai semakin deras. Beberapa pelayan tak berani bergerak, mereka terlalu sayang dengan nyawanya.
“ kini aku tak perlu merasakan semua penderitaan ini” arah pistol berganti. Ai meletakan tepat di pelipisnya. Jantung Axton semakin tak karuan. Dia mulai berjalan mendekati istrinya. berniat merebut pistol yang menjadi sumber ketakutannya.
“ berhenti “ Axton diam. Tak ingin membuat Ai semakin nekat.
“ Ai, jangan lakukan. Kita bisa bicara baik-baik” rayu Axton. Hal itu malah membuat sudut bibir Ai tertarik, menyeringai.
“ selama ini kurang baik apa aku padamu Axton!. Aku tak pernah pergi saat tau Grace hamil karenamu, bahkan mengizinkannya tinggal disini. Tapi apa yang kudapat? Kau malah menuduhku besekongkol melakukan penghianatan, belum lagi kau tak pernah sedikitpun memperhatikan aku. Semua kecuriganmu dan keangkuhanmu sudah aku rasakan semuanya. Kini aku ingin kau menyesal “ Axton terdiam, membenarkan semua hal yang dia dengar. Axton baru menyadari jika dia sudaah terlalu kejam paada Ai. Axton sungguh kecewa dengan dirinya sendiri.
“ selamat tinggal”
Dorr..
Semua orang tak percaya dengan apa yang di lihat. Terlebih Axton. Melihat istrinya jatuh karena luka tembak. Bunuh diri di depan matanya. Secepatnya Axton segera belari membawa sang sitri daalam dekapannya. Gaun putih itu kini sudah memiliki warna lain. Merah darah.
“ tidak Ai, bangunlah. Bangunlah sayang. Ku mohon maafkan aku. Aku berjanji akan mulai memperhatikanmu lagi. Ku mohon bangunlah “ Axton menepuk pelan pipi istrinya. Berharap mata itu terbuka kembali.
“ maafkan aku, aku bersalah padamu. Ku mohon” namun mau seberapapun banyaknya Axton meminta maaf, mata itu takkan terbuka. Ai sudah berhasil membuat Axton menyesal bahkan begitu merasa bersalah. Jauh dari sama Grace meyembunyikan senyum bahagianya. Rencana berhasil dengan mulus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
astri rory ashari
Grace..gw sumpahin lu jd pergedel...cuiighh gw eneq sama lu😣
2021-08-25
0
Setyawati
jahat, ga takut karma
2021-07-23
0
Irmha febyollah
aq tuch benci banget sama pelakor.. soal nya pelakor tu sandiwara nya handal banget. tapi tak apalah semoga ada balasan nya
2021-07-20
0