Bab 3 : Sandiwara

Axton berjalan mondar-mandir di depan kamar Ai. Dia sudah memanggil dokter keluarga untuk mengecek keadaan Ai. Axton begitu takut, melihat bagaimana kuda itu menjatuhkan istrinya dengan keras. Bagian yang terluka adalah bagian vital. Jantung Axton tak berhenti berdetak keras, was -was bila istrinya mengalami cidera serius.

Grace yang mendengar kabar jatuhnya Ainsley dari kuda terlihat senang, dia bahkan berdoa agar Duchess mengalami luka yang parah. Jadi dia tak perlu repot-repot menyingkirkannya dari kediaman.

“ Duke anda sebaiknya tidak perlu khawatir, dokter Lyne pasti mengobati Duchess dengan baik “ ucap Grace mencoba mengalihkan perhatian Axton.

“ dia terjatuh begitu keras, bagaimana aku tidak khawatir”

“ duke mungkin anda bisa makan siang terlebih dahulu sembari menunggu dokter Lyne selesai memeriksa” Grace tak menyerah, terus membujuk Axton agar meninggalkan Duchess sendirian.

“ tidak perlu, aku akan tetap disini”

Dokter keluar dari kamar Ainsley, Axton segera mendekatinya.

“ bagaimana kondisinya? Apa benturannya parah? Apa ada tulang yang patah?” Axton langsung memberondong dokter Lyne dengan sederet pertanyaan.

“ sebentar saya jelaskan dulu, Duchess masih belum sadar. Setelah saya cek Duchess tidak mengalami luka luar selain di telapak tangannya yang sedikit tergores dan tidak ada tulang yang patah. Saya hanya khawatir adanya pendarahan dalam. Lebih baik kita tunggu Duchess sadar, baru bisa tau apa yang terjadi pada tubuhnya” jelas dokter Lyne.

Axton mengembuskan nafas sejenak, penjelasan dokter Lyne belum bisa meredam rasa khawatinya.

“ baiklah, kau boleh pergi” Axton meninggalkan dokter Lyne begiru saja, dan masuk ke kamar Ai untuk melihat kondisi istrinya.

Grace yang melihat bagaimana Axton begitu khawatir dengan nyonya barunya ini membuat hatinya panas. Tapi dia juga tak bisa melakukan apa-apa. Grace lalu mengantar dokter Lyne pergi. Setelah itu dia pergi ke dapur. Mengambil air putih dan meminumnya dalam satu kali teguk. Grace mencoba mengendalikaan amarahnya. Jangan sampai Axton curiga atau bahkan mengetahui perasaanya.

Didalam kamar Axton duduk diranjang, mengelus kepala Ai pelan. Dia mengangkat tangaan Ainsley dan melihat luka goresan yang sudah diobati. Bayangan kejadian jatuh langsung terlintas di benaknya.

“ semoga kau baik-baik saja” lirih Axton. Dia tidak tega melihat kondisi Ainsley kemudian pergi dari kamar setelah menyuruh Milly berjaga disana.

Hari mulai malam, perlahan Ai membuka matanya.

“ kepalaku” irihnya sambil memegang kepalanya. Milly yang mendengar suara langsung mendekati ranjang Ainsley.

“ nyonyaa sudah bangun?” Milly tampak kegirangan melihat hal ini.

“ aku kenapa?” tanya Ainsley masih belum sepenuhnya sadar.

“ anda terjatuh dari kuda, nyonya” Ainsley memejamkan mata sejenak, tak lama kemudian dia mengingat kejadian sebelumnya.

‘semua ini gara-gara Axton’ ucapnya dalam hati. Terlintas sebuah ide untuk membalaskan rasa sakit ini.

“ kuda? Kenapa aku bisa terjatuh?” Milly tampak bingung menjelaskanya karena dia sendiri tidak tau kronologinya.

“ saya akan panggilkan Duke “ Milly keluar dari kamar. Ai menaikkan sudut bibirnya, dia tidak akan membiarkan masalah ini lewat begitu saja. Tak lama kemudian Ai mendengar suara langkah kaki mendekat. Ainsley mulai menyiapkan diri.

“ Ainsley, akhirnya kau terbangun. Apa kau merasakan sakit di tubuhmu?” Axton tampak begitu cemas.

“ siapa kau?” Ainsley menatap Axton ketakutan. Bahkan menarik tangannya yang di gengam Axton.

“ aku suamimu. Kau lupa?” kecemasan dalam diri Axton bertambah beberapa kali lipat. Mengetahui Ai tidak dalam kondisi baik.

“ suamai? Aku belum menikah” mendengar jawaban Ai, Axton berdiri dari ranjang, menyugar rambutnya kebelakang. Ai begitu puas melihat kebingungan dan kecemasan Axton.

‘rasakan itu, siapa suruh menghentikan perlombaan. Jika bukan karena ulahmu, aku sudah memenangkan taruhan dan menikmatinya.’ Ai berpua-pura semakin ketakutan.

“ kau berniat jahat padaku? Katakan aku dimana sekarang, apa yang kau mau?” Ai mencoba bangkit tapi dia sedikit kesusahan.

“ jangan banyak bergerak, aku bukan orang baik. Eh maksudku aku bukan orang jahat. Kau berbaring saja. Aku akan pergi memanggil dokter” Axton yang melihat ketakutan di wajah Ai membuatnya salah ucap karena gugup. Milly yang melihat parahnya kondisi Ainsley mulai terisak.

“ kau jagalah dia” ucap Axton segera pergi dari kamar. Dengan langkah panjang menuruni tangga.

“ Brian..!!” teriak Axton sepanjang menuruni tangga. Brian yang berada di lantai bawah, tergopoh-gopoh menaiki tangga menyusul Axton.

“ iya Duke,?”

“ panggil Lyne kemari, katakan Duchess sudah sadar” Brian yang ketakutan segera melenggang pergi. Dalam hatinya Bian menggerutu kenapa dia hari ini sial sekali.

“ baru hari ini Duke begitu mengesalkan, selalu marah tidak jelas” guman Brian sepanjang perjalanan menjemput Lyne.

Tok tok

“ dokter Lyne?” begitu sampai di pintu masuk rumah Lyne.

“ ah iya” setelah bberapa saat baru terdengar sautan dari dalam.

“ Brian, ada masalah apa?” Lyne mengerutkan keningnya, baru saja dia kembali, sekarang kediaman Duke menjemputnya lagi.

“ Duchess sudah sadar, Duke meminta anda memeriksanya”

“ apa terjadi sesuatu yang buruk ?” Lyne mulai memikirkan kemungkinan buruk yang terjadi pada Duchess mengingat menurut penuturan Duke posisi terjatuhnya mengenai daerah vital.

“ tidak tau dokter, tapi Duke terlihat begitu cemas. Saya bahkan terkena kemarahannya” Brian mengutarakan kekesalan yang melingkupi hatinya sepanjang perjalanan.

“ aku akan bersiap, tunggu sebentar”

Di kediaman, Axton tak henti-hentinya mengetuk kakinya di depan pintu masuk. Menunggu dokter Lyne terasa begitu lama. Dia takut keadaan Ai semakin parah. Semua pelayan terlihat keheranan baru kali ini meilhat Duke begitu menghawatirkan seseorang, mereka ikut merasa senang. Akhirnya tuannya bisa perhatian dengan nyonya. Lain halnya dengan Grace, melihat keadaan ini sepanjang hari membuat moodnyaa buruk. Dia semakin membenci Ainsley, dia bahkan mulai menyusun rencana untuk membuat Axton membenci istrinya.

“ dokter Lyne cepat masuk” begitu tau kereta kuda berhenti. Membuat Lyne terburu-buru menuruni tangga kereta, untung saja Brian memegangi tubuhnyaa ketika tergelincir anak tangga.

“ terimakasih” ucap Lyne.

“ berhati-hatilah, Duke sedang emosi” bisik Brian kepada Lyne.

Memasuki kamar Ai, disana terlihat Milly yang masih menagis di samping Ainslye yang dengan tatapan polosnya mengamati tingkah Axton.

“ dia tak mengingat apapun” jelas Axton yang melihat Lyne mendekati Ai.

“ kamu siapa?” tanya AI dengan nada ketakuatan.

“ tenang ya, saya akan memeriksa anda sebentar” Ai mulai tenang dan menjadi gadis penurut. Lyne memeriksa nadi, kondisi mata dan suhu tubuh. Tidak ada yang serius. Bahkan saat Lyne menekan beberapa bagian di punggung dan kelapa belakang, Ai tidak mengaduh sakit. Hal ini mengartikan tidak ada cidera serius. Tapi kenapa pasiennya hilang ingatan. Bagiamana dia menjelaskan pada Duke.

“ bagaimana ?” Lyne mulai gugup tidak berhasil menemukan penyebab kenapa Duchess seperti ini.

“ kemungkinan benturannya menganggu otak, jadi Duchess mengalami penurunan fungsi ingatan. Jika beberapa hari masih seperti ini mungkin kita bisa membawanya ke rumah sakit. Untuk saat ini saya akan memberinya resep untuk memacu kondisi tubuhnya agar cepat sehat “ Lyne menjelaskan sesuatu yang dia karang.

‘ semoga Duke tidak curiga dengan penjelasanku yang sedikit aneh ini’ batin Lyne.

“ baiklah, kau berikan pada Brian resepnya”

“ saya permisi” Lyne menghembuskan nafas lega, akhirnya dia terbebas.

Melihat Brian yang siap dengan kereta, Lyne langsung menaikinya. Didalam kereta dia menuliskan resep yaang sebenarnya hanya penambah nafsu makan.

“ ini resep obat Duchess, aku sarankan kau segera membelinya” ucap Lyne ketika sampai di depan rumahnya.

“ dan kau benar, Duke dalam kondisi emosi. Baru kali ini wajah Duke begitu menyeramkan” lanjut Lyne sebelum akhirnya turun dari kereta.

Terpopuler

Comments

Angelina Sitinjak

Angelina Sitinjak

up thor semangattt

2022-11-01

0

Rina Y

Rina Y

baru kali ini dokter buat vonis pasien kok ngarang

2022-09-15

0

Dikaa

Dikaa

berharap MC nya tegas,,,pintar dan pemberani

2021-11-14

0

lihat semua
Episodes
1 Sinopsis
2 prolog 1
3 Prolog 2
4 Bab 1: Hari Pernikahan
5 Bab 2: Menunggang Kuda
6 Bab 3 : Sandiwara
7 Bab 4: Pembalasan
8 Bab 5 : Mulai Curiga
9 Bab 6 : Terkuak
10 Bab 7 : Perhatian
11 Bab 8 : Sakit
12 Bab 9 : Pembalasan
13 Bab 10 : Rencana Jahat
14 Bab 11 : Gagal
15 Bab 12 : Barack
16 Bab 13 : Menembak
17 Bab 14 : Pintu Rahasia
18 Bab 15 : Kepergian
19 Bab 16 : Jamuan Minum Teh
20 Bab 17 : Acara Lelang
21 Bab 18 : Tidak Lupa
22 Bab 19 : Malu
23 Bab 20 : Pengintaian
24 Bab 21 : Estafet
25 Bab 22 : Mata-mata
26 Bab 23 : Kepulangan
27 Bab 24 : Tidur terus
28 Bab 25 : Mulai
29 Bab 26 : kobaran Api
30 Bab 27 : Akhir 1
31 Bab 28 : Akhir 2
32 Bab 29 : Selesai
33 Bab 30 : Pesta ulang tahun
34 Bab 31 : Sekutu?
35 Bab 32 : Bubuk Rahasia
36 Bab 33 : Terjebak
37 Bab 34 : dimana kamu?
38 Bab 35 : Terjadi Lagi
39 Bab 36 : Rumor
40 Bab 37 : Santapan
41 Bab 38 : Mendayung ( haredang)
42 Bab 39 : Tamu
43 Bab 40 : Menguping
44 Bab 41 : Bertemu Teman
45 Bab 42 : Berubah
46 Bab 43: Berkas
47 Bab 44 : Esme Chayton
48 Bab 45 : Esme Chayton 2
49 Bab 46 : Kyliee Blackton
50 Bab 47 : Kyliee Blackton 2
51 Bab 48 : Penjemputan Paksa
52 Bab 49: Terbongkar
53 Bab 50: Anggur
54 Bab 51
55 Bab 52
56 Bab 53
57 BAB 54 : TULANG
58 BAB 55 : PANIK
59 BAB 56: LACI
60 BAB 57 : Mulai
61 Bab 58 : menyelinap
62 Bab 59 : Tak Sengaja
63 Bab 60 : Berlawanan
64 bab 61 : Harus Kuat
65 Bab 62 : Kunjungan
66 Bab 63 : Memilih
67 Bab 64 : Seakan Lelah
68 Bab 65 : Ketahuan
69 Bab 66 A: Tertahan
70 Bab 66 B: Tertahan
71 Bab 67 : Buruk
72 Bab 68 : Pengalihan
73 Bab 69 : Berfikir
74 Bab 70 : Menyerah
75 Bab 71 A: Waspada
76 Bab 71 B : Waspada
77 Bab 72: Bebas
78 Bab 73 : Kecewa
79 Bab 74 : bodoh
80 Bab 75 : Amukan
81 Bab 76: Tidak
82 Bab 77 : Egois
83 Bab 78 : menunggu
84 Bab 79: Berharap
85 Bab 80 : Keluar
86 Bab 81 : Dalbert
87 Bab 82 : Masy
88 Bab 83 : Jatuhnya Perbatasan
89 Bab 84 : Permulaan
90 Bab 85 : Panik
91 Bab 86 : Istana
92 Bab 87 : Berhasil Masuk
93 Bab 88 : Tidak Terduga
94 Bab 89 : Tugas
95 Bab 90 : Pertemuan
96 bab 91 : Berat
97 Bab 92 : Ide
98 Bab 93 : Menuju
99 Bab 94 : Putra Mahkota
100 Bab 95 : Nialu
101 Bab 96 : Tordor
102 Bab 97 : Tahanan Kota
103 Bab 97 B: Tahanan Kota
104 Bab 98: Terbongkar
105 Bab 99 : Setia
106 Bab 100 : Pergi
107 Bab 101 : Harapan
108 Bab 102 : Dalbert Kecewa
109 Bab 103 : Dalbert memilih
110 Bab 104 : Akhirnya
111 Bab 105: Ketemu
112 Bab 106 : Berdua
113 Bab 107 : Bunga Yark
114 Bab 108 : Kau bukan Hardwin
115 Bab 109: Bagaimana
116 Bab 110 : Memohon
117 Bab 111: Kesepakatan
118 Bab 112: Mulai Pengobatan
119 Bab 113: Cepu
120 Bab 114 : Sembunyi
121 Bab 115 : Pilihan
122 Bab 116 : Puncak
123 Bab 117 : Selamat Tinggal
124 Bab 118 : Terbuka
125 Bab 119: Terakhir
126 Bab 120: Air Terjun
127 Bab 121: Kesal
128 Bab 122: Kejam
129 Bab 123: Pelajaran
130 Bab 124: Bersalah
131 Bab 125 : Berubah
132 Bab 126 : Cerita
133 Bab 127 : Perjalanan
134 Bab 128: Brian
135 Bab 129 : Rencana Mandiri
136 Bab 130 : Pecah Bayangan
137 Bab 131: Bavaria
138 Bab 132 :Tak menentu
139 Bab 133 : Upaya
140 Bab 134 : Kegilaan
141 Bab 135 : Terbongkar
142 Bab 136 : Bualan
143 Bab 137 : Menghilang
144 Bab 138: Masuk
145 Bab 139 : Bersatu
146 Bab 140: Negosiasi
147 Bab 141: Berbalik
148 Bab 142. Penghujung
149 Bab 143. Sial
150 Bab 144. Malam Pernikahan
151 bab. 145 : Terulang Lagi
152 Bab. 146 : Bukan Akhir
153 Bab. 147 : Bukan Akhir 2
154 Bab148. Pengakuan
155 Bab 149. Wasiat
156 Bab 150. Kacau
157 Bab 151. Naif
158 Bab 152. Terbuka
159 Bab 153. Mengingat
160 Bab 154. Amarah
161 Bab 155. Menguping
162 Bab 156. Pergi
163 Bab 157. Tidak Kuasa
164 Bab 158 : Baik atau benar
165 Bab 159. Baik atau benar 2
166 Bab 160. Keputusan Pangeran Aric
167 Bab 161. Bavaria Bersedih
168 Bab 162. Pertemuan
169 Bab 163. Pemakaman
170 Bab 164. Selalu Tau
171 Bab 165. Ketahuan
172 Bab 166. Pengadilan
173 Bab 167. Perpisahan
174 Bab 168. Istana
175 Bab 169. Pura-pura
176 Bab 170. Berulah lagi
177 Bab 171. Membujuk Terus
178 Bab 172. Berbaikan?
179 Bab 173. Hari Eksekusi
180 Bab 174. Hari Eksekusi 2
181 Bab 175. Gangguan Lagi
182 Bab 176. Kabar Duka
183 Bab 177. Perselisihan
184 Bab 178. Kemungkinan
185 Bab 179. Menyedihkan
186 Bab 180. Memilih Diam
187 Bab 181. Bersandiwara Lagi
188 Bab 182. Menahan
189 Bab 183. Menuju Prosesi
190 Bab 184. Kembali Bertugas
191 Bab 185. Membagi Diri
192 Bab 185. Hari Pemakaman
193 Bab 186. Hari Pemakaman 2
194 Bab 187. Ada Apa dengan Ai
195 Bab 188. Hal Aneh
196 Bab 189. Memantau
197 Bab 190. Kabar Baru
198 Bab 191. Putri Charlotte
199 Bab 192. Menyembunyikan
200 Bab 193. Senjata Istimewa
201 Bab 194. Berbaikan
202 Bab 195. Pil
203 Bab 196. Tawaran
204 Bab 197. Hari Peresmian
205 Bab 198. Menimbang
206 Bab 199. Raja
207 Bab 200. Kepergian
208 Bab 201. Perjanjian
209 Bab 202. Magic
210 Bab 203. Merasa Bersalah
211 Bab 204. Tersadar
212 Bab 205. Liburan (tamat)
213 The Unloved Duchess
Episodes

Updated 213 Episodes

1
Sinopsis
2
prolog 1
3
Prolog 2
4
Bab 1: Hari Pernikahan
5
Bab 2: Menunggang Kuda
6
Bab 3 : Sandiwara
7
Bab 4: Pembalasan
8
Bab 5 : Mulai Curiga
9
Bab 6 : Terkuak
10
Bab 7 : Perhatian
11
Bab 8 : Sakit
12
Bab 9 : Pembalasan
13
Bab 10 : Rencana Jahat
14
Bab 11 : Gagal
15
Bab 12 : Barack
16
Bab 13 : Menembak
17
Bab 14 : Pintu Rahasia
18
Bab 15 : Kepergian
19
Bab 16 : Jamuan Minum Teh
20
Bab 17 : Acara Lelang
21
Bab 18 : Tidak Lupa
22
Bab 19 : Malu
23
Bab 20 : Pengintaian
24
Bab 21 : Estafet
25
Bab 22 : Mata-mata
26
Bab 23 : Kepulangan
27
Bab 24 : Tidur terus
28
Bab 25 : Mulai
29
Bab 26 : kobaran Api
30
Bab 27 : Akhir 1
31
Bab 28 : Akhir 2
32
Bab 29 : Selesai
33
Bab 30 : Pesta ulang tahun
34
Bab 31 : Sekutu?
35
Bab 32 : Bubuk Rahasia
36
Bab 33 : Terjebak
37
Bab 34 : dimana kamu?
38
Bab 35 : Terjadi Lagi
39
Bab 36 : Rumor
40
Bab 37 : Santapan
41
Bab 38 : Mendayung ( haredang)
42
Bab 39 : Tamu
43
Bab 40 : Menguping
44
Bab 41 : Bertemu Teman
45
Bab 42 : Berubah
46
Bab 43: Berkas
47
Bab 44 : Esme Chayton
48
Bab 45 : Esme Chayton 2
49
Bab 46 : Kyliee Blackton
50
Bab 47 : Kyliee Blackton 2
51
Bab 48 : Penjemputan Paksa
52
Bab 49: Terbongkar
53
Bab 50: Anggur
54
Bab 51
55
Bab 52
56
Bab 53
57
BAB 54 : TULANG
58
BAB 55 : PANIK
59
BAB 56: LACI
60
BAB 57 : Mulai
61
Bab 58 : menyelinap
62
Bab 59 : Tak Sengaja
63
Bab 60 : Berlawanan
64
bab 61 : Harus Kuat
65
Bab 62 : Kunjungan
66
Bab 63 : Memilih
67
Bab 64 : Seakan Lelah
68
Bab 65 : Ketahuan
69
Bab 66 A: Tertahan
70
Bab 66 B: Tertahan
71
Bab 67 : Buruk
72
Bab 68 : Pengalihan
73
Bab 69 : Berfikir
74
Bab 70 : Menyerah
75
Bab 71 A: Waspada
76
Bab 71 B : Waspada
77
Bab 72: Bebas
78
Bab 73 : Kecewa
79
Bab 74 : bodoh
80
Bab 75 : Amukan
81
Bab 76: Tidak
82
Bab 77 : Egois
83
Bab 78 : menunggu
84
Bab 79: Berharap
85
Bab 80 : Keluar
86
Bab 81 : Dalbert
87
Bab 82 : Masy
88
Bab 83 : Jatuhnya Perbatasan
89
Bab 84 : Permulaan
90
Bab 85 : Panik
91
Bab 86 : Istana
92
Bab 87 : Berhasil Masuk
93
Bab 88 : Tidak Terduga
94
Bab 89 : Tugas
95
Bab 90 : Pertemuan
96
bab 91 : Berat
97
Bab 92 : Ide
98
Bab 93 : Menuju
99
Bab 94 : Putra Mahkota
100
Bab 95 : Nialu
101
Bab 96 : Tordor
102
Bab 97 : Tahanan Kota
103
Bab 97 B: Tahanan Kota
104
Bab 98: Terbongkar
105
Bab 99 : Setia
106
Bab 100 : Pergi
107
Bab 101 : Harapan
108
Bab 102 : Dalbert Kecewa
109
Bab 103 : Dalbert memilih
110
Bab 104 : Akhirnya
111
Bab 105: Ketemu
112
Bab 106 : Berdua
113
Bab 107 : Bunga Yark
114
Bab 108 : Kau bukan Hardwin
115
Bab 109: Bagaimana
116
Bab 110 : Memohon
117
Bab 111: Kesepakatan
118
Bab 112: Mulai Pengobatan
119
Bab 113: Cepu
120
Bab 114 : Sembunyi
121
Bab 115 : Pilihan
122
Bab 116 : Puncak
123
Bab 117 : Selamat Tinggal
124
Bab 118 : Terbuka
125
Bab 119: Terakhir
126
Bab 120: Air Terjun
127
Bab 121: Kesal
128
Bab 122: Kejam
129
Bab 123: Pelajaran
130
Bab 124: Bersalah
131
Bab 125 : Berubah
132
Bab 126 : Cerita
133
Bab 127 : Perjalanan
134
Bab 128: Brian
135
Bab 129 : Rencana Mandiri
136
Bab 130 : Pecah Bayangan
137
Bab 131: Bavaria
138
Bab 132 :Tak menentu
139
Bab 133 : Upaya
140
Bab 134 : Kegilaan
141
Bab 135 : Terbongkar
142
Bab 136 : Bualan
143
Bab 137 : Menghilang
144
Bab 138: Masuk
145
Bab 139 : Bersatu
146
Bab 140: Negosiasi
147
Bab 141: Berbalik
148
Bab 142. Penghujung
149
Bab 143. Sial
150
Bab 144. Malam Pernikahan
151
bab. 145 : Terulang Lagi
152
Bab. 146 : Bukan Akhir
153
Bab. 147 : Bukan Akhir 2
154
Bab148. Pengakuan
155
Bab 149. Wasiat
156
Bab 150. Kacau
157
Bab 151. Naif
158
Bab 152. Terbuka
159
Bab 153. Mengingat
160
Bab 154. Amarah
161
Bab 155. Menguping
162
Bab 156. Pergi
163
Bab 157. Tidak Kuasa
164
Bab 158 : Baik atau benar
165
Bab 159. Baik atau benar 2
166
Bab 160. Keputusan Pangeran Aric
167
Bab 161. Bavaria Bersedih
168
Bab 162. Pertemuan
169
Bab 163. Pemakaman
170
Bab 164. Selalu Tau
171
Bab 165. Ketahuan
172
Bab 166. Pengadilan
173
Bab 167. Perpisahan
174
Bab 168. Istana
175
Bab 169. Pura-pura
176
Bab 170. Berulah lagi
177
Bab 171. Membujuk Terus
178
Bab 172. Berbaikan?
179
Bab 173. Hari Eksekusi
180
Bab 174. Hari Eksekusi 2
181
Bab 175. Gangguan Lagi
182
Bab 176. Kabar Duka
183
Bab 177. Perselisihan
184
Bab 178. Kemungkinan
185
Bab 179. Menyedihkan
186
Bab 180. Memilih Diam
187
Bab 181. Bersandiwara Lagi
188
Bab 182. Menahan
189
Bab 183. Menuju Prosesi
190
Bab 184. Kembali Bertugas
191
Bab 185. Membagi Diri
192
Bab 185. Hari Pemakaman
193
Bab 186. Hari Pemakaman 2
194
Bab 187. Ada Apa dengan Ai
195
Bab 188. Hal Aneh
196
Bab 189. Memantau
197
Bab 190. Kabar Baru
198
Bab 191. Putri Charlotte
199
Bab 192. Menyembunyikan
200
Bab 193. Senjata Istimewa
201
Bab 194. Berbaikan
202
Bab 195. Pil
203
Bab 196. Tawaran
204
Bab 197. Hari Peresmian
205
Bab 198. Menimbang
206
Bab 199. Raja
207
Bab 200. Kepergian
208
Bab 201. Perjanjian
209
Bab 202. Magic
210
Bab 203. Merasa Bersalah
211
Bab 204. Tersadar
212
Bab 205. Liburan (tamat)
213
The Unloved Duchess

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!