Axton berjalan mondar-mandir di depan kamar Ai. Dia sudah memanggil dokter keluarga untuk mengecek keadaan Ai. Axton begitu takut, melihat bagaimana kuda itu menjatuhkan istrinya dengan keras. Bagian yang terluka adalah bagian vital. Jantung Axton tak berhenti berdetak keras, was -was bila istrinya mengalami cidera serius.
Grace yang mendengar kabar jatuhnya Ainsley dari kuda terlihat senang, dia bahkan berdoa agar Duchess mengalami luka yang parah. Jadi dia tak perlu repot-repot menyingkirkannya dari kediaman.
“ Duke anda sebaiknya tidak perlu khawatir, dokter Lyne pasti mengobati Duchess dengan baik “ ucap Grace mencoba mengalihkan perhatian Axton.
“ dia terjatuh begitu keras, bagaimana aku tidak khawatir”
“ duke mungkin anda bisa makan siang terlebih dahulu sembari menunggu dokter Lyne selesai memeriksa” Grace tak menyerah, terus membujuk Axton agar meninggalkan Duchess sendirian.
“ tidak perlu, aku akan tetap disini”
Dokter keluar dari kamar Ainsley, Axton segera mendekatinya.
“ bagaimana kondisinya? Apa benturannya parah? Apa ada tulang yang patah?” Axton langsung memberondong dokter Lyne dengan sederet pertanyaan.
“ sebentar saya jelaskan dulu, Duchess masih belum sadar. Setelah saya cek Duchess tidak mengalami luka luar selain di telapak tangannya yang sedikit tergores dan tidak ada tulang yang patah. Saya hanya khawatir adanya pendarahan dalam. Lebih baik kita tunggu Duchess sadar, baru bisa tau apa yang terjadi pada tubuhnya” jelas dokter Lyne.
Axton mengembuskan nafas sejenak, penjelasan dokter Lyne belum bisa meredam rasa khawatinya.
“ baiklah, kau boleh pergi” Axton meninggalkan dokter Lyne begiru saja, dan masuk ke kamar Ai untuk melihat kondisi istrinya.
Grace yang melihat bagaimana Axton begitu khawatir dengan nyonya barunya ini membuat hatinya panas. Tapi dia juga tak bisa melakukan apa-apa. Grace lalu mengantar dokter Lyne pergi. Setelah itu dia pergi ke dapur. Mengambil air putih dan meminumnya dalam satu kali teguk. Grace mencoba mengendalikaan amarahnya. Jangan sampai Axton curiga atau bahkan mengetahui perasaanya.
Didalam kamar Axton duduk diranjang, mengelus kepala Ai pelan. Dia mengangkat tangaan Ainsley dan melihat luka goresan yang sudah diobati. Bayangan kejadian jatuh langsung terlintas di benaknya.
“ semoga kau baik-baik saja” lirih Axton. Dia tidak tega melihat kondisi Ainsley kemudian pergi dari kamar setelah menyuruh Milly berjaga disana.
Hari mulai malam, perlahan Ai membuka matanya.
“ kepalaku” irihnya sambil memegang kepalanya. Milly yang mendengar suara langsung mendekati ranjang Ainsley.
“ nyonyaa sudah bangun?” Milly tampak kegirangan melihat hal ini.
“ aku kenapa?” tanya Ainsley masih belum sepenuhnya sadar.
“ anda terjatuh dari kuda, nyonya” Ainsley memejamkan mata sejenak, tak lama kemudian dia mengingat kejadian sebelumnya.
‘semua ini gara-gara Axton’ ucapnya dalam hati. Terlintas sebuah ide untuk membalaskan rasa sakit ini.
“ kuda? Kenapa aku bisa terjatuh?” Milly tampak bingung menjelaskanya karena dia sendiri tidak tau kronologinya.
“ saya akan panggilkan Duke “ Milly keluar dari kamar. Ai menaikkan sudut bibirnya, dia tidak akan membiarkan masalah ini lewat begitu saja. Tak lama kemudian Ai mendengar suara langkah kaki mendekat. Ainsley mulai menyiapkan diri.
“ Ainsley, akhirnya kau terbangun. Apa kau merasakan sakit di tubuhmu?” Axton tampak begitu cemas.
“ siapa kau?” Ainsley menatap Axton ketakutan. Bahkan menarik tangannya yang di gengam Axton.
“ aku suamimu. Kau lupa?” kecemasan dalam diri Axton bertambah beberapa kali lipat. Mengetahui Ai tidak dalam kondisi baik.
“ suamai? Aku belum menikah” mendengar jawaban Ai, Axton berdiri dari ranjang, menyugar rambutnya kebelakang. Ai begitu puas melihat kebingungan dan kecemasan Axton.
‘rasakan itu, siapa suruh menghentikan perlombaan. Jika bukan karena ulahmu, aku sudah memenangkan taruhan dan menikmatinya.’ Ai berpua-pura semakin ketakutan.
“ kau berniat jahat padaku? Katakan aku dimana sekarang, apa yang kau mau?” Ai mencoba bangkit tapi dia sedikit kesusahan.
“ jangan banyak bergerak, aku bukan orang baik. Eh maksudku aku bukan orang jahat. Kau berbaring saja. Aku akan pergi memanggil dokter” Axton yang melihat ketakutan di wajah Ai membuatnya salah ucap karena gugup. Milly yang melihat parahnya kondisi Ainsley mulai terisak.
“ kau jagalah dia” ucap Axton segera pergi dari kamar. Dengan langkah panjang menuruni tangga.
“ Brian..!!” teriak Axton sepanjang menuruni tangga. Brian yang berada di lantai bawah, tergopoh-gopoh menaiki tangga menyusul Axton.
“ iya Duke,?”
“ panggil Lyne kemari, katakan Duchess sudah sadar” Brian yang ketakutan segera melenggang pergi. Dalam hatinya Bian menggerutu kenapa dia hari ini sial sekali.
“ baru hari ini Duke begitu mengesalkan, selalu marah tidak jelas” guman Brian sepanjang perjalanan menjemput Lyne.
Tok tok
“ dokter Lyne?” begitu sampai di pintu masuk rumah Lyne.
“ ah iya” setelah bberapa saat baru terdengar sautan dari dalam.
“ Brian, ada masalah apa?” Lyne mengerutkan keningnya, baru saja dia kembali, sekarang kediaman Duke menjemputnya lagi.
“ Duchess sudah sadar, Duke meminta anda memeriksanya”
“ apa terjadi sesuatu yang buruk ?” Lyne mulai memikirkan kemungkinan buruk yang terjadi pada Duchess mengingat menurut penuturan Duke posisi terjatuhnya mengenai daerah vital.
“ tidak tau dokter, tapi Duke terlihat begitu cemas. Saya bahkan terkena kemarahannya” Brian mengutarakan kekesalan yang melingkupi hatinya sepanjang perjalanan.
“ aku akan bersiap, tunggu sebentar”
Di kediaman, Axton tak henti-hentinya mengetuk kakinya di depan pintu masuk. Menunggu dokter Lyne terasa begitu lama. Dia takut keadaan Ai semakin parah. Semua pelayan terlihat keheranan baru kali ini meilhat Duke begitu menghawatirkan seseorang, mereka ikut merasa senang. Akhirnya tuannya bisa perhatian dengan nyonya. Lain halnya dengan Grace, melihat keadaan ini sepanjang hari membuat moodnyaa buruk. Dia semakin membenci Ainsley, dia bahkan mulai menyusun rencana untuk membuat Axton membenci istrinya.
“ dokter Lyne cepat masuk” begitu tau kereta kuda berhenti. Membuat Lyne terburu-buru menuruni tangga kereta, untung saja Brian memegangi tubuhnyaa ketika tergelincir anak tangga.
“ terimakasih” ucap Lyne.
“ berhati-hatilah, Duke sedang emosi” bisik Brian kepada Lyne.
Memasuki kamar Ai, disana terlihat Milly yang masih menagis di samping Ainslye yang dengan tatapan polosnya mengamati tingkah Axton.
“ dia tak mengingat apapun” jelas Axton yang melihat Lyne mendekati Ai.
“ kamu siapa?” tanya AI dengan nada ketakuatan.
“ tenang ya, saya akan memeriksa anda sebentar” Ai mulai tenang dan menjadi gadis penurut. Lyne memeriksa nadi, kondisi mata dan suhu tubuh. Tidak ada yang serius. Bahkan saat Lyne menekan beberapa bagian di punggung dan kelapa belakang, Ai tidak mengaduh sakit. Hal ini mengartikan tidak ada cidera serius. Tapi kenapa pasiennya hilang ingatan. Bagiamana dia menjelaskan pada Duke.
“ bagaimana ?” Lyne mulai gugup tidak berhasil menemukan penyebab kenapa Duchess seperti ini.
“ kemungkinan benturannya menganggu otak, jadi Duchess mengalami penurunan fungsi ingatan. Jika beberapa hari masih seperti ini mungkin kita bisa membawanya ke rumah sakit. Untuk saat ini saya akan memberinya resep untuk memacu kondisi tubuhnya agar cepat sehat “ Lyne menjelaskan sesuatu yang dia karang.
‘ semoga Duke tidak curiga dengan penjelasanku yang sedikit aneh ini’ batin Lyne.
“ baiklah, kau berikan pada Brian resepnya”
“ saya permisi” Lyne menghembuskan nafas lega, akhirnya dia terbebas.
Melihat Brian yang siap dengan kereta, Lyne langsung menaikinya. Didalam kereta dia menuliskan resep yaang sebenarnya hanya penambah nafsu makan.
“ ini resep obat Duchess, aku sarankan kau segera membelinya” ucap Lyne ketika sampai di depan rumahnya.
“ dan kau benar, Duke dalam kondisi emosi. Baru kali ini wajah Duke begitu menyeramkan” lanjut Lyne sebelum akhirnya turun dari kereta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Angelina Sitinjak
up thor semangattt
2022-11-01
0
Rina Y
baru kali ini dokter buat vonis pasien kok ngarang
2022-09-15
0
Dikaa
berharap MC nya tegas,,,pintar dan pemberani
2021-11-14
0