"Kamu yang akan aku nikahi."
Sebuah kalimat yang membuat Riana enggan terbangun dari tidurnya. Benar saja, ketika dia membuka mata ternyata itu hanyalah mimpi belaka. Riana hanya bisa merenungi nasibnya yang sangat miris.
Air matanya seakan sudah mengering. Lelah yang Riana rasakan karena terlalu banyak air mata yang dia keluarkan dua hari ini untuk seseorang yang telah tega mengkhianatinya.
"Apa aku sanggup melihat kebahagiaan mereka?" lirih Riana yang tengah memejamkan matanya.
"Aku ingin semuanya cepat berakhir. Dan meninggalkan segala kenangan ku bersamanya." Monolognya.
Malam hari, Riana keluar dengan mata yang sangat siput. Semua orang yang melihatnya hanya terdiam. Termasuk si triplets yang tidak membuka suara mereka ketika melihat Riana. Makan malam yang terasa hambar dan sangat sunyi. Tidak ada kebahagiaan yang menyelimuti keluarga Rion saat ini.
"Bubu, Mimo dan Aki ke mana?" tanya polos Aleeya.
"Iya Bubu, rumah Mimo kok sepi" timpal Aleesa.
Riana hanya terdiam mendengar ocehan keponakannya. Dia juga merasakan hal yang sama. Semenjak kedatangan Riana ke Jakarta, rumah besar di samping rumah sang kakak seperti tidak berpenghuni. Dan Riana lupa kenapa tidak menanyakannya kepada Aska tadi.
"Bubu juga tidak tahu." Begitulah yang Echa ucapkan.
Riana melihat ada gurat kekecewaan yang ada di wajah sang kakak. Riana tidak ingin menjadi penyebab retaknya hubungan antara kakaknya dan juga Ayanda.
"Ri, siap jadi bridesmaid." Riana membuka suaranya.
Semua orang tersentak mendengar apa yang dikatakan oleh Riana. Karena semua orang berharap Riana tidak akan datang pada acara tersebut.
Echa menatap ke arah Radit. Radit hanya menganggukkan kepalanya. Semuanya akan baik-baik saja. Itulah yang Radit katakan melalui anggukan kepala yang dia berikan.
"Jangan memaksakan diri kamu, RI," ujar Rion.
"Ri, tidak ingin mengecewakan Mommy, Ayah. Mommy sudah seperti ibu untuk, Ri," terangnya.
Benar yang diucapkan Riana. Ayanda menyayangi kedua anak Rion dari pernikahannya yang kedua dengan sangat tulus. Riana dan Iyan seperti memiliki sosok ibu baru yang lebih lembut dari ibu mereka.
"Ayah tidak ingin kamu kecewa," imbuh Rion.
"Ri, memang sudah kecewa, Ayah. Biarkan esok menjadi hari kekecewaan untuk Ri. Lusa dan seterusnya Ri janji akan bangkit dari kekecewaan. Menata hidup Ri yang baru lagi." Ucapan yang membuat semua orang membeku.
Hari bahagia untuk laki-laki yang Riana cintai sudah tiba. Keluarga Rion sudah siap menuju hotel di mana acara akad nikah itu berlangsung. Sepanjang perjalanan Riana hanya terdiam. Memeluk erat goody bag yang berisi gaun untuknya pakai.
Semua orang sudah berada di sana. Tak terkecuali, Keysha. Sahabat Riana yang kuliah di Singapura. Keysha sudah cantik dengan kebaya yang menyelimuti tubuhnya. Dan matanya menatap pedih ke arah Riana.
"I'm okay." Begitulah yang Riana katakan dengan senyum yang menyiratkan kesakitan.
"Ganti baju dulu, yuk," ajak Keysha. Riana pun mengangguk patuh.
Tidak sengaja, dia berpapasan dengan laki-laki yang sangat dia cintai. Sorot mata laki-laki sama seperti Riana. Menunjukkan kesedihan yang sangat mendalam. Aksa menahan tangan Riana sehingga langkah Riana terhenti. Namun, Riana enggan menatap ke arah Aksa. Terlalu sakit untuknya melihat wajah Aksa.
"Maafkan Abang. Abang telah ingkar janji," sesal Aksa.
Keysha segera menjauh ketika suara Aksa terdengar. Sedangkan Riana mematung mendengar permintaan maaf dari Aksa. Lama Riana terdiam, dan tangan Aksa pun tidak melepaskan cekalannya di tangan Riana.
"Kita memang tidak berjodoh," jawab Riana pelan tanpa mau melihat ke arah Aksa. Dan dia hanya bisa menunduk dalam.
Perlahan cekalan tangan itu mulai mengendur. Riana masih menunduk seraya menahan air matanya yang ingin terjatuh.
"Kita tidak berjodoh untuk sekarang. Tetapi, tidak untuk masa depan," terang Aksa.
Mereka sama-sama terdiam dan bergelut dengan pikiran masing-masing. Hingga Beeya menarik tangan Riana untuk segera masuk ke ruang make up. Karena acara akad nikah akan segera dimulai.
Riana sedikit heran ketika melihat kebaya yang dia gunakan berbeda dengan yang lainnya. Ketika Keysha, Beeya, Echa serta tiga anaknya memakai kebaya berwarna peach. Hanya Riana yang memakai kebaya yang berwarna baby blue. Seperti sudah disiapkan dengan matang.
Ketika Riana berjalan menuju tempat acara akad nikah. Semua orang yang sudah duduk di sana menatap kagum ke arah Riana karena kecantikan dan keayuannya. Tak terkecuali pengantin pria yang yang sama sekali tidak berkedip. Ketika Riana berjalan mendekat ke arah sang kakak, seorang pria paruh baya berkata, "loh, mempelai wanitanya di sini dong," tunjuknya ke arah samping Aksa yang masih kosong.
Riana menatap nanar ke arah sang kakak. Dan Echa hanya bisa menghela napas kasar.
"Dia adik saya, bukan mempelai wanita." Echa bicara sangat ketus. Seperti sedang menyindir seseorang.
Tak lama, mempelai wanita diapit oleh Ayanda dan Beby keluar dari singgasananya. Riana tidak ingin melihat ke arah ZIva. Terlalu sakit baginya untuk melihat wajah bahagia Ziva.
Namun, mata Aksa masih memandang lekat ke arah Riana. Tidak dia pedulikan Ziva yang kini sudah duduk di sampingnya. Hingga penghulu menegur Aksa yang masih betah memandang Riana yang sedang duduk sambil menunduk.
Sebelum ijab kabul dimulai. Penghulu terlebih dahulu memberikan nasihat-nasihat pernikahan. Telinga Riana seakan panas mendengarnya. Ingin sekali dia menutup telinga.
Hingga acara ijab Kabul pun dimulai. Penghulu menjabat tangan Aksa. Dan pendengaran Riana mendadak tuli. Hanya kata sah yang mampu Riana dengar. Seketika air matanya menetes. Tubuhnya lemah tak berdaya. Seakan dunianya hancur berkeping-keping. Genggaman tangan Echa membuat Riana menoleh ke arah sang kakak. Echa menggelengkan kepalanya. Disambut senyuman yang sulit diartikan oleh Riana.
Rion segera mendekat ke arah Riana. Menatap putrinya dengan penuh kepedihan. Hanya seulas senyum penuh arti yang Riana berikan.
"Kakak hebat," puji Iyan yang kini sudah membuka suara.
Riana memeluk tubuh adiknya yang kini sudah tinggi. "Ketika Kakak jauh dari Ayah. Tolong jaga Ayah," pinta Riana. Iyan tersenyum dan mengangguk mantap.
"Riana," panggil seorang wanita dengan suara berat. Riana menoleh ke asal suara.
Wajah sendu seseorang yang Riana lihat. Meskipun wajahnya terbalut riasan cantik, kesedihan sangat terlihat jelas di wajahnya. Wanita itu merentangkan tangannya. Dan Riana bergegas berhambur memeluk tubuh wanita itu.
"Maafkan Mommy, Sayang. Maafkan Mommy," ucap Ayanda penuh penyesalan.
"Ri, tidak apa-apa, Mom. Ri, baik-baik saja," jawab Riana sambil mengusap punggung Ayanda.
"Maafkan Daddy juga, Ri," sambung Gio.
Riana bingung ketika kedua orang tua Aksa yang malah menghampirinya. Bukan menghampiri Ziva yang notabene salah menantu baru mereka.
Riana tersenyum ke arah Ayanda dan Gio. Dia menggenggam tangan kedua orang tua Aksa.
"Mommy dan Daddy tidak salah. Tuhan yang tidak merestui hubungan kami. Ri, mohon jangan menangis karena Ri. Ri, tidak pantas kalian tangisi." Ucapan yang terdengar sangat tegar dengan senyuman yang teramat manis. Apakah hati Riana setegar itu?
...****************...
100 komennya mana?
Oh iya, jangan ditimbun-timbun ya. Ketika ada notif up langsung baca. Biar ceper dapet level.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 356 Episodes
Comments
Yus Nita
ku menangiisssd....
membayang kannn...
2024-10-21
0
guntur 1609
apa sebabnya thor..aku tunggu y
2023-09-02
0
mamah cantikk
knp jd gni sih, aq ngambek ya thor sm km
2021-10-01
0