"Sampai kapan pun aku tidak akan pernah melupakan kamu. Kamu tetap wanitaku."
🎶
Ternyata belum siap aku
Kehilangan dirimu
Belum sanggup jauh darimu
Yang masih slalu ada dalam hatiku
Backsound yang membuat Riana membalas pelukan Aksa dengan deraian air mata. Namun, Riana berjanji pada dirinya sendiri ini yang terakhir kalinya dia menangisi Aksa. Suami dari wanita lain yaitu, Ziva.
Bagi keluarga Aksa dan Riana ini adalah momen yang paling menyedihkan. Pelukan terakhir yang kedua insan ini lakukan membuat hati mereka dirundung kepedihan.
"Andai saja tidak ada surat wasiat itu," lirih Echa yang sudah menyeka air matanya.
Cukup lama Aksa dan Riana berpelukan di hadapan Ziva. Mereka berdua seolah sedang meluapkan segala kesedihan yang sama-sama mereka rasakan. Hingga Riana mengurai pelukannya seraya menghapus air mata. Dia pun tersenyum ke arah Aksa dengan sorot mata yang tidak bisa berbohong.
"Semoga Abang bahagia." Tiga kata yang Riana ucapkan dengan suara berat dan bergetar. Menandakan dia merasakan kesakitan yang mendalam.
Riana beralih pada Ziva. Enggan rasanya memeluk tubuh Ziva. Kakak kelas Riana ketika SMA. Riana mengulurkan tangannya kepada Ziva dan disambut malas oleh Ziva. Ditambah sorot mata Ziva yang menyiratkan ketidak sukaan terhadap Riana.
"Jaga dia dan cintai dia dengan tulus." Itulah yang Riana katakan. Tanpa pelukan ataupun senyuman. Sangat menandakan sekali bahwa Riana tidak tidak menyukai Ziva.
Wajar saja, Ziva seperti perebut pacar orang. Ketika Riana dan Aksa mulai menjalin hubungan. Tiba-tiba dia datang dan membawa Aksa ke pelaminan. Untung saja Riana masih menjaga kewarasan. Jika, tidak sudah pasti akan ada adegan jambak-jambakan.
Riana turun dari pelaminan sambil menghela napas kasar. "Aku harus ikhlas. Perjalanku masih panjang. Dan jodohku adalah rahasia Tuhan." Begitulah batin Riana berkata.
Dia memilih untuk keluar dari area resepsi. Dan memilih duduk di depan pintu masuk dengan terus menghela napas berat.
"Makasih telah datang ke acara ini." Suara seorang laki-laki membuat Riana menoleh dan tersenyum hambar.
"Awalanya, Ri ingin menolak. Tetapi, Ri menghargai Mommy. Ri, tidak ingin membuat Mommy kecewa." Itulah jawaban dari Riana dengan tatapan lurus ke depan.
"Kamu wanita kuat," ujar laki-laki itu yang kini duduk di samping Riana.
"Kekuatan Ri hanya topeng belaka. Hanya satu dari seribu wanita yang kuat dan mampu melihat laki-laki yang sangat dia cintai bersanding di pelaminan. Padahal belum ada kata pisah dari masing-masing pihak." Aska pun terdiam mendengarnya. Yang Riana katakan memang benar adanya.
"Sekalipun, Ri nangis darah. Tidak akan pernah mampu mengembalikan dia kepada Ri. Status kita hari ini sudah berbeda. Dia sudah memiliki wanita masa depan, sedangkan Ri hanya masa lalu. Yang tidak akan pernah menjadi masa depan untuknya."
Sontak Aska memeluk tubuh Riana. Dari perkataan Riana menyiratkan bahwa dia memang benar-benar terluka. Dan masih ada cinta untuk seorang Aksara.
"Menangislah jika kamu ingin menangis. Tumpahkan semuanya hari ini. Karena esok dan seterusnya hidup kamu masih terus berlanjut. Harus bisa melupakan yang pernah menjadi kenangan. Meskipun itu menyulitkan," tutur Aska.
Riana pun meneteskan air matanya di dalam dekapan hangat Aska. Menumpahkan segala kesakitan, kesedihan serta kekecewaan yang dia dapatkan.
Tanpa dua orang ini ketahui, ada sepasang mata yang menyiratkan kecemburuan. Terlebih dia melihat Riana yang sangat erat memeluk tubuh Aska. Aska pun seperti memberikan kehangatan untuk Riana.
Ingin rasanya kaki pria itu melangkah. Akan tetapi, dia harus sadar diri dia itu siapa? Hanya seorang pecundang yang bisanya hanya membuat kesakitan pada wanita yang ada tak jauh dari hadapannya.
"Kamu sudah menjadi suami orang. Tolong lupakan adikku." Sakit, itulah yang Aksa dengar.
Dia membalikkan badannya melihat tatapan tajam dari seorang wanita yang sangat dia sayangi setelah sang Mommy.
"Abang mencintainya, Kak." Ucapan itu terdengar sangat lirih dan sedih. Namun, Echa tidak bergeming.
"Jangan pernah sakiti wanita yang sudah kamu nikahi. Biarkan adik Kakak bahagia dengan dirinya sendiri," balas Echa dengan nada sangat ketus. Tidak seperti Echa biasanya yang lembut.
"Kakak, jangan kasar kepada Abang. Abang pun terpaksa melakukan ini. Iyan tahu, Abang sangat mencintai Kak Ri," kata bocah kelas enam sekolah dasar yang memiliki keistimewaan.
"Bukan hanya Kak Ri yang sakit dan sedih. Abang pasti lebih sakit dan sedih dari Kak Ri." Air mata Aksa pun menetes. Pertahannya pun roboh. Dia terisak dan terdengar sangat memilukan.
"Maafkan Abang, Kak. Maafkan Abang," sesal Aksa dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
Echa memeluk tubuh adik laki-laki pertamanya. Mengusap lembut punggung Aksa dengan penuh kasih sayang.
"Nasi sudah jadi bubur, Bang. Jalani apa yang harus kamu jalani. Jadilah suami yang baik. Bangunlah rumah tangga yang bahagia dan penuh cinta." Pesan dari sang kakak.
Dengan cepat Aksa menggeleng. "Apa Abang akan bahagia dengan wanita yang sama sekali tidak Abang cintai?" Echa pun terdiam. Sedangkan Iyan hanya tersenyum melihat Aksa yang penuh dengan penyesalan.
Dengan menyentuh tangan Aksa, Iyan bisa tahu apa yang akan terjadi dengan Aksa di beberapa tahun ke depan. Namun, Iyan hanya menyimpannya seorang diri. Biarlah mereka yang merasakannya sendiri tanpa Iyan beri tahu.
Acara pun sudah selesai. Semua keluarga beristirahat di kamar hotel yang telah disediakan. Riana memilih untuk tidur bersama sang ayah. Dia ingin menghabiskan waktu kesedihannya dengan ayah tercinta. Rion menyambutnya dengan senang hati. Begitu juga dengan Iyan.
Riana masih betah memeluk tubuh Rion. Menghirup aroma tubuh sang ayah. Seolah esok dia tidak akan bertemu dengan ayahnya lagi.
"Ayah, besok Ri akan kembali ke Jogja." Kalimat itu mampu membuat Rion dan Iyan melebarkan mata.
"Kenapa secepat itu, Kak?" Riana hanya tersenyum mendengar pertanyaan Iyan.
"Apa Kakak harus berlama-lama tenggelam dalam kepedihan?" tanya Riana balik.
Mulut Iyan pun terbungkam apalagi Rion yang menatap wajah putrinya dengan tatapan pilu.
"Setelah lulus kuliah. Ri, tidak akan kembali ke Jakarta. Ri, ingin mencari kerja di sana atau di Kota lain. Karena Kota dan rumah ini terlalu menyakitkan untuk Ri. Tolong ijinkan Ri jauh dari keluarga untuk sementara. Ketika semuanya sudah baik-baik saja, Ri pasti akan kembali ke sini," jelas Riana.
Rion dan Iyan berhambur memeluk tubuh Riana. Di sinilah kekuatan Riana hadir. Apalagi mendapatkan kasih sayang dan cinta yang sangat sempurna dari ayah dan adiknya.
"Ayah akan terus mendukung keputusan kamu. Jika, itu bisa membuat lukamu sembuh," balas Rion. Tidak ada pilihan untuk Rion. Keputusan yang Riana ambil semoga menjadi keputusan yang terbaik. Dan mampu mengembalikan Riana seperti dulu.
"Ayah, Kakek Genta ke mana, ya? Kok Iyan sama sekali tidak melihat beliau?" Pertanyaan Iyan sama dengan pertanyaan yang ada di kepala Riana.
Bukankah ini pernikahan cucu kesayangannya? Kenapa Kakek tidak hadir?
...****************...
"Thor, up-nya banyakin dong jangan digantung ceritanya."
"Gak suka. Gak jelas ceritanya."
Aku cuma dapat menghela napas kasar sambil mengusap dada dengan kepala yang cenat-cenut membaca komentar seperti di atas.
Mohon maap, untuk kisah Riana dan Aksa syarat untuk up banyak harus komennya lebih dari 100. Komen kalian \= mood booster untuk aku.
Namun, cerita ini aku tulis dengan santai. Karena perjalanan masih panjang. Jangan minta buru-buru. Harus kalian tahu, Riana dan Aksa adalah karya yang aku prioritaskan. Karena aku tidak ingin membuat kecewa kalian.
Bukan hanya kisah Riana dan Aksa yang aku tulis setiap hari, ada 4 karya yang harus aku isi setiap harinya.
-Jodoh Rahasia
-Yang Terluka
-Tak Kan Kulepas Lagi
-Loving You
Dan bulan ini aku sedang mengejar Yang Terluka kisah antara Echa dan Radit karena pihak Noveltoon memberikan level yang cukup tinggi. Awalnya aku ingin selow up karya Echa, ketika diberi kesempatan yang cukup bagus seperti sekarang ini akhirnya aku memutuskan untuk mengejar pendapatan minimum. Menulis 60ribu kata dalam waktu sebulan. Biar bulan depan aku bisa gajian.🤧 Itupun kalo pembaca setia masih banyak. Gak pernah nimbun-nimbun cerita ketika bab baru terbit. Biar level bulan depan gak turun. Sulit banget untuk gajian di Noveltoon asal kalian tahu. 🤧
Hitung deh sama kalian, setiap karya aku tulis 1.000 kata. Kecuali, Yang Terluka 2.000 kata. Jika, ditotal sehari aku harus bisa nulis 4.500-5.000 kata. Sudah seberapa keriting otakku? Jadi, harap bersabar. Kemarin pun waktuku tersita karena harus membuat outline untuk syarat ajukan kontrak di tetangga sebelah. Berasa mau pecah kepala. 😭 Jika, aku khilaf aku pasti up lebih dari 1 bab kok. Insha Allah besok atau lusa aku up lebih dari 1 bab yang penting komen banyak.
Cerita Riana dan Aksa aku awali langsung dengan konflik. Dibuat menggantung karena cerita ini cerita on going. Supaya kalian semakin penasaran dan penasaran lagi sama bab selanjutnya.
Dibilang gak jelas, ujug-ujug kawin sama Ziva. Tidak ada asap jika tidak api. Harap bersabar, boom-nya pasti aku keluarkan kok. Boleh kalian menerka-nerka tapi, jangan menjudge cerita ini begini dan begitu. Cerita ini aku tulis sangat pake perasaan. Aku pun yang nulis gak sanggup dan selalu nangis nulis cerita ini. Judge-an kalian kadang bikin aku down. Ini baru awal cerita. Masih kurang dari 10 bab. Mohon bersabar boom-nya masih aku simpan. Mungkin hanya itu yang bisa aku katakan.
Sumpah ini unek-unek dari bab 3 kemarin. Baru aku keluarin sekarang.🤧
Jangan lupa komen banyak biar up aku hari ini lebih dari 1 bab.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 356 Episodes
Comments
guntur 1609
semant yhoor....aku suka karyamu...jangan menyerah
2023-09-02
0
guntur 1609
gak jrlas dari mana...ya namanya diawal kan gak semuany di ceritakan...ya bertajap lah...banyak x komen yg nyinyir...baca ja sdh....belum tentu kita bisa buat cerita yg sebagus ni....bayi ja lahir belum langsung bisa berdiri....pasti bertahap
2023-09-02
0
Diandra Dhi
itu nama tokoh nya knapa sama c.. pacar c Riana nya Aksa..trus cowo yg bri Riana tuk semangat kok namanya Aksa jga? bikin keder...
2023-04-20
0