Pagi harinya, Rion sudah menyiapkan sarapan untuk putrinya. Ketika Riana sudah rapi dengan pakaiannya, Riana sedikit terkejut ketika sudah tersedia bubur ayam di meja.
"Sarapan dulu, Ri. Nanti Ayah antar kamu ke kampus." Begitulah yang Rion ucapkan.
"Emangnya ada kendaraan?" tanya balik Riana.
"Ayah sudah meminjam mobil Om Andri," imbuh Rion.
Riana dan Rion pun menyantap bubur ayam yang sudah tersedia. Namun, disela makannya Riana menatap sang ayah dengan wajah bingung.
"Ayah kenapa datang ke sini?" Pertanyaan dari semalam yang ingin Riana katakan. Namun, Riana sudah terlelap terlebih dahulu karena sebuah dekapan hangat.
"Nanti malam ada undangan pernikahan dari rekan bisnis Ayah. Gak jauh dari sini tempatnya."
"Tumben bukan Kak Echa sama Bang Radit," sahut Riana.
"Aleeya sedang sakit dan manjanya gak ketulungan," imbuh Rion.
"Tuh anak bisa sakit juga," gurau Riana seraya tertawa.
"Meskipun kayak cacing kepanasan dia tetap cucu kesayangan," balas Rion. Riana hanya mencebikkan bibirnya. Dia amat tahu betapa ayahnya ini menyayangi Aleeya. Hanya Aleeya yang dekat dengan Rion. Sedangkan Aleena semakin dekat dengan Addhitama dan Aleesa seperti perangko jika bersama Gio.
Setelah selesai sarapan, Rion mengantar Riana ke kampusnya. Tibanya di sana, Riana mencium tangan sang ayah sebelum keluar dari mobil.
"Nanti Ayah jemput lagi." Riana pun mengangguk patuh.
Riana turun dari mobil dengan bibir yang masih melengkung. Dia teringat ketika dia masih berada di taman kanak-kanak. Di mana ayahnya selalu mengantar-jemputnya. Sekalipun ayahnya sibuk pasti akan menyempatkan diri.
Risa dan Raisa mampu membuat Riana terkejut. Dahi dua sahabat Riana mengkerut ketika melihat wajah Riana yang teramat bahagia.
"Kemarin mewek-mewek. Sekarang kayaknya bahagia banget," ejek Raisa. Riana hanya tersenyum dan menggandeng tangan kedua sahabatnya untuk masuk ke dalam kampus. Tentunya tanpa menjawab pertanyaan Raisa.
Ketika jam kuliah sudah usai. Riana segera menuju gerbang kampus. Risa dan Raisa merasa aneh dengan Riana sehingga mereka mengikutinya secara diam-diam.
Mata mereka melebar ketika Riana masuk ke dalam mobil dengan senyum yang terus mengembang.
"Siapa pria di dalam mobil itu?" tanya Risa. Raisa menggeleng dan memiliki ide untuk mengikuti mobil yang dinaiki Riana. Hingga mobil itu berhenti di sebuah pusat perbelanjaan besar.
Risa dan Raisa terus mengikuti Riana yang sedang menggandeng mesra lengan pria yang sudah berumur. Namun, masih nampak berkharisma dan tampan.
"Apa jangan-jangan Riana jadi sugar baby?" tebak Risa. Raisa menatap Risa dengan tatapan tak terbaca. Mereka pun masih mengikuti Riana.
"Ya ampun, baju merk terkenal dan mahal," imbuh Raisa.
"Benar 'kan, Riana jadi sugar baby," sahut Risa.
Mereka berdua tidak bisa menghindar dari tatapan Riana. Ya, Riana memergoki dua sahabatnya ini yang sedang mengikutinya. Langkah Risa dan Raisa pun harus terhenti. Baru saja Riana ingin membuka suara, suara sang ayah sudah terdengar.
"Sudah, Ri. Kamu mau makan di mana?" tanya Rion.
Risa dan Raisa terpana dengan ketampanan pria yang kisaran lima puluh tahunan. Namun, terlihat masih muda dan penuh kharisma.
"Mereka siapa, Ri?" tanya Rion.
"Mereka sahabat, Ri, Ayah. Risa dan Raisa." Rion tersenyum ke arah mereka berdua membuat dua sahabat Riana teriak histeris di dalam hatinya.
"Makasih, sudah mau jadi sahabat anak saya di sini." Ucapan Rion mampu membuat kesadaran Risa dan Raisa muncul.
"Anak?" ulang Risa dan Raisa. Rion pun mengangguk.
"Sek, sek, sek. Wajah Om ini sepertinya tidak asing," ucap Risa. Dia segera mengambil ponselnya dan ketika dia mengetikan sesuatu, Risa nampak terkejut.
"O-om, pemilik A&R bakery yang terkenal itu 'kan." Rion tersenyum, lalu mengangguk.
"Jadi, Riana ...."
"Maaf, aku hanya tidak ingin kalian minder bersahabat dengan aku," sesal Riana.
"Sahabat bodoh, emang," sergah Risa.
"Kami malah bahagia bisa bersahabat dengan anak seorang pengusaha. Biar bisa mendapat traktiran setiap hari," canda Raisa seraya terkekeh.
"Kalau begitu, Om akan traktir kalian hari ini." Rion membawa Risa dan Raisa ke restoran steak. Ini kali pertamanya Risa dan Raisa makan makanan orang kaya ini.
Melihat harganya, mata kedua sahabat Riana sudah membola. Syok yang mereka rasakan.
"Om, ini terlalu mahal," tolak Raisa.
Bagaimana tidak, harga sepotong steak dibandrol hampir tiga ratus ribu.
"Tidak apa-apa, pilih mana yang kamu mau." Risa dan Raisa merasa tidak enak. Sehingga Riana yang akan memilihkan steak itu untuk sahabatnya. Tak tanggung-tanggung steak yang Riana pilihkan adalah steak termahal dan enak.
Setelah semuanya tersaji di meja, Riana mengajarkan kepada kedua sahabatnya bagaimana cara memakan steak. Hampir empat tahun berteman dengan Risa dan Raisa membuat Riana tahu luar dalam dari si kembar.
Mereka menikmati steak dengan canda tawa. Rion sangat bahagia ketika melihat anaknya bisa tertawa lepas. Kedua sahabat Riana pun memang anak-anak yang baik.
"Makasih Om, atas makanan dan juga tumpangannya," ucap Raisa setelah diantarkan hingga depan rumah mereka.
"Sama-sama."
Mobil Rion menuju kost-an Riana. Setelah tiba, Riana mengambilkan air minum untuk ayahnya. Berbincang sebentar sebelum Riana membersihkan tubuhnya dan akan bersolek untuk menemani ayahnya pergi ke acara undangan. Berkali-kali Riana menolak. Namun, Rion memaksa hingga akhirnya Riana mengikutinya saja.
"Anak Ayah sangat cantik," puji Rion ketika Riana keluar dari kamarnya menggunakan dress berwarna cokelat susu dengan rambut yang digerai indah. Riana hanya tersenyum mendengar pujian ayahnya.
"Semoga dapat jodoh di sana," gurau Rion. Gurauan itu berhasil membuat Riana mendelik kesal. Rion hanya tertawa melihat wajah Riana yang kini ditekuk.
Kehadiran sang ayah mampu membuat kekosongan hati Riana diisi kembali. Mampu melupakan sedikit tentang kisah pilunya.
Tibanya di hotel, Rion menggandeng tangan putrinya. Semua orang terpana akan kecantikan wanita yang sedang berada di samping Rion. Para pebisnis muda pun ikut serta terpesona akan kecantikan Riana.
"Rion Juanda," panggil seseorang ketika Rion sedang menunggu lift terbuka menuju lantai diadakannya acara.
Rion menyipitkan matanya, menatap ke arah orang yang memanggil. "Fikri," ucap Rion.
Dua pria yang usianya sudah lebih dari setengah abad pun saling berpelukan. Seperti meluapkan kerinduan.
"Istrimu?" tanya Fikri sambil menunjuk ke arah Riana.
"Itu anak keduaku," jawab Rion.
Riana mencium tangan Fikri dengan sopan membuat Fikri tersenyum lebar. "Kamu sangat cantik sekali," puji Fikri.
"Makasih, Om," jawab Riana dengan seulas senyum.
Lift pun terbuka mereka masuk ke dalam lift menuju lantai atas. Tibanya di acara pernikahan yang sangat megah. Fikri dan Rion berbincang terlebih dahulu sebelum mengucapkan selamat kepada sepasang pengantin yang tak lain adalah anak dari rekan kerja mereka berdua.
"Kamu sendiri?" tanya Rion.
"Tidak, aku bersama anak dan istri," jawab Fikri.
Riana memandang sekeliling tempat resepsi pernikahan. Hatinya tiba-tiba sesak teringat akan kejadian hampir dua Minggu lalu. Matanya tweus berkeliling memandangi keindahan acara resepsi pernikahan. Tiba-tiba pandangannya terkunci pada sosok yang sangat tidak ingin dia temui berada tidak jauh darinya. Pria itu pun memandang Riana dengan binar kebahagiaan dengan diselimuti kepedihan yang mendalam.
Namun, panggilan seseorang mengalihkan pandangan Riana. Ketika Riana menoleh, dia pun dikejutkan kembali dengan kehadiran seseorang di depannya.
"Kenalkan ini anak, Om."
...****************...
Udah crazy up nih. Jangan lupa kasih hadiah kopi atau vote. Sama kencengin lagi komennya ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 356 Episodes
Comments
Ivanka Anata
omg, nama cowoknya Aksa-Aska-Arka, nama ceweknya Riana-Risa- Raisa .... Dari berribu nama di dunia pernovelan NT
2023-02-14
1
Hanna Farida
semangat up nya kk di tunggu ya kk
2021-07-06
0
Intan Kumala Dewi
lnjut donv tor
2021-07-06
0