"Ke Singapura sekarang. Ada hal yang ingin Daddy katakan kepada Abang perihal surat wasiat."
Jantung Aksa berdetak lebih cepat. Lengkungan senyum kecil hadir di wajah kacaunya.
"Tunggu aku, Ri. Aku akan memperjuangkan cinta kita," gumamnya.
Tak jauh dari Aksa berada, Rion melihat adegan demi adegan antara putrinya dengan putra Ayanda. Hatinya sakit, apalagi melihat mereka berdua sama-sama menangis. Rion tidak membenci Aksa. Rion hanya sedikit kecewa. Bagaimanapun Aksa sudah seperti putranya sendiri. Dia juga bukan orang tua yang kolot yang akan memaki Aksa jika mendekati Riana. Dia juga tidak membenarkan jika Riana menjadi perusak rumah tangga Aksa. Dia tahu Aksa dan Riana hanya menjadi korban dari sebuah surat wasiat yang belum tentu benar.
Dengan cepat Aksa melajukan mobilnya menuju Bandara. Dia memesan tiket pesawat yang keberangkatannya paling cepat. Biarlah sudah larut malam yang terpenting kebenaran akan terkuak.
Aksa melupakan bahwa dia datang ke Jogja tidak sendiri. Melainkan dengan istri rasa musuh. Tidak pernah sedikit pun Aksa bersikap lembut ataupun bertutur kata lembut pada Ziva. Begitu juga Aska, kembaran Aksa. Ziva bagai hama di rumah besar milik Giondra yang mesti dibasmi.
"Mamih, Aksa ninggalin aku di acara pernikahan sendirian. Sekarang, aku gak tau dia ke mana." Begitulah yang diadukan oleh Ziva kepada Sarah via sambungan telepon.
"Suami macam apa itu? Biar nanti Mamih tegur dia," balas Sarah dengan emosi.
Usia boleh dewasa, tetapi pikiran Ziva masih seperti anak TK. Semuanya selalu Ziva adukan hingga tak ayal Aksa selalu menjadi bahan makian dari Sarah. Jika, Gio tahu sudah ditenggelamkan Sarah ke dasar lautan.
Aksa sudah berada di dalam pesawat. Dia berharap kebenaran akan terungkap. Dia selalu berdoa untuk kesembuhan dan kesadaran sang kakek. Kunci utama surat wasiat itu adalah Genta. Sejujurnya, Aksa sudah lelah dengan semua sandiwara ini.
"Setelah semuanya terungkap, aku akan membawamu ke penghulu," gumam Aksa.
Enam jam sudah dia lewati. Jam lima pagi waktu Singapura dia tiba di sana. Dijemput oleh kembarannya yang sudah dulu tiba di Singapura.
"Apa surat wasiat itu salah?" Pertanyaan yang pertama kali Aksa lontarkan kepada Aska.
"Daddy belum mengatakan apapun."
Aksa hanya bisa menghela napas kasar. Ada sedikit kekecewaan yang wajahnya tunjukkan. Tiba sudah mereka di rumah sakit terbaik tempat Genta Wiguna dirawat. Dua anak kembar ini berjalan beriringan. Bak pinang dibelah dua. Semua mata pun tertuju pada mereka. Takjub akan ketampanan yang mereka punya.
Ketika gagang pintu perawatan terbuka, tubuh Aksa lemah seketika. Kakeknya masih terbaring lemah dengan segala selang di tubuh rentanya. Wajah Daddy dan Mommy-nya pun terlihat sendu.
"Dad," panggil Aksa seraya mendekat ke arah Gio. Dia pun duduk di hadapan kedua orang tuanya diikuti oleh Aska.
Gio menyerahkan amplop cokelat ke arah Aksa. Dengan cepat Aksa membukanya. Matanya seketika melebar melihat apa yang dia lihat.
"Ini kan ...."
"Ya, itu Christo pengacara Kakek," sambung Gio.
Aksa menatap nanar ke arah foto tersebut. Foto di mana kondisi Christo tak jauh berbeda dengan Genta. Dipenuhi alat medis.
"Sedari acara pernikahan kamu Daddy sudah mengerahkan anak buah Daddy untuk mencari Christo. Daddy dapat kabar bahwa Christo sedang membawa istrinya yang tengah sakit untuk menjalani perawatan di Amerika. Sudaj lebih dari dua Minggu dia di sana. Daddy harus bersabar karena kondisi Christo pun tidak memungkinkan untuk kembali ke Singapura karena kondisi istrinya yang belum membaik. Kemarin, ketika Christo hendak menuju ke sini kecelakaan naas menimpanya. Sekarang, kondisinya sedang kritis," jelas Gio dengan nada lirih.
"Jadi, saksi kunci yang kita cari pun belum bisa dimintai keterangan?" Gio mengangguk lemah menjawab pertanyaan yang Aksa lontarkan.
Aksa menarik rambutnya dengan sangat keras dengan erangan yang begitu frustasi.
"Kenapa harus dipersulit seperti ini, Dad?" tanya Aksa dengan suara yang melemah dan bergetar.
Ayanda berpindah tempat dan memeluk sang putra. Menenangkan Aksa yang masih dalam keadaan depresi berat.
"Maafkan Daddy, Nak," sesal Gio.
"Surat wasiat itu datang tepat ketika kondisi Kakek berada di titik terlemah. Daddy sudah menolak dan ingin mencari tahu semuanya. Namun, Saat itu pula kondisi Kakek dinyatakan hampir tidak ada. Tidak ada waktu untuk Daddy mengurusi surat wasiat itu. Daddy hanya fokus kepada kesehatan Kakek," terang Gio.
"Daddy tidak ingin mengorbankan kamu, Bang. Namun, Daddy berada dipilihan yang sulit. Antara putra Daddy dan juga orang tua Daddy satu-satunya yang Daddy miliki di dunia ini," lirih Gio.
"Kamu tahu 'kan, Bang. Esoknya surat undangan sudah tercetak dan gedung pernikahan pun sudah disiapkan oleh pihak Sarah. Bagaimana Daddy dan Mommy mau membatalkannya? Sedangkan acara akad nikah serta resepsi diadakan setelah empat hari surat undangan tersebut disebar. Selama empat hari itu kondisi Kakek berada di titik sangat terlemah. Sehingga Daddy sibuk mendatangkan dokter dari berbagai negara untuk menangani Kakek. Asal Abang tahu, kondisi Daddy-pun menurun. Daddy terlalu stres memikirkan kamu dan juga Kakek. Mencari bukti pun sudah Daddy lakukan melalui anak buahnya. Namun, masih belum menemukan titik terang. Malam sebelum kamu menikah, Daddy menangis. Daddy merasa belum bisa menjadi ayah yang baik untuk kamu. Daddy merasa telah mengorbankan kamu," timpal Ayanda sambil mengusap pundak sang putra.
"Ketika kita sedang dilanda duka, Sarah memanfaatkannya. Untuk menuntutnya pun kita butuh bukti yang kuat. Sedangkan saksi kunci yang kita miliki sedang dalam keadaan kritis." Ayanda mencoba menjelaskan kepada Aksa dengan penuh kelembutan.
"Adek masih bingung, Dad. Dari mana Tante Sarah mendapatkan surat wasiat itu?" ujar Aska.
"Tidak mungkin Om Christo menyerahkannya kepada Tante Sarah. Pada saat surat wasiat itu datang, posisi Om Christo sedang berada di Amerika." Aska menguraikan semuanya yang dia anggap ada kejanggalan.
"Maka dari itu Daddy ingin tahu semuanya dari Om Christo. Untungnya, surat wasiat itu sudah Daddy dapatkan dari tangan Sarah. Jika, dilihat dari tulisan tangan itu memang tulisan tangan Kakek. Ada beberapa tulisan yang terlihat berbeda. Bagi orang awam terlihat sama, tetapi bagi pakar ada kejanggalan yang mereka lihat." Aska mengangguk paham dengan apa yang dikatakan oleh Gio.
"Sepertinya kecelakaan Christo pun ada sangkut pautnya dengan surat wasiat ini. Ada orang dalam bisa dibilang tangan kanan Kakek yang bekerja sama dengan Sarah," beber Gio
"Siapa dia, Dad?" tanya Aksa dengan penuh kemurkaan.
"Masih Daddy selidiki. Dia terlalu licin untuk ditangkap," jawab Gio.
"Kamu harus bersabar dulu, Bang. Daddy sedang mengusahakan semuanya. Mencari tahu tentang surat wasiat itu. Karena yang tahu surat wasiat itu hanya Kakek dan juga Om Christo," imbuh Ayanda.
"Sampai kapan, Mom? Sampai Riana diambil orang," balas Aksa dengan nada suara yang bergetar.
"Riana sudah memiliki calon suami, Mom." Mata Ayanda, Gio serta Aska melebar mendengarnya.
"Abang serius?" Dengan pelan Aksa mengangguk menjawab pertanyaan Aska.
"Abang bertemu dengan Riana dan juga calon suaminya. Sakit Mom, hati Abang. Apalagi ketika Riana mengatakan bahwa dia memang masih mencintai Abang, tetapi dia tidak ingin menjadi orang ketiga untuk rumah tangga Abang. Dia telah menyudahi hubungan kita, Mom. Dia sudah melepaskan Abang," tutur Aksa dengan penuh kepiluan.
"Abang tidak bisa menjalani rumah tangga yang penuh kepura-puraan. Abang lelah, Mom. Menjadi pasangan yang mesra di depan para kolega, tetapi nyatanya hati Abang terluka." Ayanda ikut menitikan air mata ketika melihat kerapuhan Aksa di depan matanya.
"Apa nanti Abang sanggup melihat Riana bersanding dengan pria lain? Apa memang Abang dan Riana tidak berjodoh?"
Suara monitor yang berada di samping ranjang pesakitan Genta pun berbunyi. Gio beserta istri serta dua anaknya berhambur mendekat ke arah Genta.
...****************...
Apa yang terjadi dengan Genta? Yuk komen yang banyak biar aku khilaf dan update lagi 🤣
Ini aku serahin jam 00.20 ya, kalo terbitnya lama jangan salahkan aku. Karena Noveltoon lagi error.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 356 Episodes
Comments
Susan Roveline Tedja
kakek Genta hayo sadar
2021-09-13
0
Raya Syifa
lagian surat wasiat perjodohan ngapain si dituruti??
2021-08-18
1
Suciati Isbiyantoro
semoga genta segera sadar.
2021-07-17
1