Sementara Bento dan Gichel bergidik merinding .Riska justru bersikap santai dengan sorot mata tajam dinginnya ,ia dengan cepat nya langsung menyerang beberapa orang musuh pria. Begitu juga Bento yang di buat kewalahan, karna dirinya tidak begitu jago dalam berantem .
"WOWW."
"Santuy, bang, santuy!".Bento mengangkat kedua tangannya dengan memegangi punggungnya yang terasa sakit karna tak sengaja tekena tendangan.
Sementara itu Gichel berlari-lari ke sana kemari dengan melempar beberapa benda yang ia lihat."AAAWWWWAHHHH ,ASTAGA ,ASTAGA."Ujarnya berlari-lari ke sana kemari ."KALIAN KENAPA MENGEJAR KU!!!".Teriaknya sekali lagi.
Riska terus berusaha melawan beberapa musuh pria di sana dengan kemampuan bela diri yang cukup hebat, ia miliki .Di saat tersisa satu pria."Tinggal satu."Ucapnya datar berlari dengan cepat ke satu orang pria didepannya ,ia terbang dan melayangkan satu tendangan dengan keras tepat di dada pria yang ada didepannya .
Pria tadi tersungkur ke lantai dan tidak sadarkan diri .Sementara itu Riska segera bangkit dan berlanjut berkelahi kembali membantu ke dua temannya .
Bento yang menyadari bahwa Riska ikut membantunya berkata ."CEPAT PERGI! Biarkan kami yang urus disini ."
"Benar ,CEPAT PERGI!!".Saut Gichel berteriak kencang.
Riska langsung mengiyakan saja ,ia langsung berlari secepatnya menjauh dari sana .Meninggalkan Bento dan Gichel yang masih kewalahan dengan beberapa pria yang ingin melukai mereka berdua .
Setelah kepergian Riska. Gichel langsung mengambil kursi lipat yang ia temuin .Gichel langsung memukulkan kursi besi itu dengan keras ke arah salah satu pria yang menyerangnya ,dan dengan cepatnya ia langsung menendang dengan kuat kepala pria itu sampai tersungkur .Tidak sampai disitu itu, ia kembali memukul, mendorong, dan melayangkan tendangan kakinya dengan keras ke beberapa pria yang ingin memukulnya.
Bento yang masih dibuat kewalahan karna tidak bisa mengerahkan kedua kakinya yang di tindih oleh beberapa pria ,pun tanpa tidak sengaja melihat Gichel yang menghajar beberapa pria dengan brutal."Buset!,gue harus berpikir seribu tahun sebelum membuat nya marah."Bento menelan paksa air ludahnya .
+++
Panji berhasil berlari menjauh dari para anak buah nenek tiri Riska .Panji yang sekarang sedang tersandar di depan pintu yang belum ia ketahui itu ruangan apa .Dengan mengatur nafasnya yang hampir habis karna terus berlari menghindari anak buah tua bangka .Juga untuk mencari keberadaan Nathan, adik Riska belum kunjung ia berjumpa."Ehemmm ,harus cari Nathan di mana lagi?."Ujarnya tanyanya kepada dirinya sendiri .
Panji yang awalnya masih bersandar santai pun tiba-tiba mendengar langkah kaki dari kejauhan yang berjalan mendekat dengan cepat .
Dua pria yang berlari mendekat itu langsung melihat sekitar lorong itu."Tidak ada orang disini."Ucapnya kepada rekan anak buah yang bersamanya.
"Tapi saya yakin ,saya melihat ada orang disini."Balas mengelak perkataan temannya.
Rekannya yang tidak percaya."Cuma halusinasi kamu saja ,ayo lanjut mencari ."Kata beranjak pergi .
"Tunggu ,kita belum memeriksa ruangan ini."Kata Temannya .
Menghentikan langkahnya."Kalau gitu cepat buka dan periksa."
Panji yang sudah bersembunyi di dalam ruangan ,kembali mendengar langkah kaki yang semakin mendekat ke pintu masuk ruangan tempat ia bersembunyi .Sampai pandangannya terfokus kepada salah satu ruangan kecil di ujung kanan ."Bik Rani!".Serunya
"....Ah sial." Lanjutnya .
Dengan memberikan kode kepada bik Rani agar tetap diam di dalam ruangan itu .Panji beranjak dari balik rak obat ,ia berjalan berlahan mendekati pintu masuk untuk berganti bersembunyi di balik pintu .Dengan abah-abah bersiap menyerang saat kedua pria tadi membuka pintu .
Beruk...
Berukk....Dengan cepat Panji langsung melayangkan pukulannya .
"Aahhh." Teriak Panji melayangkan tendangan keras ke salah satu pria
Selesai dengan sedikit permainnya yang berhasil Panji selesaikan .Panji segera menutup kembali pintu masuk ruangan persembunyiannya yang ternyata ruang penyimpanan obat .
Sesudah menutup pintu masuk kembali ,dan menepikan tubuh dua pria tadi ke sisi lain ruangan lalu mengikatnya .Panji segera melangkah kan kakinya untuk menemui bik Rani .
"Bibi baik-baik?".Tanya Panji berjongkok di depan kursi roda Nathan .
"Baik-baik saja mas Panji. Tapi Den Nathan...."Ucapnya terhenti melihat Nathan yang masih terduduk tidak berdaya di atas kursi roda .
Panji yang masih terduduk jongkok terdiam menunduk ."Tidak akan saya biarkan nyawa Nathan sampai terancam .Tapi, apa yang harus saya lakukan untuk membawa Nathan keluar dengan selamat .Bagaimana? Sial!".Batinnya sedikit mengumpat kesal dengan situasi yang sedang terjadi.
Di tengah-tengah ketengan itu tiba-tiba .Nathan siuman dari komanya berhari-hari. Nathan membuka matanya berlahan-lahan ,ia memperhatikan sekelilingnya mendapati Panji dan Bibi Rani yang masih belum menyadari dirinya telah siuman.
Sampai dengan suara lirihnya Nathan membuka suaranya."Dimana kak Riska?".
Panji dan bik Rani yang mendengar itu langsung memalingkan perhatian mereka berdua melihat Nathan dengan tersenyum tipis ,senang melihat Nathan siuman. Juga takut akan posisi saat ini.
+++++++++
Riska terus berlari dengan menyusuri lorong-lorong rumah sakit .Sampai langkahnya terhenti dengan bayangan seseorang yang akan berjalan mendekati dirinya .Ia yang panik langsung mencari akal untuk bersembunyi .
Salah satu dari dua orang yang berjalan melewati lorong tempat Riska akan berlalu, sangat tidak asing bagi Riska .
Riska yang sudah bersembunyi di salah satu kamar yang kosong ,memperhatikan dengan jelas wajah orang yang tidak asing untuk ia kenal lagi .
Setelah dua orang tadi berlalu. Riska hanya tersenyum miring dan langsung berlalu pergi begitu saja. Ada hal yang lebih penting untuknya saat ini .
++++++++
Bik Rani yang menitihkan air mata bahagianya berkata."Syukurlah Den Nathan sudah siuman."Puji syukurnya .
"Dimana kak Riska ,Mas ,Bik ?".Tanyanya kembali .
Bik Rani hanya bisa terdiam membisu ,ia tidak tahu harus menjelaskan dari mana .Sampai Panji membuka suara ."Kita sedang disandera ,kakak kamu akan segera datang untuk menolong kita .Sebelum kakak kamu datang, saya akan melindung kalian dari musuh-musuh di luar."Jelasnya .
Dengan kesalnya Nathan bertanya ."Siapa yang menyandera kita?".
Bik Rani ingin menjawab akan tetapi dengan cepat langsung di saut dengan suara Panji ."Saya belum tahu ,yang jelas semua yang ada di dalam rumah sakit sedang menjadi tawanannya ."
Nathan hanya terdiam ,lalu ia mencoba untuk berdiri dari kursi roda yang ia pakai .Panji yang menyadari itu langsung membantunya ."Kamu bisa berdiri?".
Nathan yang berusaha menjaga keseimbangan badannya ,berkata ."Bisa-bisa ,di waktu seperti ini tidak ada kata bermalas-malasan."Disusul senyum tipis di raut wajahnya .
++++++
Riska yang masih mencari keberadaan adiknya ,hampir saya ia bertabrakan dengan Gichel dan Bento yang berlari berlawanan arah dengannya .
Dengan nafas yang masih terengah-engah."Lari Ris ,Larii!!".Ujarnya menarik paksa tangan Riska untuk ikut berlari bersamanya .
Beberapa menit lamanya mereka berlari ,sampai langkah kaki mereka bertiga berhenti karna Riska tiba-tiba menarik tangan Gichel dan Bento untuk masuk ke dalam ruangan yang tepat ada di samping mereka berdiri .
Membungkam mulutnya sendiri ."Kamar jenazah!".Ucap Bento .
Riska yang masih terdiam membuka suara ."Cepat bersembunyi."Serunya .
Mendengar dan melihat sekelilingnya."Tunggu! Apa?".Bento melontot kan manik hitam coklat nya.
Tanpa basa-basi Gichel langsung menarik tangan pria cerewet ini agar segera bersembunyi."Aaa ini kor.....".Mulut Bento langsung di bungkam oleh Gichel.
Karena setelah mereka bersembunyi .Datang tiga orang pria bersenjata membuka pintu ruang Jenazah .
Riska yang memperhatikan dari balik kaca pintu yang menutupi dirinya. Di saat salah satu dari tiga pria tadi keluar, dengan cepat Riska langsung melumpuhkan dua orang pria yang masih ada di dalam dengan diam .Lalu berganti mencengkeram leher pria yang ada diluar sampai pingsan .Selesai dengan itu Riska mengambil senjata api laras panjang yang di bawa pria tadi .Sesudah mengambil senjata ,Gichel dan Bento langsung beranjak bergabung dengan Riska tidak lupa mereka berdua juga mengambil senjata laras panjang milik dua pria tadi .
"Tidak kita ikat saja mereka berdua?".Ucap Bento .
"Tidak perlu ,kita harus bergegas." Riska yang berlalu pergi .
Bento yang ingin menyusul Riska ."Tunggu."Seru Gichel yang sibuk dengan senjata laras panjang yang ia bawa ."Gini bagaimana pakeknya?".
Bento mendekati Gichel dan membantu Gichel cara mengunakan senjata api laras panjang itu."Pegang yang kuat ,lalu tarik ini. Gunakan ini seperti bagaimana cara lu memaksa gue deket jazad korban kecelakaan tadi."Jelasnya sembaring sedikit mengomel kesal .
Tanpa berkata-kata lagi Bento berlalu pergi menyusul Riska .Begitu juga Gichel yang segera ikut menyusul .
+++++++++
Bik Rani ,Nathan ,dan Panji mulai bersiap keluar dari gudang penyimpanan obat .Beberapa pria yang diikat olah Panji tadi salah satunya sudah siuman dari pingsannya ."Kalian tidak akan bisa keluar dengan keadaan selamat .Bos kami tidak akan biarkan kalian hidup!".Ancamnya .
"Tidak perlu pedulikan mereka .Kita harus menemukan kakak ku."Kata Nathan yang tidak memperdulikan ocehan penjahat itu .
Dengan dibantu satu tongkat yang ada rumah sakit untuk membantunya berjalan .Nathan beranjak pergi dari gudang penyimpanan obat itu ,ia mengikuti langkah kaki Panji yang berjalan mendahuluinya .Sementara itu bik Rani mengikuti langkah kaki mereka berdua dari belakang .
Belum beberapa waktu mereka berjalan langkah kaki mereka terhenti ,melihat beberapa anak buah penjahat yang terkapar didepan mereka .
"Kak Riska tadi pasti lewat sini ,kita harus mengikuti jalan ini."Kata Nathan beranjak pergi .
Menggenggam tangan Nathan."Jangan gegabah ,kita harus berhati-hati .Jika kita tertangkap akan semakin mempersulit kakak kamu untuk membantu kita keluar dari sini ."Jelas Panji .
Nathan mengikut perkataan Panji ,karna apa yang Panji katakan memang ada benarnya. Akan sangat sulit untuk mereka keluar jika salah satu dari kita tertangkap .
++++++++
Di lain tempat ,Riska ,Bento ,dan Gichel yang sedang berlari dengan cepat untuk menghindari 10 pria bersenjata yang sedang mengejar mereka .
Sampai di lorong rumah sakit yang bercabang tiga ."BERPENCAR!!".Teriak Bento dengan lantang yang masih terus berlari dengan kencang .
Riska yang masih berlari lurus ."TIDAK!!,jangan berpencar. "Teriaknya yang sudah terlambat karna Bento dan Gichel sudah terlanjut berlari berbeda jalan dengannya .
Gichel yang masih berlari kencang ."Hhaaa ,Sial kakiku sudah lemas."
"Aaaaaaa ,tidak biasakan kalian tidak mengejar ku!". Ucapnya dengan nada suara melengking gendang telinga .
Sementara itu Riska yang sudah tidak ingin berlari kembali menghentikan langkahnya dengan tiba .Sampai membuat beberapa pria yang mengejarnya hampir saja menabrak dirinya ,akan tetapi dengan cepat Riska langsung dengan cepat mengangkat kaki kanannya dan melakukan tendangan memutar sampai membuat beberapa pria yang hanya berjumlah tiga orang tadi langsung terpental tersungkur .
Tidak sampai disitu saja. Riska kembali bergerak dengan lincah .Riska menendang satu orang pria yang masih tersadar sampai pingsan .Selesai dengan itu ,ia mengatur nafasnya .Tidak butuh waktu lama untuk istirahat ,Riska kembali beranjak pergi .
Riska harus kembali mencari adiknya yang masih belum ia temui di dalam rumah sakit sebesar dan seluas ini .
Belum genap sejam ia berjalan .Langkahnya terhenti olah wanita paru baya yang berdiri mematung di hadapannya .
"Kenapa kau selalu merusak RENCANA SAYA?".Kata Nenek tiri Riska sedikit menekan kalimat akhir nya.
Nenek Rahayu Sewing Syar'i .Nenek tiri Riska yang paling licik dan kejam .Kini berdiri mematung dengan sorot mata tajamnya menunggu kedatangan Riska yang kini sudah berdiri dihadapannya .
Riska yang mendengar perkataan nenek Rahayu hanya terdiam mematung membalas dengan sorot mata tidak kalah dingin dan kejam .
"CUCU YANG TIDAK PUNYA SOPAN SANTUN DAN YANG TERBURUK YANG PERNAH SAYA TAU."
"JATUHKAN SENJATA MU DAN LIHAT INI."Nenek Riska tanpa menurunkan nada bicaranya.
Melihat datar Bento dan Gichel."Seharusnya kau datang kemari dan menyambut kedua teman kau, yang sudah menjadi rekan saya."Ucapnya tersenyum miring .
Riska membulatkan bola mata hitamnya saat mendapat i kedua temannya .Bento dan Gichel sudah tertangkap .
"Maafkan kami nona ,kaki ku sudah patah sudah tidak sanggup."Banto yang sudah merintih kesakitan dengan kaki cidera nya .
"Cepat kamu ikut saya ke ruang keamanan .Kamu bilang di mikrofon ,suruh adik mu itu segera menemui saya .Jika kau menolak makah bersiaplah melihat jazad salah satu dari mereka!".Ucapnya mengancam Riska .
"Jangan Ris ,jangan pernah kau menuruti tua bangka ini."Ucap langtang Gichel .
"Saya benci menunggu."Katanya dengan senjata api yang sudah menempel tepat di pelipis kepala Bento .
"Tunggu!".Saut Riska yang disusul senyum miring dari nenek Rahayu .
"Ambil senjatanya ."Suruhnya kepada anak buahnya yang masih tersisa .
Setelah melucuti senjata api yang Riska bawa .Anak buah nenek Rahayu langsung menggelandang Riska pergi ruang keamanan rumah sakit .Setibanya di sana ,Riska langsung di dudukkan paksa di salah satu kursi di ruang keamanan itu .
Riska melihat sekeliling sekilas ,ia mendapat i satu penjaga keamanan yang sudah terkapar bersimbah darah sedangkan sebagian dari mereka terikat kencang terduduk di lantai .
"Iblis!". Umpatnya .
Membenturkan kepala Riska keatas meja .Brukkkk....
Masih dengan menekan kepala Riska di atas meja ,Nenek Rahayu berkata ." CEPAT!! BICARA BODOH."
Riska mengangguk pelan ,Nenek Rahayu segera mengangkat telapak tangannya dari atas kepala Riska .
"Cepat suruh adikmu pergi ke lobi utama rumah sakit."Kata Nenek Rahayu .
+++++++++
Dilain tempat. Panji , bik Rani yang masih bersama dengan Nathan mendengarkan yang di katakan Riska di dalam mikrofon rumah sakit .
Akan tetapi di belakang kalimat Riska berbicara dengan lantang ."Lari!!Tidak perlu pedulikan kami."Di susul kembali dengan suara keras orang memukul .
Nathan yang dari awal terduduk istirahat sejenak di kursi pajang yang tersedia di salah satu lorong rumah sakit .Langsung berusaha beranjak dari tempat duduknya ."Mas Panji dan Bik Rani keluarlah dari sini .Saya akan pergi ke sana sendiri ."
"Den Natha ,sebaiknya den Nathan ikut kami .Kesehatan den Nathan belum membaik ."Bik Rani yang terlihat sangat cemas .
"Tidak bik ,saya sudah sering merepotkan kakak saya selama ini. Sekarang saatnya saya membantu kakak saya .Saya tidak ingin lari lagi dari masalah."Kata Nathan .
"Mas Panji lakukan rencana mas tadi. " Ucapnya .
"Tapi rencana tadi sangat beresiko. Bagaimana jika saya terlambat .Tidak, saya tidak ingin mengambil resiko .Saya akan ikut kamu ."Tolak Panji.
"Tidak akan ,mas Panji pasti bisa .Saya akan menunggu di lobi utama rumah sakit."Nathan yang bersiap pergi .
Melihat punggung Nathan yang semakin menjauh."Nathan."Serunya .
Nathan menengok kebelakang ."Semoga berhasil mengulur waktu ."Kata Panji yang memberi semangat .
Nathan membalasnya dengan anggukan kepala dan senyum tipisnya .Nathan kembali berjalan dengan tongkatnya ,ia berjalan dengan berlahan ke lobi utama rumah sakit .
"Ayok bik ,kita harus segera keluar dari sini ."Ajak Panji yang berjalan lebih dahulu .
Panji sedikit mengenal gedung rumah sakit ini ,yang membuatnya sedikit faham di mana saja jalan keluar dari rumah sakit ini .Bik Rani terus berlari kecil mengikuti langkah kaki Panji.
Berukkk....
Panji yang mendengar itu langsung menghentikan langkahnya dan menengok kebelakang untuk melihat keadaan bik Rani .
Langsung berjalan mendekati bik Rani yang ternyata terjatuh tersungkur."Bibi baik-baik saja?".Tanya Khawatir Panji .
"Saya hanya kecapean, mas Panji .Mas Panji lanjut jalan saja ,kasihan mbak Riska dan Den Nathan di dalam sana."Jelas Bik Rani yang sudah tidak bisa bangkit lagi .Maklum saja usia bik Rani sudah tidak mudah lagi .
"Saya tidak bisa meninggalkan bik Rani disini .Bik Rani sudah saya anggap seperti ibu kandung bagi saya .Jika sampai terjadi sesuatu dengan bik Rani ,saya tidak bisa memaafkan diri saya sendiri."Kata Panji .
Panji pun berjongkok di depan bik Rani ."Bik Rani naik saya ke punggung saya. "Suruh Panji.
Bik Rani yang sembaring tadi tersipu bahagia pun dengan ucapan Panji." Iya bidik akan naik ."Balasnya .
Bik Rani berusaha bangkit ,ia naik ke atas punggung Panji ."Sudah mas."Ucapnya .
Panji mengangguk pelan ,ia pun segera beranjak pergi dari sana .Panji kembali melanjutkan langkahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 250 Episodes
Comments
namanya lucu ya kayak gamis syar'i😂
2022-09-27
1
Al Zata
yang cari Teman Hidup mampir yukk
2022-06-01
0
Yona
mantappp✌️
2022-05-19
0