Langit-langit mulai mengelap tertutup awan hitam ,seakan-akan langit pun tahu akan kesedihan pemuda ini .Pemuda yang masih berpakaian sekolah ,berlari-lari dengan kaki jengkal panjang nya melewati lorong gedung sekolah juga beberapa tangga untuk turun ke lantai bawah .
Pemuda dengan mimik wajah sang sangat khawatir itu tidak memiliki jedah waktu untuk beristirahat di tengah langkah kakinya. Pemuda itu tetap fokus dengan jalan di depannya ,ia tidak memperdulikan dengan lainnya.
Bahkan untuk isi kepalanya saat ini hanya di penuhi dengan nama-nama kakak perempuan saja .
Pemuda dengan seragam sekolah yang sudah kacau itu ,berhasil turun ke lantai bawah sekolahnya .Di sana ia bertemu dengan salah satu teman baru nya ,akan tetapi ia yang sudah tidak perduli dengan yang lain. Ia tetap mempercepat langkahnya berjalan lebih keluar dari gedung sekolah .
Pemuda itu berganti sepatu dengan terburu-buru .Selesainya ia langsung berlari kembali keluar gedung sekolah ,ia bahkan tidak memperdulikan satpam sekolah yang memanggil-manggil dirinya. Fokus nya saat ini hanya kepada mobil keluarganya yang sudah terparkir didepan gerbang sekolah. Di sana juga ada paman Yoshi yang menunggu dirinya.
Nathan yang sudah duduk dengan baik di dalam mobil. Yoshi yang melihat itu segera tancap gas meninggalkan pekarangan sekolah.
Mobil itu berlalu pergi meninggal lingkungan sekolah. Tanpa mereka sadari, jika ada dua pasang mata yang memperhatikan mereka berdua semenjak tadi dari lantai atas dalam gedung sekolah .
Sepasang manik mata hitam lekat itu melihat dengan tatapan malas ,seakan tidak suka dengan apa yang di lakukan Nathan saat ini .
Mungkin sepasang dua manik hitam lekat itu tidak menyadari bagaimana paniknya dan kacau nya berada di posisi Nathan saat ini.
Di dalam mobil yang berjalan dengan kecepatan sedang memecah jalanan didepan nya yang tidak terlalu ramai .Nathan yang terduduk di kursi tengah mobil langsung melepas jas sekolahnya dan menganti jas sekolah itu dengan jaket yang ia bawa .
"Syukurlah nak ,Masih ada sisa tiket penerbangan cepat ke Seoul hari ini."Ucap Paman Yoshi yang manik hitam lekatnya tetap fokus menyetir mobil .
Nathan hanya terdiam ,kepalanya tersandar ke jendela kaca mobil .Fokus nya menatap kosong keluar jendela mobil .Tatapannya sangat seduh. Kepalanya sangat peni, memikirkan beberapa saat lalu saat pertama kalinya ia mendengar kabar buruk ini.
Paman Yoshi yang memperhatikan sekilas Nathan dari kaca spion tengah mobil ,kembali berkata."Nat Nathan tidak perlu takut, kakak kamu pasti baik-baik saja. Percayalah kalau Tuhan selalu menjadi pelindung terbaik kakak kamu."
Nathan hanya terdiam fokusnya semakin seduh menatap keluar jendela mobil .Tatapannya semakin kosong .Sungguh miris ,hatinya benar-benar sangat sedih saat ini. Setelah ia mendapatkan kabar tadi, jika kakaknya telah mengalami kecelakaan mobil .
Setibanya di dalam bandara internasional Jepang .Nathan yang hanya membawa tas ransel sekolahnya ,kini fokus nya menatap paman Yoshi ."Saya pergi dulu paman .Motte kite kurite arigato, Oji-san."Sedikit menyungging senyum tipisnya .
(Terimakasih sudah mengantar ,paman .)
Paman Yoshi membalas hangat senyum Nathan ."Hati-hati nak ,paman akan selalu berdoa semoga kakak kamu baik-baik saja."
Nathan hanya membalas mengangguk ringan ,lalu berlalu pergi dari sana meninggalkan pamannya yang masih setia berdiri di sana menunggunya sampai pergi masuk ke dalam pesawat .
Siang itu ,Nathan langsung berangkat ke Seoul dengan penerbangan pesawat tercepat .Nathan segera pergi ke sana dan segera sampai di sana, agar ia bisa langsung mendampingi kakaknya .
Iya ,kak Riska. Kakak Nathan saat ini sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit di salah satu rumah sakit di daerah Gangnam .Itu yang di kata paman Yoshi tadi kepada Nathan .Nathan tidak tahu jelas apa penyebab kakaknya sampai bisa mengalami kecelakaan mobil .Intinya saat ini, ia sangat khawatir dengan keadaan kakaknya. Sebelum ia bertemu dengan kakaknya langsung pikiran negatif ini tidak akan diam untuk terus berputar dalam isi kepalanya.
Di tengah perjalanan, ia yang masih terduduk di dalam pesawat tiba-tiba mendapatkan telfon dari paman Baek Dae-Hyun yang ada di korea selatan .
Nathan segera menggeser gagang telfon yang bergetar itu .
TERSAMBUNG.
*Paman bagaimana keadaan kakak?".Tanya Nathan dari seberang sini langsung kepada pamannya .
*Saya masih belum mengetahuinya tuan muda ,dokter yang menangani Agassi belum kunjung keluar ."
Jelas Paman Baek Dae-Hyun di seberang sana dengan nada suara bergetar cemasnya .
Nathan yang mendengar itu hanya terdiam ,fokus nya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong .
*Jika tuan muda sudah sampai ,tuan muda telfon saya .Saya akan menjemput anda di bandara ."
*Ye ,paman tolong jaga kakak saya .Tolong pastikan dokter-dokter itu menangani kakak saya dengan baik .Saya mohon paman, pasti kan kakak saya baik-baik ."Ucapnya beruntun tanpa jedah kalimat .
*Ba-baik tuan muda ."
Panggilan di akhiri oleh Nathan sepihak ,ia memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku jaketnya .Mata pupil putihnya yang mulai memerah menahan tangis, tatapan kosong menatap keluar jendela pesawat yang tak kunjung-kunjung mendarat.
Satu jam berlalu ,akhirnya pesawat Nathan mendarat di bandara internasional Seoul .Nathan bergegas bersiap-siap untuk beranjak keluar dari dalam pesawat .Sebelumnya ia juga sudah mengirim pesan singkat kepada paman Baek Dae-Hyun.
...Notifikasi Chat...
Nathan.
*Paman tidak perlu jemput saya ,saya akan naik taksi saja .Paman kirim saja alamat rumah sakit nya kepada saya ."
^^^Paman Baek Dae-hyun.^^^
^^^*Gangnam hospital ,di lantai 15 kamar nomer 108 ."^^^
Pesan berakhir
Nathan yang kini sudah ada di luar pesawat .Setelah selesai melewati keamanan bandara ,ia langsung mempercepat kaki jengkalnya keluar bandara .
Di luar ia segera menghentikan taksi .Nathan segera beranjak masuk ke dalam mobil taksi .
"Mau kemana tuan?". Tanya supir taksi itu .
"Rumah sakit Gangnam hospital ,pak .Tolong percepat jalannya pak ,saya harus segera sampai di sana ."Ucap Nathan yang sudah terduduk di kursi tengah mobil .
"Baik, tuan ."Supir taksi itu yang langsung tancap gas meninggalkan bandara internasional Seoul .
++++++++
Butuh waktu dua jam menempuh perjalanan dari bandara internasional ke Gangnam hospital .Di sepanjang perjalanan itu juga Nathan tidak henti-hentinya berperilaku cemas.
la berpaling melihat keluar jendela ,melihat layar ponselnya untuk melihat jam yang tertulis di sana .Lalu ia berpaling lagi melihat keluar jendela dan kembali beralih melihat layar ponselnya. Begitu terus berulang-ulang .
Sampai ia tiba di depan gedung rumah sakit ,mobil taksi itu berhenti Nathan langsung mengeluarkan beberapa uang mata uang Jepang(Yen) .
"Anda dari Jepang ?".Tanya Supir taksi itu melihat dua lebar uang yang di berikan Nathan .
"Ah l'm sorry ,saya baru sampai disini, saya belum sempat menukarkan uang .Bolehkan..."
"Baiklah ,boleh tuan. Anda langsung masuk saja. Semoga keluarga anda yang sakit lekas sembuh."Kata ramah supir taksi itu.
Nathan mengangguk ringan ."Terima kasih."Ucap langsung beranjak keluar mobil taksi .
Ia berlari masuk ke dalam gedung rumah sakit ,dengan langkah cepat nya ia segera masuk ke dalam live .
"Ayo cepat!!".Batinnya yang sudah berdiri di dalam live yang sedang berjalan naik ke lantai 15 .
Setelah live terbuka Nathan langsung berlari keluar ,sampai tanpa ia sengaja ia menabrak seseorang di sana .
"Eh sorry, so-sorry ,I'm really in a hurry ."Nathan membantu orang didepan nya memungut kembali kertas-kertas yang berserakan di lantai tanpa berpaling melihat orang didepan nya .
"Sudah-sudah biar saya saja yang membereskan.You can go!."Pria itu menatap lawan bicara nya dengan tersenyum tipis .
Tanpa berpaling melihat lawan bicaranya."Sekali lagi saya minta maaf dokter, permisi ."Nathan langsung beranjak pergi meninggalkan tempat itu .
Setibanya di depan kamar rawat kakaknya .Nathan langsung menghampiri paman Baek Dae-Hyun yang terduduk di kursi panjang yang tersedia di luar kamar rawat .
"Paman ,bagaiman keadaan kakak?".Nathan menatap pamannya dengan penuh rasa khawatir di sana .
"Keadaan Agassi sangat buruk ,dokter bilang Agassi mengalami benturan yang sangat hebat di kepala yang meninggalkan luka sangat serius di sana ."Jelas Paman Baek Dae-Hyun menunduk ia tidak sanggup jika harus menatap Nathan .
Nathan berpaling melihat ke arah lain ,ia mencengkram kuat kedua telapak tangannya."Saya boleh masuk ke dalam?".
"Tentu ,tuan muda boleh masuk .Saya akan menunggu disini ."Balas Paman Baek Dae-Hyun berpaling melihat Nathan .
Nathan mengangguk ringan ,dan langsung beranjak masuk ke dalam ruang rawat kakaknya .
Di dalam langkahnya langsung melambat ,ia berjalan lambat mendekat ke tempat tidur di mana kakaknya sedang berbaring tidak sadarkan diri di sana .
Tubuh yang penuh luka lebam ,alat-alat rumah sakit yang cukup banyak berhias di tubuh yang tak sadarkan diri ini .Hatinya sangat teriris melihat keadaan kakaknya saat ini ,rasanya sangat sesak ,sulit sekali untuknya bernafas lega saat ini .
Ia berusaha tetap tegar ,ia dudukkan pantatnya di kursi kecil yang dekat dengan ranjang tempat kakaknya berbaring .
Ia genggaman kuat tangan kakaknya dengan kedua telapak tangannya. Air mata yang ia tahan sejak tadi tidak bisa ia bendung lagi, air matanya mengalir deras tanpa ia suruh .
Kini ia terisak dalam tangisnya menggenggam kuat telapak tangan kakaknya yang masih terbaring tidak sadarkan diri .
Pemuda itu tidak peduli dengan siapa yang akan masuk ke dalam kamar rawat kakaknya nanti dan melihat nya dengan keadaan menangis seperti ini ,ia tidak akan perduli. Yang jelas saat ini, ia hanya ingin kakaknya siuman ,ia ingin melihat kakaknya membuka mata, memarahi dirinya seperti biasanya ,dan melihat senyumnya seperti biasanya .
"Kak Riska cepat bangun ,Na-nathan menunggu kakak disini. Nathan akan sekolah disini agar selalu bersama kak Riska. Na-Nathan tidak bisa melihat kak Riska seperti ini .Nathan sudah kehilangan ayah dan ibu ,lalu kakek. Nathan tidak bisa jika harus me...." Ucapnya terhenti ia tertunduk menahan tangisnya .
".......Saya tidak bisa kehilangan kakak ,Na-Nathan sayang kakak ,kak Riska bangun ya. Kak Riska tega membuat adik kesayangan kakak ini bersedih."Lanjut nya yang masih terhanyut dalam isak tangisnya .
Nathan terus berada di samping kakaknya yang masih belum siuman ,ia setia terduduk di samping tempat tidur rumah sakit kakaknya berbaring sampai hari menjelang malam .Nathan beranjak dari tempat duduk ,ia melangkah keluar kamar rawat kakaknya .
Menghampiri paman Baek Dae-Hyun yang masih setia menunggu di depan kamar rawat majikannya .
Paman Baek Dae-Hyun yang terduduk tertunduk ."Ajusshi."Seru Nathan yang sudah duduk di samping pamannya .
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan kakak saya ,kenapa kakak Riska sampai seperti ini?".Tanya Nathan yang terfokus kepada lawan bicaranya.
"Rem mobil nona mengalami kerusakan ,remnya belong yang membuat mobil nona mengalami kecelakaan .Mobil nona masuk ke dalam sungai ,tapi syukurlah nona bisa segera di selamat ."
"...Mungkin ini salah saya. Seharunya saya mengantar nona berangkat ke kantor ,tapi saya justru meminta ijin untuk libur ."Jelas Paman Baek Dae-Hyun tidak berani membalas tatapan Nathan .
"Ke-kenapa Ajusshi libur ?".
"Istri saya tidak enak badan ,saya harus mengantar istri saya ke rumah sakit pagi-pagi sekali untuk periksa ."Balasnya masih dengan posisi yang sama .
"...... Paman yakin rem mobil nona ada yang yang merusak .Karena sebelum saya pergi ,saya sendiri yang memeriksa keadaan mobil nona .Mobil nona tidak mengalami kerusakan ." Lanjutnya .
"Paman sudah menyelidiki siapa pelaku nya?".
"Belum ,tapi saya sudah melaporkan kejadian ini ke kantor polisi ."
Lama Nathan tak membalas perkataan paman Baek Dae-Hyun. "Paman pulang saja untuk istirahat ,biar saya saja di sini sendirian ."Katanya memecah keheningan.
Paman Baek Dae-Hyun terfokus kepada Nathan ."Tidak tuan muda ,saya disini saja menemani anda ."
"Tidak perlu paman ,paman pulang saja .Besok pagi-pagi paman kan bisa kesini lagi ."Kata Nathan yang berpaling melihat lawan bicaranya .
"....... Paman tidak perlu khawatir ,saya tidak papa sendirian disini ." Lanjutnya menyungging senyum tipis .
"Baiklah ,paman akan pulang .Jika terjadi apa-apa langsung telfon paman, paman akan langsung datang ke sini ."Katanya dengan beranjak dari tempat duduknya .
Paman Baek Dae-Hyun membungkuk badannya sedikit memberi hormat sebelum berlalu pergi meninggalkan tempat itu .Nathan yang melihat itu juga membalas dengan anggukan ringan .
++++++++
Keesokkan paginya Nathan masih setia menemani kakaknya yang masih setia memejamkan matanya .
Manik hitam lekat pemuda itu terfokus melihat wajah damai wanita didepannya yang setia memejamkan matanya .Ia sangat lekat memperhatikan wajah damai wanita itu ,terlihat di sana kening yang dibalut perban ,dagu yang memar ,bahkan wajah wanita itu terlihat terusan .
Hati pemuda itu sungguh sakit melihat kakaknya yang seperti ini ,sakit sekali ia benar-benar seperti adik yang tidak berguna .Ia yang seharunya selalu bersama dengan kakaknya justru ia pergi meninggalkan kakaknya sendirian di negara orang .
Padahal ia tahu dirinya tidak akan bisa apa-apa tanpa kakaknya .Dan ia juga pasti tahu yang dia punya saat ini hanyalah kakaknya saja. Hanya kakaknya satu-satunya keluarga kandungan yang ia miliki saat ini .
+++++++++++
Sudah lebih dari tiga hari kakak Nathan koma ,kakaknya masih setia memejamkan matanya sampai hari ini .
Nathan benar-benar kacau hari ini ,itu sangat terlihat jelas .Pemuda yang hanya mengenakan kemeja bermotif kotak-kotak dengan celana panjang dan gaya rambut undercut yang sedikit berantakan seperti belum di sisir dengan benar .
Kini masih terduduk setia di samping ranjang kakaknya yang masih setia memejamkan matanya ,tidak seperti biasanya pemuda itu kini menatap seduh memperhatikan kakaknya .
Mata yang memerah menahan tangis, terus setia memperhatikan kakaknya. Dengan sedikit menundukkan kepalanya, suara beratnya mengucapkan."Ku mohon kak ,cepat bangun .Nathan merindukan kakak ,Nathan merindukan senyum kakak."Hati sangat teriris ia menundukkan sedih menahan tangis, ia harus kuat sudah banyak air mata yang ia keluarkan setiap malam beberapa hari ini .Ia tidak ingin lagi menangis ,ia harus kuat demi kakaknya .
"Nat..." Suara rintihan ringan itu membuat Nathan segera mendongak menatap manik hitam lekat didepannya yang mulai mengerjakan matanya berlahan-lahan membuka matanya .
Nathan segera menggenggam telapak tangan kakaknya dengan kedua tangannya .Ia bawa telapak tangan kakaknya ke dalam pelukannya. Tangis pecah saat itu juga menunduk sambil mencium-cium punggung tangan kakaknya ."Nathan senang kakak bangun ,kak Riska jangan tinggalkan adik lagi .Kak Riska tega meninggalkan adik kesayangan kakak ini sendirian di dunia ini."Ucapnya beruntun .
"....Jangan tinggalkan Nathan ,kak." Sambungnya menatap berbinar manik mata cantik di depannya.
Fokus Riska yang memperhatikan adiknya."Kakak tidak bisa lama disini. Nathan jaga kesehatan jaga diri baik-baik ."Menyungging senyum tipisnya ."....Kamu terlihat kacau, dik. Maafkan kakak yang tidak bisa menjaga kamu .Kakak malah membuat kamu bersedih seperi ini ,ma....."
"Sudah cukup kak ,jangan bilang kayak gitu .Kak Riska akan sembuh ,kak Riska akan kembali sehat seperti biasanya ."Potong Nathan memotong perkataan kakaknya .
Riska hanya tersenyum tipis ,kini manik hitam lekat terfokus dengan langit-langit kamar rawatnya ,lama ia menatap kosong ke sana .Seperti sedang menahan sesuatu .
Dan benar saja ,ia mengangkat tangan kanannya ia cengkram kuat kepalanya."Kak Riska ,kakak kenapa, kak?".Tanya Nathan yang mulai panik dengan keadaan kakaknya yang mencengkram kuat kepalanya .
Riska hanya terdiam ia pejamkan matanya kuat-kuat ia tahan rasa sakit di kepalanya yang mulai menyerang .
"Sa-saya panggil dokter ya kak ,kak Riska bertahan ya jangan tinggalkan Nathan ."Ucap Nathan bergetar panik .
Belum juga ia beranjak keluar ,langkahnya sudah terhenti oleh kakaknya yang menarik tangannya .Nathan kembali berbalik ,menatap lekat kakaknya ."Biar Nathan panggil dokter, kak. Nat....".
"l'm fine, dik. Hanya sakit sedikit ."Ucapnya sebelum hidung tiba-tiba mengeluarkan darah .Nathan yang menyadari kakaknya berbohong langsung menepis ucapan kakaknya."Baik-baik saja bagaimana ,hidung kakak berdarah .Nathan akan panggil dokter ."
Masih dengan menggenggam pergelangan tangan adiknya ."Jangan tinggalkan kakak ,dik ."Suara Riska yang semakin lirih .
"Kakak ingin bersama kamu ,jangan tinggalkan kakak. Kakak ingin melihat senyum kamu sebelum kakak pergi ."Suara lirihnya yang masih terdengar jelas oleh Nathan yang masih menatap di sana .
Nathan ambil beberapa tisu ,ia bersihkan darah yang mengalir di hidung kakaknya dengan lembut sembaring menyungging senyum tipisnya. Yang terlihat menyakitkan .Akan tetapi walaupun ia memperlihatkan senyumnya ,matanya tetap tidak bisa berbohong .Mata seduh ,memerah menahan tangisnya mulai terlihat .
"Masih sakit kak?".Tanya memperhatikan setiap detil wajah kakaknya .
"Tidak."
"....Saya mau tidur dulu .Kamu jangan pergi kemana-mana ,dik .Disini saja temani kakak ."Masih memperlihatkan senyum tipisnya .
Nathan mengangguk ringan ,ia mendudukkan pantatnya di kursi kecil dekat tempat kakaknya berbaring .Ia genggam telapak tangan kakaknya yang sudah memejamkan matanya kembali .
Di kala hari mulai menjelang sore. Paman Baek Dae-Hyun melangkah kecil masuk ke dalam kamar rawat majikannya berlahan .Paman Baek Dae-Hyun menepuk bahu Nathan pelan ."Tuan muda bagun ."
Nathan mengerjakan matanya ,ia buka berlahan matanya ia lihat lawan bicaranya .
"Sudah sore. Tuan muda makan ya, saya akan membelikannya sekarang ."Kata Paman Baek Dae-Hyun masih fokus dengan lawan bicaranya.
"Bentar paman saya bangun kakak dulu ."Balasnya ."Kak Riska tadi sudah siuman, Ajusshi."Lanjutnya yang kini terfokus kepada kakaknya .
Belum juga membangunkan. Riska sudah membuka matanya berlahan ,ia lihat sekelilingnya .Paman Baek Dae-Hyun tersenyum haru melihat itu ,ia benar-benar senang melihat majikannya sudah siuman dari koma .
"Kak Riska mau makan?".
Riska menggeleng ringan membalas pertanyaan adiknya .
"Baiklah ,kalau kak Riska lapar langsung bilang Nathan ya ".
Lagi-lagi Riska hanya menggeleng ringan membalas perkataan adiknya .
"Kamu saja yang makan ,jangan sampai sakit karna telat makan. Kakak tidak bisa terus setiap hari mengawasi kamu 24jam setiap harinya ,jadi jaga kesehatan kamu sendiri ,dik ."Kata Riska yang fokus kepada Nathan .
"Saya akan makan nanti ."
"Nanti saja, Ajusshi."Berpaling melihat pamannya .
"Saya belikan sekarang, makanannya?". Tanya Paman Baek Dae-Hyun .
"Iya ."
"Saya permisi ." Membungkuk sekilas sebelum meninggal kamar rawat itu.
++++++-+
Besok paginya ,Nathan tidak ada di sisi kakaknya .Ia harus pulang untuk berganti baju sebentar di rumah .
Setelah selesai ia percepat langkah kaki jengkalnya menuruni tangga rumah .Di bawah ,kaki terhenti sejenak .Ia buka layar ponselnya yang bergetar ,ia langsung menggeser gagang telepon yang bergetar itu .
*Tuan muda ,nona .Ke-keadaan nona memburuk ."
*Tuan muda cepat kesini ."
Suara bergetar paman Baek Dae-Hyun di seberang sana yang terlihat sangat panik .
*Paman temani kakak ,saya akan segera ke sana ."
Nathan segera mengakhiri panggilan telfonnya sepihak .Ia mempercepat langkahnya keluar rumah .
Ia abaikan bi Yong-See yang memanggil namanya .Fokusnya saat ini ke jalan di depannya .
"Cepat bawa saya ke rumah sakit ."Katanya ke pada supir rumahnya .
Supir itu mengangguk ringan dengan segera beranjak masuk ke dalam mobil setelah selesai menutup pintu mobil untuk majikannya.
Mobil yang di naiki Nathan segera tancap gas meninggalkan pekarangan rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 250 Episodes
Comments
gegechan (ig:@aboutgege_)
Ya ampun gak tega kalo sampe kak Riska ninggalin Nathan 😭
2022-07-02
1
Maminya Nathania Bortum
jos
2022-05-11
1