Sesaat kemudian Panji datang ke ruang tunggu operasi. Panji langsung berlari secepat mungkin ke sana, untuk segera menemui Riska.
"Riska." Serunya .
"Bagaimana keadaan Nathan ?".
Riska yang masih terduduk khawatir di kursi panjang."Entah! Dokter belum keluar dari ruang operasi. Nathan juga banyak mengeluarkan darah tadi!". Ucapnya menunduk masam.
Geram mendengar itu."Saya akan pastikan, saya akan menemukan orang itu ."Ucap Panji mengepalkan kuat kedua tangannya .
*Panji Kazuya. Laki-laki berumur 30 tahun yang paling dekat dengan almarhum kakek Riska. Yang kini menjadi anak buah kepercayaan cucunya. Panji juga seorang pengusaha kecil yang bernaung di bawah perusahaan milik keluarga Salvador ,ia juga memiliki restoran yang cukup terkenal di kota S .*
Bersamaan dengan itu salah satu perawat di sana menghampiri Riska dengan membawa papan petunjuk pembayaran." Selamat malam ,dengan keluarga Nathan Salvador ."
"Iya ." Balas Panji .
"Pembayaran tuan Nathan bisa segera di urus di kasir pembayaran nona tuan ." Kata perawat itu .
"Selesai operasi saya akan segera mengurus pembayaran ." Balas Riska .
"Baiklah nona ,tuan saya permisi .Selamat malam ."Perawat itu berlalu pergi .
Riska kembali terdiam sesaat ."Panji ,bisa kamu cari barang bukit di tempat Nathan tertusuk ."Kata Riska membuka keheningan .
"Saya akan membantu kamu ,saya akan cari orang yang berani menyerang adik kamu. Sampai ketemu ." Kata Panji dengan tegas .
"Nathan tertusuk di bawah jembatan pejalan kaki ,di jalan R ."Beri tahu Riska.
Panji mengangguk ringan."Saya permisi ,semoga Nathan baik-baik saja. Kamu fokus saja dengan adik kamu, saya akan mencari pelaku penusukan nya."Kata Panji beranjak pergi ."Nathan tidak akan semudah pergi meninggalkan kamu."Lanjutnya lirih berlalu pergi .
Panji berlalu pergi dari sana meninggalkan Riska sendirian menunggu kabar baik dari dalam ruang operasi .
++++++++++
Panji yang sudah ada di luar rumah sakit langsung telfon seseorang terdekatnya untuk ikut membantunya .
Selesai mengakhiri panggilan telfonnya Panji langsung tancap gas ke lokasi tertusuk nya Nathan .
Kembali ke Riska .
Setelah menunggu berjam-jam akhir lampu ruang operasi padam .Salah satu dokter keluar dari dalam ruang operasi .
Berdebar-debar. Riska yang semakin khawatir bercampur aduk dengan semua hal-hal negatif yang bermunculan.
Namun kekhawatiran itu reda setelah dokter berkata ."Semua operasi berjalan lancar ,hanya saja tuan Nathan mengalami koma ."
"Syukurlah."Batin Riska .
"Kapan Nathan bisa siuman dari komanya ?".Tanyanya .
"Tidak akan lama, saya akan terus pantau perkembangan kesehatan nya agar tuan Nathan lekas siuman." Kata Dokter itu .
Walaupun belum bisa melihat adiknya siuman. Riska bisa bernafas lega karna adiknya baik-baik saja. Riska akan tetap berdoa agar adiknya cepat siuman .
"Terimakasih Dokter sudah menyelamatkan nyawa adik saya ." Kata Riska tersenyum tipis .
"Sama-sama nona ."
+++++++++++
+++++++
Ke esok kan paginya ,Riska masih setia menemani adiknya di kamar inap tempat Nathan di rawat .Iya ,selesai operasi tadi malam .Nathan langsung di pindahkan ke kamar inap pasien .
Tok...Tok....
"Masuk saja ." Ucap Riska .
"Saya bawakan sarapan pagi, Ris."
"...kamu makan ya. Saya tidak ingin melihat kamu sakit."Kata Gichel yang menaruh kotak makan di atas meja dekat Sova. Riska hanya terdiam tak bergeming dari tempat duduk di kursi dekat ranjang rumah sakit adiknya berbaring koma .
*Ghaziyah Gichel Fathiya. Sahabat dekat Riska yang miliki paras cantik bak model. Tidak hanya cantik, Gichel juga wanita karir yang cerdas ,dan mandiri. Gichel juga perempuan yang sangat pemberani dan tegas dalam pendiriannya ,itu semua tidak lain karna tuntunan hidupnya sejak kecil yang memaksanya untuk selalu hidup mandiri. Untuk memenuhi kebutuhan ibu dan adik laki-laki satu-satunya. Mengganti posisi almarhum Ayah nya .*
Gichel yang melihat itu ,melangkah mendekat ."Ayo, Ris. Adik mu akan marah, jika nanti dia siuman dan melihat kamu sakit. Dia akan memarahi ku nanti ,karna tidak bisa menjaga kamu dengan baik selama dia sakit."Tuturnya agar Riska mau makan pagi .
Gichel adalah sahabat perempuan Riska yang bekerja di salah satu kantor yang Riska pegang saat ini .
Dengan raut wajah dinginnya ,ia menjawab ."Saya akan makan nanti ."
"Aahh ,sekarang Riska. "
"Pliss sekarang."Gichel memohon agar Riska segera sarapan pagi .
"Baiklah! Cerewet."Balasnya beranjak dari tempat duduknya.
Riska mulai membuka kotak makan itu ,untuk segera memakannya."Kamu tidak ke Kantor?".Tanyanya kepada Gichel .
"Iya bentar lagi, nanti kamu sendirian jika saya berangkat sekarang ." Balas Gichel .
"Tidak ,bentar lagi bik Rani datang ke sini ."Balas Riska .
"Kamu tetap ke Kantor?".
"Iya ."
"Hemm ,soal penusukkan .Saya dapat kabar dari Panji ,kalau dia mencurigai seseorang." Kata Gichel yang langsung mendapatkan sorotan mata tajam dari Riska .".....Eh tapi saya tidak tau siapa ."Lanjutnya gugup .
Mengambil tas kerjanya ."Saya berangkat ke kantor duluan, kamu habiskan sarapan kamu. Awas saja jika kamu sakit."Buru-buru Gichel beranjak pergi tanpa menunggu jawaban dari Riska .
+++++++
Selang beberapa waktu. Bik Rani sampai di kamar inap Nathan."Permisi ."Salamnya membuka pintu kamar Nathan .
Yang langsung di sambut oleh Riska yang bersiap pergi ."Bik saya titip Nathan ,saya akan segera kembali. Jika ada apa-apa langsung panggil dokter dan segera telfon saya."Riska yang terburu-buru pergi dari sana .
Bik Rani masuk kedalam menaruh tas yang ia bawa di atas sova. Bik Rani mendekat ke ranjang Nathan berbaring ."Lekas sembuh Den ,kasihan kakak Aden yang sangat mengkhawatirkan keadaan Den Nathan ."
+++++++++
Di tempat Riska .
Selesai keluar dari dalam rumah sakit ,Riska langsung ke parkiran mobil .
"Pak Tedi saya bawa mobil sendiri saja ."Memberikan beberapa lembar uang ."Pak Tedi pulang saja, nanti jika Bik Rani butuh apa-apa pak Tedi tolong bantu. Saya akan pergi sebentar."Pesan Riska tancap gas dari sana setelah mendapatkan kunci mobil dari Pak Tedi supir nya .
Riska berlalu pergi dari rumah sakit, ia langsung pulang ke rumah untuk bebersih diri sebentar sebelum melanjutkan perjalanan aktifitasnya kembali .
Sesaat setelah mandi ,Riska tancap gas kembali untuk pergi ke rumah Panji untuk menanyakan tentang kejadian kemarin malam yang belum terselesaikan.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh akhirnya sampailah Riska di kediaman Panji .Riska langsung beranjak turun untuk segera masuk kedalam rumah Panji .
"Panji." Panggil Riska .
"Riska, ada apa? ." Saut Panji yang keluar dari ruang makan .
"Kamu sudah dapat petunjuk?".
"Sudah, tapi saya tidak akan biarkan kamu ikut menyelidiki. Saya tidak mau kamu terlalu capek dan kehilangan fokus merawat Nathan."Kata Panji panjang lebar .
Riska hanya tersenyum tipis."Orang ini hampir saja merenggut nyawa adik saya."Ucap nya dingin."...Tidak mungkin untuk saya hanya diam melihat."Jelasnya.
Panji yang ingin menjawab terputus kembali dengan perkataan Riska ."Saya tidak suka bantahan ,ataupun di atur orang lain."Ucapnya sebelum berlalu pergi dari sana .
Panji hanya terdiam. Dia tahu, mustahil untuk menentang keinginan atau keputusan Riska. Riska yang keras dengan pendirian nya.
Selesai dari ke diaman Panji. Riska langsung ke kantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan .
Sedangkan Panji langsung pergi ke kantor polisi untuk menyelesaikan permasalahan kemarin .
"Selamat pagi ,Panji ."Sapa rekan kerja Panji yang bekerja sebagai salah satu atasan polisi di sana .
"Pagi ."
"Bagaimana ,bukti-bukti kemarin sudah dapat di cari siapa pelakunya?".Panji yang sudah duduk di kursi didepan meja kerja temannya.
"Sudah ,dan semua bukti hampir sesuai dengan seseorang yang kamu curigai kemarin malam."Kata Pak Iyslah kepala polisi di kantor polisi tersebut .
".....Akan tetapi kita masih membutuhkan bukti yang lebih kuat lagi. Kami punya rencana untuk membuktikan itu, jika kamu setuju dengan rencana saya ."
"Saya ikut rencana mu ."
"Salah satu rekan saya sudah tahu di mana biasa dia nongkrong malam-malam .Siang ini anak buah saya sedang mengawasinya ,nanti malam kita tangkap dia sesuai kordinasi dari anak buah saya."
"Saya kembali nanti malam ,saya harap bre**ngsek itu tidak kabur."Kata Panji beranjak dari tempat duduknya .
Selesai dengan perbincangan singkat tadi. Panji berlalu pergi dari sana .Panji harus segera kembali ke restorannya karna ada beberapa meeting dengan beberapa pekerjanya di sana. Selesai dengan itu Panji juga harus ke kantor untuk membantu Riska .
++++++++++
Singkat cerita malam pun tiba. Bik Rani juga baru saja sampai di kamar inap Nathan setelah selesai pulang dari rumah Riska .
"Bibi bawakan makan malam untuk Mbak Riska, sesuai dengan yang mbak Riska mau."Kata Bik Rani .
"Bibi makan saja ,saya akan keluar sebentar ada urusan yang harus saya selesaikan."Pamit Riska berlalu pergi .
"Ta..." Ucapnya terputus melihat kepergian majikannya ."Mbak Riska belum makan sejak tadi siang ."Lanjutnya lirih .
Riska yang sudah sampai di parkiran mobil langsung beranjak masuk ke dalam mobil .Riska langsung mengenakan tas sling bag nya ,lalu menutup tas sling bag yang ia kenakan dengan jaket yang ia bawa tadi .Tidak lupa Riska juga melipat dan menjepit rambut panjang terurainya ,sebelum ia kenakan topi beanie warna hitam miliknya .
Selesai mengenakan semua penyamarannya, Riska menyalahkan mesin mobilnya ."Saya akan pastikan sendiri ,mustahil jika hanya mengandalkan bantuan orang lain."Batinnya menancap gas mobilnya berlalu pergi dari parkiran rumah sakit .
Sejak wafat nya mendiang kakeknya yang di sebabkan oleh penghianat nenek tirinya sendiri yang gila harta ,yang selalu berpura-pura baik didepan Riska ,adiknya ,dan kakeknya hanya untuk memanfaatkan mengambil harta milik Riska dan kakeknya .
Sampai di suatu malam semua itu berhasil di gagalkan oleh kakeknya ,hingga terjadi bertengkar hebat yang di dengar jelas, dan di saksikan langsung oleh Riska. Kakeknya sendiri ,yang tiba-tiba tersungkur di lantai tak sadarkan diri .
Riska langsung berlari mendekati kakeknya ,ia menangis sejadi-jadinya .Akan tetapi bersamaan dengan itu nenek Riska justru meninggalkannya bersama dengan cek uang ber miliaran ditangannya .
Bersama dengan itu kakek Riska ikut pergi untuk selamanya dari hidupnya karna penyakit jantungnya yang tiba-tiba kambuh .
Dari sini lah Riska mulai sulit untuk percaya lagi dengan seseorang bahkan kerabat dekat sendiri .Riska yang sekarang hanya mempercayai adik satu-satunya yang ia punya .
Di sinilah Riska sekarang di depan rumah Panji .Riska menghentikan mobilnya agak berjauhan dari kediaman rumah Panji .
Sebelum mengikuti mobil Panji ,tadi pagi saat Riska ke rumah Panji ia sempat menempelkan alat hippies di mobil Panji .
Jadi Riska hanya perlu mengikuti dari kejauhan ke mana mobil Panji akan pergi .
Panji mulai berlalu pergi dari sana ,sedangkan Riska masih terdiam di dalam mobil memperhatikan kepergian Panji .Serasa sudah jauh hippies yang terpasang mulai berjalan .Riska memperhatikan itu dari petunjuk jalan yang ada di mobilnya .
Riska segera tancap gas untuk segera mengikuti arah hippies yang terpasang di mobil Panji .
Panji mempercepat laju mobilnya agar lekas sampai di tempat yang sudah dikordinasikan oleh teman polisinya tadi .
Sesaat setelah mengemudi sedikit lama sampailah mobil Panji di tempat itu .Panji segera memarkirkan mobilnya ,selesai memarkirkan mobilnya. Panji yang sudah di luar mobil ikut bergabung dengan anggota polisi lainnya yang sebagai dari mereka sudah menyamar hanya tersisa dua polisi yang mengenakan pakaian lengkap polisi .
Mereka menyusun sedikit strategi sebelum berlalu pergi dari tempat parkiran itu .Selain dengan semuanya mereka mulai bubar ketempat bertugas masing-masing .Panji di ikut sertakan bersama dengan temannya yang sudah menyamar untuk menunggu di dekat pelaku .
Akan tetapi belum juga benar-benar mendekat .Riska terlebih dahulu sampai di dekat pelaku .Riska duduk dengan santai di depan pelaku yang sedang menikmati jus pesanannya di depan kedai terbuka itu .
"Riska."Seru kaget si pelaku melihat kedatangan tiba-tiba Riska di hadapannya .
"Dari mana lu kemarin?".Tanyanya .Belum juga mendapatkan jawaban Riska kembali berkata ."Dari bunuh orang."Dengan tatap sinis dan sorot mata tajamnya .
"Kupikir lu tidak akan mengenaliku ,ternyata salah duga."Ucapnya kembali tanpa raut wajah senyuman di sana .
"Seharusnya jika lu ada masalah dengan gue, datang langsung ke gue bukan ke adik gue yang bahkan tidak mengetahui permasalahan lu dengan gue."Jelas tegas Riska .Pria pelaku penusukan itu hanya terdiam dengan ucapan-ucapan yang dikeluarkan dari mulut Riska .
Pelaku ,atau pria penusukkan itu tidak lain dan tidak bukan adalah mantan pacar Riska sendiri yang menyimpan dendam kepada Riska .Seharusnya yang menyimpan dendam adalah Riska bukan dia. Riska lah yang seharusnya dendam dengan mantan pacarnya yang saat ini duduk di depannya .Mantan pacar yang memutuskannya dengan mempermalukannya didepan orang banyak dengan membuka semua keburukan kelebihan Riska didepan orang banyak .
Riska bahkan di siram dengan air jus oleh mantan pacarnya saat itu.
Sedangkan masalah Riska .Riska hanya menampar dan memukul keras mantan pacarnya sebelum ia berlalu pergi dari acara itu dengan gaun basa kuyup karna tumpahan jus .
Kembali ke Riska yang masih menatap mantan pacarnya yang bernama Devan No dengan sorot mata tajamnya ."Jika saya mau, bisa saja saat acara pesta kampus waktu itu .Saya membalas mempermalukan mu lebih dari yang kau lakukan kepada SAYA!".Katanya sopan menaikkan nada suaranya diakhir kalimat .
Deva justru tersenyum miring ."Gue tidak perduli dengan ancam lu ,Nona Riska ."Balasnya tak kalah ketus .
Riska mengepalkan tangannya ,ia segera beranjak dari tempat duduknya .Akan tetapi belum juga selangkah ,Devan dengan santainya berkata ."Adik tidak berguna saja di pertahankan ,lebih baik biarkan dia mati dan kuasai semua harta keluarga mu sendirian."
Riska semakin geram ,kesal ,serasa lava dalam tubuh ini memaksa meronta-ronta keluar sampai memanas di seluruh tubuh .
Tidak sampai di situ ,di depan kedai makan terbuka itu .Devan beranjak dari tempat duduknya yang ada di luar kedai ."Baji**ngan seperti mu lebih pantas menjadi wanita jala**ng ."Hinanya menatap raut wajah kesal Riska yang membalas dengan sorot mata tajamnya .
Tanpa berkata lagi Riska langsung melayangkan pukulan yang sangat keras di wajah Devan .Tidak sampai di situ Devan yang hampir tersungkur oleh tinjuan keras yang dilayangkan Riska ,kembali mendapatkan tendangan kaki menyamping yang di layangkan oleh Riska dengan kerasnya tepat di wajah kanan Devan, sampai dirinya tersungkur .
Semua orang di sana di buat terpanah dengan kejadian didepannya ,tak terkecuali polisi-polisi tadi .
"Apa dia perempuan?".Tanya ragu Pak Iyaslah kepada Panji .
Panji yang mendengar itu langsung memukul kepala polisi tadi ."Bodoh ,kau tidak bisa lihat ."Sindir nya .
"Dia kuat sekali ,jika salah satu dari kita menikah dengannya apa akan baik-baik saja!?". Ucap Pak Iyslah bergidik ngeri .
"Tutup mulut mu dan lihat saja ,jika makin parah kita harus selamatkan pria itu atau dia akan mati konyol di sana ."Balas Panji yang fokus dengan yang ia lihat .
Kembali ke Riska .
Devan merintih kesakitan karna serangan dari Riska. Justru menyungging senyum miring kepada Riska yang menatap dingin.
Devan berusaha bangkit ,ia mengeluarkan pisau lipat yang ada di saku celananya .Dengan menatap sinis ke Riska."Gue sudah berjanji akan membunuh mu dan adikmu ,tapi sayang. Adikmu tidak mati .Maka sekarang giliran mu."Ucapnya lirih diakhir kalimat ia langsung berlari cepat ke arah Riska .
Panji yang melihat itu ikut berlari secepat mungkin ke dekat Riska.Langkahnya kembali terhenti ,ia kembali terpanah dengan apa yang dilakukan Riska .
Riska menarik pergelangan tangan Devan yang membawa pisau lipat keatas .Lalu Riska menarik tangan yang membawa pisau tadi , memelintirnya menariknya kembali dan membanting tubuh Devan .Iya ,Riska mensmekdwon tubuh Devan ,ia membanting tubuh Devan sebegitu kuatnya .
Selesai dengan itu Devan hanya bisa merintih kesakitan merasakan punggungnya yang mati rasa. Riska menarik kerah baju Devan ."Siapa yang menyuruhmu?".Tanyanya .
Devan membalas dengan senyum miringnya ."Munafik lu Riska ,lu bahkan berlagak tidak mengenalnya ."Katanya tersenyum miring .
Riska masih menatap dingin Devan ."Tua bangka!."Riska kembali menarik lebih tinggi lagi kerah baju Devan ."Apa benar tua bangka?".Bentaknya .
Devan tersenyum miring membalas perkataan Riska .Riska kembali melayangkan pukulan keras di wajah Devan sampai Devan terjungkal tidak sadarkan diri di atas tanah .Sebelum Riska berlalu pergi dari sana .
Riska yang masih berpakaian seperti tadi berpapasan dengan Panji ."Ri...."Katanya terhenti saat melihat raut wajah dingin Riska yang berlalu pergi tanpa melihatnya .
"Iys kamu bisa membawa dia tanpa saya? Saya harus mengikuti teman saya tadi ."
"Pergilah ,biar saya yang mengurusnya."Balas Iyslah .
Tanpa berkata-kata Panji langsung berlari ke parkiran mobil .Setibanya di sana ia segera naik kedalam mobil ,menyalahkan mesin mobilnya untuk secepat-cepat nya menyusul Riska yang sudah tersulut amarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 250 Episodes
Comments
Al Zata
pas sekali lagi cari cerita action
2022-05-27
2
Maminya Nathania Bortum
hadir tho
2022-04-20
1