Ke esok kan hari nya. Riska bangun lebih awal dari hari-hari biasanya .Riska terduduk di kursi samping ranjang rumah sakit adiknya berbaring koma .
Pukul 06.30 bik Rani mulai terbangun .Riska yang menyadari itu ,berkata ."Bibi perlu berganti baju?,biar saya ambilkan di rumah."
"Tidak perlu mbak ,biar saya ambil sendiri, nanti minta antar pak Tedi."Tolak Bik Rani .
"Sekalian bik biar saya yang ambilkan .Ambil baju kotor bik Rani ,biar saya tukar dengan baju bersih di rumah."Kata Riska .
Bik Rani tidak bisa lagi membantah ,jika majikannya sudah memaksa ."Baiklah Mbak ."
Bik Rani mengambil pakaian bersih yang tersisa ,dan mengemas kembali pakaian kotor ke dalam tas yang ia bawa .Selesai dengan itu bik Rani memberikan tas yang berisikan pakaian kotor kepada Riska .Riska segera menerima pakaian kotor itu lalu berpamitan untuk pulang dan kembali lagi nanti siang .
+++
Setibanya di rumah Riska langsung ke kamar bik Rani. Riska mengeluarkan pakaian kotor bik Rani yang ada di dalam tas dan memasukkannya kedalam keranjang baju kotor .Selesai dengan itu ,ia mengambil beberapa pakaian bersih bik Rani yang ada di dalam lemari pakaian untuk ia masukkan ke dalam tas .
Sesudah merapihkan tas bik Rani yang sudah terganti dengan pakaian bersih .Riska pun keluar dari dalam kamar bik Rani dengan membawa tas tadi .
Riska membawa tas itu masuk ke dalam kamarnya di lantai tiga .Riska menaruh tas itu di atas tempat tidur ,sementara itu dia melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri .
++++++++
"Nyonya yakin akan melakukan ini?".Tanya salah satu pria yang sangat ragu dengan apa yang akan di lakukan oleh majikannya .
"Tutup mulut mu dan fokus dengan tujuan kita .Jika sampai saya gagal ,saya akan pastikan semua keluarga mu mati di tangan saya."Ucap Tegas wanita setengah paru baya yang berpakaian rapi ,khas orang yang berkerja di kantor dengan kedua tangan yang terfokus merakit senjata api .
Wanita itu menatap dua puluh anak buahnya yang sedang berkumpul di salah satu rungan di rumahnya."Sesuai dengan rencana kemarin kalian harus bisa melakukannya dengan baik .Saya sangat benci kekalahan atau pun kelambatan dalam menjalankan perintah saya."Jelasnya .
"Tangan kanan saya sudah tertangkap ,sekarang saya yang akan turun sendiri bersama kalian."Katanya dengan sorot mata yang lurus menatap dengan dingin."Bersiaplah ,kita harus berangkat."Tegas membawa senjata api laras panjang .
++++++++++
Riska yang sudah selesai mandi dan sudah mengenakan pakaian dengan rapi pun melangkah turun le lantai bawah .
Di lantai bawah Riska bertemu dengan Panji yang baru saja ingin masuk kedalam rumah .Panji yang menyadari ke datangan Riska menghentikan langkahnya."Ada apa kamu menelfon saya?Saya tadi di kasih tahu Bento saat sampai di kantor, jadi saya langsung ke rumah mu .Maaf karna tidak mengangkat telfon kamu ,ponsel saya hilang setelah kejadian kemarin."Jelas Panji panjang lebar .
"Salah satu anak buah tua bangka sudah mengambil ponsel milik mu ,saya tidak tau akan di buat apa ponsel itu .Oleh karna itu saya ingin kamu datang ke rumah sakit untuk menjaga adik saya dan bik Rani."Kata Riska yang masih berekspresi dingin .
"Saya akan ke sana sekarang."Balas Panji tersenyum tipis .
"Dan ,ini tas bik Rani ." Memberikan tas yang ia bawa pulang tadi .
Menerima tas pemberian Riska ."Kamu akan kemana?".
"Ke sekolah."Balasnya singkat .
"Tolong jaga adik saya ,saya mempercayakan keselamatan adik saya kepada kamu."Kata Riska sebelum berlalu pergi dari sana .
Riska pun berlalu pergi dari sana meninggalkan Panji yang masih di dalam rumah .Panji menatap kepergian Riska."Saya bersyukur ,kamu masih mempercayai saya sebagai temanmu ."Katanya .
+++++++
Riska langsung berkendara ke Sekolah SMP Persatuan Bangsa dimana adiknya bersekolah.Hari ini adalah hari bahagia untuk adiknya ,hari wisuda kelulusan setelah kelas sembilan berakhir ,tapi karna adiknya masih terbaring koma di rumah sakit .Riska pun berangkat sendirian ke sekolah untuk menghadiri wali murid yang sudah di adakan di sekolah adiknya .
Dengan berpakaian rapi khas wanita yang memimpin perusahan besar. Riska turun dari dalam mobilnya .Riska berjalan santai ,masuk ke dalam sekolah adiknya .Sampai salah satu wali murid ibu-ibu menghampirinya ."Nak Riska."Sapa Wanita itu .Wanita itu tidak lain adalah ibu Yudha yang akan menjadi perwakilan menghadiri wali murid di sekolah .
Riska menghentikan langkah kakinya ,dengan tersenyum tipis membalas sapaan dari ibu Yudha ."Saya sudah mendengar dari Yudha, soal keadaan Nathan .Saya akan berdoa agar Nathan cepat membaik dan siuman ."Ucap Ibu Yudha .
Merangkul bahu Riska ."Mari masuk ."Ajak Ibu Yudha .
Ibu Yudha adalah teman dekat dari almarhum ibu Riska .Semasa ibu Riska masih hidup ,ibu Yudha begitu sangat dekat dengan ibu Riska .Kedekatan mereka berdua seperti saudara .Bahkan saking sangat dekatnya ,ibu Yudha pernah menawarkan diri untuk merawat Riska dan adiknya .Ibu Yudha pernah bermaksud untuk mengangkat Riska dan adiknya sebagai anaknya .
Akan tetapi hal itu tidak terjadi karna kakek Riska menolaknya .Kakek Riska ingin merawat Riska dan adik Riska dengan tangannya sendiri ,karna begitu sayangnya kakek Riska dengan Riska dan adik Riska .Kakek Riska selalu memberikan pelajaran hidup yang baik untuk Riska ,sampai Riska bisa menjadi wanita tangguh seperti sekarang .
Di dalam aula Riska sudah di tunggu loh beberapa ibu-ibu dan ayah dari salah satu teman Nathan adiknya .
Ditempat lain Riska sedang menghadiri undangan acara sekolah adiknya .Di lain tempat sedang ada rencana yang sangat matang yang sedang di jalankan .
Rencana itu dimulai dengan tiga orang pria yang masuk ke dalam rumah sakit dengan menyamar sebagai salah satu keluarga dari salah satu pasien .Tanpa ketiga pria itu sadari saat sedang sibuk mencari informasi ke salah satu perawat di sana .Ada dua pasang mata dan dua telinga yang telah melihat dan mendengarkan percakapan mereka .Seseorang itu langsung mempercepat langkahnya berlalu pergi dari sana .
Riska yang mulai fokus dengan acara sekolah adiknya akan di mulai ,tiba-tiba di buat tidak enak dengan rasa cemasnya yang tiba-tiba muncul kepada adiknya yang ia tinggalkan di rumah saki .
Panji yang sudah sampai di kamar inap Nathan langsung masuk begitu saja tanpa mengucapkan salam ."Bik Rani bantu saya memindahkan Nathan ke kamar lain. CEPAT bik."Pintanya kepada Bik Rani .
Bik Rani langsung beranjak dari tempat duduknya membantu Panji .Dengan fokus membantu bik Rani bertanya."Ada apa mas?".
"Ada orang yang akan membunuh Nathan."Balasnya .
Iya ,tiga pria tadi adalah bagian dari anak buah nenek Riska yang ingin membunuh Nathan .
Bik Rani langsung memasang pola mata hitam jengkalnya .Dengan dirinya yang mulai panik Bik Rani mempercepat membantu Panji memindahkan tubuh Nathan ke kursi roda yang tersedia kamar inap itu."Bik telfon Riska."Suruh Panji kepada Bik Rani .
Bik Rani langsung mengambil ponselnya untuk segera menghubungi Riska .Sedangkan Panji yang sudah melepas beberapa alat medis yang terpasang di tubuh Nathan pun mengangkat tubuh Nathan dan memindahkan tubuh Nathan ke kursi roda yang sudah tersedia di sana .
Sesudah itu Panji melepas jaketnya untuk di pakai Nathan .Panji mengenakan penutup kepala jaketnya kepada Nathan agar wajah Nathan tidak terlihat jelas .
Dengan mendorong kursi roda itu keluar kamar."Bibi jangan panik ,kita berperilaku biasa saja."Pesan Panji .
Bik Rani menganggukkan kepalanya untuk membalas faham.Bik Rani terus berjalan beriringan dengan Panji yang terus mendorong kursi roda .Sampai di salah satu lorong Panji melihat salah satu pria tadi ."Sial."Batinnya menghentikan langkahnya .
Riska yang mendapatkan nada sambung telfon dari bik Rani langsung beranjak dari tempat duduknya untuk keluar ruangan aula. Selesai mengakhiri panggilan telfon itu, tanpa menunggu lagi Riska langsung meninggalkan acara sekolah untuk segera bergegas ke rumah sakit menyusul adiknya .
Panji sempat menghentikan langkah kakinya ,akan tetapi Panji tetap melanjutkan langkahnya kembali .Mereka berdua saling berpapasan .Pria tadi mengenali wajah Panji ,sampai akhirnya terjadi perkelahian di sana .Panji langsung memberi alih kursi roda tadi kepada bik Rani .
Dengan ke takutkan bik Rani mendorong kursi roda tadi agar menjauh dari tempat itu .Salah dari ketiga pria tadi menyadari hal itu ,pria yang menyadarinya ingin mengejar tapi langsung dengan cepat di hentikan oleh Panji yang jago beladiri .
Dengan keahlian nya dalam beladiri, akhirnya Panji berhasil mengalahkan dua pria dari tiga pria tadi ."Dimana yang satunya?".Ucapnya .
Sampai tiba-tiba terdengar suara tembakan yang sangat ke keras di lantai bawah rumah sakit .Panji langsung bergegas menyusul bik Rani dan Nathan yang masih belum siuman tadi .
Sementara di lantai atas Panji berlari-lari menyusul bik Rani ,di lantai bawah sudah berhasil di kuasai penjahat yang ingin membunuh Nathan .Iya ,penjahat itu telah menyandera beberapa orang di lantai bawah .
Panji yang masih mencari keberadaan bik Rani ."Sial ,tidak ku sangka nenek tua itu akan berbuat senekat ini."Ujarnya yang sangat kesal.
Sementara itu diluar rumah sakit .Riska yang baru saja sampai langsung bergegas keluar dari dalam mobilnya .Riska mempercepat langkahnya untuk memaksa masuk ke dalam ,akan tetapi karna sudah ada polisi yang berjaga di halaman depan rumah sakit. Membuat Riska yang baru sampai kesulitan untuk menerobos masuk ke dalam.
Menghentikan langkah Riska."Tunggu nona tidak boleh masuk ,di sana sangat berbahaya untuk nona .Nona tunggu saja di sini pihak pasukan pembantu akan segera sampai ."Kata polisi itu .
"TIDAK! Saya harus masuk ,adik saya sedang dalam bahaya di dalam .Saya harus segera menyelamatkannya."Meninggikan nada bicaranya. Riska yang tetap akan memaksa masuk .
Masih tetap menghentikan Riska yang memaksa masuk."Nona tunggu di sini saja, kami akan menolong adik anda ."
Riska terus memaksa masuk sampai akhirnya seseorang menarik tangannya ."Bu Riska mari ikut."Ajak Bento menarik pergelangan tangan Riska agar menjauh dari kerumunan .
*Christiana Oh Bento ,dia adalah sekretaris pribadi Riska .Bento adalah laki-laki perantau yang sangat polos ,tapi karna kecerdasan, ketelitian, dan juga kejujurannya dalam berkerja ,ia pun diangkat oleh kakek Riska sebagai sekretaris kepercayaan perusahaan Salvador .*
Setelah menjauh dari kerumunan Bento langsung melepas genggamannya ."Maaf saya menarik anda ."Ucapnya .
"Riska ,saya punya cara agar kita bisa masuk ke dalam ." Saut Gichel .
"Gichel." Serunya .
"Bagaimana caranya?".Lanjutnya cepat .
Gichel pun memberitahu semua rencananya. kepada Riska."Biar saya ke sana sendiri ,di sana sangat berbahaya ."Kata Riska setelah mendengarkan rencana yang di susun Gichel .
"Tidak ,saya harus tetap ikut ."Kata Gichel dengan tegas ."Tidak boleh ada yang melarang-melarang saya untuk membantumu ."Lanjutnya yang langsung membuat Bento membungkam suaranya.
"Jika itu sudah mau mu ,kita harus segera bergegas masuk ."Kata Riska yang di balas anggukkan kepala dari Bento dan Gichel .
Riska ,Bento ,dan Gichel berlalu pergi dari sana .Mereka bertiga berlari sekuat tenaga untuk ke sisi lain gedung rumah sakit .
Sementara itu Panji yang berdiam diri di salah satu ruangan melihat beberapa anak buah nenek Riska naik ke lantai di mana Panji sedang bersembunyi."Sial mereka disini saya belum menemukan di mana Nathan ,semoga bik Rani membawa Nathan ke tempat yang aman ."Batin Panji .
Panji yang membawa senjata api yang ia ambil dari dua anak buah tadi .Langsung bersiap menyerang dengan senjata api .
Beberapa anak buah nenek Riska yang berjalan ingin melewatinya, langsung Panji serang dengan memukulkan senjata api yang ia bawa ke kepala salah satu pria dan pria yang yang menyadari itu berusaha membantu rekannya dengan menembakkan senjata apinya .Akan tetapi peluru itu justru melukai rekannya sendiri ,dengan tingkat kewaspadaan yang melemah itu. Panji manfaatkan dengan langsung menyerang anak buah yang tersisa sampai tidak sadarkan diri .
Mengatur nafasnya yang teregah-egah ,Panji langsung berlari kembali untuk berlanjut mencari keberadaan Bik Rani dan Nathan .
Disinilah Riska ,Bento ,dan Gichel sekarang .Di bawah jendela gedung rumah sakit bagian depan gedung .Gichel ingat jika sebelah kanan depan gedung ada tali perbaikan yang menggantung sangat kuat .Gichel bermaksud mengunakan tali itu untuk memanjat naik .Ke lantai atas di mana jendela di lantai atas yang tanpa ada pagar besi sebagai perlindungannya.
Riska mulai naik terlebih dahulu ,lalu di susul dengan Bento dan Gichel .Sementara mereka bertiga yang fokus memanjat dinding ,ada banyak sepasang mata di bawah gedung yang sedang memperhatikan mereka bertiga .
"Oh lihat mereka bertiga ."
"Astaga lihat ."
"Mereka mencoba masuk ke dalam ."
"Benar ."
"Semoga Tuhan memberkati mereka ."
Kata beberapa orang di bawah luar gedung rumah sakit yang sedang memperhatikan mereka bertiga .
Bik Rani yang berhasil membawa Nathan ke gudang penyimpanan obat .Dengan terduduk di samping kursi roda Nathan ,bik Rani menggenggam telapak tangan Nathan yang terasa sangat dingin ."Kakak Nathan akan segera sampai disini ,menyelamatkan Nathan dari sini .Den Nathan bertahanlah sebentar lagi."Kata Bik Rani yang sangat khawatir jika ada orang yang menemukan mereka sebelum kakak Nathan .
Riska yang sudah ada di lantai tiga jendela rumah sakit .Memperhatikan dari luar jendela ."Di sini tidak ada penjaga ,bersiaplah kalian ikuti saya .Saya akan menendang kaca ini ."
"Tunggu ,pelan-pelan saya memakai rok."Kata Gichel sedikit berteriak .
"Salah sendiri pakek rok ikut-ikut." Sindir Bento .
"Tutup mulut mu pendek."Balas Gichel tidak kalah ketus .
"Diam lah kalian berdua ,saya akan memulai ."Saut Tegas Riska .Riska mulai mengayunkan kakinya untuk mendorong tubuhnya kebelakang dengan sekuat tenaga ,lalu dengan kaki lurus ke depan .Riska kembali berayun kedepan dengan cepat dan kuat sampai .
Peyarrr........kaca jendela rumah sakit itu pecah .
Riska ,Bento ,dan Gichel langsung terpental masuk ke dalam rumah sakit .
Karna semua orang di bawah luar gedung rumah sakit ikut tega dengan apa yang di lakukan mereka bertiga ,di saat mereka bertiga berhasil masuk orang-orang di bawah luar gedung langsung berteriak ." WOWW."
"ASTAGA."
"Astaga-astaga." Ujar Bento yang terpental masuk kedalam rumah sakit .
Gichel yang menyadari itu berkata ."Lemah."Sindirnya.
Karna ada suara keras di lantai tiga yang di sebabkan pecahan kaca tadi ,lima pria yang bersenjata langsung naik ke lantai atas .Bento yang melihat itu langsung mengangkat kedua tangannya ke atas."Woww santai-santi ."Ujarnya .
Berbidik ngeri."Baru masuk sudah di sambut dengan baik."Gumamnya Gichel .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 250 Episodes
Comments
Senajudifa
kutukan cinta hadir thor
2022-05-18
0
leeshuho
Waduh emg ada y yg suka sama kekalahan 😆
2022-05-07
1
Maminya Nathania Bortum
semengat thor
2022-04-20
0