Ke esokan paginya selesai sholat subuh Zahra keluar dari kamarnya lewat balkon, Zahra sangat mengenal setiap sudut Rumah Maharza jadi mudah baginya melarikan diri dari Rumah itu tentu Zahra bisa lolos dari banyaknya pengawal Rumah itu.
.
.
" Ara Ayo kita sarapan sayang.....!!! " Ajak Aira mengetuk pintu kamar Zahra.
"sayang... ini Umi nak... ayo kita sarapan....!! "
Aira menekan gagang pintu kamar Zahra dan terbuka. "Alhamdulillah... Ara udah nggak marah lagi pintunya nggak di kunci....!! "
Aira masuk ke kamar Zahra tanpa menutup pintu..
"Ara....Say....?? " panggil lembut Aira terpotong.
"Ara....??? kamu dimana sayang....?? Ara....?? "
Aira makin gusar tak menemukan Zahra di kasur. segera dia mencari Zahra di kamar mandi, balkon dan menjerit histeris saat ada kain panjang di balkon kamar Zahra sampai ke bawah..
tak lama kemudian Shezan dan Riqi masuk ke kamar Zahra karna mendengar jeritan Aira, mereka datang dalam keadaan terengah-engah juga panik takut Zahra berbuat nekat seperti bunuh diri walau tidak mungkin.
"kenapa Umi....?? " tanya Shezan dan Riqi kompak.
"Ara Abi... Zan... Ara Kabur... hiks.. hiks... Astagfirullah hal Adzim.. ya Allah lindungilah anak hamba kemana pun dia pergi....!! "
"Zahra tidak mungkin kabur Umi....!! " jelas lembut namun tegas Shezan..
semarah-marahnya Zahra dia pasti masih memikirkan Abi dan Umi nya.
"ya Allah.. !!" lirih Riqi menjatuhkan diri di Lantai yang tak jauh dari Aira yang terkulai lemas sambil menangis.
Shezan yang tak percaya kembali ke kamar Zahra
siapa tau adiknya Itu meninggalkan pesan dia berharap Zahra tidak akan nekat meninggalkan kedua orangtuanya seperti ini.
"Abi... umi....!! " teriak Shezan.
Aira dan Riqi seperti punya tenaga berdiri mengejar asal suara Shezan berharap menemukan sebuah petunjuk jujur tidak pernah Zahra seperti ini tidak disangka Zahra begitu marah hingga enggan lewat jalan depan malah pergi lewat balkon.
san Riqi lah yang paling terpukul di antara mereka semua, sebab dirinya lah penyebab Zahra seperti itu..
"Zahra tidak kabur Umi... Abi... Zahra hanya ingin menenangkan diri...!! " jelas Shezan menyerahkan sepucuk surat dari Zahra..
Aira segera membukanya dan Riqi juga ikut membaca surat dari Zahra..
"*maafkan Zahra Umi.... Abi... Abah... Zahra cuma mau menenangkan diri... biarkan Zahra kembali sendiri jangan cari Zahra...!
Zahra*...... "
"Bahkan Ara menyebut dirinya dengan nama Zahra, artinya Zahra benar-benar marah Abi bagaimana Ini...?? Umi khawatir padanya.. ara tidak mengenal siapapun di kota kita ini Abi.. Abi tau sendiri kan Ara suka di dalam Rumah apalagi di Kamar, kalau pun kluar Rumah dia hanya main-main saja.. ya Allah... Ara... Kenapa Kamu seperti ini nak.. apa kamu tidak sayang lagi pada Umi....!! "
Setelah mengatakan Itu Aira jatuh pingsan beruntung Shezan dengan cepat menolong Umi nya..
sedangkan Riqi bersimpuh menahan rasa sakit didadanya.
apa kesalahannya begitu fatal hingga Zahra seperti ini padahal Zahra tidak pernah begini, untuk pertama kalinya hati Riqi sakit seperti di sayat-sayat hanya saat Ara kesayangannya menyebut dirinya Zahra bukan Ara.
"Abi... Umi pingsan Bi....!! " teriak Shezan.
Riqi segera bangkit dengan sisa tenaganya, Shezan hanya menghela nafas lalu menggendong Aira dan meletakkannya di ranjang kamar Zahra.
Shezan dengan cepat mencari minyak kayu putih atau fresscare demi menyadarkan Umi nya..
"Abi Sadar Bi... Ara aan kembali dia akan kembali, lihat Umi Abi.... Umi pingsan... kenapa Abi sangat lemah...??
jangan seperti ini Abi, Abi harus jadi penyemangat Umi...!! "
Shezan mengguncang bahu Riqi yang masih tak sadar dengan situasi.
"Hah...?? Umi pingsan...?? " Riqi pun tersadar lalu air matanya kembali jatuh melihat wajah pucat Aira karna putri kesayangan mereka lari dari rumah.
"Apa perlu kita cari Ara Zan...?? " lirih Riqi segera duduk di tepi ranjang dan mengusap telapak tangan Aira.
lalu Shezan memberikan minyak kayu putih di hidung Aira..l
"biarkan saja Abi, yang ada Ara makin marah manti...!!" tolak Shezan serius.
Riqi pun pasrah dengan jawaban halus Shezan namun menusuk Hatinya...
..
..
"Abi... Ara mana Bi...?? " tanya Aira panik saat dirinya sadar..
"Ara belum pulang Umi...!! " cicit Riqi pelan berharap Aira tak mendengarnya.
"Ya Allah... Astagfirullah Hal Adzim... Abi... Ya Allah... abi Ara Gimana Abi....?? hiks.. hiks..... dia bahkan belum sarapan... kemana Ara Abi....?? "
Shezan memijit pelipisnya yang sakit seketika, masalah Ini membuatnya sakit kepala padahal banyaknya dokumen penting setinggi menara Eifel pun tak pernah shezan mengeluh.
"bagaimana Kalau Ara Tidak Pulang Abi...?? " isak tangis Aira..
"kita batalkan saja pernikahan Ara dengan anak Kahfi dan siti....!! " seru Riqi serius.
"tapi bagaimana dengan pertunangan nya Abi...?? bukankah ini akan membuat Abi malu...?? " tanya Shezan tak percaya..
"Abi nggak peduli... Ara marah sama Abi... selama ini Ara selalu menuruti kemauan Abi sekarang biarkan Abi menuruti kemauannya.. Abi nggak akan memaksanya menikah....!! Abi nggak peduli dengan harga diri Abi nak.. Ara lebih penting bagi Abi....!! "
"Iya Abi... kebahagiaan Ara lebih penting... Umi nggak mau Ara Kabur seperti ini Abi, jika di hari pernikahan dia bunuh diri gimana...?? Umi nggak mau mengorbankan kebahagiaannya Abi....!! "
"Iya Umi... Abi Juga tak akan meneruskan pertunangan ni.. jika Abi membatalkan Pertunangan ini maka Ara akan kembali pada Abi... Abi ingin Ara menjadi gadis manja lagi Umi...!! "
Aira dan Riqi berpelukan melepas tangis sedangkan Shezan hanya mengusap rambut nya frustasi dengan situasi ini..
..
..
sedangkan Zahra sedang berada di hutan membawa alat panahnya.
Zahra akan melampiaskan kemarahannya dengan berburu...
penampilan Zahra yang sangat keren apalagi Anak Panah melingkar di pinggang rampingnya, cadar nya tak lupa dia pakai...
"Syyyuuuutttt..........!! "
Zahra melepaskan anak panahnya ke udara
Zahra kembali melanjutkan perjalanannya memasuki hutan mencari mangsa untuk pelampiasan kemarahannya... tidak mungkin Zahra membunuh hewan tak bersalah.
"Aaaakkkkkhhhh... kenapaaa......?? kenapa bisa rumit kenapa.....??? " teriak Zahra menggema hingga burung-burung berterbangan.
Zahra menatap nyalang ke segala arah dan melepaskan asal anak panahnya..
"Aaakhhhh... sialan.. Siapa Itu.....?? "
Zahra meloncat kaget mendengar suara manusia di hutan lebat ini.
"hantu kah....?? Masa Iya Hantu Bisa sakit...??" batin Zahra melangkah mundur.
"Hei.. jangan jadi pengecut tanggung jawab...!!" teriakan itu membuat Zahra menghentikan langkah kakinya..
Zahra tadinya mau melarikan diri sebab tak mungkin ada manusia di hutan ini, kalau manusia bagaimana dia bisa tau Zahra mau Kabur...
"Kau hantu penunggu hutan Ini kan...?? maafkan Aku...
Aku tidak sengaja...!!" teriak Zahra dengan suara halusnya
siapapun yang mendengar suara Zahra akan terbuai dengan suara halus menenangkan hati itu, amarah Pria Itu hilang seketika mendengar suara halus nan lembut itu..
"Aakkkh....!! " pekik Zahra
Zahra terjatuh seketika saat seorang Pria keluar dari balik semak-semak...ll
"Kau Bodoh hah...?? mana ada hantu yang berdar....??
perempuan...?? kau benar Perempuan....??? " kaget Pria Itu melihat penampilan Zahra yang sangat tertutup..
tadinya dia berpikir suara Itu hanya menggoda saja mana dia tau suara Zahra memang seperti itu...
"mau apa Kamu....?? jangan macam-macam....!!"
Zahra bangkit dan mengambil anak panahnya hendak memanah Pria Itu.
Pria Itu terdiam kaku melihat mata Zahra..
"Gadis Pemikat Hatiku...?? Jadi ini benar-benar Kamu...
Ya Allah... Aku menemukanmu Sayang....!! "
"Jangan mendekat ! atau aku akan memanahmu....!! " ancam Zahra dengan seriusnya..
"Kamu tidak mengenalku....?? " tanya Dafa serius dengan tatapan dinginnya tadi berubah lembut saat tau siapa gadis yang melukainya...
.
.
masih perbaikan baru sampai disini
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
ww
emang ular bersalah aoa, kan itu makananya
2022-02-04
1
Uly_Baek🌿🎧
kak sucii... lanjut🥰🥰🥰
2021-06-30
2
imaaah_09
Aaaaa authorrrr aku back ke karya Barumuu
2021-06-30
2